06 - Kecurigaan

Tuuut!

Aku yakin si babi itu tengah mabuk!!!

"Sorry Rangga, aku ada urusan pekerjaan... Lain kali kita sambung lagi pertemuan kita..."

"Mau aku antar?" tawar Rangga penuh perhatian.

"Tidak perlu," Nina menolak halus niat baik sahabatnya. Suaranya terdengar tenang, tapi pikirannya berkecamuk.

Sesampainya di MO Bar, lampu temaram dan dentuman musik menghantam gendang telinga Nina. Dia melangkah cepat, sorot matanya tajam menelusuri keramaian. Begitu melihat Hanssel, amarahnya langsung meledak.

"KAU MABUK?!" bentaknya, berdiri dengan tangan berkacak pinggang. Beberapa pengunjung menoleh, tapi Nina tak peduli.

"Ayo pulang!" serunya lagi, mencoba memapah tuannya yang tubuhnya limbung.

Hanssel menyipitkan mata, berusaha mengenali sosok yang menariknya keluar dari zona mabuknya. "Kamu... Nina?? Kamu Karennina Kaviandra, benar bukan?!"

Nina mendengus, sadar kalau penampilannya malam ini jauh dari sosok sekretaris dingin yang biasa dikenal Hanssel. "Untung babi ini mabuk!" gerutunya pelan.

Tanpa belas kasihan, dia menyeret Hanssel keluar dari bar dan membawanya ke mobil VVIP milik pria itu. Begitu berhasil menjatuhkan tubuh Hanssel ke dalam mobil, Nina menyeringai puas.

"Kapan lagi gue bisa nyiksa lu secara legal, Tuan Hanssel..."

Selama perjalanan menuju mansion di Beverly Hill, Hanssel terus meracau, entah soal bisnis, wanita, atau... Nina. Diam-diam, Nina mencuri dengar kalimat-kalimat yang membuat wajahnya panas.

Cekiiiit!

Bruukk!!

Tubuh Hanssel terhempas ke depan dengan keras. Nina sengaja tak memasangkan seat belt.

"Ups," ucapnya sinis, tertawa lirih. Dia turun dan kembali memapah Hanssel dengan susah payah.

"Akhirnya sampai juga," ucap Nina, melepas tubuh berat itu di lantai dengan suara berdebam.

Bruukk!

Tubuhnya sendiri nyaris remuk karena menopang beban Hanssel sepanjang jalan. Meski begitu, dia masih punya tenaga untuk menyeret pria itu menuju kamarnya.

"Aaarrggghh!! Kau sungguh berat Hanssel!! Dasar B4B1!!" dengus Nina kesal.

Brak... Bruk...

Tubuh Hanssel menabrak kursi, meja, dan mungkin... harga dirinya sendiri. Nina tahu, esok pagi pria itu akan bangun dengan tubuh penuh memar.

Akhirnya, dia berhasil membanting Hanssel ke ranjang empuk miliknya. Nina berdiri di tepi tempat tidur, menatap wajah mabuk bosnya.

"Dasar menyebalkan," gumamnya.

Dia baru hendak berbalik dan pergi, ketika tiba-tiba...

Bruuuk!!

"HANSSEL!!!" pekik Nina kaget. Tubuhnya terjerat lengan Hanssel yang tiba-tiba menariknya ke ranjang.

"Karennina... si nenek lampir... Aku nggak nyangka... Aku menyukaimu..." lirih Hanssel dengan mata setengah tertutup, tapi sorot matanya terlalu jujur untuk dianggap omong kosong mabuk.

DEG!

Jantung Nina berdetak tak karuan. Ucapan itu... bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.

Tapi sebelum sempat berpikir lebih jauh, Hanssel sudah tak sadarkan diri lagi, tergeletak seperti boneka rusak.

Nina menelan ludahnya. "Bagimu wanita itu cuma baju sekali pakai, kan?!" desisnya, menahan getaran di suaranya. "Saat ini aku nggak tertarik dengan pria brengsek seperti kamu!"

Dengan langkah cepat dan napas berat, Nina keluar dari kamar, sebelum... sebelum hatinya benar-benar goyah.

***

Keesokan harinya…

Hanssel mengetuk jarinya di meja kerjanya, frustasi. Pagi tadi, saat terbangun, seluruh tubuhnya terasa remuk redam. Ia mencoba mengingat kejadian malam sebelumnya—kemarahan yang membuatnya memutuskan untuk minum di MO Bar, rasa kesal karena Nina terus menghindarinya, dan kebodohannya yang malah menghubungi sekretaris nyentriknya, bukan asisten pribadi. Setelah itu, gelap.

Tuut!

"Ke ruangan sekarang juga!"

Tak lama kemudian, Nina melangkah masuk dengan wajah manis yang tak biasa. Biasanya datar, kini menyapa dengan senyum sopan.

"Pagi, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" sapa Nina lembut.

Hanssel menyipitkan mata, memperhatikan lekat penampilannya—blazer kuno, rambut lurus digerai tanpa ekspresi. Tapi pikirannya melayang ke sosok wanita cantik semalam. Mata yang sama. Suara yang serupa. Bisa jadi...

"Kamu yang membawa aku pulang dari bar, kan?" tanyanya langsung.

Nina mengerutkan kening. "Maksud Tuan?"

"Aku lihat kamu bersama Tuan Ron. Apa kamu ada urusan pribadi dengannya? Transaksi di luar bisnis?"

Nina menatapnya tajam. "Apa Anda memata-matai saya, Tuan?"

Hanssel mengangkat bahu. "Tidak. Aku cuma... kebetulan lihat. Dia bersama seorang wanita. Kacamatamu tidak ada. Rambutmu digelombang indah. Pakai dress pas badan dan high heels. Aku yakin itu kamu."

Nina tertawa kecil, seakan mendengar lelucon lucu. "Tuan senang berimajinasi rupanya. Kacamata ini? Saya bahkan tak bisa melihat jelas tanpa ini. High heels? Kaki saya bisa cidera. Dan rambut saya jelas lurus jatuh, tidak seperti yang Tuan maksud."

Hanssel menggertakkan gigi. Kata-katanya membuatnya tampak konyol. Tapi dia yakin. Sangat yakin.

"Tapi aku menghubungimu, kan? Aku minta kamu jemput aku semalam."

Nina terlihat berpikir sejenak lalu menjawab santai, "Tuan tidak pernah menghubungi saya di luar jam kerja. Semalam saya di rumah, menonton drama kesukaan saya. Mungkin Anda menghubungi salah satu teman kencan Anda."

Hanssel terdiam. Ia membuka ponsel dan mengecek riwayat panggilan. Nama Nina memang ada. Tapi saat ia membuka rekaman CCTV apartemen, file-nya... tidak ditemukan.

Nina melanjutkan dengan nada dingin, "Jika Tuan masih ragu, silakan periksa sendiri semua data yang Anda miliki. Saya tidak ingin menerima tuduhan lagi di kemudian hari. Jika tidak ada yang lain, saya pamit."

Ia membalikkan badan dan melangkah pergi, meninggalkan Hanssel yang masih duduk terdiam, dihantui bayangan wanita semalam. Mata itu... suara itu...

Dia yakin. Wanita itu Nina. Tapi kenapa dia tidak bisa membuktikannya?

Tanpa menunggu izin dari Hanssel, Nina membalikkan badan dan melangkah mantap keluar dari ruangan kerja tuannya. Pintu tertutup pelan, menyisakan Hanssel yang kini duduk terpaku, rahangnya mengeras, dan kepalan tangannya mengepal di atas meja.

"Aku tahu itu dia... Pasti dia!" rutuknya dengan nada rendah namun penuh keyakinan.

Tak butuh waktu lama, Hanssel membuka rekaman CCTV apartemennya. Matanya menyipit saat melihat sosok wanita asing tengah memapah tubuhnya ke dalam unit pribadinya malam tadi. Bukan Nina. Tapi ada sesuatu yang familier dalam cara wanita itu berjalan, bahkan dalam postur tubuhnya.

Rasa frustrasi menggelayut, dia pun memeriksa histori panggilan di ponselnya. Nomor yang dihubunginya... memang nomor kantor. Tapi tidak tercatat sebagai Nina. Dia segera menghubungi Farell yang tengah sibuk mengurus akuisisi perusahaan Mentari Abadi.

"Farell, aku butuh bantuanmu. Ada satu hal yang harus kamu selidiki... dan aku ingin hasilnya secepatnya. Jangan sampai ada kesalahan."

"Dan satu lagi... prioritaskan akuisisi Mentari Abadi. Aku ingin Revan tahu, dia sudah bermain di wilayah yang salah!" suara Hanssel mengeras, dingin, dan penuh tekanan. Ia memutus sambungan tanpa menunggu jawaban.

Sesaat kemudian, Hanssel menghubungi kontak berikutnya.

"Rangga, kamu di kantor? Aku ke sana sekarang. Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan."

Tanpa basa-basi, ia bangkit dari kursinya dan bersiap meninggalkan kantor. Dalam langkahnya yang tergesa, ia masih sempat melontarkan kalimat ketus saat melewati ruang kerja Nina.

"Nina, aku ada urusan luar. Lakukan pekerjaanmu seperti biasa. Atau tidak usah kujelaskan pun, kau sudah tahu semuanya, bukan?!"

Nina hanya mengangkat kepala sekilas, bibirnya tersenyum miring.

Setelah kepergian Hanssel, Nina bersandar di sandaran kursinya. Pandangannya kosong, namun matanya tetap waspada.

"Apa dia mulai sadar? Nggak mungkin secepat itu..." gumamnya, setengah tertawa.

Namun, ekspresinya berubah saat ia mengangkat ponselnya. Jemarinya menekan nomor kontak yang sudah sangat ia kenal.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

sesejauf

sesejauf

kapan up lagi ceritanya kak?

2022-05-11

1

Ar mer

Ar mer

nextt kak
semangat!!

2022-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 01 - Sekretaris Angkuh
2 02 - Pertengkaran
3 03 - Sekali Pakai
4 04 - Jebakan Manis
5 05 - Tarik Ulur
6 06 - Kecurigaan
7 07 - Mulai Terbongkar
8 08 - Rencana Mengejar Cinta
9 09 - Wanita yang Sama
10 10 - Merusuh
11 11 - Luka yang Dirindukan
12 12 - Kesuksesan Besar
13 13 - Hasrat Terpendam
14 14 - I'm Obsessed
15 15 - Maukah jadi Pacarku?
16 16 - Lets not Fall in Love
17 17 - Sosok Pengintai
18 18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19 19 - Benih Kecemburuan
20 20 - Keputusasaan
21 21 - Kamu, Rumahku...
22 22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23 23 - Kembali Merajut Asa
24 24 - Secercah Harapan
25 25 - Menikah Kilat
26 26 - Kalah Telak
27 27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28 28 - Bermain Petak Umpet
29 29 - Terluka Lebih Dalam
30 30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31 31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32 32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33 33 - Penculikan atau—
34 34 - Antara Cinta & Ambisi
35 35 - Cemburu
36 36 - Bisikan Racun di Kantor
37 37 - Cinta yang Terasa Semu
38 38 - Penuh Emosional
39 Bab 39 - Tuduhan
40 Bab 40 - Pukulan Telak
41 Bab 41 - Prasangka
42 Bab 42 - Let's not Fall in Love
43 Bab 43 - Playing Victim
44 Bab 44 - LOSER!
45 Bab 45 - Identitas
46 Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47 Bab 47 - Blue
48 Bab 48 - Risalah Hati
49 Bab 49 - Fear
50 Bab 50 - Resurrecting Queen
51 Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52 Bab 52 - Epic Comeback
53 Bab 53 - That XX!
54 Bab 54 - Stupid Liar
55 Bab 55 - Only Look @ Me
56 Bab 56 - Skandal
57 Bab 57 - Lies
58 Bab 58 - Melawan Restu
59 Bab 59 - Bad News
60 Bab 60 - FxxK it!
61 Bab 61 - Wedding Dress
62 Bab 62 - I'm a Good Girl!
63 Bab 63 - Number #1
64 Bab 64 - GARA GARA Go!
65 Bab 65 - Let's talk about Love
66 Bab 66 - Bukan Cinderella
67 Bab 67 - Bad boy
68 Bab 68 - Black
69 Bab 69 - Surprise!
70 Bab 70 - Serendipity
71 Bab 71 - Quality Time
72 Bab 72 - Cafe
73 Bab 73 - Happy but not Ending
74 Bab 74 - VIP
75 Bab 75 - Time to Love
76 Bab 76 - Mr and Mrs
77 Bab 77 - Jaringan Hitam
78 Bab 78 - Stay Tonight
79 Bab 79 - Monster
80 Bab 80 - Snapping
81 Bab 81 - Gotta Go
82 Bab 82 - Untitled
83 Bab 83 - 1, 2, 3!
84 Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85 Bab 85 - Baby Good Night!
86 Bab 86 - Tanda Cinta
87 Bab 87 - Cemburu Ph.3
88 Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89 Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90 Bab 90 - Garis Dua
91 Bab 91 - No Going Back!
92 Bab 92 - Croocked
93 Bab 93 - Last Farewell
94 Bab 94 - Knock Out
95 Bab 95 - Sober
96 Bab 96 - Coffee
97 Bab 97 - Bullsh*t
98 Bab 98 - Kesempatan Kedua
99 Bab 99 - Girlfriends
100 Bab 100 - Weakness
101 Bab 101 - May be I Missing You
102 Bab 102 - You're Mine!
103 Bab 103 - Takut
104 Bab 104 - Peri Cintaku
105 Bab 105 - Mrs. Keenan
106 Bab 106 - Still life
107 Bab 107 - Sweet
108 Bab 108 - Mantra Cinta
109 Bab 109 - Mimpi Buruk!
110 Bab 110 - Praduga
111 Bab 111 - Cuek
112 Bab 112 - At my Worst
113 Bab 113 - Janji Setia
114 Bab 114 - Let your inner out!
115 Bab 115 - Terbongkar!
116 Bab 116 - Kejam kah?!
117 Bab 117 - Zoom
118 Bab 118 - Drugs!
119 Bab 119 - Puzzle
120 Bab 120 - Di belakang ku...
121 Bab 121 - Breath of Life
122 Bab 122 - Cahaya Cinta
123 Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124 Bab 124 - Salah Sangka!!
125 Bab 125 - Piony
126 Bab 126 - Day by Day
127 Bab 127 - Feeling Guilty
128 Bab 128 - Calon Mantu
129 Bab 129 - I Know
130 Bab 130 - The Ring!
131 Bab 131 - Fall in Love
132 Bab 132 - Stop it !!
133 Bab 133 - Lil-Psych
134 Bab 134 - Preparation!
135 Bab 135 - Battle (1)
136 Bab 136 - Battle (2)
137 Bab 137 - Battle (3)
138 Bab 138 - Pengorbanan
139 Bab 139 - Caught!
140 Bab 140 - Hopeless
141 Bab 141 - Someone You Loved!
142 Bab 142 - Dirty Trash
143 Bab 143 - Loving you is a losing game!
144 Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145 Bab 145 - Good Vibes
146 Bab 146 - Love is so Mean...
147 Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148 Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149 PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150 PROMOSI : SAVAGE LOVE
151 CS FARAH & KEENAN
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01 - Sekretaris Angkuh
2
02 - Pertengkaran
3
03 - Sekali Pakai
4
04 - Jebakan Manis
5
05 - Tarik Ulur
6
06 - Kecurigaan
7
07 - Mulai Terbongkar
8
08 - Rencana Mengejar Cinta
9
09 - Wanita yang Sama
10
10 - Merusuh
11
11 - Luka yang Dirindukan
12
12 - Kesuksesan Besar
13
13 - Hasrat Terpendam
14
14 - I'm Obsessed
15
15 - Maukah jadi Pacarku?
16
16 - Lets not Fall in Love
17
17 - Sosok Pengintai
18
18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19
19 - Benih Kecemburuan
20
20 - Keputusasaan
21
21 - Kamu, Rumahku...
22
22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23
23 - Kembali Merajut Asa
24
24 - Secercah Harapan
25
25 - Menikah Kilat
26
26 - Kalah Telak
27
27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28
28 - Bermain Petak Umpet
29
29 - Terluka Lebih Dalam
30
30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31
31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32
32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33
33 - Penculikan atau—
34
34 - Antara Cinta & Ambisi
35
35 - Cemburu
36
36 - Bisikan Racun di Kantor
37
37 - Cinta yang Terasa Semu
38
38 - Penuh Emosional
39
Bab 39 - Tuduhan
40
Bab 40 - Pukulan Telak
41
Bab 41 - Prasangka
42
Bab 42 - Let's not Fall in Love
43
Bab 43 - Playing Victim
44
Bab 44 - LOSER!
45
Bab 45 - Identitas
46
Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47
Bab 47 - Blue
48
Bab 48 - Risalah Hati
49
Bab 49 - Fear
50
Bab 50 - Resurrecting Queen
51
Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52
Bab 52 - Epic Comeback
53
Bab 53 - That XX!
54
Bab 54 - Stupid Liar
55
Bab 55 - Only Look @ Me
56
Bab 56 - Skandal
57
Bab 57 - Lies
58
Bab 58 - Melawan Restu
59
Bab 59 - Bad News
60
Bab 60 - FxxK it!
61
Bab 61 - Wedding Dress
62
Bab 62 - I'm a Good Girl!
63
Bab 63 - Number #1
64
Bab 64 - GARA GARA Go!
65
Bab 65 - Let's talk about Love
66
Bab 66 - Bukan Cinderella
67
Bab 67 - Bad boy
68
Bab 68 - Black
69
Bab 69 - Surprise!
70
Bab 70 - Serendipity
71
Bab 71 - Quality Time
72
Bab 72 - Cafe
73
Bab 73 - Happy but not Ending
74
Bab 74 - VIP
75
Bab 75 - Time to Love
76
Bab 76 - Mr and Mrs
77
Bab 77 - Jaringan Hitam
78
Bab 78 - Stay Tonight
79
Bab 79 - Monster
80
Bab 80 - Snapping
81
Bab 81 - Gotta Go
82
Bab 82 - Untitled
83
Bab 83 - 1, 2, 3!
84
Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85
Bab 85 - Baby Good Night!
86
Bab 86 - Tanda Cinta
87
Bab 87 - Cemburu Ph.3
88
Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89
Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90
Bab 90 - Garis Dua
91
Bab 91 - No Going Back!
92
Bab 92 - Croocked
93
Bab 93 - Last Farewell
94
Bab 94 - Knock Out
95
Bab 95 - Sober
96
Bab 96 - Coffee
97
Bab 97 - Bullsh*t
98
Bab 98 - Kesempatan Kedua
99
Bab 99 - Girlfriends
100
Bab 100 - Weakness
101
Bab 101 - May be I Missing You
102
Bab 102 - You're Mine!
103
Bab 103 - Takut
104
Bab 104 - Peri Cintaku
105
Bab 105 - Mrs. Keenan
106
Bab 106 - Still life
107
Bab 107 - Sweet
108
Bab 108 - Mantra Cinta
109
Bab 109 - Mimpi Buruk!
110
Bab 110 - Praduga
111
Bab 111 - Cuek
112
Bab 112 - At my Worst
113
Bab 113 - Janji Setia
114
Bab 114 - Let your inner out!
115
Bab 115 - Terbongkar!
116
Bab 116 - Kejam kah?!
117
Bab 117 - Zoom
118
Bab 118 - Drugs!
119
Bab 119 - Puzzle
120
Bab 120 - Di belakang ku...
121
Bab 121 - Breath of Life
122
Bab 122 - Cahaya Cinta
123
Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124
Bab 124 - Salah Sangka!!
125
Bab 125 - Piony
126
Bab 126 - Day by Day
127
Bab 127 - Feeling Guilty
128
Bab 128 - Calon Mantu
129
Bab 129 - I Know
130
Bab 130 - The Ring!
131
Bab 131 - Fall in Love
132
Bab 132 - Stop it !!
133
Bab 133 - Lil-Psych
134
Bab 134 - Preparation!
135
Bab 135 - Battle (1)
136
Bab 136 - Battle (2)
137
Bab 137 - Battle (3)
138
Bab 138 - Pengorbanan
139
Bab 139 - Caught!
140
Bab 140 - Hopeless
141
Bab 141 - Someone You Loved!
142
Bab 142 - Dirty Trash
143
Bab 143 - Loving you is a losing game!
144
Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145
Bab 145 - Good Vibes
146
Bab 146 - Love is so Mean...
147
Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148
Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149
PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150
PROMOSI : SAVAGE LOVE
151
CS FARAH & KEENAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!