"Dylan-san! Tunggu!" Takana mengejarnya. Dylan pun menghentikan langkah, lalu berbalik badan.
"Ada apa?!"
"Dylan-san kenapa pergi?"
"Kau sudah mempermalukan diriku!"
"Tapi, Dylan-san-"
"Sudahlah Takana! Menjauh dari kehidupanku. Kau jangan muncul di depanku lagi. Aku sudah tidak membutuhkanmu. Jangan ikuti aku! Tinggalkan aku sendiri!" bentak Dylan padanya dan langsung berjalan kembali menyusuri lorong ini untuk mencari tempat yang sepi.
Takana tidak mengikutinya lagi Dia tetap berdiri di tempatnya. Lalu ia menggenggam kedua tangannya dan menempelkannya di dada. Tubuhnya bergetar. Ia mulai terisak. "Apakah Dylan-san membenciku? Kalau memang begitu, maka, misi ku akan gagal dan tanpa adanya aku di dekatnya, maka Dylan-san akan ...."
"Hei, kamu!"
Mendadak ada yang meneriakinya. Takana terkejut. Lalu ia mengelap air matanya, dan langsung berbalik badan. "Iya, ada apa?"
"Ikut kami sekarang!"
****
Chapter 7: [ Serangan Oni ]
****
*Lokasi: Belakang sekolah-
BRUK*!
"Dasar manusia tidak berguna! Berani-beraninya kau mengkhianati Kei kami!" bentak salah satu perempuan yang ada di hadapan Takana.
"A–apa maksud kalian? Aku tidak mengerti."
"Permisi, biarkan aku lewat!"
Semuanya meminggir. Memberikan jalan untuk orang yang ingin lewat itu. Seorang perempuan muda berparas cantik, dengan rambut panjang, dan tubuh tingginya. Itu Lisa Lucianta. Dia adalah mantan pacar Kei.
Ia dikenal banyak orang di sekolah. Menjadi salah satu cewek terpopuler dikalangan banyak laki-laki. Ia juga pintar dan dikagumi banyak guru. Bahkan, semua orang pun suka dengan sikapnya. Ia sangat baik dan penyayang. Begitulah menurut pendapat orang lain. Kepopulerannya semakin meluas sejak ia berpacaran dengan Kei.
"Apa kau yang bernama Takana itu?" tanya Lisa pada Takana. Ia pun mengulurkan tangannya, berniat untuk membantu Takana berdiri kembali.
"I–iya." Takana menggenggam tangan Lisa dengan ragu. Lisa pun menarik tangan Takana dan membantunya berdiri kembali.
"Terima kasih." Ucap Takana dengan perasaan malu.
"Tidak masalah." Lisa tertawa kecil. Lalu dia menengok ke belakang. Ia menatap semua teman-temannya. "Sekarang, kalian pergi duluan, ya?"
"Ba–baiklah, Lisa!"
Semua teman Lisa pun pergi. Takana merasa lega, karena semua orang yang telah memarahinya telah pergi dari hadapannya. Takana melirik ke arah Lisa. Lisa pun menengok kepadanya. Takana tersentak kaget saat tiba-tiba saja Lisa menatapnya.
"Anu..., apa Kei benar-benar menembakmu?" tanya Lisa.
"Eh, tidak. Kalau aku ditembak, mungkin aku akan mati." Jawab Takana dengan polosnya.
Lisa tertawa kecil. "Hehe..., bukan itu yang ku maksud. Maksudku, apakah tadi si Kei bilang mau jadi pacarmu, gitu?"
"Ah, iya. Dia minta pacaran denganku." Jawab Takana dengan memasang wajah polosnya kembali.
"Oh, jadi, kau terima?"
"Iya. Karena, aku sedang mencari pacar."
"Oh." Lisa mengangguk paham.
"Nanti, aku akan mencari pacar yang lainnya. Lebih banyak!"
Lisa terkejut saat mendengar Takana mengatakan itu. "Eh?! Bukankah kau sudah punya pacar? Lalu kenapa kau menginginkan pacar lagi?"
"Yaa..., agar pacarku banyak! Karena, pacar itu adalah teman terbaik, kan?"
"Eh, tunggu dulu. Jadi, apa kau pikir, 'pacar' itu artinya berteman?"
"Iyap!" Takana mengangguk cepat. "Maka dari itu, aku ingin memiliki pacar yang banyak agar punya banyak teman yang menemaniku!"
Lisa tersenyum dan tertawa kecil. Baginya, kepolosan Takana itu adalah humor menarik baginya. Lisa menggeleng pelan, lalu dia mulai membuka mulutnya. "Takana, pacar itu bukan teman. Eh, benar artinya teman! Tapi, status pacaran itu adalah teman dekat. Eh, lebih dari sekedar teman. Lebih dari sahabat. Haduh, bagaimana cara menjelaskannya, ya...?" Lisa jadi bingung.
"Lebih dari sekedar teman? Kalau begitu, apakah...."
"TAKANAAA!"
Seseorang memanggil namanya. Takana dan Lisa menengok ke samping. Ternyata tak jauh dari tempat mereka berdiri, Takana dan Lisa melihat ada Kei yang sedang berlari menghampiri mereka.
"Kei?" gumam Takana.
"Ah, Takana. Aku mencarinya ke mana-mana. Ternyata kau ada di sini."
Takana mengangguk. Lalu Kei pun menengok ke arah Lisa yang ada di sampingnya. "Lis, kau juga di sini? Kalian berdua sedang apa?"
"Kami hanya mengobrol sebentar. Aku duluan!" Lisa sedikit membungkukkan badannya, lalu dia pun berjalan pergi meninggalkan Takana dan Kei. Saat pergi, Lisa memasang tampang jutek. Kei sempat melihat ekspresi mantannya itu.
"Hai! Sampai jumpa lagi, Lisa-san!" Teriak Takana sambil melambaikan tangannya. Kei menghembuskan nafas kecil, lalu ia kembali menatap Takana.
Takana menelengkan kepalanya. "Eh, Kei-san, kenapa mencariku?"
"Oh, tidak apa-apa. Aku hanya ingin berjalan sebentar denganmu. Jalan ke kelas. Hanya kita berdua. Karena sebentar lagi, bel jam pelajaran ke-5." Kata Kei.
"Oh, oke. Ayo!" Takana mengangguk.
Takana berjalan melewati Kei. Setelah itu, Kei pun mengikuti langkah Takana dari belakang. Takana sedikit bergumam kecil sambil bersiul. Lalu ia pun melirik ke bawahnya dan terkejut. Karena di tanah yang dia injak itu ada seekor kecoak yang sedang merayap ke arahnya. Takana pun melompat ke belakang karena merasa takut dengan kecoak itu. Lalu, seketika, Kei menangkap Takana sebelum Takana terjatuh.
Mereka bertatap muka. Tak lama kemudian, Takana kembali membuang mukanya dari Kei. Tapi ia malah melirik kecoak itu lagi. Lalu dengan cepat, Takana memeluk Kei karena ia merasa jijik dengan kecoak itu.
Kei menendang kecoak itu sampai kecoak-nya pergi menjauhi mereka. Takana menghamburkan nafas lega karena Kei telah melenyapkan kecoak itu dari pandangannya. Takana melepaskan pelukannya, lalu kembali berjalan dengan senangnya.
Dari belakang, Kei menatap Takana sambil tersenyum. Dia suka dengan sikap Takana yang ceria dan kelihatan penyayang. Apalagi, saat Takana memeluknya. Ia merasa senang sekali padahal.
"Kei-san! Apa kau melihat Dylan-san?" tanya Takana.
Kei terkejut. Lalu ia pun mengernyitkan keningnya. "Kenapa kau bertanya tentang dia?"
"Hmm..., karena aku menyukainya. Aku suka dengan Dylan-san! Dia baik padaku. Dia telah memberikanku tempat tinggal yang bagus. Dan segalanya." Jelas Takana.
"Takana, kau menyukainya?" tanya Kei tidak percaya.
"Iya. Karena, dia adalah pacarku!"
Kei terkejut. "Tapi, Takana, aku ini adalah pacarmu, bukan?!"
"Emm, iya, mungkin. Tapi, Dylan-san itu adalah pacar terbaikku!"
Kei menggeleng cepat pada Takana. Lalu ia pun menggenggam kedua tangan Takana dan berkata, "Takana! Aku ini adalah pacar terbaikmu. Aku sangat menyukaimu! Sungguh! Aku menyukaimu. Aku sangat mencintaimu. Janganlah kau pilih orang lain. Jangan sia-siakan cintaku dan perasaanku ini. Aku sangat menyukaimu!"
Takana menggeleng cepat. Perlahan, tangannya berusaha untuk lepas dari genggaman Kei. "Ka–kau mencintaiku? Tapi Kei..., aku ini adalah ...."
DUAR!
Takana terkejut. Ia mendenagr suara ledakan dan aura yang mengganggu. Lalu, tiba-tiba saja, Takana merasakan sesuatu. Lalu dengan cepat, ia menarik Kei dan berlari menjauh. Tapi karena mendadak, Kei pun terjatuh. Begitu pula dengan Takana.
WUUSHHH....
Ini dia! Takana melihat sesuatu yang besar mengarah padanya. Lalu dengan cepat, Takana langsung berdiri dan mengangkat kedua tangannya. Lalu seketika, cahaya biru besar muncul di sekelilingnya. Ternyata yang benar saja, sebuah cahaya hijau seperti bola api muncul dan menabrak cahaya biru milik Takana.
Dirinya masih bisa terlindungi. Kei pun terkejut dengan serangan seperti tadi. Ia kembali berdiri. Takana mematikan palindung cahaya birunya itu.
"Ta–Takana, tadi itu apa?!" tanya Kei panik.
"Kei-san pergilah dari sini! Ini berbahaya!"
"Apa maksudmu?!"
WUUSHHH....
BRAK!
"Ugh! Siapa yang telah menyerang kami?! Pastinya 'dia'. Tapi, ada di mana dia?" pikir Takana dalam hati.
Serangan sekali lagi. Tapi untungnya, Takana masih menggunakan pelindungnya. Ia melirikkan matanya dengan cepat. Mencari orang yang telah menyerangnya itu.
"Itu dia!"
Takana menemukan orang itu. Ia sedang berdiri di atas bangunan sekolah. Setelah diperhatikan dengan baik, ternyata orang itu adalah seseorang yang gak asing untuknya.
"Dylan-san?! Oh tidak!" Takana menggeleng sambil menatap sosok Dylan tersebut.
"Takana Utsuki. Aku akan mengakhiri hidupmu!"
Itu bukan Dylan. Sosok itu hanya menyamar sebagai Dylan, atau bisa juga kalau sosok yang menyerupai lelaki itu adalah makhluk yang berbahaya.
"Oni sejahat dirimu ternyata berani memasuki tubuh temanku?!" bentak Takana.
Sosok Dylan itu pun turun dari atas bangunan sekolah dengan cara melompat. Lalu, mendarat tepat tak jauh dari hadapan Takana. Setelah itu, ia berjalan mendekati Takana. Tampangnya saat ini terlihat menyeramkan.
Dengan mata kuning yang bersinar, dan banyaknya bayangan hitam yang berbentuk seperti tentakel muncul di sekeliling tubuh Dylan, itu menandakan kalau tubuhnya ternyata sudah dirasuki oleh Oni!
Anggap saja Dylan yang sekarang itu adalah Oni yang berbahaya. Oni itu mungkin istilah dari Takana untuk makhluk yang berbahaya.
"Hei, jangan takut begitu, dong! Kau sendiri juga sudah pernah melawanku sebelumnya, kan? Nah, sekarang aku muncul kembali untuk membalas dendam!" ujar Oni.
"Cish! Setan terkutuk!" Takana bergumam dengan perasaan kesal. Lalu, dari kedua telapak tangannya, muncul cahaya biru yang berkobar seperti api.
"Ta–Takana, itu Dylan! Di–dia kenapa?!" tanya Kei ketakutan. Dia bersembunyi di balik tubuh Takana.
"Itu bukan Dylan-san yang kukenal. Itu adalah Oni yang jahat!" jawab Takana.
"A–apa itu Oni?"
"Susah untuk dijelaskan saat ini! Eh, awas!".
BRAK!
Takana mendorong Kei dengan cepat untuk menghindar dari serangan bola api hijau itu lagi. Oni itu sepertinya sangat kuat.
"Ayo, Takana! Sudah lama aku tidak bermain denganmu lagi~" Oni itu tersenyum sambil mengarahkan tangannya ke arah Takana. Lalu, tak lama kemudian, serangan kembali diluncurkan.
Lalu untuk menghindar, dengan cepat, Takana menggendong Kei, lalu dirinya pun melompat tinggi ke udara. Takana akan berniat untuk membawa Kei ke tempat yang aman dahulu. Baru setelah itu, Takana akan mencoba untuk melawan Oni itu.
"Heh? Mau kabur? Kau tak akan bisa!" Oni itu mengeluarkan asap hitam yang banyak, lalu mengumpul di seluruh tubuhnya dan seketika Oni menghilang dalam kegelapan.
****
"Uwaaa! Takana, aku takut ketinggian!" Kei teriak ketakutan.
"Maaf, Kei-san! Kita harus kabur dari kejaran makhluk itu dulu!"
Takana membawa Kei terbang. Menjauh dari lingkungan sekolah. Lalu, mereka mendarat di atas atap rumah seseorang.
"Haduh, Takana, kenapa kau membawaku ke sini?" tanya Kei semakin panik.
"Sebentar, Kei-san, aku ingin memeriksa keadaan. Apakah makhluk itu masih mengejar kita atau tidak!"
Mata Takana melirik ke sekitar. Ia juga mempersiapkan perlindungannya agar tidak terkena serangan dari Oni yang muncul tiba-tiba. Tidak apa kalau terkena Takana, tapi kalau serangan Oni Itu mengenai manusia bisa akan lebih berbahaya lagi.
"Ketemu!"
Oni mendadak muncul di samping Kei. Takana sangat terkejut, lalu dengan cepat, ia menembakkan serangannya pada Oni. Sebuah bola api biru, mengarah cepat ke arah Oni.
Oni kembali menghilang untuk menghindar dari serangan Takana. Ternyata serangan Takana tadi tidak mengenai Oni dan bola api itu meledak di langit. Takana kembali melirik. Ia celingak-celinguk mencari tempat kemunculan Oni.
BUK!
"Aduh!"
Mendadak, si Oni muncul di samping Takana. Dekat sekali. Lalu dengan cepat, Oni memukul Takana sampai terjatuh. Tapi dengan cepat, Takana kembali bangkit dan langsung menghampiri Kei.
"Takana! Kau baik-baik saja?" tanya Kei cemas.
"Iya! Tapi, sekarang, ayo kita lari dahulu!" Takana kembali menggendong Kei lagi, lalu dengan cepat, ia melompat tinggi dari atas atap rumah itu.
Oni hanya menyengir. Ia kembali menghilang dengan kekuatan gelap. Sepertinya, Oni masih mengejar Takana di belakangnya.
"Dylan-san. Aku harus cepat menyelamatkan Dylan-san." gumam Takana.
"Takana! Jika kau perlu bantuan ku, maka aku akan membantumu!" ujar Kei cepat.
"Tapi, Kei-san, dia bukanlah manusia biasa. Lebih tepatnya lagi, dia memang bukan manusia, sih...., tapi intinya, makhluk yang saat ini itu sangat kuat. Mau bagaimana pun caranya, kita harus kabur dari–"
"Ketemu lagi!" Tiba-tiba saja, Oni itu muncul di depan Takana! Takana sangat terkejut.
WUUSHHH....
BRUAK!
Di saat seperti ini, Takana tidak bisa menghindar. Lalu pada akhirnya, dirinya dan Kei terkena serangan Oni dan langsung terjatuh ke bawah sana.
BRUK!
Takana dan Kei terjatuh ke dalam hutan. Hutan yang ada di pinggir kota. Beruntung, Takana terjatuh ke dalam sungai yang ada di sana.
Lalu, dengan cepat, Takana kembali keluar dari dalam Air. Ia bisa selamat. Takana menggelengkan kepalanya karena rambutnya dan seluruh tubuhnya itu basah semua. Setelah itu, Takana celingak-celingkuk mencari kei. "Di mana Kei-san?"
"Takana! Tolong aku!" Itu suara teriakkan Kei. Takana pun berlari ke arah suara itu. Saat sampai di sana, Takana melihat Kei ada di atas pohon besar yang terdapat banyak tanaman merambat.
Untung saja, Kei terjatuh di atas tanaman itu. Takana menghembuskan nafas lega karena Kei baik-baik saja. Tapi, saat ini, keadaan Kei sedang tersangkut di atas pohon.
Takana akan menolongnya untuk turun sampai ke bawah tanah dengan selamat. Tapi, sebelum itu, tiba-tiba saja Oni kembali muncul di hadapan Takana. Untung saja, Takana bisa merasakan kehadiran makhluk itu kembali.
Sebelum Takana menyelamatkan Kei, sepertinya ia harus mengalahkan makhluk itu dahulu.
Takana mundur ke belakang. Menjauh dari Oni itu. Ia tidak boleh dekat-dekat dengan makhluk berbahaya itu.
"Cish! Sekarang, Takana suka bermain kejar-kejaran, ya? Merepotkan! Aku lelah tau mengejar dirimu." Oni itu kembali tersenyum, lalu menatap tajam ke arah Takana. "Sekarang, karena aku sudah mendapatkan dirimu, jadi kamu yang jaga, ya?"
"Ah! Jadi kau ingin aku yang jaga? Kalau begitu, biarkan aku untuk mengenaimu dengan serangan ku!" Takana menembakkan serangannya lagi pada Oni yang ada di hadapannya itu. Tapi, sayangnya, semua serangan Takana tidak bisa mengenainya. Oni itu bergerak sangat cepat.
Nafas Takana mulai terengah-engah karena ia telah banyak mengeluarkan energinya. Oni pun berhenti bergerak. Ia berdiri di atas pohon yang berada dekat dengan Takana.
"Wah, tubuh manusia ini enak sekali, loh! Mudah untuk dikendalikan. Biar kutebak, pasti manusia ini adalah manusia yang jarang beraktivitas." Ujar Oni itu dari atas pohon.
"Dylan-san itu memang tidak suka beraktivitas secara berlebihan. Itu karena, ia ingin menghemat energi!" timpal Takana.
"Nah! Sebab itulah. Untuk menghemat energi, ya? Berarti, kalau energi manusia ini masih banyak, bisa kupergunakan untuk membunuhmu, Takana Utsuki!"
"Eh! Tidak boleh! Kau tidak boleh menyerap semua energi dalam tubuh Dylan-san! Tidak akan kubiarkan!" bentak Takana.
Takana pun kembali bangkit. Ia melompat tinggi menghampiri Oni yang ada di atas pohon, lalu menyerangnya kembali. Oni berhasil menghindar, lalu ia juga menggunakan kekuatan yang sama untuk membalas serangan Takana.
Pertarungan Takana dan Oni itu berlangsung sangat cepat. Kei yang melihat mereka saling menyerang, jadi merasa pusing. Gerakan dan kelincahan mereka sangat cepat seperti cahaya yang melesat.
Kei berharap, Takana bisa menang. Tapi, setelah Kei berharap seperti itu, tiba-tiba saja tubuh Takana melayang cepat ke arahnya. Kei tertabrak tubuh Takana dan terjatuh dari atas pohon. Kei berhasil melepaskan tubuhnya dari tanaman merambat, tapi di tanah, Kei malah tertindih tubuh Takana.
"Sakiitt.... Takana! Kau baik-baik saja, kan?!"
Takana kembali membuka matanya, lalu secara perlahan, ia pun berdiri. Tubuhnya gemetar sambil menyentuh perutnya. Itu pasti sakit. Karena, Takana telah terkena serangan Oni itu lagi.
"Kei-san! Menjauh dari sini!" Takana mendorong Kei. Kei pun bersembunyi di belakang pohon.
Oni itu kembali mendarat di depan Takana. Lalu, ia berjalan menghampiri Takana.
"Haha..., akhirnya aku menang. Aku bisa mengenaimu lagi. Kapan kau bisa mengenaiku? Seranganmu itu payah sekali!"
"Tidak! Aku tidak akan jadi anak yang lemah seperti dulu. Aku akan menghabisimu!" bentak Takana.
"Eh, ternyata kau berani melawanku lagi, ya?"
BRUK!
Oni itu mencekik leher Takana, lalu membenturkan kepalanya ke pohon. "Kau sudah kalah, Takana. Tidak ada yang bisa mengalahkan ku. Sekarang jiwamu yang berharga, akan aku ambil..., khu, Khu... Khu...."
Asap hitam keluar dari tangan kanan Oni yang sedang mencekik Takana. Lalu, beberapa tentakel bayangan berwarna hitam itu mengikat tubuh Takana dan menahannya. Takana tidak bisa bergerak. Ia juga mulai kehabisan nafasnya. Sepertinya, Oni itu mulai mencuri Jiwa yang ada di dalam tubuh Takana.
Jika Jiwa dalam tubuh Takana berhasil diambil Oni itu, maka Takana akan mati.
Kei yang ada di balik pohon merasa ketakutan. Ia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu Takana. Dia hanya bisa menonton.
BRUK!
Takana kembali membuka matanya dan terkejut. Ia melihat Oni yang ada di hadapannya itu tiba-tiba saja terjatuh di hadapannya. Ada yang baru saja menyerangnya.
"Huh, ternyata di sini aku juga bisa menemukan setan lain. Dan sekarang, setan itu malah merasuki tubuh adikku!"
Suara seorang wanita. Takana melirik ke arah samping kanannya. Ia terkejut. Takana melihat ada seorang wanita dewasa berbaju merah yang berjalan menghampirinya.
Wanita itu tersenyum pada Takana. Takana juga merasa senang karena bisa bertemu dengan wanita lagi. Mereka ternyata saling kenal.
"Ka–kau! Kamu kan...."
"Konnichiwa, Takana-Chan! Sudah lama sekali, ya?" Wanita itu Kembali tersenyum pada Takana. Sepertinyanya ia berpihak pada Takana dan bantuan pun telah tiba.
*
*
*
To be Continued-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Friska Petra
pacaran adalah teman baik..
ayo kita pacaran banyak2.. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2020-09-11
1
Anonymous
kakaknya Dylan yaa 🤔
2020-08-22
0