Aku mulai merasakan lapar. Kulihat langit mulai siang, matahari mulai terik. Aku mencoba mencari makanan ringan di tasku, dan ternyata makanan persediaan ku sudah tidak ada.
Aku semakin yakin, kalau hal ini sudah direncanakan oleh seseorang. Tapi siapa? Tidak mungkin Raihan melakukan ini kepadaku dan teman temannya.
Telepon ku pun tidak ada di tas. Sepertinya aku harus menyusun rencana lain untuk bisa bertahan hidup sementara di hutan ini. Aku lalu mencari sungai, siapa tahu itu menjadi jalan utama bagiku.
Waktu pun terus berlalu, semakin lama hari semakin gelap. Tidak aku temukan siapapun di hutan ini, kecuali binatang buas. Aku harus berjalan sembari sembunyi sembunyi untuk menghindari ancaman binatang buas.
"Dinnn...."
Kudengar ada suara yang memanggilku. Namun suara itu tidak terlalu jelas.
"Din sini, aku Beni." (Beni)
"Beni!" (Dinda)
Kudekati Beni yang terlihat sangat lemah. Dan bajunya berlumuran tanah dan darah.
"Kamu kenapa Ben?" (Dinda)
"Din... Sella udah pergi." (Beni)
"Maksudnya?" (Dinda)
"Raihan... Dia jahat Din. Dia yang bunuh Jefri sama Sella. Aku sama Rahma juga di sekap. Tapi kita berhasil kabur. Tapi sayang Din, di tengah hutan kita dikejar binatang buas. Aku sama Rahma kepisah." (Beni)
Aku bingung mendengarkan cerita Beni. Bagaimana mungkin Raihan yang dikenal baik di antara teman temannya, bisa melakukan hal semacam itu. Apa alasan yang membuat Raihan berbuat hal seperti itu.
"Din! Jangan diam disini. Kita bisa ketahuan!" (Beni)
"Ehh.. emm... aduh aku bingung Ben. Aku ngga tahu harus gimana. Aku juga ngga punya obat buat luka kamu Ben." (Dinda)
"Udah Din, yang penting sekarang kita secepat mungkin pergi dari sini." (Beni)
"Ya udah, kita jalan pelan pelan. Aku ikat luka kamu pakai kaos ku ya?" (Dinda)
"Iya Din."(Beni)
"Udah ayo pelan pelan Ben. Oh ya kita harus kemana?" (Dinda)
"Kita ke arah kiri aja Din. Siapa tahu ada sungai disana. Buat kita cari jalan keluar Din." (Beni)
"Ok. Ayo." (Dinda)
Aku dan Beni kemudian melanjutkan perjalanan. Aku merasa beruntung aku bisa bertemu dengan Beni. Walaupun masih banyak pertanyaan di hatiku.
Aku masih bingung dengan apa yang diceritakan oleh Beni. Antara percaya dan tidak percaya. Tapi aku percaya satu hal, bahwa Beni bukan pembohong. Apapun yang dikatakannya selalu sesuai dengan kenyataan, meskipun terkadang memalukan.
Aku memberanikan diri bertanya kepada Beni soal apa yang dikatakannya tadi.
"Ben, kamu ngga bohongkan?" (Dinda)
"Bohong apa Din?" (Beni)
"Soal Raihan." (Dinda)
"Ya aku tahu Din. Kamu pasti masih percaya ngga percaya sama aku Din. Tapi aku jujur sama kamu. Aku ngga bohong. Aku juga bingung, kenapa Raihan bisa sejahat itu sama kita. Padahal kan masalahnya sama Jefri udah kelar." (Beni)
"Masalah? Masalah apa?" (Dinda)
"Loh.. kamu ngga tahu Din? Raihan ngga pernah cerita yah?" (Beni)
"Masalahnya apa Ben? Setahu aku mereka akur terus Ben." (Dinda)
"Hmmm.. Jadii, Dulu ituuu...." (Beni)
"Sssttttt.... Diam Ben! Ayo Ben cepet sembunyi!" (Dinda)
"Ada Din?! Ada apa?! Ada apa?!" (Beni)
"Udah diem!! Sssttt..." (Dinda)
Aku lihat beberapa orang sedang berjalan dari arah jalan yang kami lewati tadi. Ternyata itu adalah orang yang mengejar ku waktu di desa tadi. Lalu apa ada hubungannya dengan masalah ini? Ahhh... aku menjadi semakin pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
jadi siapa yang jahat, belum tentu juga raihan. masih teka teki😁
2023-05-27
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
jadi siapa yang jahat, belum tentu juga raihan. masih teka teki😁
2023-05-27
0
Hidayati Yuyun
thor aku mampir bantu like karyaku ya thor Sisi lain Aira yang tomboy
2022-09-03
1