Setelah pernikahan, Alesha dan Rey memulai kehidupan baru mereka di sebuah rumah sederhana di pesantren. Rumah itu terletak tidak jauh dari gedung utama, dikelilingi pepohonan yang rimbun dan kebun kecil yang ditanami berbagai sayuran.
Ruangan pertama yang mereka masuki adalah ruang tamu yang cozy, dihiasi dengan karpet warna-warni dan beberapa bantal empuk. Di dinding, ada beberapa foto pernikahan mereka yang penuh senyuman, mengingatkan akan kebahagiaan yang baru saja mereka alami. Meskipun sederhana, suasana rumah itu terasa hangat dan mengundang.
Di samping ruang tamu, terdapat dapur kecil yang fungsional. Alesha dan Rey berencana untuk bersama-sama memasak, berbagi resep tradisional yang telah diajarkan oleh keluarga masing-masing. Alesha seringkali membayangkan momen-momen di mana mereka berdua akan tertawa dan menikmati masakan yang mereka buat bersama.
Kamar tidur mereka didesain dengan sederhana, dengan kasur lebar dan jendela besar yang membiarkan sinar matahari masuk. Di atas meja, ada Quran yang selalu mereka baca sebelum tidur, sebagai pengingat akan tujuan hidup mereka bersama.
Meskipun baru berdua, Alesha dan Rey merasakan kedekatan yang mendalam dalam menjalani hari-hari di rumah itu. Mereka saling berbagi cerita, merencanakan masa depan, dan belajar untuk memahami satu sama lain. Setiap malam, mereka berdoa bersama, memohon agar hubungan mereka selalu diberkahi dan dipenuhi kasih sayang.
Kehidupan mereka di pesantren mungkin sederhana, tetapi kebahagiaan dan cinta yang mereka rasakan membuat segalanya terasa lebih berarti. Alesha dan Rey yakin, dengan waktu, rumah sederhana ini akan menjadi tempat penuh kenangan indah dan pelajaran berharga dalam perjalanan mereka sebagai pasangan.
*****
Di suatu malam yang tenang, Alesha terbangun dari tidurnya karena Rey menggoyangkan lembut bahunya. “Alesha, ayo sholat tahajjud,” ajaknya pelan, meski suaranya terdengar sedikit mengantuk.
Alesha mengerjapkan matanya, masih setengah terbangun. “Tahajjud? Sekarang?” tanyanya ragu.
“Ya, ini adalah waktu yang tepat untuk berdoa. Kita bisa memulai hari dengan lebih baik,” jawab Rey, senyum tipis menghiasi wajahnya.
Alesha mengangguk, meski rasa kantuk masih menggelayuti. Mereka berdua bergegas bersiap, dan Rey memimpin sholat di ruang tamu kecil mereka. Suasana tenang dan damai mengelilingi mereka, sementara cahaya remang-remang dari lampu memberi kesan hangat.
Rey mengimami sholat dengan bacaan yang khusyuk, suaranya lembut dan menenangkan. Alesha mengikuti setiap gerakan dengan penuh konsentrasi, merasakan ketenangan yang mengalir dalam jiwanya. Saat sujud, Alesha berdoa dengan tulus, memohon agar kehidupan pernikahannya diberkahi.
Setelah sholat selesai, Rey menoleh pada Alesha, wajahnya menunjukkan harapan. “Alesha, bisa kah kamu membagikan hafalan yang sudah kamu pelajari?” tanyanya.
Alesha menghela napas, sedikit gugup. “Oh, hafalan? Baiklah, tapi aku mungkin tidak ingat semuanya.”
Rey tersenyum, “Tidak apa-apa. Kita bisa mulai dari yang sederhana. Ayo, kita hafal bersama.”
Dengan semangat, Alesha mulai melafalkan ayat-ayat yang ia hafal. Rey mendengarkan dengan seksama, memberikan arahan ketika ia terdiam. Momen itu terasa intim dan penuh kehangatan, membuat mereka semakin dekat.
Setelah beberapa saat, Alesha merasa lebih percaya diri. “Bagaimana? Apa aku sudah benar?” tanyanya dengan harap.
“Sudah sangat baik! Tapi kita bisa terus berlatih agar lebih lancar,” jawab Rey, memberikan dukungan.
Alesha tersenyum lega. Momen sholat tahajjud dan hafalan bersama Rey menjadi awal yang indah untuk perjalanan spiritual mereka sebagai pasangan. Ia merasa bersyukur memiliki suami yang mendukung dan membimbingnya dalam setiap langkah.
Pagi itu, selepas sholat subuh, Rey segera bersiap pergi ke masjid pesantren Al Hikmah. Sebagai imam tetap di sana, ini adalah rutinitas yang tak bisa ditinggalkannya, bahkan setelah baru saja menikah. Alesha yang masih mengantuk sempat melihatnya keluar dari rumah dengan pakaian rapi khasnya, lalu ia kembali meringkuk di tempat tidur.
Setelah selesai memimpin sholat, Rey tidak langsung pulang ke rumah. Di masjid, ia bertemu adiknya, Gus Shaka, yang pagi itu terlihat lebih santai. Usai sholat, mereka duduk di beranda masjid, mengobrol sembari menunggu jamaah bubar.
Shaka tersenyum jahil dan mulai menggoda, “Wah, pengantin baru, nggak buru-buru pulang nih? Mbak Alesha nggak dicariin?”
Rey mengangkat alisnya, tertawa kecil. “Kenapa mesti buru-buru? Subuh ini suasana masjid enak, masih adem,” jawab Rey tenang, sambil memandang sekitar.
Shaka masih belum menyerah, “Ya, tapi kan Mbak Alesha pasti kangen, baru semalam pertama kalian jadi suami istri di rumah itu.”
Mendengar kata-kata itu, Rey tersenyum lebih lebar. “Sudahlah, jangan ganggu istri orang. Lebih baik kamu fokus urusan kamu sendiri.”
Shaka mendekat, meledek lebih keras. “Aduh, lihat ini. Baru menikah langsung jadi suami bijak! Panggil Mbak aja udah seharusnya kan, Mas Rey, soalnya beliau ‘kan udah jadi kakak ipar,” ujarnya sambil menepuk bahu Rey.
Rey hanya menggelengkan kepala, tidak berniat melanjutkan ledekan adiknya. Namun di balik obrolan santai itu, ada kehangatan khas hubungan kakak beradik yang terlihat jelas. Shaka memang dikenal sebagai sosok yang sering menggoda dan bercanda, sementara Rey lebih dewasa dan bijaksana, tetapi keduanya selalu bisa berbagi tawa di tengah tanggung jawab yang besar.
Setelah beberapa waktu, Rey melihat jam tangannya dan menyadari bahwa sudah saatnya pulang. “Sudahlah, kalau terus-terusan di sini, nanti Alesha malah beneran dicariin,” ucap Rey sambil berdiri.
Shaka tersenyum puas. “Iya, Mas. Cepat pulang, pengantin baru memang harus sering-sering di rumah.”
Rey meninggalkan masjid sambil tertawa kecil, berjalan menuju rumah dengan perasaan yang hangat. Ia tahu, hari-hari ke depan akan membawa lebih banyak tantangan, tetapi juga banyak momen indah yang akan ia lewati bersama Alesha dan keluarganya di pesantren ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Mega
kan memang julukan dan cap org ke 3 itu da lah pelakor,dan itu tdk bisa di sangkal lg,,, apa pun alasannya ttp pelakor,mau itu katanya pelakor hallal jg ttp aja org ke 3 itu pelakor dan alesha ngk bisa menghindar dr itu,,, kl tdk mau di juluki pelakor ya jgn mau di jd kan org ke 3,,,
2022-12-14
0