"Maaf tuan ... Saya tidak mencuri.." Cicit Zoya.
"Bohong, untuk apa kau pagi pagi sekali keluar dari ruangan tuan David, kalau bukan untuk mencuri."
Zoya meremas ujung jilbabnya,niat hati ingin menghindar dari pria arogan itu. Justru saat ini ia di hakimi, di tuduh mencuri. Padahal tujuannya pagi pagi sekali datang ke sana, hanya untuk memberikan surat pengunduran dirinya. Bukan untuk mencuri...
Bagi Zoya,pekerjaan apapun itu jika ingin mengundurkan diri haruslah sopan, setidaknya minta maaflah pada selembar kertas jika tak sanggup lagi bekerja. Begitu pikirnya....Meski hanya sebagai OB.
"Rupanya sekali murahan kau tetaplah wanita rendahan." Zoya mengangkat wajahnya memandang mata David. Kata kata yang keluar dari bibir pria itu sungguh mengoyak harga dirinya. apalagi di hadapan banyak nya karyawan nya.
David mematung melihat mata itu, mata sayu yang menunjukan banyak sekali misteri di dalamnya.
David menyingkirkan perasaan bersalahnya.
Ya karna wanita itu lah hidupnya berubah sembilan puluh derajat. Begitu pikirnya...
"Kau tidak perlu mencuri dari sana Nona," David membuka dompetnya mengeluarkan isi dalamnya dan melemparkannya pada Zoya. Zoya meremas tangannya, lagi lagi David menghinanya.
Semua karyawan yang melihat Zoya di perlakukan demikian,ada yang kasihan ada juga yang mencibirnya.
"Apa kurang cukup Nona,... Wanita seperti mu memang sangat menjijikan. Kau ingin mencuri di perusahaan ku,lalu kau akan membawa lari uang hasil curian mu itu. Jangan bermimpi Nona.... Pantas saja suamimu berselingkuh di belakangmu, mungkin dia tau jika kau wanita tak tau diri." Hina nya tanpa perasaan, sungguh Zoya membenci David sampai ke tulang tulang.
"Sudah selesai anda bicara tuan...."Zoya menatap nyalang mata David, demi Almira putrinya. Zoya akan menantang badai sekalipun.
"Ada saatnya anda akan menarik kata kata yang keluar dari mulut anda.... Sampul yang rusak tak menjamin isi dalamnya juga rusak tuan....
Terima kasih atas sambutan yang anda berikan kepada saya... Ini akan menjadi kenangan saya seumur hidup saya. Terima kasih juga, anda telah sudi menampung wanita rendahan seperti saya, bekerja selama sebulan ini. Semoga kedepannya anda tak pernah bertemu dengan orang rendahan ini. Permisi... Assalamualaikum..." Zoya berbalik melangkah meninggalkan mereka semua yang mematung.
David terkesiap mendengar kata kata Zoya. David memandang Zoya yang menjauh dari hadapannya. Entah mengapa ia tak bisa mengontrol emosi nya saat melihat Zoya. Bibir dan hatinya bertolak belakang.
Deg....
David baru saja menyadari baru saja ia mencaci-maki Zoya, menghina nya, bahkan merendahkannya, di depan karyawannya sendiri.
David tak menyangka bahwa dia juga akan menghina Zoya di hadapan banyak nya karyawan nya. Sungguh David bingung...Di satu sisi,ia ingin wanita itu menderita seperti dirinya. Di satu sisi lain, ia tak tega mencaci, menghina bahkan merendahkannya. David juga merasakan sakit saat mengatakannya. Tapi egonya mengalahkannya.
David masuk ke dalam ruangan nya. Ia meneliti, apakah benar jika Zoya mencuri di sini.
Tak ada yang berubah semua masih sama, David mengerutkan keningnya,mendapati kertas putih selembar yang di tindis dengan vas bunga kecil.
David meraihnya dan membukanya, David mengusap wajahnya gusar. Ternyata wanita itu datang kemari hanya untuk memberikan surat pengunduran dirinya.
David duduk bersandar, apakah dia sangat keterlaluan. "Wanita itu mengundurkan diri, tak bersyukur dia masih diterima di sini."
Lagi lagi mulut dan hatinya tak searah. Mulutnya mengumpat, tapi hatinya tak rela Zoya mengundurkan diri.
David menyibukkan dirinya pada berkas di hadapannya. Ia tak ingin mengingat wanita itu, yang mengacaukan hari harinya. Jangan sampai gara gara perempuan itu, perusahaan yang di bangun dengan susah payah di Abaikan nya.
*
Zoya tersenyum tipis, menghampiri bibi Yen.
Hari ini Zoya akan meminta maaf,atas semua yang pernah Zoya lakukan. Zoya sadar berkat wanita paruh baya inilah dirinya bisa mencukupi kebutuhan Almira putrinya.
"Siang aunty..."
"Loh ga kerja Zoy...", Zoya menggeleng,
"Bolehkah aku membantu aunty mengemasnya?"
Bibi Yen tersenyum"Kau ini jika bukan kau lalu siapa lagi." Jawab nya.
"Aunty... Sebaiknya carilah lagi pegawai lagi, aku akhir akhir ini sangat sibuk. Dan mungkin saja tak pernah lagi membantu aunty.",
"Ya kau benar....Semenjak bekerja kau jarang sekali membantu aunty. Anak itu tak bisa di andalkan,kadang pulang kadang juga tidak," Bibi Yen menggerutu, Zoya hanya tertawa kecil.
Ia memandang wajah tua wanita yang selama ini membantunya. Sungguh Zoya berhutang budi padanya.
Zoya memeluk tubuh tua bibi Yen,
"Jangan terlalu lelah bekerja.... Nanti aunty sakit. Siapa yang akan merawatnya,hmm.."
sungguh Zoya tak ingin berpisah dari orang orang yang menyayangi nya dan putrinya. Tapi waktu tak ingin Zoya bertahan di sini. Zoya ingin membuka lembaran baru dengan putrinya.
Zoya tak ingin hidupnya sia sia menerima cacian dan hinaan, ia harus bangkit demi sang putri, Almira.
"Ya aunty tau...." Zoya tersenyum,menghapus air mata yang jatuh. Ia tak ingin wanita itu menyadarinya. Cukup menyusahkan bibi Lili yang tau biduk rumah tangga nya. Jangan sampai ada lagi,ia tak mau mereka semua menghawatirkan nya.
Zoya membuka pintu apartemen nya, di sana sudah ada bibi Lili dan paman Ridwan, serta putri nya.
Zoya mengedarkan pandangannya melihat kardus berisi pakaiannya dan juga putri nya.
Tak banyak yang Zoya miliki, barang dan baju hanya beberapa lembar saja.
Paman Ridwan memeluk Zoya, ia sudah menganggap Zoya seperti anak sendiri.
Zoya mengerutkan keningnya, di sudut sana ada koper dan juga tas ransel kecil, punya siapa?...
Bibi Lili tersenyum lebar pada Zoya.
"Paman dan Bibi mu akan mengikuti mu kemanapun kau berada." Zoya mengalihkan pandangannya pada pria paruh baya tersebut.
"Apa maksud paman..." Zoya bingung...
"Ajak kami kemanapun kau pergi, kami tak bisa jauh dari Almira. Kami tak mempunyai anak, jika kau menjauhkan Almira dari kami,kau tega Zoy. Itulah kenapa kami ingin kau mengajak kami."
Zoya berlari dan menubruk kan badannya memeluk bibi Lili. Wanita yang sudah di anggap nya orang tua nya.
"Terima kasih Bibi..."Zoya segukan memeluknya. Tak ada hal yang paling membahagiakan baginya, masih ada yang perduli padanya. Paman dan Bibi nya ada bersama setiap langkahnya, Zoya bahagia.
Malam harinya,mereka sepakat untuk pergi di malam hari. Alasannya tak ingin mereka bertemu dengan pria yang menorehkan banyak luka di hati Zoya.
Zoya juga ingin menghindari jika bertemu Bimo. Zoya tau,pria itu pasti tak akan membiarkan nya pergi, begitupun dengan bibi Yen, Bibi Yen terlalu baik bagi nya. Zoya ingin menghindar dari masa lalunya, dan ingin menggantinya dengan kebahagiaan.
"Semoga kita bisa bertemu lagi aunty... Doakan Zoya..."
Gue nulisnya sambil mewek yang baca suka pelit😭🤣
Tinggalkan jejak😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Masliah Masliah
bloon najis
2024-07-09
0
Kusii Yaati
kamu jahat thorrr,huhuhu kamu membuatku😭😭😭😭😭...nyesekkk Thor😭😭😭😭😭
2023-07-19
0
Nunik
ko byk bawang merah
2023-05-10
0