Keesokan harinya-
BUK!
"Aw!"
Dylan terkejut saat tiba-tiba saja, jam alarm-nya menjatuhkan dirinya ke atas kepala Dylan. Seketika ia langsung terbangun dan lagi-lagi, ia melihat kamarnya menjadi sangat rapih dan bersih.
Dylan pun turun dari atas tempat tidur. Takana sudah merapihkan tempatnya dan dirinya pun saat ini entah berada di mana. Mungkin dia sedang mandi lagi. Kalau begitu, Dylan akan menunggunya.
Dylan berjalan keluar kamar. Mengambil gelas kosong, lalu meletakkannya di atas meja. Setelah itu, ia membuka lemari es. Mengambil sebotol susu dingin, lalu menuangkannya ke dalam gelas. Ia langsung meminum susu itu.
Setelah itu, Dylan mendengar sesuatu di dalam kamar kakaknya yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
Dylan mendengar seseorang yang sedang berbicara di dalam sana. Ia akan memeriksanya. Tapi sebelum itu, ia memasukkan botol susu kembali ke dalam lemari es. Setelah itu, ia berbalik badan dan betapa terkejutnya ia saat melihat Takana yang tiba-tiba saja berada di hadapannya.
"Ohayo! Dylan-san sedang apa di sini?" tanya Takana.
"Eh! Seharusnya aku yang bilang seperti itu. Apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku habis dari kamar mandi. Lalu aku melihat ada Dylan-san di sini. Ya sudah, aku hampiri dirimu saja." Jelas Takana.
"Oh, begitu. Ya sudah, deh!"
Takana pergi meninggalkan Dylan. Dia berjalan memasuki kamar. Dylan pun mengambil handuk miliknya. Lalu setelah itu, ia pergi ke kamar mandi. Sesaat setelah ia memasuki kamar mandi, tiba-tiba saja gelas yang ada di atas meja itu bergeser sendiri lalu terjatuh.
****
Chapter 6: [ Pacar?! ]
****
BRUK!
"Aduh! Hei, apa yang kalian lakukan?!" bentak Dylan pada ketiga orang yang ada di hadapannya. Ketiga orang itu adalah Kei Sebastian dengan kedua temannya.
Saat jam istirahat ini, mereka membawa Dylan dengan paksa ke tempat yang sepi seperti di belakang gedung sekolah dekat dengan gudang belakang. Lalu seenaknya, mereka mendorongnya ke tembok.
"Dylan! Sudah kubilang untuk menjauhi Takana!" bentak Kei.
"Apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura tidak tahu! Kemarin aku melihat dirimu sedang berjalan berdua dengan Takana." Ujar salah satu teman Kei.
"Iya. Kemarin kau tidak masuk, kan? Ternyata kau tidak masuk sekolah karena kau ingin berduaan dengan Takana, kan?" timpal teman Kei yang satunya lagi.
"Dylan... terbukti, kan?" Kei melirik tajam ke arahnya lagi.
"Tidak! Itu tidak benar. Kalian salah paham!" Dylan mengibaskan kedua tangannya. Berusaha untuk menyangkal kesalahpahaman itu.
"Jangan bohong!" Kei menarik kerah baju Dylan. "Kau sudah kuperingati untuk tidak mendekati Takana lagi! Kau tahu? Aku merasa ir... bukan! Aku merasa kesal karena dirimu dekat dengan Takana."
"Kau jangan menuduhku sembarangan, dong! Aku tidak mendekati dia. Dia-nya sendiri yang selalu mengikutiku!"
"Halah, apa kau pikir, aku percaya dengan kata-katamu itu, hah?! Sekarang juga, aku akan...."
"Dylan-san! Dylan-san! Di mana kamu?"
Kei terkejut. Tiba-tiba saja ia mendengar suara Takana yang datang semakin dekat. Dylan pun dilepaskan. Tapi, tiba-tiba saja, kedua temannya Kei menahannya dan membekapnya.
Dylan tidak bisa bergerak dan melepaskan tubuhnya dari mereka. Lalu setelah itu, ia pun dibawa pergi oleh mereka dari tempat itu. Sementara Kei tetap di tempatnya.
"Dylan-san! Dylan-san...."
Takana mulai terlihat. Kei pun keluar dari tempat persembunyiannya lalu berjalan mendekati Takana. Takana menghentikan langkahnya dan memandang Kei yang ada di hadapannya.
"Eh, Kei, kan?" Takana menelengkan kepalanya sambil menunjuk-nunjuk ke Kei.
Kei mengangguk sambil merapihkan rambutnya. "Iya. Ini aku. Kei Sebastian! Kita bertemu lagi Takana. Sudah lama sekali aku tidak melihat dirimu!"
"Um, iya! Aku juga." Mata Takana melirik ke sekitar. "Em, Kei lihat Dylan-san, tidak?" tanya Takana.
Kei menelengkan kepalanya. "Heh, kenapa kau mencari anak No life itu? Kan ada aku. Cowok tampan yang siap menjadi pendampingmu."
"Oh, jadi Kei tidak lihat, ya? Ya sudah, aku cari ke tempat lain saja!"
Ternyata Kei dicuekin. Takana berbalik badan. Tadinya ia akan pergi mencari Dylan lagi. Tapi mendadak, Kei menghalangi jalannya. Takana pun menatap Kei bingung.
"Takana, kau belum menjawab pertanyaanku 2 hari yang lalu." Kei menggenggam tangan kanan Takana. "Takana, maukah kau menjadi pacarku?"
"Eh?"
"Lepaskan aku!"
"Ah, Dylan-san? aku datang!"
Takana berlari melewati Kei. Ia menghampiri arah suara teriakan Dylan. Kei menggeram kesal. Lalu ia pun berlari mengejar Takana.
Di lain tempat, Dylan berusaha memberontak untuk melepaskan diri dari mereka yang menahannya. Kedua teman Kei tidak mau melepaskannya. Lalu karena sudah terlanjur kesal, Dylan tak sengaja menendang kaki salah satu dari mereka.
Namun teman Kei yang satunya lagi malah balas menggocoh wajahnya. Saat ini, Dylan mulai merasakan tubuhku melemah. Kepalanya pusing. Padahal baru satu pukulan. Begitulah batas kekuatan fisiknya. Tak lama kemudian, Dylan melihat ada Takana yang berlari menghampirinya.
"DYLAAAAN!"
Takana berteriak. Lalu dari kedua telapak tangannya muncul cahaya biru yang terang. Dengan cepat, Takana mendorong kedua teman Kei yang sedang menahan Dylan itu. Keduanya terpental hingga membentur tembok bengunan sekolah. Kei yang melihat kejadian itu pun terkejut. Kedua temannya langsung terjatuh di tempat. Begitu juga dengan Dylan yang merasa terdorong sedikit.
"Dylan-san!"
Mata Dylan mulai menutup, tapi ia masih bisa mendengar Takana berteriak memanggil namanya. Suaranya perlahan mulai menghilang dan seketika tubuhnya tidak bisa digerakkan lagi.
****
"Dylan-san! Dylan!"
Suara itu terdengar lagi. Dylan sedikit menggerakkan jari-jari tanganku. Lalu perlahan, ia akhirnya bisa membuka mata kembali. Tepat di depannya, Dylan melihat wajah imut Takana dan perawat kesehatan di sekolahnya yang bernama Bu Shinta.
"Ah, Dylan, akhirnya kamu bangun juga!" ujar Bu Shinta senang. "Temanmu yang satu ini tidak mau meninggalkanmu. Dia rela meninggalkan pelajarannya demi menemanimu di sini."
"Takana?" Mata Dylan melirik ke arah Takana yang ada di sampingnya.
"Halo, Dylan-san! Kau baik-baik saja, kan?" tanya Takana. Lagi-lagi perempuan itu memandang dekat ke arahnya. Perlahan Dylan menjauhkan kepalanya dari hadapannya.
"Iya." Jawab Dylan singkat.
Takana pun tersenyum. Ia menghembuskan napas lega setelah mendengar jawaban Dylan. Bu Shinta pergi meninggalkan mereka berdua di dalam UKS. Sesaat setelah Bu Shinta pergi, tiba-tiba saja Takana terkejut. Ia melirik ke arah Dylan dengan ekspresi yang ketakutan.
"Oh tidak. Perasaanku mulai tidak enak, nih!"
Tapi sepertinya, Takana tidak akan memukul Dylan lagi. Dia melirikkan matanya ke arah jendela ruangan itu. Lalu secepatnya, Takana pun berlari cepat ke jendela itu dan langsung melompat lewat jendela.
Dylan terkejut. Lalu secepatnya ia turun dari atas ranjang dan berjalan cepat ke arah jendela yang dilompati Takana tadi.
Dylan mengeluarkan kepalanya dan melirik ke segala arah. Ia mencari gadis yang melompat lewat jendela tadi. Takana menghilang.
Dylan benar-benar terkejut. Karena, ruang UKS ini berada di lantai 3 sekolah. Jika Takana melompat, maka ia akan terjatuh ke pinggir lapangan di bawah sana. Seharusnya, perempuan itu ada di bawah, tapi ia tidak ada.
Dia lenyap begitu saja!
"Ah, Dylan-san!"
Dylan tersentak kaget. Tiba-tiba aku mendengar suara lembut Takana di belakangnya. Perlahan, ia pun membalikkan badan. Ternyata benar!
Dylan melihat Takana berdiri di depan pintu. Lalu, perempuan itu pun berjalan menghampirinya.
Dylan yakin tadi ia melihat Takana melompat. Tapi, kenapa mendadak ia muncul di hadapannya? Dylan merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu.
Karena merasa takut dengan kehadiran Takana, Dylan perlahan mundur sampai tubuhnya menyender di jendela yang terbuka itu. Takana mengulurkan tangannya padanya. Dylan tidak bisa ke mana-mana saat ini.
WUUSHHH....
"Ah!"
Tiba-tiba, hembusan angin kencang muncul dan seketika ada yang mendorong dadanya dengan keras. Setengah tubuh Dylan berada di luar jendela dan kedua kakinya melayang ke udara. Lalu, dengan cepat, tubuhnya pun terjatuh dari atas jendela itu. Biasanya Dylan akan berteriak, tapi kali ini entah kenapa ia tidak bisa mengeluarkan suaranya sama sekali!
"Dylan-saaaaan!"
Takana berteriak dari atas sana. Lalu, dengan cepat, Takana pun melompat dari atas jendela. Ia berusaha untuk meraih tangan Dylan dan akhirnya dapat!
Setelah ia menggenggam tangannya, Takana pun langsung menarik tubuh Dylan dan memeluknya. Setelah itu, Takana mengayunkan kakinya ke bawah. Berusaha untuk memposisikan tubuhnya tetap lurus seperti orang yang sedang berdiri.
BRUK!
Mereka berdua terjatuh. Tapi Takana tetap berdiri tegak sambil menggendongnya. Dylan membesarkan mata, lalu seketika wajahnya memerah. Dengan cepat, ia pun memaksa Takana untuk menurunkan tubuhnya.
Setelah itu, Dylan pun menengok ke samping kiri dan terkejut. Semua orang yang ada di lapangan itu memandangi mereka berdua.
"Selalu saja seperti ini. Mereka mulai membicarakan diriku. Tapi aku pikir, mereka pasti tidak melihat kejadian terjatuhnya diriku dan Takana dari atas jendela di lantai 3 itu, kan?" Dylan mendongak. Ia benar-benar terjatuh dari lantai tiga dan baik-baik saja kalau Takana ada di dekatnya.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Dylan pun pergi meninggalkan Takana. Tadinya, Takana akan mengikutinya. Tapi tiba-tiba saja, tangan kanannya ditarik oleh seseorang di belakangnya.
Itu Kei lagi!
Dylan tidak mau mencampuri urusan mereka lagi. Pasti Kei ingin menembak Takana dengan perasaan cintanya lagi. Ah, pokoknya sekarang Dylan tidak ingin mendengar pembicaraan mereka. Ia ingin kembali ke UKS untuk mengambil almamaternya, baru ke kelas.
****
Di lain tempat, Takana sedang berlari di lorong. Dia berlari sambil menengok ke segala arah untuk mencari Dylan. Sampai akhirnya, Takana pun sampai di depan kelas. Ia juga melihat lelaki itu di sana. Takana tersenyum. Ia kembali berlari memasuki kelas, lalu berlari kecil menghampiri mejanya.
Dylan terkejut dengan kehadiran Takana. Kenapa terkejut? Karena saat ini, ia sedang melamun dan tiba-tiba saja Takana muncul di hadapannya sambil berteriak dengan wajah gembiranya itu.
"Takana, jangan berisik! Nanti kau bakal bisa kena masalah jika anak-anak di sini mulai merasa risih dengan suaramu itu!" bentak Dylan.
"Oke, baiklah!" Takana menarik satu kursi, lalu meletakkannya di samping meja Dylan. Ia duduk di kursi itu. "Dylan-san tahu, tidak? Aku sudah punya teman, loh!"
"Eh, benarkah? Baguslah kalau begitu." Dylan hanya menjawab dengan ekspresi yang biasa. Cuek dan tidak peduli.
"Tapi tetap saja, aku masih ingin kamu menjadi temanku " Gumamnya. Lalu Takana berdiri dari kursinya. "Dylan-san! Aku ingin menjadi pacarmu!"
Tiba-tiba saja Takana berteriak seperti itu. Dylan langsung menengok ke arahnya. Begitu juga dengan anak-anak lain yang ada di kelas ini. Ia benar-benar terkejut.
Dylan pun berdiri dari tempat duduknya. "Takana! Apa maksudmu?!"
"Aku ingin menjadi pacarmu. Boleh, kan?"
Serontak, semuanya menyoraki mereka berdua. Dylan benar-benar malu sekaligus kesal. Kenapa Takana berkata seperti itu di depan anak-anak lainnya?! Tidak bisa dipercaya!
"Tidak! Tidak bisa!" Dylan membentak Takana dan seketika, satu kelas pun langsung sunyi. "Aku tidak bisa menerima hal itu!"
Setelah mengatakan itu, Dylan pun berjalan cepat meninggalkan Takana dengan perasaan kesal. Ia keluar kelas. Tapi, tetap saja Takana masih mengejarnya dari belakang.
Sesaat setelah Dylan dan Takana pergi keluar kelas, ada anak lain yang masuk ke kelasnya dengan tergesa-gesa. Ia mendapatkan kabar buruk (baginya) yang akan ia sampaikan pada semua anak perempuan di kelas itu.
"Hei, kalian tahu, tidak?" ujar anak itu pada semuanya yang ada di kelasnya. Semua anak perempuan saling mendekat.
"Ada apa?" sahut salah satu dari mereka.
"Kei, sudah menembak cewek lain, tahu! Tadi aku lihat sendiri!"
Semuanya terkejut. "Hah? Siapa cewek yang dia tembak?"
"Cewek Jepang yang ada di kelas ini, loh!"
Semuanya semakin terkejut. Mereka tidak percaya dengan berita itu. Semuanya menganggap kalau Takana telah menjadi pengkhianatnya Kei. Karena, Kei sudah menyatakan perasaan cinta pada Takana, dan hal itu pun diterima oleh Takana langsung. Kei dan Takana sudah berpacaran.
"Lalu yang barusan kita lihat itu apa? Beberapa menit yang lalu, Takana malah bilang kalau dia ingin berpacaran dengan Dylan si anak No Life itu!"
"Wah, ini tidak beres! Kei ku tersayang pasti akan kecewa berat. Pokoknya, kita harus beri pelajaran pada cewek Jepang itu!"
"Iya. Demi Kei!"
"Baiklah, sekarang, ayo kita cari cewek itu!"
"Iya!"
*
*
*
To be Continued-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
𝙳𝚑𝚢
hy kak, jejak dari MENIKAH DENGAN DOSENKU ❤ nih, mampir yuk! jangan lupa tinggalkan like, koment, rate5 dan vote ya..
2020-06-13
0