Sesampainya di kantor pusat VGD
"Darimana saja kalian? Gara gara kalian rapat ini sampai ditunda 3 jam!" Ucap Emma yang notabenenya adalah salah satu anggota VGD.
"Maafkan kami atas keterlambatannya. Kami berjanji akan datang lebih awal." Ucap Eryka yang seakan menanggung semua kesalahan ke dirinya.
"Hei, seharusnya kita tidak meminta maaf! Kita kan tadi mengurusi kasus kejahatan tadi." Ucap ku kepada Eryka dengan nada pelan.
"Diam saja kau! Membungkukkan lah!" Tegas Eryka dengan tangannya yang membungkukkan badanku.
Aku pun menjelaskan semua yang terjadi di pagi hari tadi kepada semuanya. Aku berharap Eryka agar tidak menanggung kesalahan sendirian.
"Hah..? Kau masih saja naif seperti dulu ya, Alex?" Tanya Emma dengan mengejek.
"Berulang kali kau selalu saja melakukan hal konyol seperti itu. Apakah kau berniat menjadi pahlawan kesiangan? Hahaha...." Ejek Zetta.
"Apa yang mereka bilang? Konyol? Apakah membantu sesama itu perbuatan konyol? Apakah mereka tidak punya hati nurani?" Batinku.
"Meskipun pemikiran kalian begitu, keyakinan ku tidak akan goyah dengan gangguan seperti itu! Karena itu adalah mimpiku!" Aku terlalu percaya diri untuk mengatakannya.
"Cih, dasar Alex!"
Setelah itu, mereka berdua berhenti mengusik Alex lagi. Tak lama kemudian, Penasihat Raja yaitu Jameson datang, dan memulai rapat darurat.
"Baiklah semua, kalian pasti sudah tahu kenapa kalian mendadak dikumpulkan disini."
"Pak, lain kali jangan lempar suratnya dari jendela! Ganggu tidur iya, kaca jendela rusak juga iya."
"Tenang nona, kami berusaha untuk menyembunyikan hal ini dari masyarakat."
"Cih...."
Setelah menanggapi Zetta, Pak Jameson melanjutkan omongannya.
"Sampai dari mana tadi... Oh ya, jadi hari ini kalian mendapatkan kasus baru, yaitu kasus menghilangnya seseorang dalam sekejap mata."
"Pak, coba jelaskan dengan detail mengenai kasus ini!"
"Baik nak Alex, jadi kasus bermula saat 1 minggu yang lalu. ketika tim ekspedisi menjelajahi sebuah reruntuhan kuil di sebelah barat dari kerajaan. Tim ini terdiri dari 5 orang, yaitu 2 penyihir dan 3 lainnya. Di saat mereka selesai menjelajah, tiba tiba salah satu dari penyihir hilang entah darimana. Mereka sebelumnya terpisah darinya, namun mereka tetap tidak menemukannya. Sisa berempat mencari kawannya hilang. Salah satunya melihat dengan langsung peristiwa tersebut. Dia terkejut dan tidak percaya apa yang ia lihat, penyihir yang tersisa menghilang tanpa sebab dengan satu kedipan mata."
"Mungkin itu hanyalah lelucon belaka, pasti kedua penyihir itu mengerjai teman temannya dengan menghilangkan diri menggunakan sihir teleportasi." Terka Eryka.
"Kami pertama kali mendengarkannya berpikir sepertimu. Namun, argumen mu dapat dibantah. Karena jika itu hanyalah sihir teleportasi, maka seharusnya mereka mesti tidak jauh dari tempat awalnya. Kami juga tidak menemukan adanya indikasi sihir teleportasi."
Setelah mendengarkan perkataan dari Jameson, kami semakin bingung.
"Bagaimana bisa seseorang menghilang begitu saja di depan mata? Apa mereka diculik hantu mungkin?" Emma memberikan argumennya.
"Jangan konyol kamu Rei, mana ada yang namanya hantu. Ini pasti berkat ulah dari makhluk luar angkasa." Zetta yang membalas.
"Kalian berdua memang pantas disebut duo idiot. Argumen kalian tidak masuk akal sama sekali!" Kataku mengejek mereka berdua.
"Apa kau bilang?"
"Lantas bagaimana argumen mu tentang hal ini?"
Ku jawab mereka berdua dengan kepala dingin.
"Aku belum punya. Meskipun begitu, kalian seharusnya memikirkan argumen yang faktual dan logis. Janganlah kalian mendengarkan konspirasi aneh dan berita palsu terus menerus!"
"Betul kata Alex. Aku setuju dengan apa yang dikatakannya." Kata Eryka.
"Ehem... Apa boleh saya lanjutkan?" Sela Jameson.
"Maafkan saya dan teman teman saya pak. Silahkan dilanjutkan perkataan Bapak!" Kataku.
"Baiklah untuk itu besok kalian memulai misi investasi mengenai kasus ini. Jadi kalian akan dikirim di wilayah sekitaran reruntuhan kuil. Apa ada pertanyaan?.... Tidak ada?..... Baiklah kalau begitu, semoga sukses untuk besok! Saya pamit dulu!" Lanjut Jameson.
Kemudian Jameson meninggalkan ruangan dan tidak lupa memberikan petunjuk yang sudah mereka dapat.
"Ini sangat mustahil. Sepertinya ada kejanggalan ketika Pak Jameson menjelaskan detail peristiwa tersebut. Bagaimana menurut kalian?" Tanyaku.
"Hah.... Kepalaku menjadi pusing memikirkan insiden ini, apalagi mendengarkan Pak Tua itu mengoceh terlalu panjang membuatku ingin membenturkan kepalaku ke tembok!" Jawab Rei.
"Aku juga mengalami hal serupa yang dikatakan Rei. Mending kita pulang saja, dan memikirkan rencana buat besok." Kata Zetta.
Setelah itu, mereka meninggalkan kami berdua sendirian di ruangan itu.
"Lebih baik kita pulang dan mempersiapkan diri untuk investasi besok. Aku yakin kau juga pusing dengan perkataan Pak Jameson." Ucap Eryka dengan raut wajah kurang senang.
"Oh baiklah, aku pulang dulu ya!"
Di saat aku ingin mengangkat kaki dari ruangan itu. Di situlah dimana Eryka menahan ku dengan memasang raut wajah malu.
"Eh... Ada apa?" Tanyaku
"Berjanjilah untuk tidak melakukan hal itu lagi!... Aku tidak ingin kehilangan seseorang yang berharga lagi." Kata Eryka dengan rasa khawatirnya.
"Jika aku tidak melakukan itu, siapa lagi yang akan melakukan nya? Aku hanya ingin mewujudkan mimpiku!"
"Jangan keras kepala!!!!... Jika kau mati, siapa yang akan mewujudkannya? Hah? Siapa? Jadi... tetaplah hidup!" Seru Eryka sambil meneteskan air mata.
"Aku tahu... Kalau aku masih belum kuat untuk mewujudkannya. Namun, itu bukan masalah karena aku masih punya tekad yang kuat dan semangat yang membara!"
"Hiks...hiks..hiks... Kenapa? Kenapa kau sekeras kepala ini! Jika kau sangat menginginkannya, janganlah berjuang sendiri! Kau itu tetap manusia! Kenapa tidak berjuang bersama?" Ucap Eryka dengan menangis menjadi jadi.
"Aku menghindari itu karena aku tidak ingin kau menjadi bahan cemooh bagi masyarakat! Karena sikap ku bisa berdampak terhadap karirmu." Kataku mencoba memperjelas.
"Persetan lah!!! Yang terpenting adalah aku akan selalu mendukungmu apapun yang terjadi. Ingatlah itu baik baik!" Eryka yang mulai memperpanas suasana. Untuk itu aku langsung memeluknya agar emosinya bisa lebih tenang.
"Ery..."
"Ya..?"
"Terima kasih atas perhatiannya. Namun, kau tidak perlu bertindak sampai begini! Untuk itu, aku akan mendengarkan apa yang kau ucap. Aku berjanji!" Ucapku sambil mengelus elus kepalanya.
"Aku juga minta maaf, karena terlalu emosional. Jadi apakah aku boleh berjuang bersamamu?" Ucap Eryka sambil menikmati kehangatan dari pelukan.
"Tentu saja, apa yang tidak untuk Eryka ku tersayang!" Ucapku sambil menggodanya.
Setelah mendengar perkataan ku, ia pun terkejut dan wajahnya memerah yang menandakan sikap malu. Dan tiba tiba ia pun mendorongku dan berlari meninggalkan ku.
"Eryka... Eryka... Meskipun diluar kau tangguh dan pemberani, tetapi kau tetap saja seorang perempuan. Seseorang yang lemah dan harus dilindungi." Gumamku.
Aku pun juga ikut pergi dan pulang ke rumah untuk mempersiapkan strategi untuk keesokan harinya.
Disisi lain, "Tahu darimana si bodoh itu mengetahui perkataan seperti itu! Apa dia tidak malu? Tapi, kenapa aku yang malah menjadi malu! Uuuughhh!" Dalam hati Eryka sambil menahan malu di jalan.
Sementara itu, "hei... sampai bertahan kapan VGD dipimpin oleh orang seperti dia?" Tanya Emma kepada Zetta.
"Tentu saja tidak akan bertahan lama. Prinsip prinsip nya terlalu kekanak-kanakan. Naif pula orangnya. Coba aja aku yang terpilih." Jawab Zetta.
"Apa kau ingin menyingkirkannya? kau sebagai wakil pemimpin tentu akan terpilih."
"Bagaimana caranya menyingkirkan dia?"
"Kita jebak saja. Aku akan menyewa penembak runduk untuk membunuhnya besok. Bagaimana?"
"Hmm... ide mu cukup bagus. Terserah lah, yang penting aku bisa menjadi pemimpin."
Mereka dua juga mempersiapkan niat jahat mereka untuk besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments