"Iya kek, saya mengerti dan paham Kek." (Dinda)
Selepas itu, aku dan Kakek ku pergi ke sebuah tempat. Sedangkan Beni tetap bersama Ayahku, untuk berlatih disana. Karena aku dan Beni dilatih dengan cara yang berbeda.
Tempat yang aku datangi bersama Kakek ku ini adalah sebuah gua diatas tebing. Dengan jalan yang sangat curam, dan tempat ini sangat menyeramkan. Bahkan tempat ini bukanlah seperti gua pada umumnya.
Tempat ini begitu dingin aku rasakan, bahkan air mengalir dari sela sela gua ini. Seluruh otot ku rasanya sangatlah kaku. Ketika kamu mulai masuk lebih dalam lagi, aku melihat banyak sekali patung pendekar. Lengkap dengan berbagai peralatan perang zaman dahulu.
Tapi semua yang aku lihat patung patung ini terbuat dari batu. Kemudian sebuah suara mengagetkan ku.
"Jogo Rogo, akhirnya kamu datang juga. Setelah sekian lama kamu tak pernah menengok keadaan kami. Kami mengira kalau kamu sudah lupa dengan kami semua."
"Siapa itu kek?" (Dinda)
"Sssttt..." (Jogo Rogo)
Aku diam mendengarkan kembali apa yang mereka katakan. Namun aku belum tahu di mana mereka yang berbicara dengan Kakek ku. Aku bahkan melihat keatas, kiri, kanan, ke belakang ku, tapi tak aku dapati siapapun. Selain patung patung ini.
"Para Sesepuh, maafkan saya karena saya baru datang kemari. Dulu saya merasa gagal karena tidak bisa menemukan Sang Penolong kita. Tapi sekarang dia sudah saya hadapkan pada para Sesepuh. Mohon kiranya Para Sesepuh mau menerima kehadiran kami." (Jogo Rogo)
"Jogo Rogo, jika dia memang Sang Penolong, buktikanlah." (Para Sesepuh)
"Ingat nduk, kamu harus mengambil salah satu senjata pusaka yang ada di tubuh patung patung ini." (Jogo Rogo)
"Itu semua untuk membuktikan bahwa kamu adalah keturunan Nyi Sarmi. Karena hanya Nyi Sarmi yang mampu menancapkan dan mengambil senjata senjata ini." (Jogo Rogo)
"Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya Kek." (Dinda)
"Nduk, gunakanlah kemampuan mu, akalmu dan juga hatimu agar kamu bisa melakukannya." (Jogo Rogo)
"Baik Kek, saya akan coba semampu saya." (Dinda)
Aku kemudian menghampiri salah satu patung, tinggi patung itu sama dengan tinggi badanku. Namun kalau Aku perhatikan, sepertinya ini patung perempuan. Kulihat kepalanya pun sama dengan yang aku pakai.
Dengan hidung mancung, bibir yang tipis, itu semua hampir tidak ada bedanya seperti aku berhadapan dengan sebuah kaca. Aku seakan sedang melihat diriku sendiri. Lalu aku perhatikan patung ini tidak memiliki senjata apapun.
Lain dari patung yang lain. Patung yang lain memiliki pedang, tombak dan juga perisai. Tapi yang satu ini tidak memiliki senjata sama sekali. Namun tetap aku periksa patung ini inci per inci. Siapa tahu dia memiliki senjata tersembunyi.
Setelah cukup lama aku memeriksa patung ini. Aku mulai merasakan ada sesuatu di patung ini, seakan akan patung ini hidup dan menatap ku setiap kali aku memegang tubuhnya.
Kemudian terlintaslah dipikiran ku, bahwa satu satunya yang dimiliki oleh patung ini adalah kalung. Inilah satu satunya benda yang menempel di tubuhnya.
Tapi.....
Semuanya kan batu, bagaimana mungkin aku bisa mengambil sebuah ukiran kalung. Aku mencoba menyentuh kalung itu.
Dan......
BLlaaasszzzz!!!!!!
Seketika aku terlempar sangat jauh, yang masih berdiri dengan gagah hanyalah Kakek ku. Dia tersenyum melihat aku terlempar, dan mengulurkan tangannya agar aku bangun. Dan disinilah aku melihat keajaiban yang sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
keajaiban apa ya, apa dinda berhasil ngambil kalungnya👀
2023-06-11
1