Setelah pulang dari pemakaman Zoya membawa Almira di taman kota, tak banyak
yang berkunjung,memang hari sudah siang.
"Luna..."Wanita itu menoleh, "Sayang itu aunty mu. Ayo kita kesana..?"
Luna menatap benci pada Zoya, "Luna.... kakak mencari mu.."
"Kau puas membunuh kakakku hah...."
Zoya kaget,apa maksudnya..?
"Luna.." bibir Zoya bergetar"Jangan memanggilku dengan mulut busuk mu itu, kakakku meninggal, pasti gara gara perempuan seperti mu. "Sarkas Luna
"Mas Rangga meninggal kecelakaan, bersama temannya. Mobilnya menabrak pembatas jalan. Bukan aku,aku sama sekali tak bersalah." Bela Zoya
"Kau.... wanita tidak tau diri,asal kau tau,... Kak Rangga sebenarnya sudah lama ingin menceraikan mu. Dia sudah muak hidup dengan perempuan miskin seperti mu. Kakak ku itu ingin menikah dengan wanita yang di cintai nya. Tapi kau selalu membawa alasan anakmu."
"Tidak mungkin...." Bibir Zoya bergetar,benarkah suaminya itu ingin menceraikannya.
Flashback*
" Zoy.....Aku ingin bicara sesuatu, bisakah kita bicara empat mata."Zoya mengangguk mengikuti langkah suaminya.
" Zoya... Bagaimana jika aku mencintai wanita lain. Aku sangat mencintai nya lebih dari apapun. Setiap keinginannya aku selalu berusaha memenuhinya. Aku tak mau kehilangan dia."
" Tentu saja, aku juga mencintaimu mas. "
Zoya tersenyum lebar mendengar Rangga mencintai perempuan lain selain dirinya, tentu saja Rangga mencintai Almira putri mereka.
"Tapi Zoy...Aku_"
"Mas.. Almira sudah bangun,aku tinggal ya."
Cup ...
"Kami juga mencintaimu mas.."
Semenjak pembicaraan mereka berdua, Rangga semakin hari semakin pendiam. Zoya tak ambil pusing,mungkin suaminya itu sedang sibuk. Bukankah seorang ayah harus lebih giat lagi mencari uang untuk buah hatinya. Begitu pikir Zoya, suaminya mencari nafkah untuk kebahagian dia dan juga putri semata wayangnya.
Zoya tak berpikiran macam-macam, Zoya meyakini suaminya tak mungkin meninggalkan nya dan anaknya. Zoya pikir suaminya tak pernah menggendong putri nya itu, karna dia belum terbiasa dan takut.
Hari hari Zoya di sibukkan dengan mengurus bayi mungil nan cantik.
"Mas...Aku sudah bersih dan mandi wajib," Zoya malu malu menunduk.
"Zoy..Biarkan kering dulu lukamu.." Zoya mendongak" Tapi...."
"Aku bisa menahannya Zoy.." Sela Rangga
Hingga Almira berusia tiga bulan, suaminya itu tak pernah menanyakan hak nya kepadanya.
"Mas.... Apa kau tak ingin melakukannya, aku siap lahir batin. Lagi pula perutku sudah kering." katanya
"Nanti Zoy... Aku sibuk.."Zoya mengangguk mengerti. Hingga malam di mana Zoya menyadari sesuatu,
" Mas... Kau sudah pulang... "Rayu Zoya, saat ini Zoya memakai kain tipis yang membalut tubuh nya. Zoya mengalungkan tangannya pada leher Rangga. Biar bagaimanapun Zoya wanita normal. Butuh yang namanya kepuasan batin. Karna semenjak hamil tujuh bulan, suaminya tak memberinya nafkah batin.
Saat ini Zoya sangat menginginkan suaminya menjamahnya. Putri mereka sudah tidur, Almira sudah berusia empa bulan lebih. Jadi Zoya berpikir ia dan suami akan menikmati malam berdua dengan berbagi keringat.
"Aku capek Zoy..."Rangga melepaskan tangan Zoya dari lehernya. Senyum Zoya pudar mendapat penolakan suaminya.
Rangga meninggalkan Zoya yang mematung. Tapi mata Zoya membulat sempurna saat melihat leher belakang suaminya.
Zoya menggelengkan kepalanya" Tidak mungkin itu tanda kecupan kan.." Ya Zoya meyakini dirinya salah lihat.
Hingga malam malam berikutnya,
Alis Zoya mengkerut, kukunya mengerik noda putih di ****** ***** milik suaminya.
Zoya menciumnya,...
"Apa ini, apa mas Rangga habis bermain dengan tangannya. Atau bercinta dengan wanita lain, siapa? "
Zoya yakin noda itu adalah milik suaminya, Zoya ingin memastikan sendiri bahwa yang di lihat nya itu benar. Hingga malam dimana dia menemukan selembar kertas.
Flashback off
"Kau ingat hmm.... Lihat saja,siapa laki laki yang akan bertahan denganmu. Kau wanita kampung, tidak pantas bersanding dengan kakak ku.. Pergi berkaca, bagaimana dirimu. Apa kau memang tidak punya kaca, wanita kampung dan miskin seperti mu sungguh menjijikan.." Hina nya.
Mata Zoya berkaca kaca, benarkah dirinya sangat hina dan tak pantas bersanding dengan Rangga. Rangga tampan memang,selain tampan,suaminya itu kerap kali bersosialisasi dengan orang kaya. Itu sebabnya suaminya selalu berpenampilan modis,setiap harinya. Lain halnya dengan dirinya, yang selalu memakai daster jika di dalam apartemen,dan daster itu juga sudah usang. Jika di luar Zoya akan memakai gamis lawas,dan jilbab simpel.
Hi hi hi.. Zoya terkesiap mendengar tangis putrinya.
"Shut... sayang nya mommy, kita pulang yah.."
Dari dalam kafe, Luna menatap Zoya benci. Luna benci memiliki keponakan yang lahir dari rahim seperti Zoya. Perempuan kampung dan miskin itu sangat di bencinya.
"Siang aunty...."Sapa Zoya" Siang anak manis..."
Bibi Yen tersenyum lebar,ia tau dari mana Zoya.
"Aunty,apa ada pesanan lagi.."Tanyanya
"Nanti sore...Di Golden Hotel.." Zoya mengangguk
"Hay cantik...."Bimo datang membawa satu keranjang bunga yang siap di susun,dan di kemas.
"Hay ...Om.." Bimo tersenyum tipis, Zoya masih sama, Bimo melihat mata Zoya yang sedikit bengkak. Apa Zoya habis menangis.. ?
"Kau dari mana saja Zoy,bersama dengan putri tidur ini. Hmm..."Bimo mencubit gemas pipi Almira, Almira tersenyum lebar.
"Dari makam mas Rangga...."
Bimo tak bertanya lagi, Bimo tau Zoya pagi tadi ke makam suaminya. Dan mata ini sepertinya baru saja menangis, terlihat hidung Zoya yang masih memerah.
*
Sore harinya Zoya mengantar kan bunga di hotel. Setelah menitipkan anaknya pada bibi Lili ,Zoya mengantarkan pesanan pelanggan bibi Yen.
"Ya Allah .. Apa benar ini hotel nya?"
Zoya bertanya pada scurity,dan benar ini na Hotelnya.
"Bismillah... " Zoya masuk dan mencoba bertanya pada Resepsionis, pemilik pesanan bunga di tangannya,ada di ruang mana.
"Oh Nona silahkan lurus saja, lalu belok. Di sana ada banyak meja. Nona tanya saja bunganya di serahkan sama siapa." Zoya mengangguk.
Setelah mengucapkan terima kasih Zoya menuju kesana.
Zoya melihat nama di ponselnya, yang baru saja bibi Yen kirim. Untung saja bibi Yen cepat mengirimnya siapa pemilik pesanan bunga di tangannya. Sehingga ia tak perlu banyak bertanya.
, Brukk..
Bunya di tangannya jatuh dan dia terhuyung ke belakang. Tapi tangan kokoh menahan pinggangnya yang ramping,sehingga Zoya tak terjengkang, di tabrak tubuh besar dan kokoh pria.
Deg....
David mematung melihat mata Zoya, mata jernih tapi menyimpan banyak misteri di dalamnya.
Zoya segera mendorong tubuh pria yang memeluknya dan beristighfar...
"Wanita kampung dan miskin seperti mu datang kemari, apa kau mau mencuri di sana,Hmm..."
Zoya meremas ujung jilbabnya, lidah pria ini sungguh memangkas semangat Zoya.
"Maaf... Tuan, saya hanya mengantarkan pesanan bunga."
Zoya menunduk dan mengambil kembali buket bunga yang jatuh.
Lalu Zoya segera pergi dari hadapan Bos nya itu. Baru dua langkah Zoya..
"Jangan berpikiran untuk mencuri di sini, kau bisa masuk penjara dan yang paling besar kau bisa saja seumur hidupmu mendekam di penjara jika kau mencuri. Hotel ini di lengkapi dengan fitur canggih, sekecil apapun kau curi itu,akan ketahuan." Hina nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Sumiati 32
kasian Zoya tidak pernah curiga
2024-07-11
0
Embunembun
kasian Zoya😭😭😭😭
2022-08-30
0
kavena ayunda
zoya goblok nya ampun lemah bgt jd istri
2022-07-14
0