Sakit

Alesha terbenam dalam pekerjaannya merancang gaun pengantin untuk adik iparnya, Syakira. Kecintaannya pada desain membuatnya sangat bersemangat, tetapi intensitas kerjanya mulai menguras energinya. Ia menghabiskan berjam-jam di butik, mengamati setiap detail kain dan pola, berusaha menciptakan gaun yang sempurna untuk momen istimewa Syakira.

Seiring berjalannya waktu, Alesha mulai merasakan lelah yang teramat sangat. Namun, semangatnya untuk memberikan yang terbaik untuk Syakira mengalahkan rasa capek tersebut. Dalam satu minggu terakhir menjelang pernikahan, Alesha bahkan mengabaikan waktu istirahatnya, terus bekerja hingga larut malam.

Suatu malam, saat ia sedang menjahit detail terakhir gaun, Alesha tiba-tiba merasa pusing. Ia berusaha mengabaikan rasa tidak enak di kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya, tetapi tak lama kemudian, matanya terasa berat dan ia sulit berkonsentrasi. Akhirnya, ia terpaksa berhenti, menjatuhkan diri di sofa di sudut butik.

Rey, yang baru saja pulang dari masjid, merasakan ada yang tidak beres saat melihat Alesha terkulai lemah. Ia segera mendekatinya dan merasakan suhu tubuh Alesha yang tinggi. “Alesha, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sakit?” tanyanya dengan cemas.

“Aku baik-baik saja, Rey. Hanya sedikit lelah,” jawab Alesha, berusaha tersenyum meski suaranya lemah.

Rey tidak percaya. Ia tahu Alesha sangat mengutamakan pekerjaannya, tetapi kesehatan istri adalah prioritas utamanya. “Tidak, ini tidak baik. Kamu perlu istirahat,” tegasnya, sambil membantu Alesha bangkit.

Alesha mencoba melawan, tetapi Rey dengan lembut membimbingnya keluar dari butik dan menuju ke rumah mereka. Setibanya di rumah, Rey membuatkan ramuan jahe hangat dan membujuk Alesha untuk meminumnya.

Setelah beberapa saat, Alesha merasa lebih baik, tetapi Rey tetap menegaskan, “Kamu harus lebih menjaga dirimu. Jangan terlalu memaksakan diri hanya untuk merancang gaun. Syakira akan mengerti jika kamu tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu.”

Alesha menunduk, merasa bersalah telah mengabaikan kesehatan demi pekerjaan. “Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya. Aku tahu betapa pentingnya hari itu baginya,” ujarnya pelan.

Rey memegang dagu Alesha, mengangkat wajahnya agar bisa melihat matanya. “Dan aku yakin, apa pun yang kamu lakukan, itu sudah cukup. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kita bisa mencarinya bersama-sama, tidak perlu terburu-buru.”

Mendengar kata-kata Rey, Alesha merasa terharu. Ia menyadari bahwa dukungan dan perhatian Rey adalah hal terpenting yang dapat membantunya melewati masa-masa sulit ini. “Terima kasih, Rey. Aku akan lebih berhati-hati,” janjinya.

Dengan perasaan lega, Alesha memejamkan matanya dan membiarkan Rey membimbingnya ke tempat tidur. Malam itu, di bawah sinar rembulan yang lembut, mereka berdua berbagi kehangatan dan rasa saling peduli, menegaskan kembali komitmen mereka untuk saling mendukung di setiap langkah hidup.

Malam itu, Rey tidak hanya menemani Alesha di sampingnya, tetapi juga memeluknya erat, seolah ingin melindunginya dari semua rasa lelah dan kecemasan yang mengganggu. Ia menyadari betapa pentingnya kehadirannya bagi Alesha, terutama di saat-saat seperti ini. Pelukan hangatnya membuat Alesha merasa aman dan nyaman, seakan semua beban di pundaknya perlahan-lahan menghilang.

Sambil terbaring di tempat tidur, Alesha merasakan detak jantung Rey yang stabil dan menenangkan. Ia menatap wajah suaminya, yang tampak penuh perhatian. “Rey,” katanya lembut, “terima kasih sudah di sini. Aku tahu aku sering terlalu fokus pada pekerjaanku.”

Rey mengangguk, tetap memeluk Alesha. “Aku mengerti betapa pentingnya pernikahan Syakira bagimu, tetapi jangan lupakan dirimu sendiri. Kita bisa melakukan semuanya bersama-sama, tidak perlu terburu-buru,” ujarnya, sambil mengelus rambut Alesha dengan lembut.

Alesha merasakan hangatnya cinta Rey, dan ia tahu bahwa dukungan suaminya adalah kekuatan yang membantunya untuk tetap tegar. “Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya, Rey. Aku ingin dia merasa bahagia di hari pernikahannya.”

“Dan aku yakin, kamu sudah melakukan yang terbaik,” jawab Rey dengan penuh keyakinan. “Tapi ingat, kamu juga berhak untuk bahagia dan sehat. Aku akan membantumu menyelesaikan gaunnya, jadi jangan ragu untuk beristirahat.”

Mendengar tawaran Rey, Alesha merasa lebih tenang. “Kamu mau membantuku merancang gaun?” tanyanya, sedikit terkejut.

“Kenapa tidak? Kita bisa bekerja sama. Itu akan menyenangkan,” jawab Rey sambil tersenyum. “Lagipula, aku bisa belajar banyak darimu.”

Alesha tidak bisa menahan senyumnya. Dalam hati, ia merasa bersyukur memiliki suami seperti Rey—seseorang yang tidak hanya mengerti, tetapi juga bersedia untuk berbagi beban dan suka cita bersamanya. Ia meringkuk lebih dekat ke pelukan Rey, menikmati kedekatan mereka dan merasakan cinta yang mengalir di antara mereka.

Malam semakin larut, tetapi Rey tetap menjaga Alesha dalam pelukannya. Ia bisa merasakan napas Alesha yang semakin tenang, dan perlahan-lahan, Alesha terlelap dalam pelukan suaminya. Rey pun ikut terlelap, merasa bahagia bisa menjadi tempat berlindung bagi Alesha. Dalam pelukan mereka, tidak ada lagi rasa cemas atau lelah—hanya ada rasa saling mendukung dan cinta yang kuat.

******

Syakira merasa sangat tidak enak hati ketika mendengar kabar bahwa Alesha, kakak iparnya, jatuh sakit karena terlalu sibuk merancang gaun pengantinnya. Rasa bersalah menggerogoti hatinya, terutama karena Alesha telah bekerja keras untuk memastikan pernikahan Syakira sempurna.

Di kamar Alesha, Syakira berdiri dengan gelisah di samping tempat tidur, melihat kakak iparnya yang terbaring lemah. Alesha tersenyum tipis, berusaha menenangkan Syakira yang jelas-jelas merasa bersalah.

“Kak, maafkan aku. Ini semua karena aku,” ucap Syakira dengan suara pelan, menundukkan kepala.

Alesha mencoba bangkit, meskipun tubuhnya masih lemah. “Syakira, jangan berkata begitu. Aku melakukannya karena aku ingin. Kamu tahu, merancang gaun untuk pernikahanmu membuatku bahagia. Jangan merasa bersalah.”

Namun, Syakira tidak bisa menghilangkan perasaan bersalah itu begitu saja. “Tapi Kak, kamu sampai jatuh sakit. Aku tidak pernah ingin merepotkanmu. Pernikahan ini penting, tapi kesehatan Kak Alesha jauh lebih penting.”

Rey yang duduk di kursi di samping tempat tidur, menatap Syakira dengan lembut. “Syakira, kami semua di sini untuk saling mendukung. Alesha terlalu bersemangat, itu saja. Sekarang, kamu tidak perlu khawatir, aku akan menjaga Alesha sampai dia pulih.”

Alesha mengangguk pelan, “Kamu jangan pikirkan aku, Syakira. Fokus saja pada persiapan pernikahanmu. Aku akan segera pulih.”

Episodes
1 calon istri
2 Jalan menuju kesempatan
3 Mendekatkan diri
4 pengajian
5 Hari pernikahan
6 Canggung
7 resepsi kedua
8 Flashback
9 sholat bersama
10 Permintaan Bara
11 berbeda-beda sifat
12 Nasihat
13 hari pertama Aya
14 bekerja kembali
15 Felly
16 mengundurkan diri
17 peesiapan
18 Malam yang tenang
19 Sakit
20 kekecewaan
21 berkunjung
22 Pertemuan kembali
23 pernikahan
24 bukan perjodohan
25 meminta bantuan
26 Shaka
27 Rencana bulan madu
28 Meminta doa
29 keberangkatan
30 hari pertama
31 hari kedua
32 Hari ke empat
33 pulang mendadak
34 Oleh-Oleh dari Cappadocia
35 Kabar buruk
36 Kesedihan
37 Rayyan
38 Berita bahagia
39 masa lalu
40 kebahagiaan yang pernah hilang
41 perasaan takut
42 rutinitas pagi hari
43 Rasa cinta
44 Ajari aku
45 menginap
46 Tingkah aneh Alesha
47 mencuri ciuman
48 berbagi kasih
49 Tahajjud
50 masa lalu
51 bertemu
52 Tidak bisa menerima
53 Kejujuran
54 Flashback
55 Ketakutan
56 periksa kandungan
57 pasar malam
58 Rasa haru
59 memasak
60 Pengganggu
61 aneh
62 cemburu
63 Simengadu
64 produk baru
65 Peluncuran
66 manja
67 istri istri cemburu
68 meluangkan waktu
69 ngidam
70 ngidam
71 insecure
72 Nadia
73 saling bermanja
74 mengagumi
75 tragedi
76 melemah
77 Terimakasih
78 gemas
79 tendangan
80 melahirkan
81 kebahagiaan
82 pembawa kebahagiaan
83 pagi indah
84 hadiah
85 mengunjunginya lagi
86 kehidupan berumah tangga
87 hadiah
88 pernikahan Shaka
89 Syafa dan Abyan
90 hafalan
91 duniaku
92 kesempatan
93 Pagi yang Penuh Berkah
94 Ulang Tahun Pernikahan yang Manis
95 Ketika Malam Tiba
96 Tindakan Rey
97 Tak habis pikir
98 Kekhawatiran Ira
99 Ke kantin bersama
100 Berkumpul
101 Turnamen
102 Cemburu
103 Pertanyaan Rey
104 Jalan-jalan
105 Terbongkar
106 Dua lelaki kesayangan
107 Jatuh hati
108 Klien
109 Nesa
110 Hari pertama di keluarga Prayoga
111 Kena pukul
112 Musibah
113 Merasa lega
114 Rencana pindahan
115 Pindahan
116 Draft
117 akhir kisah
118 Dari Sekertaris Malah Jadi Selingkuhan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
calon istri
2
Jalan menuju kesempatan
3
Mendekatkan diri
4
pengajian
5
Hari pernikahan
6
Canggung
7
resepsi kedua
8
Flashback
9
sholat bersama
10
Permintaan Bara
11
berbeda-beda sifat
12
Nasihat
13
hari pertama Aya
14
bekerja kembali
15
Felly
16
mengundurkan diri
17
peesiapan
18
Malam yang tenang
19
Sakit
20
kekecewaan
21
berkunjung
22
Pertemuan kembali
23
pernikahan
24
bukan perjodohan
25
meminta bantuan
26
Shaka
27
Rencana bulan madu
28
Meminta doa
29
keberangkatan
30
hari pertama
31
hari kedua
32
Hari ke empat
33
pulang mendadak
34
Oleh-Oleh dari Cappadocia
35
Kabar buruk
36
Kesedihan
37
Rayyan
38
Berita bahagia
39
masa lalu
40
kebahagiaan yang pernah hilang
41
perasaan takut
42
rutinitas pagi hari
43
Rasa cinta
44
Ajari aku
45
menginap
46
Tingkah aneh Alesha
47
mencuri ciuman
48
berbagi kasih
49
Tahajjud
50
masa lalu
51
bertemu
52
Tidak bisa menerima
53
Kejujuran
54
Flashback
55
Ketakutan
56
periksa kandungan
57
pasar malam
58
Rasa haru
59
memasak
60
Pengganggu
61
aneh
62
cemburu
63
Simengadu
64
produk baru
65
Peluncuran
66
manja
67
istri istri cemburu
68
meluangkan waktu
69
ngidam
70
ngidam
71
insecure
72
Nadia
73
saling bermanja
74
mengagumi
75
tragedi
76
melemah
77
Terimakasih
78
gemas
79
tendangan
80
melahirkan
81
kebahagiaan
82
pembawa kebahagiaan
83
pagi indah
84
hadiah
85
mengunjunginya lagi
86
kehidupan berumah tangga
87
hadiah
88
pernikahan Shaka
89
Syafa dan Abyan
90
hafalan
91
duniaku
92
kesempatan
93
Pagi yang Penuh Berkah
94
Ulang Tahun Pernikahan yang Manis
95
Ketika Malam Tiba
96
Tindakan Rey
97
Tak habis pikir
98
Kekhawatiran Ira
99
Ke kantin bersama
100
Berkumpul
101
Turnamen
102
Cemburu
103
Pertanyaan Rey
104
Jalan-jalan
105
Terbongkar
106
Dua lelaki kesayangan
107
Jatuh hati
108
Klien
109
Nesa
110
Hari pertama di keluarga Prayoga
111
Kena pukul
112
Musibah
113
Merasa lega
114
Rencana pindahan
115
Pindahan
116
Draft
117
akhir kisah
118
Dari Sekertaris Malah Jadi Selingkuhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!