Pergi

Setengah hari Delilah harus merawat Kyomi seorang diri sementara Nayaka telah masuk kerja setelah izin satu hari. Ia juga mengepak barang-barang bawaan untuk dibawa pulang.

Kesal dan lelah terlebih Kyomi malah merengek terus seakan susu yang diberikan Delilah tidaklah cukup. Ujung miliknya menjadi lecet karena isapan Kyomi.

"Bisa kau berikan susu formula?" tanya Delilah pada perawat.

"Lebih bagus memberinya Asi, Mom," sahut perawat.

"Milikku lecet. Aku kesakitan menyusuinya."

"Tunggulah di sini. Aku akan memberinya susu formula," kata perawat.

Untuk mendapatkan susu formula saja, Delilah harus bicara panjang lebar. Ini karena Nayaka yang belum juga datang dan membeli susu formula untuk putrinya. Delilah juga dendam terhadap suster yang selalu memperhatikan dirinya. Demi apa jika perawat itu takut ia menelantarkan Kyomi hanya karena masalah semalam.

Perawat itu datang dengan membawa susu formula bersama dokter yang akan memeriksa Delilah. Ia sudah diizinkan pulang, tetapi harus menunggu untuk pemeriksaan terakhir serta Nayaka tentunya.

Dokter memeriksa ibu dan anak. Semua dinyatakan sehat. Namun, Delilah harus mendengar petuah tentang menjadi ibu yang baik.

"Terima kasih, Dokter," ucap Delilah, "aku akan selalu ingat pesanmu. Jangan khawatir untuk masalah putriku. Aku bisa mengatasinya."

"Baiklah, tetapi ingat ini. Putrimu adalah anugerah," kata Dokter wanita.

"Dia memang anugerah. Jika aku tidak menginginkannya, maka aku tidak akan membuatnya lahir di dunia ini."

Bersamaan dengan itu, Nayaka datang menjemput istrinya. Ia menyapa dokter serta suster dan mengucapkan terima kasih karena telah membantu persalinan Delilah.

"Lama banget datangnya," gerutu Delilah ketika Dokter serta suster telah pergi.

"Aku bisa datang setelah jam istirahat, Sayang. Tadi aku juga mengurus administrasinya," kata Nayaka.

"Ya, sudah. Ayo, kita pulang."

Delilah meraih Kyomi dalam gendongannya, sedangkan Nayaka membawa tas bawaan. Taksi yang Nayaka pesan sudah berada di depan pintu rumah sakit. Dingin menusuk ketika keduanya keluar dari gedung. Sopir segera menyuruh Delilah masuk mobil agar sang bayi terhindar dari hawa dingin yang terlalu lama.

"Kau lahir di musim salju, Kyomi," ucap Delilah.

"Meski begitu dia tetap tidur dengan nyenyak," sahut Nayaka.

"Kau tidak tau saja apa yang dilakukannya padaku pagi ini."

"Apa dia rewel?" tanya Nayaka.

Delilah mengangguk. "Ya, Kyomi selalu haus."

"Dia ingin tumbuh, Sayang. Itu sebabnya ia selalu kelaparan."

Sesampainya di apartemen, Delilah segera mengganti pakaian Kyomi. Sementara Nayaka bersiap untuk kembali ke kantor setelah memastikan penghangat ruangan menyala dan makanan untuk Delilah tersedia.

"Sayang, aku tinggal dulu. Aku akan pulang cepat nanti. Ada yang kamu perlukan?" tanya Nayaka.

"Susu formula dan botol. Aku perlu itu. Kau bahkan belum membelinya," kata Delilah.

"Aku akan membeli dan mengirimkannya dengan kurir sepeda."

Delilah diam saja ketika Nayaka keluar. Sekarang tinggal ia bersama Kyomi sembari memikirkan masa depannya. Ia punya anak dan belum lulus kuliah. Ditambah ada tanggung jawab di pundaknya. Perusahaan keluarga peninggalan ayah serta kakeknya.

"Ini tidak bisa. Aku tidak ingin berdiam di sini," ucap Delilah.

Sorenya Nayaka pulang dari kantor. Syukurlah kekasihnya tidak marah-marah ketika ia sampai di apartemen. Hanya saja Nayaka kaget mendapati Kyomi yang menangis, sedangkan Delilah diam saja di tempat tidur dengan ponsel di tangan.

"Sayang, Kyomi menangis," kata Nayaka.

"Aku sudah memberinya susu, tapi Kyomi masih menangis."

Terlihat botol minum di samping Kyomi. Nayaka lekas meraih botol sebab terjatuh dari mulut putrinya dan membasahi baju yang dipakai Kyomi.

"Kau bisa lihat kalau Kyomi tidak bisa meminumnya. Kau harus memegang botolnya," kata Nayaka.

Delilah menatapnya tajam. "Kau berani memarahiku karena anak ini. Kau ingin aku melahirkannya, kalau begitu urus saja dia."

Nayaka tidak ingin berdebat. Ia langsung saja meraih bayi yang baru lahir itu dan membawanya keluar kamar. Nayaka membersihkan dan mengganti pakaian serta popok Kyomi, setelah itu memberinya susu.

"Kak, aku lapar. Kau beli makanan tidak?" tanya Delilah yang tiba-tiba saja menyusul ke ruang TV.

"Aku tidak sempat. Aku buru-buru."

Delilah mendengkus. Ia mengambil alih Kyomi dari tangan Nayaka. "Kau buatin aku makan malam. Biar Kyomi bersamaku."

"Jangan terlalu banyak bergerak, Del. Kau baru saja keluar dari rumah sakit," tegur Nayaka.

"Kita harus mencari pengasuh," kata Delilah.

"Perlu waktu untuk mencarinya."

Delilah tidak menanggapi ucapan Nayaka. Ia sudah tahu jika kekasihnya itu akan selalu menganggap permintaannya sulit dituruti. Apa yang sulit jika punya uang banyak? Delilah merasa ia menjadi gadis miskin selama hidup bersama Nayaka.

******

Hari-hari berlalu. Salju yang tebal mulai mencair dan matahari bersinar terang di langit Paris. Musim semi akan tiba dan bunga akan segera bermekaran. Tidak terasa usia Kyomi sudah satu bulan. Pengasuh yang diminta Delilah tidak kunjung ada karena Nayaka tidak sempat mencarinya. Untuk menjaga seorang anak memang harus diperlukan seorang wanita yang bukan hanya bekerja, tetapi menyayangi anak asuhnya.

Hal itu membuat kehidupan Delilah terasa sudah berakhir. Ia tidak sekolah, tidak berkumpul bersama teman-temannya. Bersenang-senang seperti yang dulu ia lakukan. Ia berdiam diri di apartemen. Menjadi seorang ibu bersama bayi yang ia lahirkan.

"Ini tidak bisa. Aku enggak mau di sini. Aku harus kembali ke kehidupanku sebelumnya," ucap Delilah.

Sore ketika Nayaka pulang, ia heran melihat koper di ruang TV. Delilah juga sudah rapi dan hendak pergi.

"Sayang, kau mau ke mana?" tanya Nayaka.

"Kita putus!" ucap Delilah.

"Apa?" Nayaka kaget.

"Aku adalah putri dari konglomerat. Hidup bersamamu membuatku merasa berada di dunia yang tidak aku kenali. Ini bukan diriku yang sesungguhnya. Aku sadar selama ini sudah terjebak. Aku harus pulang. Kembali ke duniaku."

"Apa yang kau katakan, Delilah?" tanya Nayaka.

"Ini adalah kesalahan. Menjalin hubungan bersamamu adalah kesalahanku!" teriak Delilah. "Melahirkan anak juga kesalahanku. Aku tidak ingin berada di dunia yang membuat mimpi-mimpiku terenggut!"

"Tenangkan dirimu, Del. Kita sudah lama bersama dan kita punya Kyomi. Dia membutuhkah dirimu, Del. Kau ibunya," kata Nayaka.

Delilah menggeleng. "Dia bukan putriku dan sampai kapan pun aku tidak akan mengakui jika aku pernah melahirkan. Kau boleh membawanya ke mana pun. Menjualnya atau memberikannya kepada siapa saja. Yang jelas di masa depan, jangan pernah mengatakan kalau aku ibunya."

Nayaka meraih tangan Delilah. "Sayang, aku minta maaf karena membiarkanmu menjaga Kyomi. Aku akan mencari pengasuh dan bila perlu berhenti bekerja. Aku akan menjaga Kyomi, tetapi kumohon jangan tinggalkan kami."

Delilah melepaskan tangannya. "Kita putus! Di masa yang akan datang, jangan pernah muncul di depanku. Aku akan mengganggapmu tidak pernah ada."

"Jangan begini, Del. Aku mencintaimu," ucap Nayaka.

"Jangan memaksaku!" bentak Delilah. "Kau banyak berhutang padaku. Sebagai balasan, menjauhlah dari hidupku. Anggap kita ini tidak saling mengenal."

Nayaka berlutut di kaki Delilah. "Sayang, kumohon. Kita bisa bicarakan ini baik-baik."

Delilah mendorong tubuh Nayaka hingga pria itu terjungkal. Di saat itu juga Kyomi menangis karena memang di letakkan di ruang TV.

"Jangan menghalangiku!"

"Kumohon, Delilah. Jangan tinggalkan kami," ucap Nayaka lirih.

"Mulai saat ini kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Jika kau sampai melakukannya, tahu sendiri akibatnya!"

Delilah mengeret koper, lalu keluar dari apartemen. Nayaka mengejarnya agar sang kekasih mengurungkan niatnya itu.

"Kumohon, Delilah," ucap Nayaka.

"Jangan menghalangiku! Kau bukan lagi kekasihku sekarang."

Delilah menghentikan taksi. Ia masuk begitu saja ketika kendaraan itu berhenti. Nayaka masih memohon agar ia tidak pergi, tetapi Delilah tetaplah pada keputusannya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

ya allah sedih bgt baca nya... nayaka ampe mengemis... semoga suatu saat nanti delillah akan menyesal seumur hidup

2023-02-08

1

Ndhe Nii

Ndhe Nii

masa baby blues yg membahayakan... karena harus ada orang lain.. atau ortu yg bisa mendukung Kel mereka .. semangat Nayaka.... penasaran cerita nya .. othorr selalu keren...lain dr yg lain 😀🤣

2022-09-24

0

@Novix~

@Novix~

ceritanya banyak mengandung bawang ini😭
aku heran padahal semua cerita kak renita bagus kok yg like dan komen sedikit ya?

2022-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Hamil
2 Pindah
3 Paris
4 Jalan Bersama
5 Kembali ke Paris
6 Melahirkan
7 Merawat Kyomi
8 Pergi
9 Memulai
10 Kembali
11 Kebahagian Delilah
12 Tanpa Diduga
13 Dianggap Tiada
14 Melawan
15 Egois
16 Nenek Anna
17 Meminta
18 Ungkapan Delilah
19 Bertamu
20 Permintaan Nayaka
21 Punya Mama
22 Satu Tempat Lagi
23 Sindiran
24 Bersama Kyomi
25 Lihat Aku
26 Niat
27 Anakku
28 Dia Mama?
29 Salah Siapa?
30 Setuju
31 Jatuh Cinta
32 Bujuk
33 Penolakkan
34 Dikutuk
35 Cemburu
36 Ingin Menunda
37 Menolak
38 Berdamai?
39 Bujuk
40 Ulah Kyomi
41 Bersama
42 Kembali
43 Ancaman
44 Pengakuan
45 Murka Reyhan
46 Bawa Kemari
47 Pertengkaran
48 Dibawa
49 Rumit
50 Pembatalan
51 Bebas
52 Permintaan Tanggung Jawab
53 Rencana Lamaran
54 Lamaran
55 Hangatnya
56 Tanda Tanya?
57 Tuan Muda
58 Keluarga
59 Menginap
60 Lagi-lagi Fahmi
61 Pameran
62 Amarah Kehangatan
63 Ribut
64 Puncak
65 Pulang
66 Hilangnya Nayaka
67 Kaget
68 Tetap Saja
69 Angkuh
70 Akhir Segalanya
71 Pisah
72 Gandengan Nayaka
73 Penolakan Kyomi
74 Tidak Bisa Bayar
75 Hah?
76 Melanjutkan Hubungan
77 Hotel
78 Kesekian Kalinya
79 Istri Idaman?
80 Balasan
81 Dubai
82 Kehidupan Kelas Atas
83 Kenalan Baru
84 Janji Temu Ashraf
85 TTM
86 Kecewanya Nayaka
87 Nyeri Hati
88 Diamnya Nayaka
89 Permintaan Nayaka
90 Alasan Lelah
91 Sah Seorang Istri
92 Anggota Baru
93 Hanya Pertanyaan
94 Keputusan
95 Hilangnya Delilah
96 Ungkapan Ashraf
97 Swiss
98 Memulai Kembali
99 Ucapan Reyhan
100 Melepas Tapi Tak Rela
101 Persalinan
102 Nama Sama Nasib Beda
103 Suka Dan Duka
104 Bayiku?
105 Menyelidiki
106 Kyomi Membandingkan
107 Kita Hanya Teman
108 Atas Nama Cinta
109 Ajakan Kyomi
110 Cocok Menjadi Teman
111 Pertanyaan Membuat Sedih
112 Boomerang
113 Baik Atau Buruk?
114 Acara Kanaka
115 Sosok Bermata Biru
116 Ucapan Pisah
117 Delilah Dan Angel
118 Ditolak Lagi
119 Memulai Dari Awal
120 Inggris
121 Salam Perkenalan
122 Mata-mata Delilah
123 CEO
124 Lamaran Lagi
125 Tertunda
126 Pulang Menikah
127 Bersatu Untuk Selamanya
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Hamil
2
Pindah
3
Paris
4
Jalan Bersama
5
Kembali ke Paris
6
Melahirkan
7
Merawat Kyomi
8
Pergi
9
Memulai
10
Kembali
11
Kebahagian Delilah
12
Tanpa Diduga
13
Dianggap Tiada
14
Melawan
15
Egois
16
Nenek Anna
17
Meminta
18
Ungkapan Delilah
19
Bertamu
20
Permintaan Nayaka
21
Punya Mama
22
Satu Tempat Lagi
23
Sindiran
24
Bersama Kyomi
25
Lihat Aku
26
Niat
27
Anakku
28
Dia Mama?
29
Salah Siapa?
30
Setuju
31
Jatuh Cinta
32
Bujuk
33
Penolakkan
34
Dikutuk
35
Cemburu
36
Ingin Menunda
37
Menolak
38
Berdamai?
39
Bujuk
40
Ulah Kyomi
41
Bersama
42
Kembali
43
Ancaman
44
Pengakuan
45
Murka Reyhan
46
Bawa Kemari
47
Pertengkaran
48
Dibawa
49
Rumit
50
Pembatalan
51
Bebas
52
Permintaan Tanggung Jawab
53
Rencana Lamaran
54
Lamaran
55
Hangatnya
56
Tanda Tanya?
57
Tuan Muda
58
Keluarga
59
Menginap
60
Lagi-lagi Fahmi
61
Pameran
62
Amarah Kehangatan
63
Ribut
64
Puncak
65
Pulang
66
Hilangnya Nayaka
67
Kaget
68
Tetap Saja
69
Angkuh
70
Akhir Segalanya
71
Pisah
72
Gandengan Nayaka
73
Penolakan Kyomi
74
Tidak Bisa Bayar
75
Hah?
76
Melanjutkan Hubungan
77
Hotel
78
Kesekian Kalinya
79
Istri Idaman?
80
Balasan
81
Dubai
82
Kehidupan Kelas Atas
83
Kenalan Baru
84
Janji Temu Ashraf
85
TTM
86
Kecewanya Nayaka
87
Nyeri Hati
88
Diamnya Nayaka
89
Permintaan Nayaka
90
Alasan Lelah
91
Sah Seorang Istri
92
Anggota Baru
93
Hanya Pertanyaan
94
Keputusan
95
Hilangnya Delilah
96
Ungkapan Ashraf
97
Swiss
98
Memulai Kembali
99
Ucapan Reyhan
100
Melepas Tapi Tak Rela
101
Persalinan
102
Nama Sama Nasib Beda
103
Suka Dan Duka
104
Bayiku?
105
Menyelidiki
106
Kyomi Membandingkan
107
Kita Hanya Teman
108
Atas Nama Cinta
109
Ajakan Kyomi
110
Cocok Menjadi Teman
111
Pertanyaan Membuat Sedih
112
Boomerang
113
Baik Atau Buruk?
114
Acara Kanaka
115
Sosok Bermata Biru
116
Ucapan Pisah
117
Delilah Dan Angel
118
Ditolak Lagi
119
Memulai Dari Awal
120
Inggris
121
Salam Perkenalan
122
Mata-mata Delilah
123
CEO
124
Lamaran Lagi
125
Tertunda
126
Pulang Menikah
127
Bersatu Untuk Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!