"Yang mulia Jayvelen! Ada laporan dari pahlawan baru kita dan beberapa surat kabar lainnya!" Ucap perdana menteri yang memberikan secarik surat.
"Ya, biar ku baca!" Jawab Yang mulia Jayvelen.
"Oke, kita mulai dari mana. Penyerangan pasukan Undead dari sisi barat sudah teratasi dengan baik. Komandan iblis, Abysswalker sudah terbunuh di medan perang. Namun, Abyss Pyromanchers memilih mundur dan melarikan diri. Tingkat ancaman mereda, hanya tersisa Undead biasa. Dan terakhir, Budak yang bersama kami tiba-tiba menghilang begitu saja."
Raja Jayvelen IV membaca kasaran surat yang Akemi buat. Selepas hal itu, ia mendapat surat lain yang terlewat.
"Eh, ada satu lagi! Wahai Raja dari kerajaan Venzonia! Aku adalah The Greed Necromancher, seseorang yang dapat menaklukkan Vigilo Kingdom dalam satu malam. Jadi, apakah Anda masih ingat teman anda yang pernah memimpin Vigilo Kingdom? Sekarang dia masih berada di sini dan meminta bantuan anda untuk membebaskannya. Aku menantikan kedatangan kalian semua! Salam hangat dari The Greed Necromancher atau dikenal Alex Witcher." Surat kedua dibaca oleh Jayvelen IV.
Setelah membaca surat kedua, Ia pun berkali-kali menatap surat itu dan tidak menyangka bahwa Vigilo King masih hidup dan mengharapkan pertolongan darinya.
Tak butuh waktu lama, ia tetapkan operasi ini adalah operasi darurat menyelamatkan Vigilo King. Sejak saat itu pula, banyak persiapan dilakukan untuk menyelamatkan teman seperjuangannya.
_____-------_______-------_____
Keesokan harinya Akemi yang sudah tahu langsung mencari satu per satu temannya.
"Gawat...!!! Ini gawat...!!" Teriak Akemi yang masuk ke perpustakaan.
"Ada apa Akemi? Kenapa kau teriak-teriak?" Ucap Akane yang sedang membaca buku.
"Lihat lah ini!" Akemi menyerahkan selembar kertas.
"Ini....?!?"
"Ya benar! Ini adalah misi darurat untuk kita! Kita harus memanggil pahlawan lainnya! Secepatnya!" Ucap Akemi yang terlihat berkeringat cukup banyak.
"Tenang Akemi! Tenanglah! Kau tidak perlu sepanik itu! Tenang dirimu terlebih dahulu. Sini duduk dulu!" Ucap Akane yang menenangkan Akemi.
Akemi pun duduk dan mulai mengatur nafasnya.
"Nah begitu! Misi darurat apa kali ini?"
"Surat itu tertulis kalau kita harus menyelamatkan Raja dari kerajaan Vigilo yang masih disekap di sana. Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" Akemi mulai gugup lagi.
"Kita tidak mungkin pulang dengan selamat! Hanya kita yang ke sana?"
"Ya, itulah yang menjadi masalahnya. Di sana pasti tidak hanya Undead saja, mungkin sosok iblis lain pun ikut muncul di sana. Tamatlah riwayat kita." Ucap Akemi yang bulu kuduknya berdiri.
"Pertama-tama kita haru mencari yang lain." Akane dengan santainya mengatakan demikian.
Kedua remaja itu pergi ke sebuah restoran terkenal yang dekat dengan perpustakaan.
"Menurutmu, apa yang kita lakukan di restoran saat ini?" Ucap Akane yang mencoba memberikan tebak-tebakan.
"..."
"Ya benar, siapa lagi kalau tidak penyembuh yang doyan makan ini!" Akane menjawab tebakannya sendiri.
Mereka berdua masuk ke dalam, dan menemuka Chika sedang asyik menyantap hidangan seafood.
"Chika! Ayo ikut dengan kami! Ada yang perlu kita bicarakan!" Ajak Akane.
"Apa sih, mengganggu orang makan aja! Berkat misi kemarin aku bisa makan hidangan sebanyak ini tau!" Chika menolak ajakan Akane.
"Makanya kalau kau ikut dengan ku sekarang, kau bisa makan sepuasnya nanti setelah menjalankan misi ini!"
"Huh? Musi? Musi upulugi kuli ini?" Tanya Chika yang mulutnya penuh makanan.
"Jangan bicara saat sedang makan! Ikut sajalah! Ayo!" Ucap Akane sambil menyeret Chika keluar restoran.
"Tidaaakk...! Makananku!!!" Chika yang meneriaki makanan nya.
"Kita harus kemana lagi?" Tanya Akemi.
"Ikuti saja aku! Nanti kau akan tahu!" Jawab Akane.
"Baiklah."
"Seharusnya aku habiskan makanannya dulu." Sedih Chika.
"Sudahlah jangan menangisi makanan kamu ini!" Tegur Akane sambil menyeret Chika.
Kemudian, mereka bertidak pergi ke klub malam, dimana tempat berkumpulnya para pelacur.
"Siapa lagi kali ini, Akane?" Tanya sekali lagi Akemi.
"Siapa lagi kalau bukan cowok populer di kelas kita!" Jawab Akane yang masuk ke klub malam.
Di dalam, banyak sekali berbagai dosa berkumpul di satu tempat. Mereka sangat kesulitan menemukan Riyo, laki-laki yang suka bermain sama wanita.
Pada akhirnya, mereka menemukannya sedang duduk bersama banyak pelacur.
"Hei..! Kalian rupanya. Bagaimana? Misi kemarin sangat sukses kan? Kalau tidak ada aku di sana, misi itu tidak akan sesukses sekarang." Ucap Riyo dengan wajah setengah mabuk.
Akane geram melihat kelakuannya Riyo. Ia pun memberanikan diri mendekat dan menarik kerah bajunya.
"Dengar ya! Ini bukan saatnya bersantai ataupun bermain-main. Sekarang ini ada misi yang harus kita laksanakan bersama, jadi aku harap kau kooperatif dalam misi ini! Mengerti! Ayo ikuti kami!"
"Iya, iya. Aduh bajuku jangan ditarik begitu dong!"
"Masa bodoh dengan baju mewah mu!"
Ucap Akane yang kesal sambil menyeret kedua temannya keluar dari tempat berdosa itu.
"Kali ini kita akan mencari teman kita yang beda kelas." Akane memberitahu ke semua.
"Siapa?" Akemi yang selalu bertanya.
"Huh? Mulai sekarang kau harus mengigat semua temanmu!" Akane mulai bertingkah aneh.
Mereka sampai di sebuah gang sempit gelap dan kosong. Di sana mereka menemukan Hinata yang sedang merenung di dalam kegelapan.
"Akemi... Cepat seret dia!" Perintah Akane.
"Ayo, Hinata!"
"Tapi aku masih ingin disini lebih lama!" Ucap Hinata merengek diseret Akemi keluar dari bayangan.
Setelah semua anggota lengkap, mereka pun berencana pergi ke serikat pahlawan untuk mendiskusikan tentang misi darurat ini.
"Jadi, misi kali ini adalah menyelamatkan Vigilo King dari tangan The Greed Necromancher. Aku berharap misi kali ini tidak berantakan seperti misi sebelumnya." Ucap Akane yang mengawali diskusi dengan mengerutkan alisnya.
Akemi berdiri dari tempat duduknya sambil mengutarakan ide yang terlintas di pikirannya.
"Aku rasa kita perlu bantuan lain. Kita berlima saja tidak cukup dalam misi ini. Bagaimana kalau merekrut kelompok petualang untuk membantu kita? Bagaimana? Apa kalian semua setuju?"
"Tapi... Apa yang kita tawarkan kepada mereka?" Tanya Hinata.
"Pertanyaan bagus, Hinata. Kalau hanya sejumlah uang saja tidak membuat mereka tertarik, tetapi bagaimana jika kita tawarkan sebuah harta kerajaan?" Jawab Akemi.
"Memangnya harta kerajaan punyamu? Apa kau berencana menipu mereka?" Pertanyaan dari Akane.
"Eh... bagaimana ya! Aku rasa..."
"Cih, kamu ini selalu begitu terus! Baiklah kita gunakan ide bagus mu. Dan semoga ada yang berminat membantu kita." Ucap Akane yang setuju.
Akane pergi menuju resepsionis untuk mengajukan permintaan tugas untuk para petualang.
Beberapa menit kemudian...
"Baiklah, semuanya sudah beres. Sekarang tinggal menunggu mereka yang mau. Ayo kita pergi dari sini." Ucap Akane yang sudah kembali dari resepsionis.
"Pergi kemana?" Tanya Akemi.
"Tanya aja terus kau!" Tegur Akane.
Mereka berempat tidak mengerti jalan pikirannya Akane.
"Hei Akemi. Kenapa tingkah laku Akane berubah drastis?" Bisik Chika.
"Entah, aku juga tidak tahu. Kemungkinan dia tidak puas dengan hasil misi sebelumnya, itulah mengapa dia yang menjadi pemimpin sekarang." Jawaban bisikan dari Akemi.
"Begitu ya! Sungguh pemimpin yang baik."
Hari pun berganti. Mereka sekarang berada di tempat pertemuan untuk para petualang, yaitu sebuah penginapan.
"Sudah dari pagi tidak ada yang datang ke sini sama sekali. Apa tidak ada yang tertarik ya?" Keluh Riyo.
"Iya, benar yang dikatakan Riyo. Bagaimana jika tidak ada yang datang sampai misi berlangsung?!"
Akemi yang selalu berpikir negatif dan khawatir.
"Jika itu terjadi, kalian harusnya berlatih lebih keras agar lebih kuat dari pada menunggu yang belum pasti." Kata Akane yang sedang melatih kemampuan pedangnya.
"Kamu pula kenapa repot-repot berlatih pedang segala, kau kan seorang penyihir." Ucap Chika yang duduk sambil makan.
"Itulah yang dikatakan orang berpikir sempit. Bagaimana jika musuh memiliki penghalang anti sihir? Apa aku akan diam begitu saja? Aku rasa tidak!" Ucap Akane yang seperti meledek Chika.
*Ting tong....!!!!
Suara bel pintu berbunyi...
"Aku saja yang membukanya!" Akemi yang menawarkan diri.
Di balik pintu kayu terukir dengan rapi, terlihat beberapa orang kemungkinan merupakan kelompok petualang.
"Permisi, apakah ini benar penginapan para pahlawan?" Tanya pemimpin kelompok itu.
-
-
-
-
-
-
..."Terimakasih Sudah Membaca"...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments