Perkiraan ku tidak sesuai dengan kenyataan yang pahit ini. Dari raga monster itu, tiba-tiba muncul kobaran api biru yang dahsyat. Namun, ia tetap berada di posisi yang sama. Ia juga membuat sebuah cincin api mengelilingi raganya.
"Hahahaha... Siapakah gerangan yang berani menantang abysswalker?!? Ketahuilah posisimu makhluk rendahan!" Suara seram yang keluar dari zirah yang terbakar.
"Hmmm, apakah dia benar-benar entitas lain? Ataukah Julian sedang kesurupan? Ugh... ini membuatku pusing 7 keliling!" Batinku sambil memegangi kepalaku yang pusing.
Aku merasa kalau dia sudah mulai serius dan menunjukkan eksistensi sebenarnya kepadaku. Kewaspadaan ku teruji saat ini, aku juga bersiaga untuk meladeni kejutan apa yang akan ia keluarkan.
Entitas itu benar-benar murka. Sebuah bola api keluar dari cincin api yang ia ciptakan, berubah bentuk menjadi sebuah pedang berapi-api. Pedang pedang itu terus bermunculan dan menyerang semua yang ada disekitarnya.
Banyak sekali warga yang tak bersalah terkena serangan itu dan seketika hangus terbakar. Seketika kejutan itu datang membawa malapetaka dan membuat lautan api.
"Hei Kau!! Lawan mu adalah aku! Hentikan sekarang juga!" Teriakku agar memprovokasinya.
Sebelumnya pedang api menyerang para warga, sekarang mulai menyerang ku. Berondongan pedang api menghujani aku, tapi aku masih kuat untuk menahan yang sedang menyerang para warga.
Hanya beberapa menit saja aku sudah tidak kuat lagi, rasanya seperti aku sudah berada di neraka. Raga ku menolak, tapi tidak untuk hati ku. Aku berencana mengorbankan diriku agar semua orang yang disekitar bisa selamat.
Dan momen itu sudah sangat bagiku, sebuah tombak besar terbakar terbentuk dari lingkaran api abysswalker. Tombak itu terbentuk hanya untuk mengakhiri ku, dan aku pun menerima takdir itu.
Melesat kecepatan tinggi, tombak itu hanya beberapa meter dariku. Namun tak ku sangka ada keajaiban, sebuah pusaran air muncul dibawah ku lalu menyedot ku. Berkat hal itu aku bisa merubah takdir ku.
"Hah?... bagaimana bisa-... Eh Lucien? Kau datang untuk membantu ku?" Tanyaku yang keheranan.
"Huh! Meskipun aku benci padamu, tak akan kubiarkan kau mati di sini. Kau hanya boleh mati di tangan ku! Ingat itu!" Ucap Lucien dengan lagak sombong.
Sementara Lucien mengurusi Abysswalker, aku menyempatkan diri mengungsi para warga ke tempat aman. Dengan tubuh ku yang lemah dan sempoyongan, itu belum seberapa dengan penderitaan mereka. Setelah sampai di bunker bawah tanah, aku juga mendapatkan perawatan medis agar sanggup bertarung lagi.
Aku memperhatikan sekitar, yang kulihat adalah penderitaan para warga sipil yang tak bersalah. Kehilangan tempat tinggal, kerabat terdekat, bahkan nyawa sekalipun. Di sisi lain aku merasakan apa yang mereka rasakan, tetapi di sisi lainnya lagi ini memberikan ku alasan untuk apa aku hidup.
"Hei kau!" Suara datang dari arah belakang ku.
"Eh? Aku?" Ku menoleh dan menjawab sambil menunjuk diriku.
"Ya benar... kalau tidak ada insiden ini, dipastikan kau sudah berada di sel tahanan. Namun, Sang Raja memerintahkan mu untuk mengatasi kejadian ini." Ucap Komandan peleton.
"Hah? Memangnya aku ini gampang disuruh suruh? Enak aja!" Jawab ku dengan tolakan keras.
"Sang Raja berubah pikiran, jika kau dapat menyelesaikan perkara ini maka semua pelanggan mu akan dihapus dan kau bisa tetap menjadi pemimpin VGD. Tentukan pilihanmu baik baik!" Sahut Komandan peleton.
"Eh? Yang bener?" Aku yang memastikan.
"Iya ini adalah janji dari Sang Raja. Tidak ada waktu, tetapkan pilihan mu sekarang!" Tegas Komandan peleton.
"Oke, aku akan mengatasi ini. Setelah lukaku sembuh total." Aku yang setuju dengan negosiasi.
"Sebelum bertempur, jangan lupa pakai ini!" Komandan peleton melempar sebuah zirah.
"Baiklah, terimakasih. Aku masih punya satu pertanyaan!" Ucapku.
"Apa itu?" Tanya komandan peleton.
"Kenapa kau dan pasukan mu tidak ikut melawan Abysswalker?" Tanya ku yang penasaran.
"Kami kesini ditugaskan hanya untuk melindungi penduduk dalam bunker ini. Menurut perkataannya beliau, Kau dan Lucien dapat dengan mudah melawan monster itu. Itu saja pesan dari Sang Raja." Jawab Komandan peleton.
Setelah menjawab pertanyaan ku, dia tanpa sepatah kata pun pergi dari hadapan ku. Aku masih memikirkan pesan dari Raja Javelic II.
"Bisa bisanya dia hanya bergantung pada aku dan Lucien. Tidak ada satupun pasukan yang dikirimkan untuk melawan monster itu. Raja ini pelawak sekali." Batinku dengan mengerutkan alis.
Dan akhirnya, penyembuhan lukaku sudah usai. Ini saatnya aku beraksi. Tidak membuang banyak waktu, aku langsung membawa semua kebutuhan ku dengan secepat kilat. Saat aku keluar dari bunker, aku disoraki oleh para warga seakan mereka semua menaruh harapan kepadaku. Dan tentu saja aku tidak akan mengecewakan mereka.
Di dalam perjalanan, aku teringat dengan Lucien.
"Apakah dia masih bertahan sejauh ini? Semoga dia baik baik saja." Aku bertanya pada diri ku sendiri.
Dari kejauhan, aku melihat seseorang yang terkapar tak berdaya. Aku tidak bisa mengenalinya karena hampir terbakar seluruh tubuhnya.
"Suasana sangat sepi, para warga sudah diungsikan. Itu berarti kerajaan ini hanya ada aku dan... Tunggu dulu jangan-jangan... Tidak mungkin dia!" Dalam pikiranku.
Dan ternyata benar, tubuh terbakar yang kulihat tidak lain dan tidak bukan adalah Lucien. Ku rangkul tubuhnya dan ku coba membangunkannya. Meskipun ini terlihat konyol, tetapi aku yakin bahwa ia tidak mudah mati seperti ini.
"Alex... Apa itu kau? Kenapa gelap disini?" Ucap Lucien dengan nada rintih-rintih
"Tenang Lucien! Aku ada disini. Aku akan selalu di sampingmu." Aku menenangkannya.
"Syukurlah... kurasa serangan tadi sampai melukai kedua mataku. Aku sudah berusaha ribuan kali menyadarkannya, tetapi tidak membuahkan hasil... Alex, kau adalah harapan terakhir untuk umat manusia! Tolong musnahkan Abysswalker!" Ucap Lucien dengan keadaan sekarat.
"Tanpa kau suruh pun aku sudah bertekad mengalahkannya. Aku berjanji!" Sahut aku.
"Bagus kalau begitu..." Kata kata terakhir dari Lucien.
Tepat pada momen tersebut, muncullah sesosok Abysswalker dalam keadaan terbakar hebat. Api yang membakarnya berbeda dari sebelumnya.
"Wah wah, rupanya masih ada serangga busuk berani menghalangi jalanku! Tak ku sangka kau masih berani menunjukkan batang hidungmu setelah melihat kekuatan ku!" Ucap dari seorang Abysswalker.
"Tentu saja serangga kecil ini akan mengalahkan mu dan menghancurkan harga dirimu!" Aku yang mengejek Abysswalker.
"...Jadi begitu pilihanmu." Sahut dari Abysswalker sambil menerjang ke arah ku.
Beberapa kali aku menghindari serangan darinya, tetap saja pedang kecil dimunculkan nya sangat menggangu ku.
"Sial, kalau begini terus aku bisa kalah! Aku tidak akan kalah darinya!" Batinku sambil berlutut.
"Kenapa serangga bau? Apa kau menyerah? Tidak ada kata menyerah!" Ejek Abysswalker yang terus melanjutkan pertarungan.
"Cih... Monster ini tidak memberiku kesempatan sama sekali. Mau tidak mau aku harus bertahan dari serangannya. Atau aku gunakan itu saja ya?" Aku yang memikirkan cara untuk mengalahkan nya.
Pukulan terakhir darinya membuatku terpelanting jauh dan menghancurkan beberapa bangunan. Tubuhku terasa seperti terkena hantaman meteor, tetapi aku masih bisa merasakannya. Tak sanggup berdiri, menggerakkan jari pun sangat sulit bak tulang tulang ku hancur berkeping keping.
"Selesai sudah! Tidak ada harapan lagi! Dengan kekuatan ini pun tak sanggup mengalahkan nya. Kenapa aku sangat lemah seperti ini? Tidak bisa melindungi orang yang kucintai. Lebih baik mati saja lah." Aku yang merenungkan semua kesalahanku.
[Tuan Alex...]
Aku masih mendengarkan suara dari System ku.
[Apakah anda lupa janjimu?]
"Janji yang mana?"
[Jika tuan mati disini, anda akan mengingkari janji mu barusan.]
"Aku mengingatnya, janji yang tak akan ku ingkari. Semua orang akan mengutukku jika tidak ku tepati. Ya masih ada harapan. Aku tidak boleh berhenti!"
[Anda mendapatkan penyembuhan cahaya! Apakah anda ingin menggunakannya?]
"Ya!"
Tiba tiba seberkas cahaya sangat terang muncul menerangi kegelapan.
"Ugh... Cahaya apa ini!?" Ucap Abysswalker.
Setelah mendapatkan penyembuhan cahaya, aku berusaha menggunakan semua kekuatan dan kemampuan yang sudah aku miliki.
"Wah wah... kau benar-benar keras kepala. Aku apresiasi keberanian mu! Tapi keberanian mu tak akan menolong mu! Terima ini!" Ucap Abysswalker sambil menyerang ku.
Sebelum serangan nya mengenaliku, aku sudah dulu memasukkannya ke dalam dimensi ku.
"Eh... Apa ini? Apa yang terjadi? Dimana aku?" Abysswalker yang terheran-heran.
"Selamat datang di dunia ku!" Aku menyambutnya.
"Oh di sana kau rupanya, tak ada waktu untuk bermain main! Akan ku musnahkan kau sekarang juga!" Kata Abysswalker menyerang kedua kalinya.
Dia meluncurkan beberapa kombinasi serangan hanya untuk menghabisi ku. Serangan nya tidak luput pada elemen api. Jadi aku sangat bosan serangan darinya.
"Hah? Bagaimana kau bisa?"
"Huhuhu... dari reaksimu kau pasti bertanya tanya mengapa hal ini bisa terjadi. Serangan membosankan seperti itu sangat lemah menurut ku." Kata ku dengan nada ejekan.
"Apa kau bilang? Kalau begitu rasakan yang satu ini!" Abysswalker yang tidak terima dengan ejekan dariku.
Ia pun langsung mengeluarkan semua serangan yang ia miliki dengan membabi buta.
"Sudah ku bilang kan, serangan mu ibarat semut menggigit gajah. Tak akan berpengaruh besar. Itu semua karena Endless power." Aku yang memberitahu semuanya.
"Tidak mungkin kau punya kekuatan sehebat itu!?"
"Tak percaya? Nih tahan serangan ini!"
Aku mulai memasang kuda kuda untuk menyerang. Saat momen yang tepat, aku menghunuskan pedangku dan menusuk Abysswalker.
"Tidak! Ini tidak mungkin terjadi! Aaaaarghhh.." Kata kata terakhir darinya lalu ia meledak.
Ledakannya cukup dahsyat, untung saja aku sudah antisipasi dengan dimensi ini. Namun, ledakannya benar benar kuat sehingga aku terluka parah kedua kalinya.
"Yang hebat darimu hanyalah ledakan kematianmu!" Kata kata terakhir ku untuk Abysswalker.
Setelah aku merasa urusan ku sudah selesai, aku keluar dari dimensi yang aku ciptakan. Dan aku mendapatkan sorakan gembira dari para warga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mrx Pride
MC nya sakit kepala Mulu 🤣
2024-05-17
0