Reyna

Saat hendak melerai keributan yang di buat oleh saudara tirinya ternyata yang dia lihat saat ini adalah kebalikan dari apa yang di lihitnya tadi. Anak baru itu barusan saja memelintirkan tangan Tina ke belakang dan mendorongnya ke depan hingga jatuh.

Namun dari belakang Melisa melihat se orang laki - laki yang memukul anak baru tersebut,

Happp....

dengan cepat Melisa menangkap tangan kekar itu di udara.

"Mau main belakang hah, dasar pengecut" Melisa menghempaskan tangan itu sambil menepuk - nepukan tangannya lalu menggosoknya pakai tisu se akan yang ia pegang barusan itu adalah kuman yang menjijikan.

Anak baru itu menoleh kebelakang dan berucap "Terimakasih".

Melisa hanya menanggapinya dengan seutas senyum dan pergi dari tempat itu.

Laras mengikuti Melisa sambil menarik tangan anak baru itu supaya ikut pergi dari kerumunan Tina and the geng.

Saat mengikuti Melisa dan Laras sebenarnya anak baru itu kebingungan melihat penampilan mereka yang menurutnya terbalik karena sifat mereka. Tak henti - hentinya anak baru itu melihat ke arah Laras lalu melihat lagi ke arah Melisa di depan.

"Kok sepertinya ada yang aneh ya, harusnya dengan penampilan Melisa yang terlihat cupu cenderung seperti kutu buku itu adalah tipe - tipe orang yang pasti tak punya keberanian dan selalu menjadi bahan bullying, tapi kok tadi dia berani sekali menghadang laki - laki itu. Sementara gadis ini, penampilan nya Ok tapi kok seperti anak ayam yang bertemu musang saat melihat mereka yang membully ku" anak baru terus bermonolog di dalam hatinya, hingga tidak sadar bila mereka sudah berhenti di gazebo yang ada di kampus.

"Hey kenapa bengong, masi syok atau kesambet" Kata Laras mebuyarkan lamunan anak baru itu.

"Oh maaf aku Reyna" katanya dengan mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.

Laras antusias menanggapi nya, "Laras" daaan... kata Reyna menggantung sambil melihat ke arah Melisa yang masi cuek bebek, dia "Melisa" kata Laras yang memperkenalkan Melisa pada Reyna.

Melisa masi bengong, sebenarnya hati dan pikiran nya berkecamuk memikirikan cara agar adiknya percaya padanya dan mau mendengarkan nya.

Karena pikiran nya itu lah yang membuatnya sedikit cuek dengan sekitarnya kecuali orang - orang yang di sayangi nya.

Flashback

Jadi sebenarnya beberapa hari setelah Mama nya meninggal, Anisa dibawa oleh Wijaya untuk tinggal bersama ibunya atau nenek Melisa dan Anisa sendiri. Ibu Neni namanya, rumahnya jauh dari ibu kota. Terletak di pedesaan yang aga tertinggal kala itu.

Malisa kecil yang tidak tahu apa - apa hanya bisa menangis dan terus berdoa agar adiknya baik - baik saja. Tidak pernah sekalipun ia bertemu dengan adiknya, tapi tidak dengan Wijaya yang selalu menyempatkan waktu untuk bertemu Anisa setiap bulan.

Pernah sekali pada waktu itu Melisa meminta ikut dengan Ayah nya keluar kota karena ia mendengar di telpon bahwa Anisa sakit. Namun Wijaya malah memarahinya.

Kehidupan Melisa kecil sangat menderita, setiap hari selalu di marahi meskipun tidak berbuat kesalahan sekecil apapun itu. Namun di mata Ayahnya dan Ibu tiri nya Melisa selalu salah.

Di doktrin agar mentalnya lemah, terus di perlakukan layaknya binatang. Hanya Bu Inah dan Pak Narso yang kala itu selalu ada untuk Melisa kecil, mengurusnya mencurahkan kasih sayangnya pada Melisa kecil yang setiap hari ke takutan melihat Ayah dan ibu tirinya.

Sampai suatu hari saat usianya beranjak 6 tahun Melisa di nyatakan gangguan mental. Setelah selama 1 tahun Melisa di doktrin oleh Ayah kandung nya sendiri. Melisa di bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) SEJAHTERA.

Untung nya ada tante Cindy, Melisa di bawa oleh tante Cindy ke Amerika secara diam - diam. untuk di beri pembinaan dan di tangani secara khusus sampai mentalnya sembuh total.

8 tahun berlalu, Akhirnya Anisa kembali di bawa kerumah utama dan itu bertepatan dengan kembalinya Melisa Ke Indonesia.

Usia Anisa kala itu 10tahun, dan berarti usia Melisa 15tahun. Melisa kembali kerumah utama di dampingi tante Cindy dan itulah pertama kali Melisa dan Anisa bertemu setelah belasan tahun. Melisa mengenali Anisa, tapi Anisa tidak mengenalinya sama sekali. Dan itu membuatnya sadar bahwa selama ini Ayahnya membesarkan Anisa hanya untuk mengendalikan nya saja.

Bagai orang asing yang tak saling mengenal. Namun saat tante Cindy datang dan menjelaskan semuanya tentunya dengan bumbu kebohongan serta dengan memperlihatkan foto Anisa bayi dan Melisa kecil yang sedang menggendongnya barulah Anisa percaya.

Wijaya dan istri baru nya hanya bisa diam karena ia berada di bawah tekanan tante Cindy.

Dan disitulah Anisa tahu bahwa ibunya sudah meninggal, orang yang selama ini ia anggap ibu ternyata ibu tirinya. Untuk pertama kalinya Melisa memeluk adiknya dan mereka berziarah bersama ke makam sang Mama.

Flashback off

Melisa menarik nafasnya panjang dan menghembuskan nya. "Aku duluan ya" kata Melisa.

"Mau kemana, kan kamu masi ada kelas" kata Laras pada Melisa.

Udah urus aja ya kaya biasanya please, nanti aku bantuin ngerjain tugas.

"Kebiasaan deh, yaudah sono pergi". Meskipun enggan Laras tetap menerimanya.

Mereka memang seperti itu, saat Melisa membolos Laras lah yang harus mengikuti mata kuliah Melisa dan mencatat semua yang di bahasnya. Sebagai imbalanya Melisa membantu Laras menyelesaikan tugas. (Simbiosis mutualisme namanya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!