"Dimana ini? Tempat apa ini? Kenapa semuanya gelap gulita?"
Aku terbangun dalam ruang kosong dan hampa.
"Salam pendatang baru!" Suara itu muncul dari arah belakang ku.
Suara itu tidak asing bagiku, aku pun mulai mendekat ke sumber suara.
"Hahaha...!! Selamat datang di dalam kekosongan! Dimana semua jiwa yang tersesat akan selalu berada di sini selamanya!!!"
Terlihat seseorang tinggi besar yang berpakaian aneh dan tertutup keluar dari balik bayangan.
"Si- si- siapa kau?" Tanyaku yang gemetar ketakutan.
"Heh! Rupanya kau Alex, bagaimana ceritanya kamu bisa sampai di tempat mengerikan ini?"
"Eh? Kau mengenalku? Tapi siapa kau? Apakah aku pernah bertemu denganmu?" Ucapku yang terheran-heran.
"Hebat sekali! Kau sampai melupakan suara ini ya, Alex!"
Aku pun berpikir sejenak dan mengingat kembali.
"Jadi kau adalah System ku yang bernama Maria?"
"Akhirnya kau mengigatnya! Hahaha...!"
"Sekarang keluarkan aku dari sini! Aku masih ada pertarungan tadi."
"Hahahaha... Kau sangat lucu, Alex! Kau tidak tahu bahwa kau sudah mati!"
"Bagaimana mungkin ini terjadi? Aku haru bertarung! Aku harus membalaskan dendamnya, Eryka! Cepat keluarkan aku dari sini!" Ucapku dengan nada tegas.
"Oh... jadi kau ingin balas dendam ya? Baiklah, akan ku kabulkan permohonan mu!" Ucap Maria sambil memunculkan sebuah cermin.
Sebuah cermin muncul dan memperlihatkan kondisi pertarungan tadi.
"Daripada repot repot mengeluarkan mu dari sini dengan hasil yang tidak pasti, mending kamu tonton saja apa yang akan terjadi." Ucap Maria dengan santainya.
Aku sedang memperhatikan cermin di depanku dengan seksama. Aku juga melihat semua kelakuan Yukki terhadap mayat ku.
Tak lama kemudian, mayat ku mengeluarkan sebuah ekor runcing dan menusuk perut Yukki sekaligus menghancurkan senapan andalannya.
"Wow...! Ternyata selama ini aku bisa mengeluarkan ekor. Kenapa aku tidak menyadarinya?"
_____-----____-----_______
"Akhhhh!! Uhuk uhuk!!"
Yukki memuntahkan banyak darah setelah perutnya tertusuk ekor runcing itu.
"Sial! Bagaimana dia bisa bangkit kembali? Aku sudah meledakkan kepalanya. Dan buruknya lagi senapan aku hancur hanya untuk menahan serangan ekor sialan ini!" Dalam pikiran Yukki sambil memegangi ekor menusuk perut nya.
Tak berselang lama, ekor itu diayunkan sehingga Yukki pun ikut terangkat dan terombang ambing menghantam tanah.
"Arrrgggh...!!!"
"Aaaaargggghhhh..!!"
"Aaaargghhh..."
Teriak Yukki yang kesakitan.
Setelah beberapa kali Yukki mencium tanah, Ayunan terakhir pun menjadi eksekusi untuknya. Terlempar jauh dan menghantam tanah cukup keras sehingga tubuh Yukki penuh luka.
"Uhuk uhuk uhuk...!!"
Yukki beberapa kali muntah darah cukup banyak.
"Seharusnya aku memastikan terlebih dahulu! Aku harus melarikan diri sebelum dia mengetahui ku." Ucap Yukki sambil menahan rasa sakit yang luar biasa.
Wanita yang malang itu sudah kehabisan tenaga untuk menggerakkan kedua kakinya, sehingga yang bisa ia lakukan hanyalah merangkak meskipun itu usaha yang sia sia.
"Ayo! Ayo! Aku harus bergerak cepat...! Sedikit demi sedikit...!" Ucap Yukki yang mulai sekarat.
Dengan kecepatan yang luar biasa, Alex sudah berada di depan Yukki.
"Haaaah...!!!??"
Yukki yang kaget melihat Alex.
"Kau bukan orang itu!"
Kata terakhir dari Yukki Sachenka sebelum Alex menggorok lehernya yang berarti memenggal kepala Yukki.
"Kamu akan jadi hadiah yang bagus untuk Sang Raja!!!" Ucap Alex dengan nada seperti monster.
Setelah kejadian itu, Alex yang sudah dirasuki mengarak arak keliling kota sambil membawa kepala Yukki.
Dalam perjalanan menuju istana...
"Hei...! Semua rakyat ku! Inilah dia pelaku yang kalian cari!" Sayembara dari Alex (Corrupted) sambil memperlihatkan kepala Yukki ke semua orang.
Warga-warga yang melihat itu hanya bisa menutup mulut dan ada juga menutup mata yang tidak sanggup melihatnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Alex (Corrupted) sampai di istana...
"Inilah yang kau cari selama ini!"
Ucap Alex (Corrupted) sambil melemparkan kepalanya Yukki ke arah singgasana raja.
Semua yang ada di dalam terkejut melihat hal itu. Apalagi Sang Raja brengsek itu yang langsung pingsan setelah melihat kepala yang dilemparkan.
"Apa-apaan ini Alex?!" Marah sang penasihat raja, Pak Jameson.
"Tidak ada, hanya saja aku sudah menyelesaikan tugasku. Sekarang aku sudah bebas! Bebas dari beban semua yang ku tanggung!" Ucap Alex Corrupted seakan bebas terbang ke langit.
"Ini tidak lucu, Alex! Kepala siapa yang kau bawa? Hah? Dan apa motif perbuatan mu ini?" Murka Pak Jameson.
"Aku hanya memenuhi permintaan mu. Ini adalah kepala dari pelaku kasus menghilangnya seorang penyihir." Alex Corrupted yang memperjelas.
"Apa? Tidak mungkin? Tetapi, ini juga termasuk kasus pembunuhan berencana, jadi kami harus menahan mu..! Penjaga..! Tahan pelaku pembunuhan ini!" Ucap Pak Jameson sambil memanggil penjaga.
"Kau sedang memanggil siapa? Semua penjaga mu sudah ku habisi semuanya!" Ucap Alex Corrupted dengan santainya.
"Apa? Penjaga...!!! Penjaga...!" Pak Jameson yang tidak percaya terus menerus memanggil para penjaga.
"Bapak salah memanggil nya! Yang benar adalah 'Penjaga Undead'... Para Penjaga Undead berkumpulah!" Ucap Alex Corrupted memanggil tentara mayat hidupnya.
Lalu, para Penjaga Undead yang memasuki ruang tahta raja.
"Haaaah...? Ini tidak mungkin terjadi! Ramalan itu ternyata benar! Aku seharusnya mempercayai dukun itu!" Ucap Pak Jameson yang kebingungan dan berkeringat dingin.
"Hahaha... Ternyata kau masih mengingat ramalan itu. Sekarang kalian tidak punya apa apa untuk melindungi kalian! Habisi mereka berdua, anak-anak!" Perintah Alex Corrupted.
"Jangan mendekat! Aku peringatkan jangan mendekat!!!! Aaarggh!! Arrggggh!!"
Pak Jameson dan Sang Raja akhirnya mati dihabisi para Penjaga Undead. Dan di saat itulah, momen awal dari invasi Undead dan mengawali tragedi berdarah.
Dengan satu malam saja, Kerajaan Vigilo sudah dikuasai oleh Alex Corrupted. Sekarang tempat itu tidak lagi tempat layak huni bagi manusia, melainkan hanya sarang para Undead.
Kabar itu sudah tersebar di berbagai kerajaan maupun negara tetangga. Ramalan dari seorang dukun asing yang hanya omong kosong belaka, rupanya adalah kebenaran akan masa depan.
Sekarang, para manusia tidak boleh dengan santai menanggapi hal ini. Perdamaian hanyalah omong kosong belaka, Perdamaian hanyalah ilusi dari perang yang sedang berkecamuk.
_____------______------_____
"Tidak! Tidak! Tidaaaaak!!!!! Ini hanyalah ilusi yang kau buat kan?!!" Ucap Alex sambil memegangi kepalanya.
"Semua yang terjadi di cermin itu adalah kenyataan yang akan menendang wajahmu begitu saja!" Ucap Maria.
"Kenapa ini bisa terjadi? Seharusnya aku sebagai pahlawan harus melindungi kerajaan bukannya menghancurkan nya! Aaaaaah....!" Teriak ku yang menyesal sambil memukuli lantai.
"Penyesalan selalu datang di akhir! Rupanya kau se-naif itu sampai menumpahkan semuanya menjadi kesalahan mu. Sungguh Naif sekali!" Ucap Maria seperti nada ejekan.
Aku hanya bisa duduk dan pasrah, tidak ada yang bisa aku lakukan di sini.
"Jika kau berpikir ini hanyalah skema yang aku buat, kau benar. Ini adalah awal dari 'Necro Tragedy' dimana semuanya akan menjadi mayat hidup, dan kejayaan Manusia akan berakhir di sini!" Ucap Maria.
"Grrrrr...! Perbuatan mu ini tidak bisa dimaafkan! Hyaaaaaa...!!!" Teriakku sambil berusaha menyerang Maria.
Serangan dariku hanya menembus tubuh Maria.
"Kau tahu kalau kau hanyalah segumpal roh yang tidak akan bisa menyerang tubuhku. Rupanya kau itu bodoh dan naif dicampur aduk menjadi dirimu sekarang ini. Cih cih cih... Sungguh Menyedihkan!" Ucap Maria dengan nada jijik.
"Oh ya, aku tidak boleh lama lama di sini. Bersenang-senang lah dengan cermin itu. Ingat! Jangan kau hancurkan, aku hanya punya satu."
Setelah itu Maria pun menghilang dan meninggalkanku bersama Cermin yang memperlihatkan kondisi dunia.
Aku yang sangat geram campur sedih langsung membanting cermin itu hingga hancur. Namun, anehnya cermin itu muncul sekali lagi. Melihat hal itu, aku yang sudah muak dengan cermin itu, membanting lagi benda itu.
Setiap kali ku hancurkan benda jahanam itu, selalu saja muncul. Entah berapa kali aku hancurkan cermin jahanam ini. Aku lelah dan menerima nasib yang menimpaku kali ini. Aku hanya bisa menonton dari balik cermin ini, tidak bisa menolong langsung.
Hanya bisa berdoa dan memohon agar tragedi ini dapat dihentikan. Dan seperti itulah penyesalan paling dalam ku yang selalu ku ingat setiap saat.
-
-
..."TAMAT"...
Next Arc : [No More Innocence] Coming Soon.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments