02 - Pertengkaran

“Pergilah!”

Hanssel mengusir wanita penghibur yang dipesan oleh sekretarisnya itu. Namun, dengan cepat si wanita itu menolak.

“Tunggu, Tuan!” Tangan si gadis dengan cepat mencengkram tangan Hanssel. Pria itu kembali menoleh dengan wajah muram. “Saya mohon jangan buru-buru membatalkan pemesanan, saya yakin bisa melayani anda dengan baik!” pintanya mengiba.

Hanssel menatap dingin tidak biasa. “Aku bilang pergi maka– pergi sekarang juga!!”

Dengan kasar Hanssel menepis rangkulan tangan si gadis.

“B-baik, Tuaan… Maafkan, sayaaa…” Dengan bergetar ketakutan wanita itu menghindar dan menunduk kemudian lari keluar.

Braaak!

Hanssel membanting pintu dengan sangat kesal, dadanya kembang kempis menahan seluruh emosi yang ingin meluap saat ini juga. Dengan cepat pria itu berjalan menuju nakas dimana ponselnya tengah mengisi daya. Dia tahu harus menumpahkan seluruh emosinya pada siapa.

Tuut…

Hanssel berkacak pinggang kesal, dia mondar dan mandir gelisah saat sambungan terhubung.

“Halo…”

“Karenninaaa—” seru Hanssel dingin menekan. “Berani sekali kamu menguji kesabaranku?!!”

Di seberang sana, Nina tengah menaikkan sudut bibirnya. “Oh, ya?”

"Bukankah seharusnya anda tengah bersenang-senang?" sambung Nina memprovokasi. "Apa kesenangan itu cepat sekali usai?" Nina terus menggoda Hanssel tapa ingin menjeda setiap kalimat yang dia lontarkan. "Bagaimana performanya? Apa perlu aku beri penilaian bintang lima atau—”

Rentetan celaan sekretarisnya membuat Hanssel semakin gelap mata, dia bahkan reflek melempar gelas winenya hingga berserak menimbulkan suara nyaring sampai di pendengaran Nina.

"Aku tunggu kamu disini dalam sepuluh menit!” ancam Hanssel cepat tanpa pikir panjang. “Jika tidak— maka kamu tidak perlu lagi berada di perusahaan!!"

Walaupun Hanssel terkesan takluk pada sekretarisnya di kantor, tapi, pria itu juga paling tahu kelemahan Karennina. Gadis gila kerja itu paling takut dipecat dan kehilangan sumber mata perncahariannya.

‘Heh, Nina— seberapa jauh kamu mencoba mengontrolku, aku tetap menjadi pemegang kendali penuh atas dirimu!!’ batin Hanssel bermonolog dalam benaknya.

“Baiklah, jika itu keputusan anda… Saya terima!”

Melotot sudah kedua mata Hanssel saat ini juga, Nina dengan tenang dan datar menerima ancaman tuannya.

“Heh!” Hanssel berdecak kesal, emosinya sudah berada di atas ubun-ubunnya. “Kamu sungguh berani Karennina, kamu pikir kamu siapa, hah?”

“Aku hanya seorang gadis biasa yang ingin hidup damai dan sentosa,” ucap Nina datar dan masih terdengar biasa tanpa tekanan yang berarti. “Ada istilah, rumput tetangga jauh lebih hijau subur dan makmur… Jadi—”

“Persetan dengan semuanya!!” maki Hanssel geram ingin sekali membanting sesuatu dari tangannya. “Aku pastikan tidak ada satu perusahaan pun yang mau menerimamu!”

“Haha, anda tenang saja Tuan Hanssel yang terhormat, walau anda memasukkan namaku dalam daftar hitam, saya sudah bergabung dengan LeeHi Group kedepannya!”

“Baiklah, hari semakin larut dan sudah tidak ada lagi yang perlu kita bahas. Aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku besok, bye Tuan Hanssel!”

Tuuut!

Hanssel terhenyak di tempatnya, wajahnya merah padam menunjukkan emosinya sungguh memuncak. Dengan cepat dia membanting ponselnya dan membuat porak-poranda mansionnya.

“Kamu pikir kamu sehebat apa, Karennina!”

***

"Pake hujan segala... Huh!"

Nina menatap nanar pemandangan kota dari jendela kamarnya. Dia sudah mengeluh sepagi ini, rasanya sungguh tidak memiliki mood untuk bekerja di pagi hari yang sudah diguyur hujan sedari malam.

Dia berjalan gontai menuju kamar mandinya dan segera membersihkan diri. Sejujurnya, Nina memang berasal dari keluarga yang berada. Namun, semenjak pernikahannya dengan Erick Shin tidak disetujui keluarga besarnya, hidupnya berubah drastis. Dia terpaksa dikeluarkan dari keluarga besar Kaviandra dan dicoret dari daftar ahli waris Kaviandra.

Nama besar Kaviandra tidak begitu menjadi pusat perhatian di Indonesia, karena mereka memang berasal dari Negara tetangga. Keberadaan dan kekuatan keluarga mereka sendiri tidak begitu banyak yang tahu selain orang tertentu.

Jika banyak orang di Adamson Group yang memanggilnya gadis kuno dan tidak modis. Nina sendiri merupakan gadis cantik dengan postur tubuh yang ideal. Namun, demi ambisinya, dia merubah seluruh penampilannya demi tidak lagi berurusan dengan pria dan bahkan demi Hanssel tidak tertarik padanya.

Semua berawal dari dua tahun yang lalu saat dia melamar kerja menjadi sekretaris utama di sebuah perusahaan besar Adamson Group. Saat itu, Nina memiliki tantangan khusus dari tetua Adamson, atau nyonya Adamson. Wanita separuh baya itu melarangnya untuk jatuh cinta atau bahkan berniat jatuh cinta pada putranya.

Nina ingat betul saat pertama kali dia bertemu tuannya. Nyonya Adamson mengenalkannya pada Hanssel. Pria besar itu menolak mentah-mentah hanya karena fisiknya yang tidak sesuai seleranya.

Semenjak itu juga, Nina berusaha keras membalikkan keadaan. Dia berupaya keras membuat Adamson Group bergantung pada sumber daya yang dimilikinya. Semua orang tentu tidak akan menyangka. Karennina merupakan founder juga CEO dari SUHO.ltd. Setidaknya sebelum semua diambil alih oleh mantan suami dan pelakornya.

Byuuurr…

Dengan sengaja sebuah mobil mewah berjalan cepat di tengah genangan air di samping Nina berada saat ini. Nina terpaku sejenak, sebagian pakaiannya menjadi basah terkena cipratan air barusan. “Shiiit!”

Nina mengumpat kesal dalam benaknya, dia memperhatikan mobil mewah yang tega melakukannya. Nina menyeringai culai, dia sangat hafal nopol mobil mewah itu. “Hanssel Adamson!!”

Nina tidak memiliki waktu menangisi kesialannya, dia segera bergegas menuju kantor dan berencana membersihkan dirinya yang kini tengah acak-acakan. “Lihat saja nanti, bagaimana aku akan membalasmu, Hanssel!”

Semua mata memandangnya dengan tatapan jijik dibarengi ejekan lirih yang ditunjukkan untuk sekretaris Presdir mereka.

“Hahaha…” Tawa salah satu karyawan Adamson sampai di telinga Nina. “Aku tidak tahu bahwa Ratu Antagonis kita akhirnya mendapatkan karmanya!”

“Benar, jika aku menjadi dia— aku tidak punya muka menginjakkan kaki disini.” timpal salah satu rekannya yang lain.

“Dia gak sadar, udah jelek, tambah jelek jadinya! Hahaha…”

Riuh semua orang menertawakan Nina atas kesialannya. Nina menatap salah satu orang yang senang sekali memprovokasi orang-orang untuk mengikuti maunya. Jessica adalah wanita yang sebelumnya dengan berani mengejek Nina lebih dulu. Setelah mengetahui siapa biang keroknya, Nina tidak ingin lagi peduli, dia memilih menghindar kali ini. Dengan terpaksa dia mundur dari antrian lift dan menggunakan tangga kantor menuju ruangannya yang ada di lantai paling atas.

Selama perjalanannya, Nina terus merutuki Hanssel atas perbuatannya barusan. Nafasnya memburu saat dia telah selesai menyusuri anak tangga hingga lantai delapan dimana ruangannya berada.

“Sialan kau Hanssel!” maki Nina kembali menjelekkan bosnya.

Wanita itu berbelok menuju washroom untuk membersihkan dirinya. Sedangkan, di dalam ruangannya, Hanssel tengah mengetuk jarinya di atas meja kerja dengan pikiran yang semrawut bercabang kemana-mana.

“Tuan, apa ada yang perlu saya kerjakan? Sepertinya anda begitu gelisah?” tanya asisten pribadi Hanssel membuyarkan lamunan pria besar itu.

Hanssel menoleh menatap asisten khususnya dengan tatapan penuh maknanya. “Kamu bukannya dekat dengan Nina, kan?”

“Eh? M-maksud anda?” tanya asistennya gelisah.

“Aku ingin tahu apa kelemahan wanita itu, dan—” Mendadak Hanssel ingin mengetahui banyak tentang Nina. Seolah ada gejolak hasrat yang menuntunnya untuk mengenal seorang Karennina.

“Sepertinya, dia tidak memiliki kelemahan…” celetuk asistennya refleks.

Hal itu sontak membuat Hanssel semakin geram rasanya. Di dunia ini, tidak mungkin seseorang tidak memiliki titik terlemahnya. “No way!! Aku yakin, aku akan mendapatkan sesuatu yang bisa menekan wanita ja-hanam itu!”

Asisten khusus Hanssel mengerutkan keningnya, sejak kapan bos mereka peduli pada sekretaris jeleknya. Selama ini, semua orang sangat tahu. Hanssel tidak suka berhubungan dekat dengan wanita biasa saja bahkan wanita kuno sejenis Karennina.

“Aku memberikanmu tugas, cari data pribadi Nina… Apapun! Dari hal terkecil sampai siapa keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengannya!”

Asistennya terpaku sejenak, sepertinya ada kejadian besar selama dia tidak bersama tuannya. “Apa ada yang saya lewati selama ini, Tuan?” tanya asisten Hanssel penasaran.

“Ya— aku ingin tahu data pribadi Nina. Selama ini kita tidak pernah ingin tahu, Nina sudah sejauh ini mengetahui baik buruknya Adamson Group. Sungguh sangat merepotkan jika dia berkhianat dan memberikan informasi penting perusahaan kita pada kompetitor.”

“Saya rasa, Nina bukan orang seperti itu. Dia tidak mungkin berani membocorkan seluruh informasi penting di Adamson Group. Lagian, Nina kan masih bekerja disini, apa mungkin dia berencana mengundurkan diri?”

Hanssel menatap kesal asistennya yang banyak omong kali ini. “Kamu lama-lama terkontaminasi Nina! Pergi sana cari informasi yang berguna untukku!!”

“Eh— m-maaf, Tuanku!” Asisten Hanssel menunduk tidak lagi ingin banyak ikut campur mengenai urusan tuannya yang moody itu.

Secara kasat mata, Nina memang terlihat akrab dengan asisten Hanssel. Sayangnya, Farell yang merupakan nama asisten khusus itu. Dia tidak tahu sama sekali mengenai hal pribadi dari karennina selama wanita itu bekerja disana.

Tuuut!

Hanssel kembali mencari sekretarisnya, semakin lama perasaannya semakin tidak karuan. Dia harus menyelesaikan segera sebelum mati muda.

“Iya, Tuan…” sahut Nina santai.

“Kemari!”

Nina menghela nafas sejenak setelah sambungan terputus. Dia bergegas menuju ruangan bosnya, hari ini seperti biasa dia mengenakan kemeja putih polos dengan rok span di bawah lutut pas di badannya. Rambut yang masih setia dengan ikat lurus serta kacamata tebal yang menutupi mata indahnya. Seperti itu memang tampilannya, tidak menarik sama sekali.

“Ada hal yang anda inginkan, Tuan?” tanya Nina datar seolah pertikaian semalam tidak pernah terjadi sama sekali.

"Duduklah..."

Nina berjalan biasa dan duduk di depan bosnya. Aura dingin bosnya, tidak membuat wanita itu gentar. Sungguh membuat sakit kepala bagi Hanssel.

“Sampai kapan kamu berpura-pura seperti itu? Apa kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu, Nina?” Hanssel menatap tajam ke arah sekretarisnya yang datar.

“Kenapa sih sepagi ini anda sewot sama saya? Saya salah apa coba?” jawab Nina tenang tidak merasa terintimidasi sama sekali.

“Hah?” Hanssel sampai dibuat menganga oleh kelakuan sekretaris dinginnya itu.

“Apa anda masih begitu kesal karena aku tidak datang?” tanya Nina mulai mengarahkan pada permasalahan mereka. “Meskipun saya tidak datang, saya masih peduli dan mengganti dengan gadis lain yang memiliki kriteria seperti tipe yang anda suka!”

Nina terus merutuki atasannya seperti biasanya, jika mereka ada masalah. Nina adalah centre permainan dan kendali penuh atas keadaan yang dengan suka hati dia permainkan.

“Aku membayarnya sangat mahal, dia gadis perawan, bersih, aduhai semampai. Kurang apalagi coba?!” Nina terus menggerutu sebal pada atasannya. “Coba anda pikir pake otak cemerlang anda. Jika dibanding mencari kesenangan dengan wanita jelek seperti saya, pasti anda memilih dengan wanita semalam yang jauh lebih menggoda.”

Ingin rasanya Hanssel menghentikan kecerewetan sekretarisnya dengan martil atau sejenisnya. Dia sungguh tidak bisa mengelak sama sekali di depan sekretaris jelek dan cerewetnya itu. Hanssel memijat keningnya berat, dia bangkit dan mendekati posisi Nina. Tak lama kedua matanya menyadari satu hal dari penampilan Nina saat ini.

Deg!

Tanpa Nina sadari, pakaiannya yang masih sedikit basah membuatnya transparan dan Hanssel bisa melihatnya dengan jelas dari jarak pandangnnya saat ini. ‘Heh, bagaimana bisa aku gelisah dengan hal yang tidak menarik ini!’

Nina tersadar akan tingkah mencurigakan atasannya, dia segera menutupi tubuh bagian depan dengan menyilangkan tangan. “Anda melihat apa?”

“Hehe… Kamu bilang kamu tidak menarik, bukan?” bisik Hanssel mendekat. “Kamu pikir aku bisa tertarik dengan dada ratamu itu?”

‘Hah? Rata? Mata dia buta!!’ rutuk Nina dalam benaknya.

Hanssel terus menatap liar memindai tubuh Nina yang baru disadarinya memiliki daya tarik sendiri. Dia bahkan sudah berfantasi liar, jika pakaian kuno itu berganti dengan seleranya mungkin Nina bisa jadi tipenya.

‘Pria mesum ini harus dihentikan!’ Nina bersiap bangkit tidak ingin berlama-lama disana sebelum singa menunjukkan sifat memburunya.

“Jika tidak ada pekerjaan yang penting, aku akan kembali!”

“Mau kemana kamu?” hardik Hanssel mencengkram tangan Nina untuk tetap ditempatnya.

“Membuat surat pengunduran diriku!” maki Nina mulai terlihat gelisah juga takut Hanssel berbuat yang tidak-tidak.

Deg!

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Sri Wulandari

Sri Wulandari

Nex

2022-04-26

2

lihat semua
Episodes
1 01 - Sekretaris Angkuh
2 02 - Pertengkaran
3 03 - Sekali Pakai
4 04 - Jebakan Manis
5 05 - Tarik Ulur
6 06 - Kecurigaan
7 07 - Mulai Terbongkar
8 08 - Rencana Mengejar Cinta
9 09 - Wanita yang Sama
10 10 - Merusuh
11 11 - Luka yang Dirindukan
12 12 - Kesuksesan Besar
13 13 - Hasrat Terpendam
14 14 - I'm Obsessed
15 15 - Maukah jadi Pacarku?
16 16 - Lets not Fall in Love
17 17 - Sosok Pengintai
18 18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19 19 - Benih Kecemburuan
20 20 - Keputusasaan
21 21 - Kamu, Rumahku...
22 22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23 23 - Kembali Merajut Asa
24 24 - Secercah Harapan
25 25 - Menikah Kilat
26 26 - Kalah Telak
27 27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28 28 - Bermain Petak Umpet
29 29 - Terluka Lebih Dalam
30 30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31 31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32 32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33 33 - Penculikan atau—
34 34 - Antara Cinta & Ambisi
35 35 - Cemburu
36 36 - Bisikan Racun di Kantor
37 37 - Cinta yang Terasa Semu
38 38 - Penuh Emosional
39 Bab 39 - Tuduhan
40 Bab 40 - Pukulan Telak
41 Bab 41 - Prasangka
42 Bab 42 - Let's not Fall in Love
43 Bab 43 - Playing Victim
44 Bab 44 - LOSER!
45 Bab 45 - Identitas
46 Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47 Bab 47 - Blue
48 Bab 48 - Risalah Hati
49 Bab 49 - Fear
50 Bab 50 - Resurrecting Queen
51 Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52 Bab 52 - Epic Comeback
53 Bab 53 - That XX!
54 Bab 54 - Stupid Liar
55 Bab 55 - Only Look @ Me
56 Bab 56 - Skandal
57 Bab 57 - Lies
58 Bab 58 - Melawan Restu
59 Bab 59 - Bad News
60 Bab 60 - FxxK it!
61 Bab 61 - Wedding Dress
62 Bab 62 - I'm a Good Girl!
63 Bab 63 - Number #1
64 Bab 64 - GARA GARA Go!
65 Bab 65 - Let's talk about Love
66 Bab 66 - Bukan Cinderella
67 Bab 67 - Bad boy
68 Bab 68 - Black
69 Bab 69 - Surprise!
70 Bab 70 - Serendipity
71 Bab 71 - Quality Time
72 Bab 72 - Cafe
73 Bab 73 - Happy but not Ending
74 Bab 74 - VIP
75 Bab 75 - Time to Love
76 Bab 76 - Mr and Mrs
77 Bab 77 - Jaringan Hitam
78 Bab 78 - Stay Tonight
79 Bab 79 - Monster
80 Bab 80 - Snapping
81 Bab 81 - Gotta Go
82 Bab 82 - Untitled
83 Bab 83 - 1, 2, 3!
84 Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85 Bab 85 - Baby Good Night!
86 Bab 86 - Tanda Cinta
87 Bab 87 - Cemburu Ph.3
88 Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89 Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90 Bab 90 - Garis Dua
91 Bab 91 - No Going Back!
92 Bab 92 - Croocked
93 Bab 93 - Last Farewell
94 Bab 94 - Knock Out
95 Bab 95 - Sober
96 Bab 96 - Coffee
97 Bab 97 - Bullsh*t
98 Bab 98 - Kesempatan Kedua
99 Bab 99 - Girlfriends
100 Bab 100 - Weakness
101 Bab 101 - May be I Missing You
102 Bab 102 - You're Mine!
103 Bab 103 - Takut
104 Bab 104 - Peri Cintaku
105 Bab 105 - Mrs. Keenan
106 Bab 106 - Still life
107 Bab 107 - Sweet
108 Bab 108 - Mantra Cinta
109 Bab 109 - Mimpi Buruk!
110 Bab 110 - Praduga
111 Bab 111 - Cuek
112 Bab 112 - At my Worst
113 Bab 113 - Janji Setia
114 Bab 114 - Let your inner out!
115 Bab 115 - Terbongkar!
116 Bab 116 - Kejam kah?!
117 Bab 117 - Zoom
118 Bab 118 - Drugs!
119 Bab 119 - Puzzle
120 Bab 120 - Di belakang ku...
121 Bab 121 - Breath of Life
122 Bab 122 - Cahaya Cinta
123 Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124 Bab 124 - Salah Sangka!!
125 Bab 125 - Piony
126 Bab 126 - Day by Day
127 Bab 127 - Feeling Guilty
128 Bab 128 - Calon Mantu
129 Bab 129 - I Know
130 Bab 130 - The Ring!
131 Bab 131 - Fall in Love
132 Bab 132 - Stop it !!
133 Bab 133 - Lil-Psych
134 Bab 134 - Preparation!
135 Bab 135 - Battle (1)
136 Bab 136 - Battle (2)
137 Bab 137 - Battle (3)
138 Bab 138 - Pengorbanan
139 Bab 139 - Caught!
140 Bab 140 - Hopeless
141 Bab 141 - Someone You Loved!
142 Bab 142 - Dirty Trash
143 Bab 143 - Loving you is a losing game!
144 Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145 Bab 145 - Good Vibes
146 Bab 146 - Love is so Mean...
147 Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148 Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149 PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150 PROMOSI : SAVAGE LOVE
151 CS FARAH & KEENAN
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01 - Sekretaris Angkuh
2
02 - Pertengkaran
3
03 - Sekali Pakai
4
04 - Jebakan Manis
5
05 - Tarik Ulur
6
06 - Kecurigaan
7
07 - Mulai Terbongkar
8
08 - Rencana Mengejar Cinta
9
09 - Wanita yang Sama
10
10 - Merusuh
11
11 - Luka yang Dirindukan
12
12 - Kesuksesan Besar
13
13 - Hasrat Terpendam
14
14 - I'm Obsessed
15
15 - Maukah jadi Pacarku?
16
16 - Lets not Fall in Love
17
17 - Sosok Pengintai
18
18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19
19 - Benih Kecemburuan
20
20 - Keputusasaan
21
21 - Kamu, Rumahku...
22
22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23
23 - Kembali Merajut Asa
24
24 - Secercah Harapan
25
25 - Menikah Kilat
26
26 - Kalah Telak
27
27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28
28 - Bermain Petak Umpet
29
29 - Terluka Lebih Dalam
30
30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31
31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32
32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33
33 - Penculikan atau—
34
34 - Antara Cinta & Ambisi
35
35 - Cemburu
36
36 - Bisikan Racun di Kantor
37
37 - Cinta yang Terasa Semu
38
38 - Penuh Emosional
39
Bab 39 - Tuduhan
40
Bab 40 - Pukulan Telak
41
Bab 41 - Prasangka
42
Bab 42 - Let's not Fall in Love
43
Bab 43 - Playing Victim
44
Bab 44 - LOSER!
45
Bab 45 - Identitas
46
Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47
Bab 47 - Blue
48
Bab 48 - Risalah Hati
49
Bab 49 - Fear
50
Bab 50 - Resurrecting Queen
51
Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52
Bab 52 - Epic Comeback
53
Bab 53 - That XX!
54
Bab 54 - Stupid Liar
55
Bab 55 - Only Look @ Me
56
Bab 56 - Skandal
57
Bab 57 - Lies
58
Bab 58 - Melawan Restu
59
Bab 59 - Bad News
60
Bab 60 - FxxK it!
61
Bab 61 - Wedding Dress
62
Bab 62 - I'm a Good Girl!
63
Bab 63 - Number #1
64
Bab 64 - GARA GARA Go!
65
Bab 65 - Let's talk about Love
66
Bab 66 - Bukan Cinderella
67
Bab 67 - Bad boy
68
Bab 68 - Black
69
Bab 69 - Surprise!
70
Bab 70 - Serendipity
71
Bab 71 - Quality Time
72
Bab 72 - Cafe
73
Bab 73 - Happy but not Ending
74
Bab 74 - VIP
75
Bab 75 - Time to Love
76
Bab 76 - Mr and Mrs
77
Bab 77 - Jaringan Hitam
78
Bab 78 - Stay Tonight
79
Bab 79 - Monster
80
Bab 80 - Snapping
81
Bab 81 - Gotta Go
82
Bab 82 - Untitled
83
Bab 83 - 1, 2, 3!
84
Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85
Bab 85 - Baby Good Night!
86
Bab 86 - Tanda Cinta
87
Bab 87 - Cemburu Ph.3
88
Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89
Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90
Bab 90 - Garis Dua
91
Bab 91 - No Going Back!
92
Bab 92 - Croocked
93
Bab 93 - Last Farewell
94
Bab 94 - Knock Out
95
Bab 95 - Sober
96
Bab 96 - Coffee
97
Bab 97 - Bullsh*t
98
Bab 98 - Kesempatan Kedua
99
Bab 99 - Girlfriends
100
Bab 100 - Weakness
101
Bab 101 - May be I Missing You
102
Bab 102 - You're Mine!
103
Bab 103 - Takut
104
Bab 104 - Peri Cintaku
105
Bab 105 - Mrs. Keenan
106
Bab 106 - Still life
107
Bab 107 - Sweet
108
Bab 108 - Mantra Cinta
109
Bab 109 - Mimpi Buruk!
110
Bab 110 - Praduga
111
Bab 111 - Cuek
112
Bab 112 - At my Worst
113
Bab 113 - Janji Setia
114
Bab 114 - Let your inner out!
115
Bab 115 - Terbongkar!
116
Bab 116 - Kejam kah?!
117
Bab 117 - Zoom
118
Bab 118 - Drugs!
119
Bab 119 - Puzzle
120
Bab 120 - Di belakang ku...
121
Bab 121 - Breath of Life
122
Bab 122 - Cahaya Cinta
123
Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124
Bab 124 - Salah Sangka!!
125
Bab 125 - Piony
126
Bab 126 - Day by Day
127
Bab 127 - Feeling Guilty
128
Bab 128 - Calon Mantu
129
Bab 129 - I Know
130
Bab 130 - The Ring!
131
Bab 131 - Fall in Love
132
Bab 132 - Stop it !!
133
Bab 133 - Lil-Psych
134
Bab 134 - Preparation!
135
Bab 135 - Battle (1)
136
Bab 136 - Battle (2)
137
Bab 137 - Battle (3)
138
Bab 138 - Pengorbanan
139
Bab 139 - Caught!
140
Bab 140 - Hopeless
141
Bab 141 - Someone You Loved!
142
Bab 142 - Dirty Trash
143
Bab 143 - Loving you is a losing game!
144
Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145
Bab 145 - Good Vibes
146
Bab 146 - Love is so Mean...
147
Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148
Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149
PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150
PROMOSI : SAVAGE LOVE
151
CS FARAH & KEENAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!