Sarapan

Hari sudah berganti, mentari pun sudah menunjukan sinar jingga nya dari ufuk timur.

Tepat pukul 05.30 WIB pagi hari, terlihat seorang gadis yang sedang duduk di depan cermin dan meja riasnya.

Nampak nya dia sudah selesai berhias karena saat ini gadis itu hanya sedang menyisir rambut hitam panjangnya dan mengepang satu ke belakang dengan poni depan menutupi wajah nya dan tak lupa pula kacamata putih polos penunjang penampilan nya.

Dengan mengenakan celana leging hitam panjang dan Tunik polos sepanjang lutut berwarna Cream cerah dan balutan Plat Shoes senada dengan Tunik di kakinya, menggambarkan kesan Gadis imut nan polos karena kacamata dan poni depan di wajah nya.

Setelah selesai berhias diri, dia bergegas ke ruang makan rumah utama di depan. Jam segini masi terlalu pagi untuk sarapan kan. Tapi dia kesana bukan untuk ikut sarapan bersama melainkan untuk mengisi kotak bekalnya yang akan dia bawa ke kampus dengan nasi beserta lauk pauknya.

Beberapa waktu lalu...

Sebelumnya Melisa bangun pukul 04.00 pagi menggantikan jadwal Bu Inah Memasak karena Bu Inah nampak kelelahan setelah kegiatan bersih - bersih semalam. Biasanya saat Bu Inah memasak di Rumah utama, Maka Melisa yang memasak di dapur Pavilliun untuk para pelayan.

Ada sekitar 4 pelayan di rumah besar itu , dan bila Melisa termasuk hitungan maka ada 5 pelayan.

yakni Bu Inah (Pelayan Senior), Pak Narso (Supir), Pak Budi (tukang kebun) Kiki keponakan Pak Narso berusia 27th dan sudah di anggap Kaka oleh Melisa. Dan terakhir Melisa sendiri.

Kembali pada waktu saat ini...

Setelah selesai mengisi kotak bekal dan memasuk kan nya ke tas. Melisa mempersiapkan sarapan untuk keluarganya sendiri di bantu Mba Kiki yang membangunkan semua penghuni rumah.

Melisa masih sibuk menata makanan di atas meja makan, tiba - tiba turunlah Papa dan Mama sambungnya, beserta adik tiri dan suami barunya itu.

Melisa menatap pasangan yang baru nikah itu dengan rasa Jijik dan tak terasa dia meremas sendok yang di genggam nya hingga bengkok dan meleparnya ke sembarang arah.

Pranggg....

Sendok yang di lempar nya itu mengenai guci kecil di atas meja. Itu membuat Papa nya naik pitam.

"Apa - apaan kamu anak sialan" papa nya berteriak karena kesal.

Lantas Melisa hanya diam dan berlalu pergi begitu saja.

"Pantaslah Panji meninggalkan mu dan lebih memilihku dari pada kamu. Kamu bukan hanya buruk rupa tapi juga buruk etika" Cercaan Tina pada Melisa saat melisa akan pergi dari sana.

"Aku mungkin buruk rupa tapi aku tidak murahan seperti kamu yang hamil di luar nikah, dan mengambil Panji dariku". Melisa menjawab hinaan Tina.

"Hahaha... aku tidak pernah mengambil nya meli, Aku hanya memberi nya pilihan jika menginginkan diriku maka panji harus bertaruh pada ku untuk bisa membuat mu jatuh cinta dan meninggalkan saat kamu Bucin se Bucin Bucin nya, dan untuk Anak ini aku melakukan itu atas dasar cinta pada Panji" Camkan itu.

Melisa terdiam, dia melihat ke arah Papa nya berharap memarahi atau menasehati anak tirinya bahwa itu salah.

Tapi Papanya malah mendukung Tina.

"Kenapa kamu lihat - lihat suami saya hah, mau minta pembelaan" Mama tiri nya ikut bersuara.

"Sudahlah kamu pantas mendapatkan itu, lagi pula apa kamu ga ngaca, wajah dan penampilan kamu yang buruk ini apa bisa buat Panji sayang tulus sama kamu". Lanjut Mama nya.

"Kalian semua itu sama, sama - sama ga punya hati. Sama - sama penghianat dan....

"Cukup..." Sentak Papa nya sambil menggebrak meja makan.

Perkataan Melisa terpotong karena sentakan papa nya dan itu membuat mereka semua terkesiap.

"Jaga ucapan dan perilaku mu. Kamu ingin Adikmu menanggung semua ini hah" Papanya melanjutkan perkataan.

"Kalian selalu berlindung di balik anak kecil yang polos, dasar bajingan." Melisa berlalu pergi meninggal kan Rumah.

"Pah, kenapa kita ga ngancem dia lagi sih pake adiknya untuk tanda tangan surat wasiat yang sudah kita buat" Rina Mama tiri melisa bersuara kembali.

"Ga bisa mah, dia pegang surat Aslinya dan pegang beberapa bukti kita" jawab papa.

Melisa keluar Rumah bergegas menuju parkiran di dekat pavilliun untuk mengambil motornya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!