Tanpa Diduga

Perusahaan perhiasan yang lumayan besar. Nayaka harus menunggu panggilan lebih dulu untuk wawancara. Ia berharap bisa mendapat pekerjaan ini langsung agar tabungannya tidak terkuras habis untuk biaya hidup.

"Bapak Nayaka," panggil seorang wanita.

"Saya, Nona," sahut Nayaka.

"Silakan masuk."

Nayaka bangkit dari duduknya, lalu menghadap pria bagian dari departemen personalia. Penyambutan cukup ramah karena sebelumnya Nayaka telah melakukan wawancara secara online, dan sepertinya pria itu juga menyukai dirinya. Nayaka berharap ia bisa diterima dengan cepat.

"Kenapa Anda ingin bekerja di sini, padahal karier Anda di luar negeri sangat bagus."

"Saya lahir di sini dan ingin bekerja di negara sendiri tentunya. Perusahaan ini bagus dengan pertumbuhan stabil. Saya tertarik untuk bekerja sama," kata Nayaka.

"Pengalaman kerjamu bagus dan kami memang membutuhkan orang yang mau bekerja keras untuk memajukan perusahaan ini. Kamu juga masuk kriteria karena perhiasan yang diproduksi akan dipamerkan bagi masyarakat kelas atas. Bukan hanya di dalam, tetapi luar negeri juga. Orang yang memiliki bahasa asing sangat kami perlukan," ucap pria yang usianya tidak jauh berbeda dari Nayaka.

"Siap, Pak. Saya berani jamin kalau saya mampu untuk bekerja sama dalam team," sahut Nayaka.

Pria itu mengulurkan tangan. "Selamat, Anda kami terima."

Nayaka tersenyum sembari menyambut uluran tangan itu. "Terima kasih, Pak. Terima kasih banyak. Kapan saya bisa bekerja?"

"Senin ini. Kamu bisa menghadap saya kembali nanti."

Nayaka mengangguk. "Baik, Pak. Terima kasih banyak."

Soal pekerjaan berjalan lancar dan bersyukur ia mendapat pekerjaan secara langsung. Keluar dari gedung perusahaan Delano, Nayaka langsung ke rumah sewa untuk bersih-bersih. Ia juga mencatat beberapa barang yang dibutuhkan untuk keperluannya.

"Banyak barang yang harus dibeli. Butuh banyak duit, nih," gumam Nayaka.

Di rumah sewa itu hanya tersedia perlengkapan kursi sofa, meja makan dan lemari pakaian plastik. Nayaka membutuhkan tempat tidur, peralatan dapur serta kendaraan.

Telepon berdering, Nayaka tersenyum melihat panggilan video dari putrinya. Kartu mereka telah diganti dengan nomor Indonesia.

"Halo, Sayang," sapa Nayaka dengan melambaikan tangan.

"Papa di mana?" tanyanya.

"Di rumah sewa. Lihat rumah kita yang baru. Kecil, tetapi Papa akan membuatnya terlihat indah," kata Nayaka.

"Papa harus mengajakku untuk merias rumahnya," sahut Kyomi.

"Pasti, tetapi Papa harus pergi lagi. Kau tinggal di hotel dan jangan keluar kamar."

"Baiklah, tetapi Papa jangan lupa untuk mengajakku jalan-jalan."

"Papa akan segera kembali," ucap Nayaka, lalu memutus sambungan video-nya.

Sesampai di pasar, Nayaka segera membeli dua tempat tidur. Hanya tempat tidur tanpa kepala ranjang. Tikar, selimut, bantal serta peralatan dapur. Kemudian pergi ke dealer motor mencari kendaraan bekas yang bisa ia gunakan. Kendaraan matic ia dapatkan dengan harga delapan juta. Nayaka meringis melihat saldo dalam rekeningnya.

"Cari duit setengah mati. Sekali belanja sudah mau habis saja," gumam Nayaka seraya geleng-geleng kepala.

"Kan, abangnya sudah dapat motor baru," tegur seorang wanita yang merupakan SPG di tempat itu.

Nayaka menyengir. "Iya, sih. Uangnya habis buat beli motor. Kasih diskon lagi, dong. Saya beli tunai, loh."

"Potongan cuma segitu, Bang. Itu juga sudah banyak."

Nayaka mencebik. "Iya, deh."

...****************...

Akhirnya, Nayaka bisa pulang dipukul delapan malam. Seperti biasa, maka Kyomi akan menampilkan wajah masamnya yang malah mengingatkan Nayaka akan sosok Delilah. Mantan kekasihnya juga marah kalau ia pulang terlambat.

"Hari ini enggak jadi jalan-jalan lagi?" tanya Kyomi.

"Jadi, kok. Malam ini Papa akan ajak Kyomi makan di luar."

Wajah Kyomi berbuah cerah. Senyum manis terbit di bibirnya. "Kyomi mau makan roti campur irisan daging ayam."

Nayaka mengusap puncak kepala putrinya. "Kita berangkat sekarang. Nanti keburu malam."

Karena Kyomi ingin makan roti, Nayaka membawanya ke sebuah kafe. Karena di sana biasanya tersedia makanan ala eropa yang sesuai dengan lidah putrinya.

"Oh, Papa. Kau salah membawaku kemari. Ini sepertinya tempat kencan," kata Kyomi.

Nayaka tersenyum. "Papa memang membawamu berkencan."

"Aku yakin sekali bibi Stacy akan merana karena kita tinggal. Dia menyukaimu dan Papa malah menolaknya," komentar Kyomi.

"Tidak ada yang bisa menggantikan ibumu di hati Papa."

"Tapi Papa bilang mama sudah tiada saat aku lahir. Papa juga tidak pernah memperlihatkan fotonya padaku."

"Makan saja Kyomi. Jangan lagi bahas ibumu. Dia sudah tenang di sana," sahut Nayaka.

Kyomi menunduk, dan memakan roti isi ayam yang dipesan ayahnya. Ia tidak akan membahas ibunya jika Nayaka tidak menginginkan.

Sementara Nayaka mengerti perasaan Kyomi. Anak itu butuh seorang teman. Putrinya juga ingin seperti anak lain yang mempunyai seorang ibu, tetapi Nayaka tidak berkeinginan untuk menikah. Ia bisa mengurus putrinya sendiri. Ia bisa menjadi seorang ibu juga ayah bagi Kyomi.

"Jika Papa menikah, apa Kyomi mau berbagi kasih sayang?" tanya Nayaka.

"Tentu saja. Kami bisa memasak bersama. Membeli baju, menata rambut bersama, seperti Claudia. Dia selalu memakai pakaian yang sama dengan ibunya."

"Tapi Papa bisa memasak. Memilihkanmu baju dan menata rambutmu," kata Nayaka.

"Selera Papa buruk. Hanya rambutku saja yang panjang. Jika rambutku pendek, maka orang lain akan menganggapku sebagai anak laki-laki."

"Kyomi," tegur Nayaka.

"Izinkan aku memakai rok pendek juga sepatu bertumit tinggi."

"Kau baru berusia tujuh tahun. Tidak boleh memakai barang seperti itu. Jangan mengikuti teman-temanmu yang ada di sana," kata Nayaka. "Tunggu di sini, Papa ke toilet sebentar. Papa juga sekalian bayar makanannya setelah itu kita pulang."

Pandangan Kyomi mengarah ke pintu kafe yang terbuka. Sepasang kekasih baru masuk dan duduk di meja tidak jauh darinya, lalu disusul lagi dengan dua orang wanita dan satu pria.

"Mau pesan apa, Sayang?" tanya Juno.

"Seperti biasa saja," jawab Delilah. "Kalian mau pesan apa?" tanyanya pada Ayyana, Anthea serta Kiano.

"Panggil pelayannya kemari dulu baru aku pesan," sahut Kiano.

Kyomi masih memandangi meja seberang itu. Ia ingin mendekat, tetapi ragu. Entah kenapa ia ingin ke sana. Ia bangun dari kursinya, lalu berjalan perlahan menghampiri meja yang ditempati Delilah.

"Kyomi!" panggil Nayaka.

Kyomi menoleh begitu juga Delilah serta lainnya. Kyomi berlari menghampiri sang ayah dengan memeluknya. Mata Delilah membelalak melihat pria yang ia kenal. Terlebih ada seorang putri bersamanya.

"Loh, Kak Naya," tegur Ayyana. "Nayaka, kan?"

Nayaka menoleh dan ia kaget bisa bertemu anak-anak dari keluarga Alberto dan Handoko. Meski tidak akrab dengan si kembar dan Kiano, tetapi Nayaka mengenal mereka.

"Papa, mereka siapa?" tanya Kyomi.

"Mereka hanya kenalan, Sayang."

"Wah, sudah lama banget enggak ketemu Kak Nayaka," kata Anthea. "Sini, Kak. Gabung sama kita. Ada Delilah di sini."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

aku deg deg an... gimna ekspresi delillah bertemu dengan anak ny

2023-02-08

1

Eka Krisna Limbong

Eka Krisna Limbong

😭😭

2022-11-16

1

tria ulandari

tria ulandari

cari duit setengah mati
ngabisin duit setengah sadar 😂😂dasar aku

2022-07-05

2

lihat semua
Episodes
1 Hamil
2 Pindah
3 Paris
4 Jalan Bersama
5 Kembali ke Paris
6 Melahirkan
7 Merawat Kyomi
8 Pergi
9 Memulai
10 Kembali
11 Kebahagian Delilah
12 Tanpa Diduga
13 Dianggap Tiada
14 Melawan
15 Egois
16 Nenek Anna
17 Meminta
18 Ungkapan Delilah
19 Bertamu
20 Permintaan Nayaka
21 Punya Mama
22 Satu Tempat Lagi
23 Sindiran
24 Bersama Kyomi
25 Lihat Aku
26 Niat
27 Anakku
28 Dia Mama?
29 Salah Siapa?
30 Setuju
31 Jatuh Cinta
32 Bujuk
33 Penolakkan
34 Dikutuk
35 Cemburu
36 Ingin Menunda
37 Menolak
38 Berdamai?
39 Bujuk
40 Ulah Kyomi
41 Bersama
42 Kembali
43 Ancaman
44 Pengakuan
45 Murka Reyhan
46 Bawa Kemari
47 Pertengkaran
48 Dibawa
49 Rumit
50 Pembatalan
51 Bebas
52 Permintaan Tanggung Jawab
53 Rencana Lamaran
54 Lamaran
55 Hangatnya
56 Tanda Tanya?
57 Tuan Muda
58 Keluarga
59 Menginap
60 Lagi-lagi Fahmi
61 Pameran
62 Amarah Kehangatan
63 Ribut
64 Puncak
65 Pulang
66 Hilangnya Nayaka
67 Kaget
68 Tetap Saja
69 Angkuh
70 Akhir Segalanya
71 Pisah
72 Gandengan Nayaka
73 Penolakan Kyomi
74 Tidak Bisa Bayar
75 Hah?
76 Melanjutkan Hubungan
77 Hotel
78 Kesekian Kalinya
79 Istri Idaman?
80 Balasan
81 Dubai
82 Kehidupan Kelas Atas
83 Kenalan Baru
84 Janji Temu Ashraf
85 TTM
86 Kecewanya Nayaka
87 Nyeri Hati
88 Diamnya Nayaka
89 Permintaan Nayaka
90 Alasan Lelah
91 Sah Seorang Istri
92 Anggota Baru
93 Hanya Pertanyaan
94 Keputusan
95 Hilangnya Delilah
96 Ungkapan Ashraf
97 Swiss
98 Memulai Kembali
99 Ucapan Reyhan
100 Melepas Tapi Tak Rela
101 Persalinan
102 Nama Sama Nasib Beda
103 Suka Dan Duka
104 Bayiku?
105 Menyelidiki
106 Kyomi Membandingkan
107 Kita Hanya Teman
108 Atas Nama Cinta
109 Ajakan Kyomi
110 Cocok Menjadi Teman
111 Pertanyaan Membuat Sedih
112 Boomerang
113 Baik Atau Buruk?
114 Acara Kanaka
115 Sosok Bermata Biru
116 Ucapan Pisah
117 Delilah Dan Angel
118 Ditolak Lagi
119 Memulai Dari Awal
120 Inggris
121 Salam Perkenalan
122 Mata-mata Delilah
123 CEO
124 Lamaran Lagi
125 Tertunda
126 Pulang Menikah
127 Bersatu Untuk Selamanya
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Hamil
2
Pindah
3
Paris
4
Jalan Bersama
5
Kembali ke Paris
6
Melahirkan
7
Merawat Kyomi
8
Pergi
9
Memulai
10
Kembali
11
Kebahagian Delilah
12
Tanpa Diduga
13
Dianggap Tiada
14
Melawan
15
Egois
16
Nenek Anna
17
Meminta
18
Ungkapan Delilah
19
Bertamu
20
Permintaan Nayaka
21
Punya Mama
22
Satu Tempat Lagi
23
Sindiran
24
Bersama Kyomi
25
Lihat Aku
26
Niat
27
Anakku
28
Dia Mama?
29
Salah Siapa?
30
Setuju
31
Jatuh Cinta
32
Bujuk
33
Penolakkan
34
Dikutuk
35
Cemburu
36
Ingin Menunda
37
Menolak
38
Berdamai?
39
Bujuk
40
Ulah Kyomi
41
Bersama
42
Kembali
43
Ancaman
44
Pengakuan
45
Murka Reyhan
46
Bawa Kemari
47
Pertengkaran
48
Dibawa
49
Rumit
50
Pembatalan
51
Bebas
52
Permintaan Tanggung Jawab
53
Rencana Lamaran
54
Lamaran
55
Hangatnya
56
Tanda Tanya?
57
Tuan Muda
58
Keluarga
59
Menginap
60
Lagi-lagi Fahmi
61
Pameran
62
Amarah Kehangatan
63
Ribut
64
Puncak
65
Pulang
66
Hilangnya Nayaka
67
Kaget
68
Tetap Saja
69
Angkuh
70
Akhir Segalanya
71
Pisah
72
Gandengan Nayaka
73
Penolakan Kyomi
74
Tidak Bisa Bayar
75
Hah?
76
Melanjutkan Hubungan
77
Hotel
78
Kesekian Kalinya
79
Istri Idaman?
80
Balasan
81
Dubai
82
Kehidupan Kelas Atas
83
Kenalan Baru
84
Janji Temu Ashraf
85
TTM
86
Kecewanya Nayaka
87
Nyeri Hati
88
Diamnya Nayaka
89
Permintaan Nayaka
90
Alasan Lelah
91
Sah Seorang Istri
92
Anggota Baru
93
Hanya Pertanyaan
94
Keputusan
95
Hilangnya Delilah
96
Ungkapan Ashraf
97
Swiss
98
Memulai Kembali
99
Ucapan Reyhan
100
Melepas Tapi Tak Rela
101
Persalinan
102
Nama Sama Nasib Beda
103
Suka Dan Duka
104
Bayiku?
105
Menyelidiki
106
Kyomi Membandingkan
107
Kita Hanya Teman
108
Atas Nama Cinta
109
Ajakan Kyomi
110
Cocok Menjadi Teman
111
Pertanyaan Membuat Sedih
112
Boomerang
113
Baik Atau Buruk?
114
Acara Kanaka
115
Sosok Bermata Biru
116
Ucapan Pisah
117
Delilah Dan Angel
118
Ditolak Lagi
119
Memulai Dari Awal
120
Inggris
121
Salam Perkenalan
122
Mata-mata Delilah
123
CEO
124
Lamaran Lagi
125
Tertunda
126
Pulang Menikah
127
Bersatu Untuk Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!