"Kak Reza.... " Sapanya pada pria yang baru turun dari mobil nya.
"Hay... Zoy,sudah sembuh lukanya." Zoya mengangguk dan tersenyum.
Hari ini Zoya sedikit lebih fresh,meski mata itu menyimpan banyak misteri. Yang jelas Zoya perempuan baik menurut Reza. Entah kenapa Reza tak setuju jika David menjelekkannya.
"Zoy... Tanganmu kemarin terluka parah. Apa sudah sembuh"Lagi Zoya mengangguk...
"Kak,maaf aku belum bisa membayar uang yang kakak pinjamkan. Jika nanti aku sudah gaji_"
"Zoy.. Kapanpun kau membayarnya tak masalah, jangan di pikirkan."
"Terima kasih... , Kalau begitu aku permisi dulu. Sebentar lagi sif saya kak.." Reza mengangguk, Reza tak mengerti mengapa tangan Zoya bisa terluka parah, yang hanya memungut serpihan botol.
Zoya memulai aktivitas nya dengan perasaan bahagia. Kemarin dulu saat pertama kali nya datang, Zoya memang sudah di ijinkan bekerja. Hingga insiden tangan yang berdarah Zoya mempertimbangkan lagi. Tapi Zoya tak mau berpikiran macam-macam,ia yakin Allah sedang mengujinya. Apapun masalahnya Zoya akan hadapi,demi malaikat kecilnya.
"Zoya.. "Teman seprofesinya memanggilnya.
"Ya kak.."
"Kau keruangan CEO, biasanya jam segini tuan David minum kopi. Jadi kau buatkan dan antar ke ruangannya."
Zoya mematung mendengar nya, apa nanti kopinya akan di siram ke wajahnya. Zoya mengangguk dan tubuhnya bergetar, kakinya enggan melangkah ke sana.
"Zoy... "
"Ah ya...Aku kesana.."Sebenarnya temannya tak tega, mereka sama takut jika datang ke ruang CEO. Semenjak kehadiran CEO perusahaan yang sebenarnya, bukannya senang dan gembira, mereka justru takut. Tak banyak yang berakhir di pecat gara gara datang ke ruangan CEO.
"Bismillah..."
Tok tok tok
Zoya menoleh ke samping, tempat sekertaris CEO berada kosong. Apa mereka sedang meeting.
Zoya sedikit lega,mungkin mereka memang sedang meeting lebih baik dia mengantar kan kopi,baru pergi secepatnya.
Clek...
Zoya mematung di tempatnya, matanya melotot, dan tangannya bergetar hebat.
Prang....
Bukan karna Zoya melihat adegan ciuman atau apa yang biasa Zoya dengar, kebanyakan CEO dengan sekertaris. Tapi ini...
David menoleh dan mendekati Zoya, tubuh Zoya semakin bergetar takut.
Zoya melirik wanita yang lemas, dan wajahnya membiru. Apa yang pria ini lakukan padanya. Jelas saja Zoya melihat pria ini mencekik sekertaris nya.
Brakk...
David menutup kembali pintu kencang..
"Tuan... mau apa apa..?"Zoya bergetar tangannya saling meremas.
"Rey..." Zoya melirik pria yang di panggil nya.
"Jangan macam-macam tuan,anda bisa saya laporkan ke polisi. Tuan ingin membunuh saya. Saya tidak punya masalah dengan anda,lepaskan saya. Saya janji tidak akan muncul di depan anda." Sungguh Zoya sangat takut, matanya berkaca kaca. Almira..Bagaimana dengan putrinya,jika terjadi sesuatu dengannya.
Zoya terduduk memohon ampun, "Kumohon biarkan saya pergi, saya janji tidak akan membocorkan pada orang lain. Saya juga akan pergi dari kota i_"
"Berdiri.." Bentak David.. Entah mengapa dia sakit melihat wanita itu bersimbuh.
"Jika kau tak mau berdiri, kau ingin aku menyeret mu." David benci dengan perempuan di depannya. Secara tidak langsung perempuan ini juga ikut andil.
Zoya berdiri, masih menunduk. Zoya tak berani mengangkat wajahnya.
David menyeret sekertaris nya,dengan cara menjambak rambutnya.
"Apa yang akan kau perbaiki Natasha, kau harus bertanggung jawab." Bentak David
"Maafkan saya tuan,... Saya hanya di suruh."
Natasha menghiba, sungguh Natasha tak menyangka reaksi akan seperti ini. Gara gara uang Natasya menerima ajakan kerja sama, menghancurkan nama David Aderson.
"Kau salah memilih lawan Nona ... Katakan siapa yang menyuruhmu."
Zoya sampai berjengit kaget, bibirnya merapalkan doa, semoga hari ini Tuhan masih memberikan umur panjang.
"Katakan..." Zoya memejamkan matanya,bukan dia yang di Bentak tapi di yang ingin menangis.
"Tuan... Erick" David mengepalkan tangannya, rupanya pria tua itu ingin bermain main dengan nya.
"Bawa pergi perempuan ini dari hadapan ku Rey.."
Rey mengangguk dan menyeret Natasha keluar ruangan CEO.
Tinggal Zoya dan David, mereka sama sama diam belum ada yang ingin mengeluarkan kata.
"Keluar...." David berseru
, Zoya mengangkat wajahnya takut
"Saya bilang keluar ...Apa kau tuli, selain perempuan pembawa sial kau juga perempuan tuli dan dungu." Hina nya...
"Gara gara suami brengsek mu itu,hidupku tak tenang. Apa kau bisa mengembalikan nama baikku, Heh... Seharusnya sebagai seorang istri kau bisa membuat suamimu yang hanya menatapmu. Bukan pada orang lain, kau mengerti...." Hina David tanpa perasaan.
Zoya meremas ujung jilbabnya, ia pikir pria ini sudah memaafkan nya.
"Maaf.. Assalamualaikum" Zoya berdiri meninggalkan ruangan CEO. Zoya meremas dadanya,ia pikir telinganya sudah kebal mendengar cacian tapi tetap saja dadanya sesak.
Zoya berpikir kenapa semua masalah di limpahkan padanya.
* * *
Zoya mencium kening putri semata wayangnya. Berbagai macam rasa sakit hati, dan hinaan dari orang yang sama sekali tak ia kenal. Sungguh membuat Zoya takut,dengan yang namanya laki laki.
Saat ini hanya Almira lah hidupnya, sakit hati yang di terimanya bertubi tubi, seolah menjauhkan Zoya dari lawan jenisnya. Ia trauma dengan sebuah hubungan.
Bayang bayang suaminya menghantuinya.
Ya setiap malam, Zoya hanya di hantui oleh Vidio yang tak sengaja di tonton nya waktu itu.
Bagaimana mereka bergulat di atas ranjang hotel. Mengingat itu Zoya mual,ia menutup mulutnya sendiri. Bangun sangat hati-hati takut sang putri nya bangun. Zoya berlari ke kamar mandi memuntahkan isi perutnya.
"Ya Allah... Sampai kapan bayangan itu hilang."
Zoya lelah, hampir setiap malam,ia muntah seperti ini.
Marah,kecewa, serta benci melihat suaminya bersetubuh dengan wanita lain selain dirinya.
Tapi Zoya tak ingin memendam dendam dengan almarhum suaminya. Hanya saja Zoya benci kenapa bayangan mereka tak mau pergi dari pikiran nya.
Dert..dert...
"Assalamualaikum.."
"...."
"Maaf kak, Zoya tak janji. Zoya ingin bersama Almira di waktu libur Zoya."
"......."
"Ya.. Maaf ka.."
"..."
Tut...
Zoya menghembuskan nafasnya perlahan, ia tau Bimo dari dulu menyimpan rasa padanya.
Zoya tak ingin memberi harapan pada Bimo, apalagi saat ini ia janda. Tak seharusnya ia memanfaatkan pria baik itu. Zoya tak mau Bimo nanti akhirnya kecewa.
*
"Na ...na ..."
"Sini sayang... "Tangan Zoya melambai memanggil putri nya. Almira tertawa renyah menghampiri ibunya.
"Yey...Anak mommy pintar.." Zoya mengendong Almira,ia ingin mengajaknya ke makam sang suami.
Zoya melangkah masuk menuju tempat pembaringan terakhir suaminya.
Duduk merapal kan doa untuk nya.
"Mas... Aku datang lagi bersama putri kita. Dia sudah jalan delapan bulan. Putri sangat pintar tidak pernah rewel sama sekali. "
Zoya sedih kenapa orang yang bermasalah dengan almarhum suaminya tak mau berbesar hati memaafkannya. Apa sefatal itu kesalahan yang di perbuat suaminya.
Zoya menoleh pada putrinya yang di pangkuannya. Ada rasa yang entah apa itu, yang pasti Almira sangat mirip dengan wajah suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Muhamad Faiz
kasian banget sih zoya suaminya yg berselingkuh malah dia yg di salahkan
2022-07-06
0
Cerita Emmilia
udahlah zoya jangan bekerja diperusahaan itu bisa makan hati
2022-06-24
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
perlu direhab nh David
ucapannya ga ada sopan²nya
2022-06-18
0