Semua patung yang tadinya aku lihat dengan sangat jelas, sekarang berubah menjadi manusia dan menjadi pendekar yang sesungguhnya. Semua ini nyata, aku tertegun melihat semua ini.
Walaupun aku terbiasa melihat makhluk halus, tapi tak pernah sekalipun aku melihat patung yang berubah menjadi manusia. Wajah mereka begitu pucat dan mata mereka terlihat putih bersinar.
Mereka mendekatiku dan berlutut di hadapanku. Tapi satu yang tidak terlihat adalah perempuan tadi.
"Nyi... Kami semua sudah siap untuk berperang kembali. Sudah saatnya perang saudara ini diakhiri Nyi."
"Kek?" (Dinda)
"Nduk, wanita yang tadi sudah masuk kedalam tubuh mu. Dia sudah menyatu dengan mu. Walaupun dia sudah mati, namun jiwanya tetap hidup dan tetap menjaga semua keturunannya." (Jogo Rogo)
"Lalu saya harus melakukan apa Kek?" (Dinda)
"Nyai.. Nyai tidak perlu khawatir, karena Nyai hanya perlu belajar menggunakannya. Jadi sementara ini Nyai harus tinggal di gua ini, dan Nyai tidak boleh keluar barang sebentar pun."
"Tapi bagaimana dengan sahabat dan ayah saya? Mereka juga pasti terancam." (Dinda)
"Tenanglah nduk, mereka aman disana. Yang terpenting adalah dirimu. Jangan remehkan kemampuan lawan kita, mereka bisa menemukan mu hanya dengan mencium bau keringat mu." (Jogo Rogo)
"Maka dari itu Nyi, tinggallah disini untuk sementara waktu. Kami akan menjamin keamanan Nyai di tempat ini, dan lagi pula tempat ini tak bisa dimasuki oleh siapa pun kecuali Nyai dan kami yang ada disini."
"Baiklah, saya akan ikuti nasehat kalian. Tapi sebelumnya, saya ingin tahu dulu siapa kalian ini?" (Dinda)
"Nyai, kami ini adalah pendekar pilihan Nyai Sarmi. Dulu dialah yang melatih kami, hingga kami mampu bertahan hidup selama ini. Dan kami diberi amanat oleh Nyi Sarmi agar selalu setia menjaga keturunannya."
"Baiklah, saya mulai paham apa yang harus saya lakukan disini." (Dinda)
"Syukurlah nduk kalau kamu sudah mulai menerima keadaan ini. Kakek berharap kamu bisa berlatih dengan tekun di tempat ini." (Jogo Rogo)
"Jogo Rogo. Agar cucu mu ini lebih menekuni latihannya, sebaiknya kamu pulanglah. Biarkan dia melewati semua ujian ini dengan baik." (Para Sesepuh)
"Baik Para Sesepuh, saya titipkan cucu saya ini kepada para sesepuh. Saya harap, cucu saya ini bisa melewati setiap ujiannya dengan baik. Saya mohon diri Para Sesepuh." (Jogo Rogo)
"Nduk, ingatlah. Yang berbicara dengan Kakek tadi adalah Para Sesepuh. Kamu bisa melihat mereka, kalau kamu berhasil melewati semua ujian yang diberikan nduk. Jadi Kakek berharap kalau kamu mengikuti ujian ini dengan tekun ya nduk." (Jogo Rogo)
"Iya Kek, saya akan selalu ingat pesan yang telah Kakek berikan kepada saya. Dan saya minta tolong Kek, jaga sahabat saya Beni. Selama ini dia yang bersama saya Kek." (Dinda)
"Iya nduk, tentu saja. Kakek pergi dulu. Perbanyaklah berdoa nduk." (Jogo Rogo)
"Iya Kek." (Dinda)
Setelah itu Kakek berlalu dari gua ini. Aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku nanti. Dan aku baru sadar, kalau sedari tadi para pendekar ini masih bertekuk lutut di depan ku.
"Para Pendekar." (Dinda)
"Iya Nyai." (Para Pendekar)
"Sekarang berdirilah. Karena saya ingin meminta kepada kalian." (Dinda)
"Silahkan Nyai, apapun yang Nyai inginkan." (Para Pendekar)
"Saya ingin sebagian dari kalian mencari bahan makanan. Dan sebagian lagi berjaga di gua ini. Untuk memastikan kalau semuanya benar benar aman." (Dinda)
"Baiklah Nyai. Segera kami jalankan." (Para Pendekar)
Selagi mereka semua pergi, sepertinya aku memiliki cukup waktu untuk bermeditasi. Karena suasana yang sangat hening, bisa membuat aku lebih nyaman dan tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
gina altira
ceritanya jadi mengingatkan pada serial kartun Avatar, seru thor
2022-08-16
0
MiawNa
seru
2022-03-07
1
Disa Virdiansa 🥀
Aku mampir, Thor... 👍
Bawa cicilan...
~ Semangat Kakak ~
2020-09-30
3