10 - Merusuh

"Hatchiii!!"

Nina bersin keras hingga bahunya ikut terangkat. Ia buru-buru meraih gelas di atas nakas, menenggak habis air putih yang sudah disiapkan sebelumnya. Tengkuknya meremang.

"Siapa yang mengutukku diam-diam?" batinnya curiga, mengingat mitos lama bahwa jika kau bersin tiba-tiba dan tengkukmu merinding tanpa sebab, bisa jadi ada seseorang yang sedang membicarakanmu atau lebih buruk, mengutukmu dari belakang.

Ia kembali menatap layar laptop yang menyala redup, jari-jarinya lincah menggerakkan kursor. File demi file dibuka, catatan-catatan strategi ditelusuri ulang. Nina tengah mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk pertemuan tender besok pertarungan besar bersama E.T.

"Tuan Mahessa adalah CEO E.T, dia sudah menikah dengan Naluna, CEO Lunarian..." gumamnya pelan. "Dan Lunarian adalah salah satu peserta tender ini..."

Ia menyandarkan tubuh ke kursi, menatap langit-langit sambil menghembus napas panjang. "Apa ini hanya formalitas belaka? Karena pada akhirnya, proyek ini akan jatuh ke tangan istrinya juga, bukan?"

Nada tawanya miris, nyaris sumbang. “Tapi... Suho? Dari mana dia dapat keberanian untuk ikut bersaing di tender sebesar ini?"

Pikirannya terus bekerja, matanya menatap laptop yang bagi orang awam tampak seperti perangkat biasa. Padahal, benda itu adalah nyawanya, sumber daya rahasia dan juga senjata perangnya.

Ding... Dong...

Suara bel kamar memecah keheningan. Nina refleks berhenti. Pandangannya menajam, telinganya menegang. Dengan cepat ia menutup semua file, mematikan komputer, dan bangkit dari kursi. Jika seseorang tahu apa yang ia kerjakan malam ini, bisa jadi nyawanya melayang.

Langkahnya ringan namun waspada. Ia melirik lubang intip di pintu kamar hotel. Tapi gelap, bayangan di luar terlalu samar untuk dikenali. "Rangga? Apa dia kembali mencariku?"

Dengan nafas tertahan, Nina membuka pintu... dan—

"HANSS—SEL!!" pekiknya kaget, nyaris bergetar antara marah dan panik.

Hanssel berdiri di ambang pintu, senyum jahil menggantung di bibirnya. Tanpa berkata apa-apa, pria itu menerobos masuk begitu saja, seakan kamar itu miliknya.

"HEI!! Tunggu—"

"Bukankah Anda punya kamar sendiri?!" Nina mengejarnya dengan kesal. "Mau tukar kamar, hah?!"

Hanssel malah tertawa kecil, santai seperti biasa. "Aku hanya memastikan pegawaiku tidak melakukan sesuatu yang... tidak senonoh di balik layar laptopnya."

"APA?!" Nina memekik, tidak percaya tuduhan menggelikan itu.

Hanssel sudah duduk nyaman di ujung ranjang. Kasur ukuran queen itu terlihat mendadak sempit. Nina berdiri tak jauh, wajahnya merah padam. Bukan hanya karena marah, tapi karena satu hal yang baru ia sadari...Pakaiannya.

Dress tidur tipis berbahan satin menggantung manis di tubuhnya. Tali kecil di bahu nyaris terlepas, menyisakan lengkungan bahu mulus dan kulit putih yang mengkilap terkena cahaya lampu kamar. Panjangnya hanya sebatas paha, dan itu pun terlalu pendek jika ia bergerak sedikit saja.

Hanssel terdiam, matanya tak berkedip menatap wanita di depannya. Bukan... ini bukan sekadar sekertaris biasa. Bidadari? Iblis penggoda? Sial, perasaan Hanssel berkecamuk hebat sekarang. Dia bahkan tidak bisa membedakannya.

"Kau—" Nina merapatkan tangan di dada, menegakkan dagu. "Kalau kau masih punya harga diri sebagai atasan, segera keluar dari sini!"

Hanssel tidak menjawab. Hanya tatapannya yang bicara seolah terasa panas, tajam, dan tak terbaca. Ada sesuatu yang baru saja bangkit dalam dirinya. Keinginan, ketertarikan atau mungkin... Hasrat yang selama ini terkubur dalam diam. Dan Nina seolah menyadari itu, jantungnya berdetak lebih cepat.

"AAAAAAA!!"

Jeritan Nina menggema seisi kamar hotel. Dengan langkah panik, ia berlari menuju kamar mandi dan membanting pintu.

"Aaaa!! Kenapa gue baru nyadar pakai baju tidur begini?!" serunya frustasi, menghentakkan kaki dan menutup wajah dengan kedua tangan.

"Dan si babi itu! Ngapain juga datang malam-malam begini?!"

Ia terus mondar-mandir di kamar mandi sempit, berkecamuk antara rasa malu dan kesal. Tak ada yang bisa ia lakukan selain mengurung diri dan berharap bosnya segera sadar diri untuk pergi.

Tok... Tok... Tok...

"Nina, apa yang kamu lakukan? Jangan paksa aku mendobrak pintu ini!" suara Hanssel terdengar dari balik pintu, terdengar kesal namun tetap berusaha tenang.

Nina mendengus. "Ngapain sih datang jam segini?! Besok pagi bisa ngomong pas sarapan, kan?!"

Hanssel menghela nafas berat di luar. "Aku hanya ingin bicara sebentar... kenapa sih kamu selalu menghindar? Apa aku sebegitu menyeramkannya?"

"Bukan menyeramkan. Menjijikkan! Siapa suruh datang pas aku udah pakai baju tidur kayak gini?!"

"Keluarlah. Aku nggak akan melakukan apa pun, Nina."

"Cih... Kenapa aku harus percaya sama mulut pembual kayak kamu?!"

"Sejak kapan aku jadi pembual? Dari kapal sampai sekarang, kamu tahu aku selalu jujur!"

Nina terdiam sejenak. Kata-kata itu mengendap di pikirannya. Mau tak mau, dia mengakui bahwa meskipun menyebalkan, Hanssel memang tak pernah berbohong padanya.

Akhirnya, ia mengambil handuk kimono dari gantungan dan membungkus tubuhnya.

"Oke. Aku akan keluar... kalau kamu keluar dari kamarku dulu!"

"Sip. Aku keluar sekarang."

Terdengar bunyi pintu depan dibuka... lalu ditutup.

Nina menunggu beberapa detik dalam keheningan. Tak ada suara. Dengan lega, ia membuka pintu kamar mandi perlahan dan melangkah keluar sambil menghela napas panjang.

"Huft... akhirnya pergi juga."

Ia melepas handuknya dan melemparnya sembarangan ke kursi. Namun tiba-tiba—

Brak!

Dua lengan kokoh merangkul pinggangnya dari belakang.

"AAAAAAAAA!!"

Hanssel yang sejak tadi bersembunyi kini merangkul Nina dari belakang, membuat gadis itu menjerit kaget. Tanpa pikir panjang, Nina langsung bereaksi. Sikutnya menghantam keras perut Hanssel.

"BUG!!"

Tak cukup sampai di situ, ia juga menginjak keras kaki bosnya.

"AAARRRGHHH!!"

"KARENNINA KAVIANDRAAA!!!" teriak Hanssel meringis menahan sakit, tubuhnya limbung seketika.

Nina, dengan wajah merah padam karena marah dan malu, menyambar handuk kimononya. Dalam gerakan gesit dan terlatih, ia meraih ponsel serta laptopnya, lalu berlari keluar kamar.

"RASAKAN ITU!! DASAR BOS KAMPRET!"

Pintu kamar tertutup rapat disertai bunyi klik dari kunci yang dikunci dari luar.

Sementara itu, Hanssel terjatuh di lantai, mengaduh sambil memegangi perutnya yang masih terasa nyeri.

"AHH SIALAAAN!!! KARENNINA AWAS KAU YA!!!"

"AWWW!!" desisnya lagi, masih meringkuk di lantai.

Siapa sangka wanita yang selama ini ia pandang sebelah mata itu ternyata jago bela diri? Hanssel benar-benar tidak menyangka. Sekretaris yang ia panggil "nenek lampir" itu ternyata lebih seperti ninja daripada pekerja kantoran.

Dengan susah payah, ia merangkak ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya. Tangannya meraih perut yang masih terasa sakit. Setelah memanggil petugas hotel untuk membawakannya kompres es dan kunci cadangan kamar, Hanssel akhirnya bisa terbaring tenang di atas kasur—kasur yang tadi masih ditempati Nina.

Aroma parfum khas Nina masih tertinggal samar. Wewangian lembut berinisial 'C' yang selama ini tak pernah ia perhatikan, kini menguar begitu menyiksa dan menggoda.

Hanssel menarik napas dalam-dalam.

"Kamu semakin menarik, Nina..." gumamnya pelan, matanya menatap langit-langit kamar.

"Aku nggak pernah menyangka, mengejar seorang wanita bisa semembingungkan ini... bisa se–exciting ini..."

Ia memejamkan mata, menahan rasa sakit di tubuhnya, namun hatinya justru terasa hangat. Untuk pertama kalinya, pria itu merasa benar-benar hidup. Bukan karena kekuasaan. Bukan karena uang.

Tapi karena wanita keras kepala yang telah menendangnya keluar dari zona nyaman dan memperlakukannya layaknya manusia biasa, bukan bos besar.

"Sial... aku bahkan bahagia dalam keadaan begini... betapa lemahnya aku."

***

Keesokan harinya…

Di café hotel lantai bawah, Nina tengah menyesap lemon tea sambil menyuap sarapan paginya. Namun penampilannya hari ini sungguh berbeda dari biasanya. Bukan makin menarik, justru makin nyentrik dan... bisa dibilang buruk. Kacamata bulat besar, bibir merah bata menyala, poni lurus, serta rambut yang biasanya diikat kini dibiarkan menjuntai dengan aneh.

Hanssel nyaris saja tak mengenalinya. Ia baru sadar saat Nina menarik tangannya tiba-tiba.

"SIAPA KAMU?!" serunya kaget, nyaris menjatuhkan gelas kopi yang dibawanya.

"Aku wanita yang kau ganggu semalam," ujar Nina datar, penuh penekanan pada kata ganggu.

"WHAAAT!!" Hanssel membuka lebar mulutnya yang langsung disumpal cupcake milik Nina.

"Hmmp!"

Hanssel terpaksa mengunyah, matanya membelalak tidak percaya.

"K-Kau... Ku... Kurang ajar!" gumamnya, masih mengunyah malu-malu.

Nina hanya tersenyum geli, menahan tawa melihat ekspresi bosnya yang sok cool di depan para wanita cantik, tapi sekarang berubah seperti anak kecil kemasukan cabai.

Hanssel akhirnya duduk di depan Nina dengan tatapan tidak terima. "Mengapa kamu berpenampilan seperti Betty La Fea, sih?!"

Nina mengangkat bahu. Sejujurnya dia punya alasan kuat, tapi mengatakannya pada Hanssel hanya akan membuat suasana makin canggung.

"Karena aku tidak ingin terus diganggu oleh sikap mesummu itu!" jawabnya santai, lalu menyeruput minumannya lagi.

Namun sejurus kemudian, pandangan Nina jatuh pada seorang pria di sudut café. Ia tengah tertawa lepas bersama seorang wanita glamor bergaun ketat. Rona bahagia terpancar jelas di wajah mereka.

Tangan Nina mengepal di atas meja. Tatapan matanya berubah dingin. Hanssel memperhatikannya dan saat ia menoleh ke arah yang sama, ia pun paham.

Hanssel mengulum senyum tipis. Aku tahu sekarang mengapa kamu mau ikut aku ke Bali, dan kenapa kamu sengaja berpenampilan sejelek ini. Alasan ini, ya? Cukup pintar, Nina...

Tanpa malu, Hanssel mengambil croissant dari piring Nina dan menggigitnya santai.

"HEI! ITU MILIKKU!!" Nina merebutnya kembali, menggigit croissant itu dengan marah.

Namun, dia mendadak berhenti dan matanya melebar. Ia baru sadar... Dia menggigit bagian yang sudah digigit Hanssel.

"A-aku... aku kembalikan!!" serunya gugup, buru-buru berdiri.

"Aku akan ambilkan sarapanmu sendiri!"

Dan ia pergi begitu saja ke buffet, meninggalkan Hanssel yang menahan tawa.

"Pffft..."

Hanssel menyandarkan punggungnya, menatap punggung Nina yang menjauh.

"Tampilanmu sungguh... buruk hari ini," gumamnya pelan. "Namun entah kenapa, aku masih melihat wanita cantik yang aku peluk semalam... yang aromanya masih tersisa kuat di benakku..."

Senyum tipis itu kembali muncul di wajahnya. Ada sesuatu yang mulai berubah dalam hatinya.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Toko john 125

Toko john 125

🤣🤣🤣🤣 klo ditambah pake behel gigi, pasti lebih perfect sih, lebih show up Betty La Fea nya & Hanssel pasti lebih menganga 😱🤣🤣🤣

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 01 - Sekretaris Angkuh
2 02 - Pertengkaran
3 03 - Sekali Pakai
4 04 - Jebakan Manis
5 05 - Tarik Ulur
6 06 - Kecurigaan
7 07 - Mulai Terbongkar
8 08 - Rencana Mengejar Cinta
9 09 - Wanita yang Sama
10 10 - Merusuh
11 11 - Luka yang Dirindukan
12 12 - Kesuksesan Besar
13 13 - Hasrat Terpendam
14 14 - I'm Obsessed
15 15 - Maukah jadi Pacarku?
16 16 - Lets not Fall in Love
17 17 - Sosok Pengintai
18 18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19 19 - Benih Kecemburuan
20 20 - Keputusasaan
21 21 - Kamu, Rumahku...
22 22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23 23 - Kembali Merajut Asa
24 24 - Secercah Harapan
25 25 - Menikah Kilat
26 26 - Kalah Telak
27 27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28 28 - Bermain Petak Umpet
29 29 - Terluka Lebih Dalam
30 30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31 31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32 32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33 33 - Penculikan atau—
34 34 - Antara Cinta & Ambisi
35 35 - Cemburu
36 36 - Bisikan Racun di Kantor
37 37 - Cinta yang Terasa Semu
38 38 - Penuh Emosional
39 Bab 39 - Tuduhan
40 Bab 40 - Pukulan Telak
41 Bab 41 - Prasangka
42 Bab 42 - Let's not Fall in Love
43 Bab 43 - Playing Victim
44 Bab 44 - LOSER!
45 Bab 45 - Identitas
46 Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47 Bab 47 - Blue
48 Bab 48 - Risalah Hati
49 Bab 49 - Fear
50 Bab 50 - Resurrecting Queen
51 Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52 Bab 52 - Epic Comeback
53 Bab 53 - That XX!
54 Bab 54 - Stupid Liar
55 Bab 55 - Only Look @ Me
56 Bab 56 - Skandal
57 Bab 57 - Lies
58 Bab 58 - Melawan Restu
59 Bab 59 - Bad News
60 Bab 60 - FxxK it!
61 Bab 61 - Wedding Dress
62 Bab 62 - I'm a Good Girl!
63 Bab 63 - Number #1
64 Bab 64 - GARA GARA Go!
65 Bab 65 - Let's talk about Love
66 Bab 66 - Bukan Cinderella
67 Bab 67 - Bad boy
68 Bab 68 - Black
69 Bab 69 - Surprise!
70 Bab 70 - Serendipity
71 Bab 71 - Quality Time
72 Bab 72 - Cafe
73 Bab 73 - Happy but not Ending
74 Bab 74 - VIP
75 Bab 75 - Time to Love
76 Bab 76 - Mr and Mrs
77 Bab 77 - Jaringan Hitam
78 Bab 78 - Stay Tonight
79 Bab 79 - Monster
80 Bab 80 - Snapping
81 Bab 81 - Gotta Go
82 Bab 82 - Untitled
83 Bab 83 - 1, 2, 3!
84 Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85 Bab 85 - Baby Good Night!
86 Bab 86 - Tanda Cinta
87 Bab 87 - Cemburu Ph.3
88 Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89 Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90 Bab 90 - Garis Dua
91 Bab 91 - No Going Back!
92 Bab 92 - Croocked
93 Bab 93 - Last Farewell
94 Bab 94 - Knock Out
95 Bab 95 - Sober
96 Bab 96 - Coffee
97 Bab 97 - Bullsh*t
98 Bab 98 - Kesempatan Kedua
99 Bab 99 - Girlfriends
100 Bab 100 - Weakness
101 Bab 101 - May be I Missing You
102 Bab 102 - You're Mine!
103 Bab 103 - Takut
104 Bab 104 - Peri Cintaku
105 Bab 105 - Mrs. Keenan
106 Bab 106 - Still life
107 Bab 107 - Sweet
108 Bab 108 - Mantra Cinta
109 Bab 109 - Mimpi Buruk!
110 Bab 110 - Praduga
111 Bab 111 - Cuek
112 Bab 112 - At my Worst
113 Bab 113 - Janji Setia
114 Bab 114 - Let your inner out!
115 Bab 115 - Terbongkar!
116 Bab 116 - Kejam kah?!
117 Bab 117 - Zoom
118 Bab 118 - Drugs!
119 Bab 119 - Puzzle
120 Bab 120 - Di belakang ku...
121 Bab 121 - Breath of Life
122 Bab 122 - Cahaya Cinta
123 Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124 Bab 124 - Salah Sangka!!
125 Bab 125 - Piony
126 Bab 126 - Day by Day
127 Bab 127 - Feeling Guilty
128 Bab 128 - Calon Mantu
129 Bab 129 - I Know
130 Bab 130 - The Ring!
131 Bab 131 - Fall in Love
132 Bab 132 - Stop it !!
133 Bab 133 - Lil-Psych
134 Bab 134 - Preparation!
135 Bab 135 - Battle (1)
136 Bab 136 - Battle (2)
137 Bab 137 - Battle (3)
138 Bab 138 - Pengorbanan
139 Bab 139 - Caught!
140 Bab 140 - Hopeless
141 Bab 141 - Someone You Loved!
142 Bab 142 - Dirty Trash
143 Bab 143 - Loving you is a losing game!
144 Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145 Bab 145 - Good Vibes
146 Bab 146 - Love is so Mean...
147 Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148 Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149 PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150 PROMOSI : SAVAGE LOVE
151 CS FARAH & KEENAN
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01 - Sekretaris Angkuh
2
02 - Pertengkaran
3
03 - Sekali Pakai
4
04 - Jebakan Manis
5
05 - Tarik Ulur
6
06 - Kecurigaan
7
07 - Mulai Terbongkar
8
08 - Rencana Mengejar Cinta
9
09 - Wanita yang Sama
10
10 - Merusuh
11
11 - Luka yang Dirindukan
12
12 - Kesuksesan Besar
13
13 - Hasrat Terpendam
14
14 - I'm Obsessed
15
15 - Maukah jadi Pacarku?
16
16 - Lets not Fall in Love
17
17 - Sosok Pengintai
18
18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19
19 - Benih Kecemburuan
20
20 - Keputusasaan
21
21 - Kamu, Rumahku...
22
22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23
23 - Kembali Merajut Asa
24
24 - Secercah Harapan
25
25 - Menikah Kilat
26
26 - Kalah Telak
27
27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28
28 - Bermain Petak Umpet
29
29 - Terluka Lebih Dalam
30
30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31
31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32
32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33
33 - Penculikan atau—
34
34 - Antara Cinta & Ambisi
35
35 - Cemburu
36
36 - Bisikan Racun di Kantor
37
37 - Cinta yang Terasa Semu
38
38 - Penuh Emosional
39
Bab 39 - Tuduhan
40
Bab 40 - Pukulan Telak
41
Bab 41 - Prasangka
42
Bab 42 - Let's not Fall in Love
43
Bab 43 - Playing Victim
44
Bab 44 - LOSER!
45
Bab 45 - Identitas
46
Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47
Bab 47 - Blue
48
Bab 48 - Risalah Hati
49
Bab 49 - Fear
50
Bab 50 - Resurrecting Queen
51
Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52
Bab 52 - Epic Comeback
53
Bab 53 - That XX!
54
Bab 54 - Stupid Liar
55
Bab 55 - Only Look @ Me
56
Bab 56 - Skandal
57
Bab 57 - Lies
58
Bab 58 - Melawan Restu
59
Bab 59 - Bad News
60
Bab 60 - FxxK it!
61
Bab 61 - Wedding Dress
62
Bab 62 - I'm a Good Girl!
63
Bab 63 - Number #1
64
Bab 64 - GARA GARA Go!
65
Bab 65 - Let's talk about Love
66
Bab 66 - Bukan Cinderella
67
Bab 67 - Bad boy
68
Bab 68 - Black
69
Bab 69 - Surprise!
70
Bab 70 - Serendipity
71
Bab 71 - Quality Time
72
Bab 72 - Cafe
73
Bab 73 - Happy but not Ending
74
Bab 74 - VIP
75
Bab 75 - Time to Love
76
Bab 76 - Mr and Mrs
77
Bab 77 - Jaringan Hitam
78
Bab 78 - Stay Tonight
79
Bab 79 - Monster
80
Bab 80 - Snapping
81
Bab 81 - Gotta Go
82
Bab 82 - Untitled
83
Bab 83 - 1, 2, 3!
84
Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85
Bab 85 - Baby Good Night!
86
Bab 86 - Tanda Cinta
87
Bab 87 - Cemburu Ph.3
88
Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89
Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90
Bab 90 - Garis Dua
91
Bab 91 - No Going Back!
92
Bab 92 - Croocked
93
Bab 93 - Last Farewell
94
Bab 94 - Knock Out
95
Bab 95 - Sober
96
Bab 96 - Coffee
97
Bab 97 - Bullsh*t
98
Bab 98 - Kesempatan Kedua
99
Bab 99 - Girlfriends
100
Bab 100 - Weakness
101
Bab 101 - May be I Missing You
102
Bab 102 - You're Mine!
103
Bab 103 - Takut
104
Bab 104 - Peri Cintaku
105
Bab 105 - Mrs. Keenan
106
Bab 106 - Still life
107
Bab 107 - Sweet
108
Bab 108 - Mantra Cinta
109
Bab 109 - Mimpi Buruk!
110
Bab 110 - Praduga
111
Bab 111 - Cuek
112
Bab 112 - At my Worst
113
Bab 113 - Janji Setia
114
Bab 114 - Let your inner out!
115
Bab 115 - Terbongkar!
116
Bab 116 - Kejam kah?!
117
Bab 117 - Zoom
118
Bab 118 - Drugs!
119
Bab 119 - Puzzle
120
Bab 120 - Di belakang ku...
121
Bab 121 - Breath of Life
122
Bab 122 - Cahaya Cinta
123
Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124
Bab 124 - Salah Sangka!!
125
Bab 125 - Piony
126
Bab 126 - Day by Day
127
Bab 127 - Feeling Guilty
128
Bab 128 - Calon Mantu
129
Bab 129 - I Know
130
Bab 130 - The Ring!
131
Bab 131 - Fall in Love
132
Bab 132 - Stop it !!
133
Bab 133 - Lil-Psych
134
Bab 134 - Preparation!
135
Bab 135 - Battle (1)
136
Bab 136 - Battle (2)
137
Bab 137 - Battle (3)
138
Bab 138 - Pengorbanan
139
Bab 139 - Caught!
140
Bab 140 - Hopeless
141
Bab 141 - Someone You Loved!
142
Bab 142 - Dirty Trash
143
Bab 143 - Loving you is a losing game!
144
Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145
Bab 145 - Good Vibes
146
Bab 146 - Love is so Mean...
147
Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148
Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149
PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150
PROMOSI : SAVAGE LOVE
151
CS FARAH & KEENAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!