"Kenapa...? Tidak mengerti sama sekali? Maksudku, kau baru menyadari semuanya kah?" Kata Yukki dengan nafas birahi dan tersenyum meringis.
"..." Aku kehabisan kata kata, hanya bisa kebingungan dan kebingungan terus.
"Bodohnya aku, mana mungkin orang seperti mu sadar dengan tanda tanda yang sudah kuberikan. Atau jangan jangan kau tidak sepintar yang mereka katakan?"
"Ihhh... kenapa aku baru menyadarinya selama ini? Apa yang sudah kupikirkan hanya mendapatkan hasil semacam ini? Aku sangat bodoh... Bodoh!!... bodoh!!!" Batinku yang seakan berkelahi dengan diri sendiri.
"Lihat kan! aku baru mengatakan 'tanda' saja kau sudah kebingungan dan berkeringat dingin... Hahahaha!" Ucap Yukki sambil menunjukku.
"Kenapa Yukki? Kenapa? Kenapa jadi seperti ini? Mengapa kau melakukan sejauh ini?" Ucapku dengan nada frustasi.
"Kenapa... Tentu saja karena aku sangat mencintaimu. Dari awal aku selalu berada di dekatmu dimana pun dan kapanpun. Bahkan, sekarang aku sangat gugup dan jantungku berdebar-debar hanya bicara dan saling menatap satu sama lain." Senyuman Yukki semakin melebar.
"Tidak! Kau sakit! Mana mungkin aku mau dengan orang gila sepertimu!"
"Tentu saja mau tidak mau kamu hanya punya satu pilihan, yaitu menjadi milikku seutuhnya... Huh huh huh!"
"..." Sekejap aku teringat kembali masa lalu yang kelam.
"Bagaimana Alex? Apa kamu malu malu mengatakannya? Katakan saja semuanya yang ada di hatimu. Aku tidak menunggu lama lagi, bisa bisa aku kena serangan jantung." Ucap Yukki yang semakin menggila.
"Diam, ******! Aku sudah muak dengan semua kelakuan mu! Aku lebih memilih mendiang Eryka ketimbang dirimu!" Ucapku dengan penuh keyakinan.
"Hah? Kenapa? Kenapa tiba tiba jadi seperti ini? Kenapa kau lebih milih wanita jelek itu? Maksudku, ada yang lebih baik dari itu. Namun, kenapa kau lebih memilih yang jelek, Alex?" Ucapnya yang tiba-tiba jatuh dalam keputusasaan.
"Itu... Karena... aku sudah mencintai nya dari awal, dan kau tega merampas kebahagiaan ku dengan menyingkirkan nya. Itu yang membuatnya lebih baik daripada ****** seperti mu!" Ucapku dengan teriak histeris.
"Hahahaha....." Tawa gila Yukki.
"..."
"Aku rasa tidak ada alasan lain lagi untuk membunuhmu kali ini. Jikalau kau menurut, kemungkinan kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang nikmat. Tapi itu sudah terlambat... Hehehehe..."
Aku mulai khawatir dengan apa yang akan dilakukan Yukki setelah ini. Untuk jaga jaga, aku bersiap siaga akan serangan darinya.
"Jika kau berpikir begitu, maka aku sangat berterima kasih kepada mu karena sudah menunjukkan wujud aslimu. Aku tidak perlu susah payah untuk mencari tahu, dan sekarang aku siap untuk balas dendam." Ucapku tatapan marah.
Setelah mendengar apa yang kukatakan, Yukki membalas dengan senyuman gila khasnya.
"Ya... begitu lah caranya bertarung dengan benar. Selama ini masih ada keraguan dalam dirimu. Dan sekarang kau tidak perlu lagi untuk menahan diri. Ini akan sangat menyenangkan!" Ucap Yukki yang semangat.
"Aku harap begitu. Ku balaskan dendamu. Untuk Eryka!"
"Haha... semoga dia bisa melihatnya dari sana."
_____--------_______--------______
Sementara itu...
"Emma, penembak runduk dari mana yang telah kau sewa? Gila banget, hanya sekali tembak bisa membuat satu mayat menjadi abu."
"Aku juga tidak tahu banyak hal tentangnya. Aku hanya melihat pamflet di pinggir jalan, dan aku hanya asal sewa karena bayarannya cukup murah." Bingung Zetta.
"Sekarang lihatlah! Mereka sedang berbincang sesuatu."
"Tidak terdengar apapun dari sini, mari kita lebih dekat!"
"Bodoh! kita bisa ketahuan. Kita lihat dari sini saja."
Beberapa saat kemudian....
"Hei hei hei... lihat mereka mulai bertarung! Coba lihat Zet!" Ucap Emma.
"Mana? mana? Oh... pertarungan yang sengit sekali!" Ucap Zetta yang semangat.
"Aku bertaruh untuk penembak runduk itu. Aku bertaruh 10 koin emas!" Ucap Emma yang percaya diri.
"Kau berpikir begitu? Aku cukup berbeda untuk sekarang. Aku juga bertaruh 20 koin emas untuk Alex." Ucap Zetta yang tak mau kalah.
___-----_____------_____
"Bagaimana sih kamu ini? Hanya begitu saja kemampuan mu? Aku bisa menang dengan mata tertutup kalau begini terus." Kata Yukki yang sombong.
"Sialan! ****** satu ini cukup merepotkan rupanya! Pergerakannya cepat sekali, sampai-sampai aku tidak bisa mengenai nya satu pun! Aku harus waspada." Batinku.
"Tak ada kata istirahat!"
*Doooor!!!*
Yukki menembakkan senapannya.
Sial, aku tidak sempat menghindarinya. Tembakkan itu mengenai dada sebelah kiri ku. Tetapi, usaha itu dihentikan dengan armor yang ku kenakan.
"Aku sangat penasaran, berapa banyak peluru yang bisa ditahan dengan benda itu!" Ejek Yukki.
"Ku pastikan kau tidak akan bisa menembus armor satu ini seberapa banyak peluru yang kau punya!" Tekan ku.
"Ini akan menjadi sangat menyenangkan! Ayo! Ayo! Cepat! Serang aku dengan pedang panjang hitam mu itu!" Ucap Yukki yang berdebar-debar.
"Baiklah! Ini dia!" Aku menerjang dan mengayunkan pedangku dan menimbulkan tebasan api.
Dengan mudah Yukki menghindarinya dengan salto beberapa kali. Sudah kuduga, tetapi itu sia sia, karena aku sudah di belakang nya yang bersiap untuk menebas kepalanya.
"Bagaimana mungkin?"
Aku sangat terkejut ketika dia menyadari serangan ku dari belakang. Seberapa kuat senapan yang ia bawa hingga bisa menangkis hantaman dari pedangku?
Di saat itu juga, aku menambahkan dengan memanggil pisau berapi terbang yang akan menusuk badan Yukki beberapa kali.
Aku tak menyangka akan hal ini, semua pisau itu hanya menembus Yukki seperti mengenai bayangan saja.
"Kau seharusnya sudah tahu kalau aku ini ahlinya menghindar. Tidak kah kau paham sekarang?"
"Cih, betina satu ini punya 1001 trik hanya untuk menjahili ku. Dia tidak serius menanggapi pertarungan ini." Batinku.
"Oh ya, tidak ada cara lain aku harus bertanya kepada System ku. Maria!" Batinku sambil bertarung.
[Baik tuan, Ada yang bisa ku lakukan untukmu?]
"Aku ingin tahu, kemampuan apa yang bisa ku gunakan untuk menghabisi wanita ini?"
[Anda bisa menggunakan salah satu kemampuan dari Abysswalker yaitu "Eye of Abyss". Kemampuan ini mengijinkan pengguna untuk menatap korban sekaligus membunuh sang korban secara instan. Namun, kemampuan ini aktif ketika pengguna mengucapkan nama dari kemampuan ini dengan lafal dan suara yang jelas. Serta efek sampingnya adalah penglihatan pengguna akan berkurang seiring berjalannya waktu.]
"Wah! Mantap ini! Ini yang ku butuhkan selama ini! Terima kasih Maria!"
[Ini hanyalah tugasku, Tuan!]
"Baiklah! Akan ku akhiri sampai saat ini juga, Yukki Sachenka!" Aku yang membangkitkan semangat.
"Heh... rupanya percaya dirimu kembali ya, Alex!"
Yukki tersenyum psikopat setelah mendengar perkataan ku.
"Aku sudah mengerahkan semua yang ku punya, tetapi hasilnya tetap sama. Aku sampai mendapatkan peringatan dari Maria untuk tidak terlalu banyak menggunakan Endless Power. Untuk itu aku harus menggunakan cara instan ini!" Batinku.
"Eye of..."
Sebelum selesai mengucapkan, sebuah peluru melesat kencang mengenai mata kiri ku. Aku pun langsung jatuh tersungkur tak berdaya dan menyadari bahwa sebagian kepala sebelah kiri ku sudah hancur.
Darah mengucur deras dimana mana, penglihatan ku hanya sebelah tersisa, Aku tidak menahu kenapa aku masih berpikir demikian, Dan aku menyadari penglihatan ku sudah mulai kabur. Akhirnya aku pun menutup mataku untuk terakhir kalinya.
"Hahahaha... Itu lah mengapa kau harus membawa pelindung kepala dalam pertarungan. Oh ya aku hampir lupa, itu adalah usaha sia sia, hehehehe. Oh aku ingin tahu apa nama jurus mu tadi, Eye of apa tadi? Oh aku tahu 'Eye of Abyss'. Untungnya aku sudah berada dua langkah di depan mu. Jadi, semoga tenang di sana, pahlawan Alex! Hahahaha!"
Ucapan yang tidak kudengar keluar dari mulutnya Yukki.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments