"Kumohon, jangan! Ampunilah aku! Aku masih punya keluarga yang harus ku nafkahi." Ucap seorang Pria seperti dikejar sesuatu.
Terlihat seorang wanita dengan pakaian cukup terbuka, berambut pendek berwarna biru berdiri tepat di depan pria malang itu.
Wanita itu tidak menanggapi perkataan pria barusan sehingga ia tetap melakukan tugas utamanya, yaitu mengakhiri hidup pria malang ini.
Dengan sebilah pedang katana yang ia pegang, leher dari pria itu dipenggal dengan mudah dan wanita itu menganggap bahwa yang ia lakukan termasuk ke dalam pengampunan.
Setelah mengeksekusi, wanita itu mendapatkan panggilan, kemungkinan berasal dari atasan atau pun Boss nya.
"Kerja Bagus, AR-15! Performa mu belakangan ini cukup memuaskan. Untuk sekarang kembali ke markas!" Isi panggilan dari Boss besar.
"Baik!" Tanpa tambahan apapun layaknya robot.
Tak ada hujan ataupun badai, tiba-tiba wanita itu menghilang secara misterius di tempat itu.
Boss besar pun kehilangan kontak darinya, entah apa yang terjadi kepada wanita itu, yang pasti masih diselidiki dan menjadi misteri.
Sementara itu...
Wanita seperti robot itu sudah berpindah dari dunia asalnya.
Dia terbangun di ruangan serba putih ditambah dengan hiasan dinding indah dan beberapa lilin yang menggantung di atasnya.
Dia terlihat kebingungan dengan menggaruk kepalanya. Dia melihat beberapa anak muda yang berumur sekitaran 16 tahun sedang memandangnya. Tidak lupa dengan beberapa orang dewasa berpakaian serba putih juga ikut memperhatikannya.
"Eh? Dimana aku? Kenapa semuanya serba putih?... Tunggu dulu, seharusnya aku tidak berbicara seperti ini? Apa yang terjadi padaku? Kenapa bisa seperti ini?" Wanita itu menyadari bahwa ia memiliki kesadaran layaknya manusia.
Orang orang disekitarnya mulai saling berbisik-bisik, mungkin mereka bertanya tanya, "siapakah wanita ini?"
Berbeda dengan kakek satu ini...
"Salam, para manusia dari dunia lain! Kalian semua pasti bingung apa yang sudah terjadi. Namun, kami tidak berniat jahat kepada kalian. Kami hanya ingin tangan kalian untuk membantu kami melawan Raja Iblis yang baru saja bangkit."
"Heh? Apa yang dia bilang? Raja iblis? Aku ini berada di garis waktu mana sih? Mending jangan lama-lama disini, akan ku gunakan portal mesin waktuku."
AR-15 mencoba menggunakan mesin waktu yang terpasang di dirinya, tetapi tidak bekerja sama sekali.
"Ini aneh sekali!? Apa aku ini bukan lagi robot? Akan ku cek dulu."
AR-15 melepas mukanya seperti melepaskan topeng. Rupanya, ia masih sepenuhnya robot setelah melepas mukanya, namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana bisa robot punya perasaan dan nafsu layaknya manusia?
Dia pun menyadari kejanggalan ini bermula ketika ia berpindah dari dunia asalnya.
AR-15 terlalu sibuk dengan diri sendiri sampai ia tidak mendengarkan apa yang diucapkan Kakek petinggi gereja itu.
________----------_________------------________
"Apa kau kenal dia?" Tanya seorang gadis pirang kepada laki laki berambut putih.
"Entahlah, sebaiknya jangan dekati dia! Kemungkinan dia seorang pembunuh berantai, lihat saja bercak darah yang menempel di dirinya!" Jawab laki laki itu.
"Tapi dia juga punya telinga hewan di atas rambutnya. Kemungkinan dia adalah penduduk asli di dunia fantasi ini?" Tanya sekali lagi dari gadis berambut pirang itu.
"Tapi anehnya, dia juga ikut terkirim ke dunia ini bersama kita berlima!" Jawab seorang wanita lain berambut panjang dan hitam.
Semenjak saat itulah AR-15 menjadi bahan perbincangan dan gosip yang tersebar ke seluruh kerajaan.
Kakek petinggi gereja yang bernama Raymond menjelaskan bahwa semu orang yang sudah mereka panggil memiliki anugerah dari sang Dewi agar digunakan untuk melawan Raja Iblis.
"Nama yang saya panggil dipersilahkan untuk maju ke depan! Akemi Ryouta!" Jelas Kakek Raymond.
"Baik!" Seorang laki laki muda berpostur tinggi dan berambut hitam maju dan tunduk kepada Kakek Raymond.
"Wahai Saudara Akemi! Kamu telah membuktikan tekad dan keberanian anda pada kehidupan sebelumnya. Jadi, Dewi sudah mengambil keputusan bahwa kamu akan mendapatkan kekuatan untuk melindungi orang orang lemah!" Ucap Kakek Raymond yang membaca kertas gulungan.
"Terima kasih telah menyampaikan hal ini, Kakek! Saya sangat tersanjung terhadap keagungan Sang Dewi yang telah memberikan ku berkah yang bermanfaat!" Ucap Akemi dengan rasa kagum yang tinggi.
Kemudian, Akemi bangkit dan mundur dari tempatnya.
"Akane Ai!"
"Baik!" Seorang gadis berambut merah yang dikuncir dua maju dan tunduk kepada Kakek Raymond.
"Wahai saudari Akane! Kamu juga telah bersikap baik dan suka menolong terhadap orang lain, sehingga Sang Dewi memberikanmu sihir api suci agar bisa menerangi semua orang ke jalan kebenaran."
"Terima kasih banyak, Dewi yang Agung!"
"Lanjut... Machisito Chika!
"Baik!" Gadis pirang tadi dipanggil oleh Kakek Raymond.
"Wah! Wah! Padahal masih remaja sekolah sudah mengemban kekuatan dan tugas berat seperti melindungi sebuah kerajaan?" Dalam pikiran AR-15.
Beberapa saat kemudian...
"Semakin lama, kakek itu memperlama durasi ceramahnya! Apa jangan-jangan... Aku juga ikut dipanggil setelah ini? Tidak mungkin lah... Ini semua murni kecelakaan tak terduga saja." Gumam AR-15.
"Aku simpulkan saja, mereka akan menjadi grup pahlawan. Pertama Akemi Ryouta, sesuai perkataan yang susah dijelaskan dari mulut kakek itu, dia kemungkinan akan menjadi petarung jarak dekat, pertahanan kuat, namun jarak serangan payah." Ucap AR-15 sambil memperhatikan laki laki berambut hitam itu.
Lalu, ia menoleh ke arah Akane Ai.
"Gadis itu... akan menjadi penyihir dengan spesialis Api Suci. Kemungkinan ia akan menjadi target empuk jika ia tidak berhati-hati mengambil posisi."
Ia pun berlanjut menoleh ke arah Machisito Chika.
"Dan si pirang... Hanya seorang pendeta biasa saja. Tidak ada spesial darinya. Yang menonjol adalah kemampuan penyembuhan tingkat tingginya. Kalau aku berurusan dengan mereka, kupastikan dulu nyawanya si pirang itu." Gumam tanpa henti dari AR-15.
"Sudah selesai rupanya... Laki-laki ubanan itu pula... Aku rasa dia punya bakat dalam hal membidik di kehidupan sebelumnya. Kalau sekarang... kita lihat kedepannya saja!" Gumam AR-15 terhadap Laki-laki berambut putih bernama Riyo Mutsura.
____------_____------______
"Semoga aku beruntung mendapatkan yang lebih baik dari mereka." Ucap AR-15 dengan menghela nafas seakan tidak ada harapan.
Dia bertanya-tanya, kenapa murid yang kelima kembali dari Kakek tua itu dengan ekspresi sedih dan cemberut.
"Ini ada yang tidak beres..."
"Artificial Reaper Model 15!"
"Hah? Ternyata memang bukan sepenuhnya kecelakaan! Akhirnya giliran ku setelah menunggu cukup lama."
AR-15 langsung maju dengan rasa bangga dan semangat. Meskipun tadi dia tidak mengharapkan sesuatu, tetapi sekarang berbeda jauh sekali.
"Wahai AR-15! Di kehidupan sebelumnya, kamu sudah menunjukkan seberapa baiknya dirimu. Anda memiliki kelebihan yang cukup banyak dibandingkan lainnya. Dan pada akhirnya... Sang Dewi memberikanmu kesadaran dan perasaan emosional agar kamu bisa merasakan apa yang dirasakan orang-orang yang telah kau bunuh! Itu saja dari pesan Sang Dewi!"
"Apa? Hah? Jadi itu sebabnya kah? Ini kah yang hanya kudapatkan selama ini? Apa ini juga yang menyebabkan murid terakhir terlihat sedih? Ini sangat keterlaluan!" AR-15 bertanya-tanya kepada dirinya sendiri dengan keadaan syok parah.
Ini akan menjadi tamparan keras bagi AR-15. Sebelumnya yang hanyalah setumpukan baut dan besi yang disatukan menjadi mesin. Sekarang, Dosa dosanya menggiringnya ke sifat manusia.
Acara penyambutan akhirnya usai, Kakek Raymond dan penjaga lainnya mempersilahkan semua reinkarnator untuk masuk lebih dalam karena para pelayan sudah menyiapkan banyak makanan.
AR-15 yang masih terjatuh dalam jurang keputusasaan, langsung bangkit dan mengikuti keadaan seakan akan tidak terjadi apa-apa.
-
-
..."Terimakasih Sudah Membaca!"...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments