Egois

"Aku mengundurkan diri sekarang juga. Pekerjaan ini tidak cocok untukku," kata Nayaka.

"Tapi Anda sudah tanda tangan kontrak untuk pekerjaan ini. Ada apa sebenarnya?" tanya Roy, bagian personalia. "Jika pekerjaan Anda bagus, maka akan diangkat sebagai karyawan tetap. Perusahaan ini juga sangat bagus. Belum tentu melamar di perusahaan lain gajinya akan besar seperti di sini."

"Jika aku tau bos kalian itu adalah ...."

"Roy!" tegur Delilah yang tiba-tiba masuk. "Tinggalkan kami berdua."

Roy melihat Nayaka, lalu beralih pada Delilah lagi. Ia yakin jika keduanya ada suatu hubungan yang rumit. Roy pun tidak ingin banyak tanya karena ia hanyalah bawahan. Segera ia keluar dengan menutup pintu agar Delilah dan Nayaka dapat bicara secara leluasa.

"Apalagi?" tanya Nayaka.

"Aku tau Kakak marah. Aku minta maaf untuk semua yang kulakukan, tapi jangan begini, Kak. Di mana lagi Kakak akan melamar pekerjaan. Belum tentu di tempat lain sama," ucap Delilah.

"Menjadi bawahanmu lagi yang gampang kau tindas?" Nayaka menggeleng. "Agar kau bisa membuatku terus patuh kepadamu, kan? Agar aku selalu merasa berhutang padamu begitu?"

"Kenyataannya memang seperti itu, kan?" kata Delilah.

"Kau sama sekali tidak berubah. Aku tidak pernah minta apa pun dari orang tuamu! Mereka yang memberikannya sendiri," ucap Nayaka.

"Itu karena ibumu yang terus ingin tinggal di rumahku. Dia yang berniat untuk merebut papaku. Sayangnya, itu bisa, kan? Papaku adalah orang yang sangat setia."

"Kau ingin aku membayar dan mengembalikan semua yang telah ayahmu berikan, kan?" Nayaka mengangguk. "Oke! Aku akan kembalikan semuanya, Delilah. Beritahu aku nomor akunmu. Semuanya akan aku bayar. Uang pendidikan, apartemen dan mobil. Aku memang ingin bertemu denganmu untuk mengembalikan semuanya."

"Kau bercanda," ucap Delilah.

Nayaka mengeluarkan ponselnya. "Cepat berikan. Aku akan bayar semuanya."

Delilah merasa tertantang dan memberikan nomor rekening miliknya. "Ambil ini. Aku ingin lihat sampai mana kemampuanmu."

Nayaka mengambil ponsel dengan kasar, lalu mentransfer uang yang memang selama ini ia kumpulkan untuk membayar segala hutang budi pada keluarga Delilah. Ia mengembalikan telepon gengam sang mantan ketika sudah memastikan uang yang ditransfer secara mobile telah masuk.

"Ambil ini. Untuk apartemen dan mobil kau bisa memintanya pada pengelola gedung. Aku sudah lama tidak tinggal di sana sejak ibuku tiada. Aku sudah lama berniat untuk mengembalikan semuanya. Hubungan kita telah berakhir sekarang. Aku tidak akan menganggumu lagi," ucap Nayaka.

"Kau kira hubungan kita bakal berakhir begini saja? Masih ada Kyomi, Kak. Dia putriku," kata Delilah.

"Dia bukan putrimu!" bentak Nayaka. "Ibunya sudah lama mati!"

"Kakak!" balas Delilah tidak kalah kerasnya. Ia memeluk Nayaka dengan erat. "Aku merindukanmu, Kak. Aku sangat rindu padamu."

Nayaka melepas pelukan Delilah secara kasar. "Jangan menyentuhku!" bentak Nayaka. "Merindukanku?" Nayaka berdecih. "Apa kau pernah ingat pada kami sedikit saja? Kau bahkan bertunangan dengan pria lain dan akan menikah. Bualan apalagi yang kau berikan padaku, Del?"

"Kak, kita tidak akan bisa bersama. Kau adalah anak asuh dari papaku," ucap Delilah. "Kakakku tidak akan setuju atas hubungan kita."

Nayaka mendorong Delilah agar menjauh darinya. "Aku bukan anak asuh dari keluargamu!"

"Jangan membentakku, Kak. Mana kelembutan yang sering kau tunjukkan padaku?"

"Kau tidak pantas mendapatkannya! Sudahlah, Delilah. Kau jangan lagi bicara omong kosong. Sudah cukup sampai di sini," ucap Nayaka.

Delilah tidak membiarkan Nayaka pergi. Ia bersandar di pintu menghalangi. "Kau bisa pergi jika setuju untuk tetap bekerja di perusahaanku."

"Minggir!" Suara Nayaka bisa serak karena berbicara keras pada Delilah.

"Jangan campuri urusan kerja dan pribadi."

"Aku bilang minggir," ucap Nayaka dengan menarik tangan Delilah dan membuat wanita itu tersungkur di lantai.

"Selangkah saja kau keluar, aku akan ambil Kyomi darimu. Aku tidak main-main, Nayaka!" ucap Delilah. "Kau bisa mencobanya."

"Lagi-lagi kau mengunakan kekuasaanmu. Kau yang membuang kami dulu, dan sekarang kau ingin mempertahankan kami. Sebenarnya apa yang kau inginkan, Delilah?" tanya Nayaka.

"Jangan perlakukan aku seperti ini. Tetap bersamaku," jawab Delilah.

"Egois! Kau mendapatkan apa yang kau inginkan," ucap Nayaka, lalu menarik gagang pintu dan keluar.

Betapa lucunya Delilah, bahkan Nayaka tidak habis pikir. Dia yang membuang, tetapi dia juga yang ingin memungutnya. Terlebih saat mantannya itu akan segera menikah. Nayaka harus mencari agar Delilah tidak bisa mengambil Kyomi meski dengan kekuasaan keluarga yang ia miliki.

...****************...

"Tante pulang saja. Kyomi bisa jaga diri," ucapnya.

Angel dan Kyomi sudah sampai di rumah setelah mendaftar di sekolah. Angel ragu untuk meninggalkan anak kecil berumur enam tahun meski kata Nayaka, putri kecil itu telah terbiasa.

Angel tertawa. "Mana mungkin Tante akan meninggalkanmu di rumah sendirian."

"Tapi, Tante bilang akan mengajar. Kyomi punya kunci cadangan rumah."

"Hari ini Tante akan menemanimu. Lebih baik kita main saja," usul Angel.

"Tante mau merias rambutku?"

"Boleh, kamu ambil sisir sama pitanya. Tante akan dandani kamu."

Kyomi lekas berlari ke kamar mengambil semua perlengkapan rias. Ia bosan dengan tatanan rambut kepang dua yang menurut Nayaka lebih membuat rambutnya rapi.

Angel membuka ikatan kepang yang dibuat Nayaka sebelumnya, lalu menyisir rambut yang terlihat ikal itu. Angel menggerai rambut Kyomi, lalu memberi jepitan rambut warna-warni yang dibentuk seperti bando.

"Kyomi jadi cantik, deh," ucap Angel memuji.

Kyomi berputar-putar karena mendapat tatanan rambut seperti temannya di Paris. Ia tampak begitu senang.

"Tante harus sering kemari buat dandanin Kyomi."

Angel mengangguk. "Iya, Tante akan sering kemari."

Asik bermain bersama, suara motor terdengar semakin mendekat. Kyomi dan Angel keluar melihatnya. Angel heran karena Nayaka pulang sebelum jam kantor.

"Kau pulang cepat," kata Angel.

"Iya," jawab Nayaka singkat tanpa ingin mengatakan hal yang sebenarnya. "Apa Kyomi sudah bisa masuk sekolah?"

"Senin depan sudah bisa masuk. Sebenarnya untuk masuk sekolah dasar harus umur tujuh tahun. Kulihat Kyomi sudah pandai membaca dan menulis. Dia juga pandai bahasa asing. Kau yakin ingin menyekolahkan dia di sekolah swasta biasa?"

"Aku tidak mampu untuk menyekolahkan dia di sekolah internasional. Biayanya terlalu tinggi. Kyomi bisa masuk sekolah meski telah masuk tahun ajaran baru?" tanya Nayaka lagi.

"Iya, bisa. Kau hanya perlu membeli perlengkapannya saja. Aku harus pergi dan aku sarankan untuk mencari pengasuh," kata Angel.

Nayaka mengangguk. "Terima kasih, Angel. Aku akan pikirkan soal itu."

Nayaka merasa sangat merepotkan Angel hari ini. Ia memang butuh seorang penjaga, tetapi memilih pengasuh yang benar-benar bisa menjaga sangat susah.

"Kenapa Papa pulang cepat?" tegur Kyomi.

"Karena Papa akan mengajak Kyomi pergi ke mal."

Kyomi melompat girang mendengarnya. "Kyomi ganti baju dulu."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Larasati

Larasati

bagus 👍👍naya

2024-10-03

0

mei

mei

mendadak amnesia wkwkwkk

2024-09-16

0

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

idihhhh dya yg buang.. tiba" dy yg pengen balikan lg...

2023-02-08

2

lihat semua
Episodes
1 Hamil
2 Pindah
3 Paris
4 Jalan Bersama
5 Kembali ke Paris
6 Melahirkan
7 Merawat Kyomi
8 Pergi
9 Memulai
10 Kembali
11 Kebahagian Delilah
12 Tanpa Diduga
13 Dianggap Tiada
14 Melawan
15 Egois
16 Nenek Anna
17 Meminta
18 Ungkapan Delilah
19 Bertamu
20 Permintaan Nayaka
21 Punya Mama
22 Satu Tempat Lagi
23 Sindiran
24 Bersama Kyomi
25 Lihat Aku
26 Niat
27 Anakku
28 Dia Mama?
29 Salah Siapa?
30 Setuju
31 Jatuh Cinta
32 Bujuk
33 Penolakkan
34 Dikutuk
35 Cemburu
36 Ingin Menunda
37 Menolak
38 Berdamai?
39 Bujuk
40 Ulah Kyomi
41 Bersama
42 Kembali
43 Ancaman
44 Pengakuan
45 Murka Reyhan
46 Bawa Kemari
47 Pertengkaran
48 Dibawa
49 Rumit
50 Pembatalan
51 Bebas
52 Permintaan Tanggung Jawab
53 Rencana Lamaran
54 Lamaran
55 Hangatnya
56 Tanda Tanya?
57 Tuan Muda
58 Keluarga
59 Menginap
60 Lagi-lagi Fahmi
61 Pameran
62 Amarah Kehangatan
63 Ribut
64 Puncak
65 Pulang
66 Hilangnya Nayaka
67 Kaget
68 Tetap Saja
69 Angkuh
70 Akhir Segalanya
71 Pisah
72 Gandengan Nayaka
73 Penolakan Kyomi
74 Tidak Bisa Bayar
75 Hah?
76 Melanjutkan Hubungan
77 Hotel
78 Kesekian Kalinya
79 Istri Idaman?
80 Balasan
81 Dubai
82 Kehidupan Kelas Atas
83 Kenalan Baru
84 Janji Temu Ashraf
85 TTM
86 Kecewanya Nayaka
87 Nyeri Hati
88 Diamnya Nayaka
89 Permintaan Nayaka
90 Alasan Lelah
91 Sah Seorang Istri
92 Anggota Baru
93 Hanya Pertanyaan
94 Keputusan
95 Hilangnya Delilah
96 Ungkapan Ashraf
97 Swiss
98 Memulai Kembali
99 Ucapan Reyhan
100 Melepas Tapi Tak Rela
101 Persalinan
102 Nama Sama Nasib Beda
103 Suka Dan Duka
104 Bayiku?
105 Menyelidiki
106 Kyomi Membandingkan
107 Kita Hanya Teman
108 Atas Nama Cinta
109 Ajakan Kyomi
110 Cocok Menjadi Teman
111 Pertanyaan Membuat Sedih
112 Boomerang
113 Baik Atau Buruk?
114 Acara Kanaka
115 Sosok Bermata Biru
116 Ucapan Pisah
117 Delilah Dan Angel
118 Ditolak Lagi
119 Memulai Dari Awal
120 Inggris
121 Salam Perkenalan
122 Mata-mata Delilah
123 CEO
124 Lamaran Lagi
125 Tertunda
126 Pulang Menikah
127 Bersatu Untuk Selamanya
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Hamil
2
Pindah
3
Paris
4
Jalan Bersama
5
Kembali ke Paris
6
Melahirkan
7
Merawat Kyomi
8
Pergi
9
Memulai
10
Kembali
11
Kebahagian Delilah
12
Tanpa Diduga
13
Dianggap Tiada
14
Melawan
15
Egois
16
Nenek Anna
17
Meminta
18
Ungkapan Delilah
19
Bertamu
20
Permintaan Nayaka
21
Punya Mama
22
Satu Tempat Lagi
23
Sindiran
24
Bersama Kyomi
25
Lihat Aku
26
Niat
27
Anakku
28
Dia Mama?
29
Salah Siapa?
30
Setuju
31
Jatuh Cinta
32
Bujuk
33
Penolakkan
34
Dikutuk
35
Cemburu
36
Ingin Menunda
37
Menolak
38
Berdamai?
39
Bujuk
40
Ulah Kyomi
41
Bersama
42
Kembali
43
Ancaman
44
Pengakuan
45
Murka Reyhan
46
Bawa Kemari
47
Pertengkaran
48
Dibawa
49
Rumit
50
Pembatalan
51
Bebas
52
Permintaan Tanggung Jawab
53
Rencana Lamaran
54
Lamaran
55
Hangatnya
56
Tanda Tanya?
57
Tuan Muda
58
Keluarga
59
Menginap
60
Lagi-lagi Fahmi
61
Pameran
62
Amarah Kehangatan
63
Ribut
64
Puncak
65
Pulang
66
Hilangnya Nayaka
67
Kaget
68
Tetap Saja
69
Angkuh
70
Akhir Segalanya
71
Pisah
72
Gandengan Nayaka
73
Penolakan Kyomi
74
Tidak Bisa Bayar
75
Hah?
76
Melanjutkan Hubungan
77
Hotel
78
Kesekian Kalinya
79
Istri Idaman?
80
Balasan
81
Dubai
82
Kehidupan Kelas Atas
83
Kenalan Baru
84
Janji Temu Ashraf
85
TTM
86
Kecewanya Nayaka
87
Nyeri Hati
88
Diamnya Nayaka
89
Permintaan Nayaka
90
Alasan Lelah
91
Sah Seorang Istri
92
Anggota Baru
93
Hanya Pertanyaan
94
Keputusan
95
Hilangnya Delilah
96
Ungkapan Ashraf
97
Swiss
98
Memulai Kembali
99
Ucapan Reyhan
100
Melepas Tapi Tak Rela
101
Persalinan
102
Nama Sama Nasib Beda
103
Suka Dan Duka
104
Bayiku?
105
Menyelidiki
106
Kyomi Membandingkan
107
Kita Hanya Teman
108
Atas Nama Cinta
109
Ajakan Kyomi
110
Cocok Menjadi Teman
111
Pertanyaan Membuat Sedih
112
Boomerang
113
Baik Atau Buruk?
114
Acara Kanaka
115
Sosok Bermata Biru
116
Ucapan Pisah
117
Delilah Dan Angel
118
Ditolak Lagi
119
Memulai Dari Awal
120
Inggris
121
Salam Perkenalan
122
Mata-mata Delilah
123
CEO
124
Lamaran Lagi
125
Tertunda
126
Pulang Menikah
127
Bersatu Untuk Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!