****
TAP!
"Nah, di sinilah tempatnya!" ujar Bell.
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Takana tidak percaya.
"Lihat, dong! Itu kan mobil mereka terparkir di sana!" tegas Bell. "Mobil yang mirip seperti yang kulihat di depan gang tadi."
Takana tersentak. Ia hanya tertawa kecil dengan malunya. Lalu setelah itu, Fely pun melangkah maju ke depan. Ia akan pergi mencari Dylan. Tapi tiba-tiba saja Takana menarik tangan Fely.
"Ada apa?" Fely menengok ke Takana.
"Kita butuh rencana! Tidak mungkin bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah besar itu."
"Lebih tepatnya, itu markas rahasia mereka." Ujar Irvan.
Irvan dan Bell sudah berpisah kembali. Mereka mendapatkan tubuhnya masing-masing sekarang. Mereka berdua berjalan pelan menghampiri Fely dan Takana.
"Bagaimana kita akan masuk ke sana?" tanya Fely pada semuanya.
Bell tersenyum. Lalu ia pun tertawa kecil. "Tenang saja! Aku tahu caranya."
"Benarkah?" Fely memasang wajah senangnya.
"Perasaanku mengatakan kalau rencananya itu tidak akan berguna." Takana dan Irvan bergumam bersama.
"Tidak berguna? Baiklah! Akan aku tunjukkan!" Bell menunjuk ke arah Fely. "Kakak! Kita harus...."
BRUAK! DUAR!
Semuanya terkejut. Tiba-tiba saja, tanah sedikit bergetar dan dari atap rumah itu mengeluarkan asap dan ledakan besar. Fely segera berlari mendekati rumah itu. Takana akan mengikuti Fely. Tapi dia tidak bisa meninggalkan Irvan dan Bell. Takana juga ingin mengajak mereka.
Tapi saat Takana berbalik badan, ia melihat Irvan dan Bell sedang berciuman! Lalu dengan cepat, Takana pun langsung membuang muka dengan pipinya yang sedikit memerah.
WUUSHH ....
"Sudah, ayo!"
"Eeeh? Maaf!" Takana tersentak kaget saat Irvan muncul di sampingnya.
Bell dan Irvan telah bergabung kembali. Dengan cara berciuman, mereka bisa bersatu. Antara Oniroshi dengan Darling-nya.
Takana kembali berpikir. "Berciuman itu bisa mempersatukan kekuatanku dengan Darlingku nanti. Ya..., andai saja ada cara lain selain ciuman. Karena, Darling yang kumau itu seorang laki-laki."
****
Chapter 15: [ Pulang. ]
****
"Kalian tunggu apalagi? Ayo!" teriak Fely. Takana dan Irvan pun langsung bergerak cepat mendekati Fely. Fely mengajak semuanya untuk masuk ke dalam rumah itu dan mencari Dylan.
Namun sebelum mereka masuk ke dalam rumah itu, tiba-tiba saja....
DUAR!
Terjadi ledakan lagi. Fely, Takana dan Irvan pun mendongak ke atas. Mereka melihat seseorang yang sedang berdiri di atas genting rumah itu.
Lalu, orang itu berlari menghampiri mereka. Setelah itu, orang itu pun melompat dari atas sana dan mendarat dengan selamat.
Banyak kumpulan asap hitam di mana-mana. Sosok manusia itu pun terlihat dari balik kumpalan asap. Ternyata, orang yang barusan turun tadi adalah Dylan.
"Eh? Dylan-san?"
"Dylan!" Fely berlari ke arah sosok adiknya.
"Jangan dekati dia!" Irvan tiba-tiba saja berteriak. Ia memperingati Fely untuk menjauh dari sosok tersebut. Peringatan itu akan Fely lakukan. Dengan cepat, ia pun kembali menjauh dari Dylan.
"Ada apa, hah?" Fely menengok ke arah Irvan.
"Aku merasakan aura berbahaya darinya!"
"Ah, iya! Aku juga. Onee-chan, apa kamu tidak merasakannya juga?"
"Aura yang mencekam. Oh iya! Aku bisa merasakannya. Dia bukanlah Dylan adikku. Dia pasti orang lain. Tapi, yang kurasakan ini, bukanlah aura dari Oni. Ada orang lain di dalam tubuh adikku! Tapi siapa?" Pikir Kak Fely.
Saat ini, tubuh Dylan masih dikendalikan oleh laki-laki itu. Dylan menelengkan kepala dan tersenyum sambil menatap Takana.
Takana pun terkejut. "Waaa! Dylan-san tersenyum!"
"Siapa Dylan-san itu? Takana-Chan. Ini aku."
"Eh? Sepertinya aku mengenal suara ini! Tunggu dulu. Apa jangan-jangan..., dia ini adalah...." Takana berpikir sejenak, lalu tak lama kemudian, ia membesarkan matanya dan langsung mendongak cepat. Menatap ke arah Dylan lagi dengan ekspresi terkejut.
"Neko to haha, watashitachiha chi o nagashite irunode,"
Takana tersenyum lebar. Perlahan, ia mulai mendekati lelaki itu sembari berkata, "Tsuneni bunri shite iru wakede wa arimasen." Ia melanjutkan perkataan Lelaki itu.
Takana tertawa kecil. Lalu, laki-laki yang memasuki tubuh Dylan pun mulai keluar dari sana. Sosoknya mulai terlihat di mata Takana. Takana terlihat senang sekali dan langsung berlari menghampirinya.
Mereka berhadapan. Lalu, mereka pun melanjutkan kata-katanya secara bersama dan kompak. "Watashi wa futagodearu koto o aishiteimasu. Itsumo issho. Itsumo shiawasena seikatsu o okutte iru hahaoya ya koneko no yō ni ...."
Takana tertawa lebar. Lalu dengan cepat, ia pun memeluk laki-laki itu. Mereka saling mengeratkan pelukannya sambil tertawa dengan bahagianya. Karena Takana baru saja bertemu dengan saudara kesayangannya!
"Onii-chan! Sudah lama sekaliii...!" Takana terlihat bahagia sekali. Sampai ia tidak ingin melepaskan pelukannya.
Tak lama, Dylan pun kembali terbangun. "Eh, kenapa aku bisa tiduran di atas tanah seperti ini? Ish! Kotor." Gumamnya sambil menepuk-nepuk debu di baju. Lalu, ia pun kembali berdiri.
Setelah Dylan berdiri, ia pun dikejutkan oleh kehadiran Kakaknya yang tiba-tiba datang sambil berteriak dan langsung memeluk tubuhnya. Lalu setelah itu, ia mencubit kedua pipinya karena geram.
"Apa yang telah terjadi padamu, Dylan! Kau baik-baik saja, kan?"
"Aaah..., lepas!" Dylan menepis tangan kakaknya dari pandangannya. "Iya. Aku baik."
"Ahaha..., syukurlah!"
Dylan mengangguk pelan. Lalu setelah itu, ia melirik ke arah Takana yang sedang berpelukan dengan seseorang.
Tak lama, Takana pun melepaskan pelukannya dan sosok orang yang Takana peluk itu dapat terlihat dari mata Dylan. Dia itu adalah laki-laki bertentakel hitam yang memasuki tubuhnya tadi!
"Dylan, sepertinya kamu bingung, ya?" Fely menepuk pundaknya.
Dylan mengangguk pelan. Lalu melirik ke arah Fely yang ada di sampingnya. "Apa aku melewatkan sesuatu?" bisiknya pada Fely.
"Banyak hal! Ayo sekarang kita pulang. Aku akan menjelaskannya padamu!"
Dylan kembali mengangguk. Lalu ia pun berjalan mengikuti kakaknya. Ia juga melihat ada Irvan dan Bell yang berdiri tak jauh darinya. Ia agak sedikit terkejut. "Kenapa mereka berdua juga bisa ada di sini?"
Sepertinya, Dylan memang melewatkan banyak kejadian yang ia alami hari ini. Ia sendiri juga masih tidak mengerti. Lagi-lagi banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.
"Laki-laki itu? Dan apa yang Irvan dan Bell lakukan di sini? Ah! Sebaiknya, aku bertanya langsung saja dan meminta penjelasan dari kakakku saat sampai di rumah nanti!"
Saatnya pulang!
To be Continued-
Author note: *Arti dari bahasa Jepang tadi: "Kucing dan ibunya, kita satu darah, kita tidak selalu terpisah.
Aku senang menjadi saudara kembar. Selalu bersama. Seperti ibu dan anak kucing yang selalu memiliki kehidupan yang bahagia...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Friska Petra
hadir thor.. udah lama gak mampir..
2020-12-09
0