Dasar anjing - anjing sialan, benalu, penghianat, Arrrggghhhhh.... gerutuan yang melisa keluarkan saat hendak mengambil motor nya.
Di halaman pavilliun Mba Kiki menghampiri nya, dan kebetulan Mba Kiki melihat semua drama tadi.
"Mel. . . . Meli. . . . Melisa. . . . Teriak mba kiki. Namum melisa masih fokus berjalan sambil menggrutu dan menendang - nendang kan kaki nya ke sembarang arah. Kesal karena teriakan nya di hiraukan oleh Melisa akhirnya mba kiki Mengambil kerikil di bawah dan melempar nya ke arah Melisa.
Pletuukk. . . Suara kerikil tepat mengenai kepala Melisa.
Aduhhh. . . . Melisa mengaduh sambil mengelus kepalanya yang sakit.
"Siapa nih yang berani lempar kepala gue pake batu" Melisa berbalik melihat ke bawah dan mengambil kerikil itu saat hendak melempar kan kembali dia melihat Mba kiki yang berjarak 10m dari hadapan.
"Mba kiki yang lempar aku pake batu sialan ini" Tanya nya pada orang di hadapan nya.
Dengan santai mba Kiki terus berjalan mendekat dan
"Pletakkk. . . ."
"Aduh mba. . . gila kali ya" kata Melisa sambil mengelus Jidat nya karena baru saja di jitak oleh Mba Kiki.
"Kamu itu dari tadi aku panggilin ga nyaut - nyaut. ini loh tas mu ketinggalan" Dengan menyodorkan tas yang berisi buku dan kotak bekal yang berisi makanan sambil menggrutu kesal seperti ibu - ibu yang tidak di perhatikan oleh anaknya.
"Cuma ini doang sampe ngelempar kepala pake batu terus ngejitak pula? kalau nanti aku gegar otak gimana?." Melisa mengulurkan tangan nya menerima tas tersebut.
"Alah ga usah lebay kamu, Mba tau kamu itu kuat, jago bela diri, dan hebat" katanya sambil menepuk - nepuk pundak Melisa.
Terlihat jelas dari sorot mata Mba Kiki rasa iba, khawatir namun perhatian yang besar juga ada pada pandangan nya ke Melisa.
Melisa yang mendengar perkataan Mba kiki, samar - samar bibirnya membentuk kurva senyuman hanya sedikit nyaris tak terlihat bila tidak di perhatikan.
"Terimakasih ya Mba, karena Mba dan Bu Inah aku jadi merasakan kehangatan keluarga meskipun aku tidak mendapatkan nya dari Papa". kata Melisa.
"Sama - sama Mel, Mba juga mau bilang terimakasih karena kamu baik banget sama mba dan pakde" mba Kiki memeluk Melisa.
Mereka berpelukan saling menyalurkan rasa kasih sayang layaknya saudara kandung.
"Aku berangkat dulu mba". kata Melisa sambil melepaskan pelukan nya.
"Eeehhh ini masi terlalu pagi, baru jam 6 lewat sedikit loh" Mba kiki keheranan.
"Aku mau ziarah ke makam Mama dulu mba, Udah lama aku ga kesana" kata Melisa.
"Ya sudah kamu hati - hati, jangan ugal - ugalan ya" Mba kiki me wanti - wanti.
"Ya mba. sekalian tolong pamitin ke Bu Inah ya, Daaahhh. . . Assalamualaikum.
"Waalaikumsalam"....
Melisa berjalan ke motornya, tak lupa mengenakan Helm Bogo dan menyalakan mesin motor Vesva mattick nya. Dengan perlahan ia melajukan motornya keluar melalui pintu samping gerbang, Melisa tidak pernah menggunakan pintu gerbang utama, bahkan semua pasilitas di rumah utama dia tidak pernah menggunakan nya.
Bukan karena takut di marahi atau di siksa oleh Papa, ibu tiri, dan saudari tirinya. Tapi dia lebih menghargai semua peninggalan mendiang sang Mama yang berada di dalam setiap sudut rumah itu, hal sekecil apa pun itu harus tetap berada di tempatnya tanpa boleh ada yang berubah sedikit pun.
(Nanti author ceritain ya di episode berikutnya, kenapa bisa seperti itu)
Setelah 15 menit menempuh jarak komplek akhirnya Melisa sampai lah ke Tempat Pemakan Umum area Komplek tempat tinggalnya.
Dengan melangkahkan kakinya sambil memperhatikan semua pemakaman yang di sana tertera Nama
Sutisno Bin Yamin (Ayah dari mendiang Mama melisa atau Kakek Melisa dari pihak Ibu)
Siti Binti Abdul (Ibu dari mendiang Mama Melisa atau Nenek Melisa dari pihak Ibu)
Di samping makam sang Nenek tertera Nama
Dewi Binti Sutrisno (Mama Kandung Melisa)
"Assalamualaikum... Mama, Kakek, Nenek. Melisa datang lagi. Tatapan nya fokus melihat ke arah batu nisan tanpa emosi dan tanpa mengeluarkan air mata sedikitpun.
Hanya tatapan kosong namun di dalam hatinya berkecamuk segala rasa sedih, kecewa, marah, kehilangan, rindu semua jadi satu. Saking banyak nya rasa dalam hati, Hingga Melisa tak dapat mengespressikan nya ke permukaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments