Nayaka mencoba mengejar taksi yang ditumpangi Delilah. Tidak peduli tubuhnya kedinginan dan kakinya merasa lelah. Ia ingin membawa Delilah kembali bersamanya. Namun, apa daya jika sang kekasih sudah memutuskan untuk pergi dan memutuskan hubungan dengannya.
Nayaka terengah-engah, ia jatuh di atas aspal jalanan yang masih diselimuti sisa-sisa salju di atasnya. Musim semi telah tiba, tetapi bagi Nayaka ia tengah berada di musim gugur. Bunganya belum sempat bermekaran, tetapi angin membuatnya terjatuh.
"Jangan tinggalkan kami, Delilah," ucap Nayaka lirih.
Ia tersadar jika Kyomi sendirian di apartemen. Nayaka kembali berlari menuju tempat tinggalnya berada. Ia bersalah karena meninggalkan seorang bayi kecil sendirian.
Sampai di apartemen, Nayaka segera menghampiri Kyomi yang menangis. Wajah anak itu sampai merah dan Nayaka merasa sangat bersalah.
Perlahan Nayaka meraih putrinya. Ia kecup dan tenangkan bayi cantik itu. "Tenang, Sayang. Jangan menangis, ini Papa." Kyomi masih menangis meski Nayaka sudah mencoba untuk menenangkannya. "Sebentar, ya, Sayang. Papa buat susu dulu."
Bergegas Nayaka ke dapur membuat susu untuk bayinya. Air mata tiba-tiba menetes ketika ia membuat susu. Terlalu sakit ketika seseorang yang dicintai malah pergi.
Selesai membuat susu, Nayaka segera memberikannya kepada Kyomi. Barulah putri kecil itu terdiam setelah mendapat makanannya. Nayaka mengayun pelan boks bayi agar Kyomi kembali tertidur.
"Kita akan bawa Mama kembali," ucap Nayaka pada putrinya.
Nayaka masih mencoba menghubungi Delilah, tetapi tidak tersambung. Memang percuma karena nomor kontak telah diblokir. Nayaka menarik napas panjang. Memikirkan nasibnya yang ditinggal bersama seorang bayi perempuan.
*****
Sebulan kemudian, Nayaka nekat mengunjungi London bersama Kyomi. Ia terpaksa menunda begitu lama karena harus mempersiapkan dokumen kunjungan ke negara London untuk Kyomi.
Sesampainya di sana, Nayaka mencari Delilah di rumah yang dulu mereka sewa, tetapi sang kekasih tidak ada di sana. Bahkan pemilik rumah mengatakan Delilah tidak pernah kembali sejak terakhir mereka pindah.
Tidak berputus asa, Nayaka mengunjungi kampus mereka dan bertanya mengenai Delilah. Namun, hasilnya nihil. Bahkan teman satu kampus mengatakan jika Delilah tidak lagi melanjutkan kuliahnya di universitas London.
"Apa dia sudah kembali ke Indonesia?" gumam Nayaka.
"Hei!" tegur seorang pria.
Nayaka menoleh. "Iya, ada apa?"
Dua orang pria berbaju hitam menghampiri. Nayaka memeluk erat Kyomi dalam gendongannya. Nayaka tidak punya apa-apa. Kenapa selalu saja ada orang yang menganggunya?
"Kau mencari kekasihmu?" tanya pria itu.
"Kalian siapa?" Nayaka balik bertanya.
"Ikut dengan kami jika kau ingin tau keberadaan kekasihmu."
"Tidak perlu," tolak Nayaka. "Aku bisa sendiri."
Seorang pria menunjukan ponselnya kepada Nayaka. Ada foto Delilah di sana. Nayaka membelalak melihat itu. "Apa yang kalian lakukan pada kekasihku?"
"Ikut kami."
Nayaka mengangguk kemudian mengikuti keduanya masuk ke mobil. Salah satu pria mengendarai kendaraan itu menuju sebuah parkiran bawah tanah.
"Kalian ingin membawaku ke mana?" tanya Nayaka.
Kyomi menangis. Nayaka mendiamkan putrinya dengan memberi susu. Tiba-tiba perasaannya menjadi tidak mengenakan. Mobil berhenti di parkiran bawah tanah yang sepi. Salah satu pria menunjuk arah yang tidak terlihat kamera CCTV.
"Hentikan mobilnya," kata Nayaka.
Mobil memang berhenti, tetapi dua orang itu keluar dan memaksa Nayaka untuk turun. Nayaka mencoba melawan sebisanya ketika dua orang pria itu menarik Kyomi dalam gendongannya.
"Lepaskan kami!" bentak Nayaka.
Dua orang itu langsung saja memukuli Nayaka. Salah satu pria membuatnya duduk berlutut, lalu kembali menendang dan memukulinya. Sebisa mungkin Nayaka melindungi putrinya agar tidak terkena bogem mentah dari dua orang itu.
"Jangan pernah untuk mencari nona kami lagi. Jika kau berani menganggunya, tau sendiri akibatnya," ucap pria itu.
"Delilah yang menyuruh kalian?" tanya Nayaka.
"Tidak sia-sia kita mengintainya dari sebulan lalu. Pria ini nekat mencari nona."
"Ayo, kita tinggalkan tempat ini," sahut rekannya.
Nayaka terbatuk-batuk setelah menerima pukulan beruntun dari dua pria itu. Ia berusaha bangun, lalu berjalan keluar dengan tubuh babak belur. Sakit tubuh tidak seberapa. Lebih sakit lagi hati Nayaka.
Delilah sungguh tidak lagi mengharapkannya. Hubungan yang terjalin sedari remaja dulu kini kandas. Impian Nayaka yang ingin menikahi kekasihnya juga pupus.
"Tidak apa-apa, Sayang. Ada Papa di sini. Papa yang akan menjadi Papa sekaligus Mama untukmu," ucap Nayaka.
*****
Delilah mengangkat telepon dari pria suruhannya. Ia mengangguk ketika mendengar keberhasilan pekerjaan dari dua orang pria yang ia suruh.
"Uangnya akan segera kukirim," ucap Delilah kemudian memutus teleponnya, lalu mencelupkan ponsel itu ke dalam gelas yang terisi air.
"Kau menyia-yiakan ponselmu," tegur Kiano.
"Aku tidak suka model ponsel ini. Aku akan membeli yang baru."
"Siapa yang menghubungimu tadi?" Kiano menatap bibinya curiga.
"Orang suruhanku. Mereka telah memberi pelajaran pada pria yang mengangguku. Dia bahkan berani menyusulku ke London."
"Kau kenal di Paris?"
Delilah mengangguk. "Iya, dia terus saja mengejarku."
"Kita bisa menghubungi Papa."
"Jangan hubungi kak Reyhan. Ini hanya masalah kecil," cegah Delilah.
"Tapi, Del. Aku ...."
"Jangan mencampuri urusanku, Kiano. Aku berterima kasih karena kau mencarikanku dua pria suruhan itu. Selebihnya biar aku yang urus. Aku tidak membunuh orang dan kau jangan khawatir," kata Delilah.
Delilah masih berada di London, tetapi menginap di hotel bersama Kiano. Ia akan pindah ke Amerika mengikuti keponakannya itu. Kiano sengaja datang untuk menjemput dan mengurus kepindahan bibinya.
"Oke!" sahut Kiano. "Aku tidak akan bertanya apa pun."
Kiano beranjak dari duduknya, lalu berjalan keluar dari kamar. Delilah mengembuskan napas lega karena keponakannya itu tidak bertanya apa-apa lagi. Untungnya Kiano menghormati dirinya sebagai bibi meski umurnya lebih muda dari Kiano.
"Maaf, Kak. Tapi aku tidak ingin hidup bersamamu lagi. Aku harus menggapai mimpi-mimpiku," ucap Delilah mengenang sang mantan kekasih.
Mulai hari ini tidak ada lagi nama Nayaka di hatinya. Tidak ada seorang bayi bernama Kyomi yang telah ia lahirkan. Delilah akan hidup baru. Menata masa depan cerah yang tengah menunggunya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Tika Karina
Nayaka dan kyomi akan sukses tanpa Delilah 😭 Thor.. karya mu selalu mencabik-cabik hati😭 kalau Dion sama Dila masih hidup pasti akan sedih melihat anaknya seperti ini 😭
2024-10-10
1
Larasati
jahat banget sih kamu delilAh gak punya perasaan itu yg di bawa Naraya anakmu 😡
2024-10-03
0
Larasati
kasian kamu kyomi😭😭😭
2024-10-03
0