Laki - laki atau (kita sebut aja pemuda ya karena usia nya tidak berbeda jauh dengan Melisa). itu terus memperhatikan Melisa karena ia merasa familiar dengan suara dan cara menangis Melisa.
Sehingga wanita paruh baya yang tak lain Ibu dari Laki - laki tersebut keheranan dengan sikap anak nya yang tiba - tiba memperhatikan gadis yang sedang menangis itu.
"Kamu kenapa?" katanya menegur sang anak.
"Tidak apa - apa Mom" Jawabnya.
"Perempuan cengeng, untung saja gadis kecil ku kuat dan pemberani" monolognya dalam hati.
"Tapi kok rasanya suara perempuan ini sangat Familiar" sambungnya lagi.
Mereka pun melanjutkan tujuan pertamanya untuk berziarah ke salah satu makam yang ada di sana.
Setelah lama menangis mengeluarkan semua beban yang ia pendam selama ini Tangis Melisa sedikit reda, dan hanya menyisakan sesegukan ringan saja. Melisa menenangkan diri terlebih dahulu sebelum akhirnya ia beranjak dari makam sang Mama.
"Sudah jam 07.30 ternyata, kira - kira aku nangis berapa lama ya tadi?" tanya nya pada diri sendiri sambil berpikir dan melihat jam tangan nya.
"Masa bodo ah..." melisa pun berlalu segera menuju motor nya karena ia ada kuliah jam 08.00 pagi ini.
"Aduh kebelet lagi, cari WC umum dulu deh." saat akan sampai ke motornya secara tiba - tiba Melisa merasakan panggilan alam, dia pun segera mencari Wc umum di dekat arena pemakaman.
Setelah menyelesaikan hajatnya di Wc umum dia pun bergegas pergi dari motornya dan itu bersamaan dengan Pemuda yang bersama Ibu nya tadi. Melisa melihat mereka masuk ke dalam mobil karena mereka parkir bersebelahan. Tanpa sengaja Melisa berceletuk
"Ganteng - ganteng kok Supir" Karena Melisa melihat Pemuda itu membukakan pintu untuk Ibu nya.
Melisa langsung mendapatkan tatapan tajam dan dingin sedingin Es dari pemuda itu.
"Eh biasa aja dong,,, katanya saat melihat tatapan tajam dari pemuda itu.
"apa aku salah ngomong. Kalo bukan Supir terus apa, Gigolo nya si tante gitu" Celetuknya lagi.
Melihat tatapan anak nya semakin dingin. Si Ibu menjawab sebelum masuk ke dalam mobil "Dia Anak saya" dengan senyuman lembut dan ramah sambil menganggukan kepala.
"Anak sama Ibu kok jauh banget karakter nya, Maaf ya aku salah ngomong". katanya pada pemuda itu.
Tak ada balasan apapun dari pemuda itu hanya tatapan tajam dan segera menuju kursi kemudi.
sebelum masuk ia berkata "Aneh" dan
Brakkk. . .
seketika itu Melisa terkesiap kaget karena Pemuda itu membanting pintu mobilnya.
"Gila... Es balok kali ya dingin amat, Asem bangat muka nya kaya cuka." katanya saat melihat mobil itu pergi dari pemakaman.
Lalu Melisa pun segera menyalakan motornya dan saat sedang mengenakan helm melisa tiba - tiba melihat sesuatu di tanah tepatnya di dekat mobil tadi parkir.
"Apaan nih, Cincin? katanya bertanya pada diri sendiri.
"Whattt berlian, tapi punya siapa? katanya lagi. "Apa punya Tante Ramah tadi ya" Aku ikutin aja deh sebelum mobil nya jauh.
Lekas Melisa menyalakan sepeda motornya dan melajukan nya sedikit kencang karena mengejar mobil tadi.
Saat suasana jalan aga sedikit macet dari belakang dia terus menyalakan kelakson motornya.
Tiiiiiiinnnn.... Tiiiiiinnnnnn... Tiiiinnnnnnnnnn.... Sampailah ia di samping kanan mobil tersebut, dan menggedor - gedor kaca mobil itu untuk berhenti.
Namun mobil itu malah melaju lebih kencang. Lantas terjadi lah aksi kejar - kejaran. Dengan gesit Melisa melajukan motornya menyalip mobil dan motor yang menghalangi jalan nya. Hingga sampai lah ia di belakang mobil sport hitam itu dan ketika jalan aga kosong, langsunglah ia menyalip dari arah kanan berhenti di depan mobil, kemudian memotong laju mobil itu sampai berhenti mendadak.
Ciiiittttt... mobil berhenti dan nyaris sedikit lagi menabrak motor Melisa.
"Dasar gila" kata Pemuda itu yang terus turun dari mobilnya.
"Kamu yang gila, aku minta kamu berhenti malah makin kencang bawa mobilnya" Kata Melisa.
"Dasar Perempuan Aneh, lantas kamu mau apa mengejar mobilku. Minta uang hah" kata Pemuda itu.
"Heh dasar orang kaya sombong, kalau bukan karena ini ga mungkin aku capek - capek ngejar mobil kamu tau". Melisa bergegas pergi sambil melemparkan Cincin berlian itu ke arah pemuda tersebut.
"Cincin berlian" gumam pemuda itu.
Sebelum ia bertanya, Melisa sudah pergi duluan.
"Ada Apa Rey kamu sepertinya perhatian sekali dengan gadis itu" kata sang Ibu saat Anaknya masuk ke dalam mobil.
Nama Pemuda dingin dan berwajah masam itu adalah Rey, tepatnya "Reyhan Dewa Alvaro". (Nanti Author rincikan asal usul Rey di part berikutnya)
"Ini punya Momy, tadi dia mengejar mobil ku hanya untuk memberikan ini" katanya pada sang Momy sambil menunjukan cincin berlian tadi.
Sambil mengambil Cincin, Ibunya berkata Ya benar "Ternyata gadis itu Jujur ya, Momy sengaja loh menjatuhkan Cincin ini tadi".
Rey pun hanya menggeleng - gelengkan kepalanya dan melajukan mobilnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments