18 - Babak Awal Kesepakatan Kita

Hanssel menatap layar ponselnya, senyum tak henti-hentinya menghiasi wajahnya. Di perjalanan menuju kantor, dia dan Nina melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan bersama siapapun termasuk dengan wanita-wanita yang dulu pernah menjadi teman kencannya. Bersama Nina, hari-harinya terasa berbeda. Kadang menyenangkan, kadang menyebalkan, tapi semuanya terasa... hangat. Dan yang paling mengejutkan, dia merindukan itu semua.

Suara Nina yang bernyanyi, gelak tawa mereka, bahkan gerakan kepala yang mengikuti irama lagu saat karaoke live di dalam mobil menjadi kenangan kecil yang diulang berkali-kali lewat video di ponselnya.

Nina tidak pernah bersikap pura-pura anggun di depannya. Dia tampil apa adanya, dengan segala kejutannya, cerewetnya, dan sisi acuhnya yang kadang menyebalkan. Tapi justru itu yang membuat Hanssel terpikat. Sebaliknya, Hanssel juga tidak memasang topeng sok cool seperti biasanya. Dia bisa jadi diri sendiri. Bahkan mungkin terlihat sama kacaunya dengan Nina. Hanya Nina yang bisa membuat CEO muda sekelas Hanssel menyerah total seperti kerbau dicucuk hidung.

Hanssel terus menonton ulang video itu, hingga suara dari interkom membuyarkan lamunannya.

Tuut!

"Iya?"

"Sebentar lagi Anda akan melakukan teleconference dengan JK Corporate."

"Oke, sayang."

"Pret!"

"Hahaha!"

Sekarang, Hanssel punya hobi baru yang sangat menyenangkan: menggoda pacarnya sendiri.

Waktu berlalu cepat. Di sebuah showroom mobil ternama, Nina berdiri anggun sambil memperhatikan barisan mobil mewah. Hari ini, dia akan membeli mobil pertamanya, hasil kerja keras dan tabungannya selama dua tahun terakhir. Setelah puas memilih, dia membayar tunai. Para pegawai showroom terpana. Tatapan mereka seakan berkata "Simpanan sugar daddy mana nih?"

Namun Nina tak peduli. Dia memilih BMW M4 Series, mobil impiannya yang juga biasa ia kendarai saat tinggal di Singapura. Kali ini, ia ingin para wanita penggosip di kantor panas dingin melihatnya melaju gagah di parkiran perusahaan.

Sesampainya di rumah...

"Ibu!!" Jimmy langsung berlari dan memeluk Nina erat.

"Ibu rindu sekali... Maaf ya hari pertama ibu kerja malah langsung ke luar kota," ucap Nina, berjongkok memeluk anaknya dengan mata berkaca-kaca.

"It’s okay, Mom." Jimmy mengelus pipi ibunya lembut, membuat hati Nina mencair.

"Mana oleh-olehnya?" Rangga langsung menodong, berdiri di belakang Jimmy dengan ekspresi manja.

"Nih!" Nina mengangkat bungkusan oleh-oleh ke atas.

"Aaaa! You know me so well. Girl, I love you..." Rangga bersenandung seperti penyanyi opera.

Nina menjulurkan lidah padanya sambil tertawa kecil. "Ini untuk jagoan ibu!" katanya sambil menyerahkan kotak besar berisi mainan robot.

"Wow! Optimus Prime?! I like it!!"

"Thank you, Ibu! I love you!!"

"Love you too, sayang..." Nina mencium pipi Jimmy dengan penuh kasih.

"Aku mana?" Rangga maju dengan bibir manyun, minta diperlakukan sama.

Nina mencium dua jarinya lalu menempelkannya di pipi Rangga. Pria itu langsung tersipu malu seperti remaja jatuh cinta.

"Ibu mandi dulu ya, kalian makan yang banyak!"

"Okeeeeyy!!" teriak keduanya kompak, tanpa menoleh karena sudah sibuk berebut kudapan.

Nina menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Tapi jauh di dalam hatinya, ada rasa bersalah yang tak bisa dihilangkan. Rangga adalah sahabat terbaiknya, pengganti ayah bagi putranya juga pelindung Jimmy... Seharusnya pria seperti itulah yang pantas ada di sisi mereka. Tapi hatinya justru tertambat pada pria yang paling tidak terduga dan itu membuat segalanya menjadi lebih rumit.

***

Ting... Tong...

"Jimmy, boleh Ibu minta tolong bukain pintu?" seru Nina dari kamar, sedang berganti pakaian.

"Baik, Bu!" jawab bocah itu riang, segera berlari ke arah pintu dan membukanya.

"Halo..." sapa seorang pria dengan senyum menawan.

"Halo Om Tampan... Cari siapa?" tanya Jimmy polos dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

Aaaakk... Anak ini! Baru pertama bertemu, sudah bisa meluluhkan hati siapa pun!

Hanssel terpaku. Wajah mungil di depannya, sorot mata jernih yang sangat bersinar... Membuatnya tak bisa berkata-kata. Sesuatu dalam dirinya terasa hangat tak biasa.

"Om teman dekat ibumu. Boleh om masuk?"

Jimmy mengernyit, menatap Hanssel dari ujung kepala hingga ujung sepatu. Seolah sedang menilai apakah pria ini layak masuk ke wilayah teritorialnya.

"Hanssel?" Suara Nina terdengar dari belakang, membuat keduanya menoleh.

Nina berjalan cepat menghampiri, wajahnya penuh keterkejutan. "Dari mana kamu tahu alamat rumahku?"

Hanssel mengedip nakal. "Sayang, apa sih yang nggak bisa aku ketahui kalau itu tentang kamu?"

Nina mencubit lengan Hanssel gemas sambil menunduk malu. "Berisik! Jangan asal ngomong, di sini ada anak kecil tahu!"

"Ibu, dia siapa?"

"Dia... bos ibu." jawab Nina cepat, menunduk pada anaknya. "Ayo, kamu gosok gigi dan pipis, ya. Kita siap-siap tidur."

"Ashiaap!!" sahut Jimmy dengan gaya ala tentara, membuat Hanssel terkekeh pelan.

Pria itu tersenyum lebar, masih terpaku pada bocah itu. Bukan hanya menggemaskan, tapi juga... begitu menenangkan. Ia bisa merasakan aura ceria dan hangat dari anak itu.

"Dia luar biasa," ucap Hanssel pelan, melirik Nina penuh kagum. "Aku sangat menyukainya... seperti menyukaimu."

Tangan Hanssel melingkar di pinggang Nina, menariknya pelan.

"Hey! Kamu apaan sih!" Nina buru-buru menutup pintu dan berusaha melepaskan pelukan pria itu. Wajahnya merona, bibirnya menahan senyum yang susah disembunyikan.

"Aku merindukanmu, sayang..." bisik Hanssel lembut sebelum mencium bibir Nina dengan penuh hasrat. Tangan pria itu perlahan menarik pita kimono Nina hingga terbuka sedikit.

"Hanss..." erang Nina, matanya setengah terpejam.

"Aku suka saat kamu memanggilku seperti itu... Seksi banget." gumam Hanssel sambil mengangkat tubuh Nina ke sofa seperti membawa harta paling berharga.

Namun sejenak kemudian, pandangannya tertumbuk pada botol Root Beer yang masih berada di meja tengah.

"Tadi ada tamu?" tanyanya sambil merapikan posisi duduk Nina.

"I-iya... Teman yang bantu jagain Jimmy," jawab Nina tergagap, buru-buru menutup kimono yang sempat terbuka.

"Siapa dia?"

"Cuma... teman kuliah dulu. Baik, perhatian, dan sangat sayang Jimmy."

Hanssel menatap Nina dalam diam. Ada setitik cemburu yang muncul... tapi ia tahu, hatinya tak punya hak untuk itu. Belum saatnya. Ia hanya mengangguk, lalu mencium kening Nina penuh kelembutan.

Tiba-tiba suara kecil memecah keheningan.

"Aku sudah selesai, Ibu!" teriak Jimmy dari kamar mandi.

"Good boy!" Nina langsung berdiri, mengencangkan ikatan kimono lalu berjalan menghampiri anaknya.

Semoga dia tidak berpikiran aneh tentang ibunya... batin Nina gelisah.

"Gimana kalau om ikut juga?" tawar Hanssel sambil berdiri, suaranya pelan tapi hangat.

Mereka lalu masuk ke kamar Jimmy. Hanssel duduk di ujung tempat tidur, memperhatikan bagaimana Nina menyelimutkan anaknya, mengelus rambutnya lembut, lalu mengecup kening kecil itu.

Di momen itu, dunia seakan berhenti berputar bagi Hanssel.

Bukan di kantor. Bukan saat memimpin perusahaan. Tapi di sinilah, dia melihat versi Nina yang paling memikat, menjadi sosok seorang ibu.

Perempuan yang pernah ia anggap dingin, keras, penuh amarah… kini menunjukkan sisi paling indahnya. Sisi yang membuat Hanssel yakin, hatinya sudah jatuh sepenuhnya.

Jimmy telah terlelap. Nafasnya teratur dan tenang. Nina bangkit pelan, lalu mengajak Hanssel keluar dari kamar dengan isyarat tangan.

"Aku juga ingin diperlakukan selembut itu, sayang..." bisik Hanssel serak di telinga Nina sembari memeluk dari belakang. Lelaki itu menggigit manja cuping telinga wanita yang membuat tubuhnya bergetar refleks.

"Aahh..." desah Nina lirih. Getaran suaranya saja sudah cukup membangkitkan kobaran di tubuh Hanssel.

"Kita lakukan sekarang?" tanyanya penuh hasrat, suaranya berat dan dalam. Tangannya sudah menyusuri paha mulus Nina, menghangat, menuntut.

Nina tak langsung menjawab. Bibirnya hanya mendesah saat merespons hisapan dan cumbuan liar dari pria itu. Tapi ketika Hanssel mulai mendorong batas, dia menarik napas dalam.

"Beri aku sedikit waktu lagi, boleh?" bisiknya manja, tangan Nina kini ikut bermain, menyentuh bagian yang membuat Hanssel menggertakkan gigi.

"Kamu... penyiksa rasa, Nina!" desis Hanssel yang hampir kehilangan kendali.

"Mungkin aku bisa bantu meredakan rasa itu sedikit..." godanya, menyusupkan tangan dan menggenggam dengan penuh kenakalan.

"You're frackin’ dangerous, woman!" gumam Hanssel, antara sarkas dan tergoda sepenuh jiwa.

***

Pagi harinya...

Nina duduk di meja kerjanya sambil menopang kepala. Matanya berat, tubuhnya nyaris tak berfungsi. Tangannya pegal, punggungnya lelah, dan jari-jarinya seakan mati rasa.

"Astaga, ini semua salah dia!" gerutunya lirih sambil mengetuk-ngetuk meja.

"Pakai tangan dan mulut aja dia sebrutal itu... apalagi kalau udah pakai senjata utama—bisa jadi bangkai aku!"

Tanpa sadar, Hanssel sudah berdiri di depan ruangannya.

"Makanya, jangan sok bilang mau bantuin, kalau akhirnya nyerah juga!" suaranya muncul tiba-tiba.

Nina kaget bukan main. "Kamvreeet!" makinya sambil mengumpat dalam hati.

"Aku akan lebih lembut nanti... mungkin," tambah Hanssel dengan senyum licik.

Nina hanya bisa memutar bola mata. Mereka benar-benar bukan pasangan bos-sekretaris biasa. Tapi entah kenapa, hubungan mereka justru terasa… nyata.

"Kamu belum kirim notulen rapat semalam," ucap Hanssel sambil mendekat ke mejanya.

"Aku… capek. Jariku nggak bisa gerak!" Nina mengeluh seenaknya.

Hanssel tertawa, lalu mengambil alih kursinya.

"Sini. Biar aku bantu. Mana filenya?"

"Di folder ini. Tapi baru setengah." Nina menunjuk layar laptop.

Hanssel membaca cepat. "Wah... kualitas kerjamu turun. Gimana mau jadi karyawan teladan lagi tahun depan?"

"Ini semua gara-gara kamu!!" teriak Nina, lalu menjatuhkan diri ke sofa seperti anak kecil ngambek.

Hanssel cuma tertawa pelan. Tapi dalam hati, dia tak bisa berhenti membayangkan semalam. Semua hasrat, suara, dan ekspresi Nina terekam jelas di kepalanya.

"Dengan tangan dan mulutku aja kamu nyerah... bayangin kalau aku serius!" pikirnya sambil senyum sendiri.

Dia menoleh ke arah Nina dan bergumam, "Kamu sekretarisku… canduku juga."

"Apa?" tanya Nina dari sofa, setengah malas.

"Tidurlah, wahai kebo manisku!" ejek Hanssel sambil melempar bantal kecil ke arah Nina. Tapi wanita itu lebih dulu melempar balik dan mengenai wajahnya.

Hanssel tertawa lagi. Lalu dalam hati, dia bergumam pelan… "Bagaimana kalau aku benar-benar mencintaimu, Nina?"

Bersambung…

Episodes
1 01 - Sekretaris Angkuh
2 02 - Pertengkaran
3 03 - Sekali Pakai
4 04 - Jebakan Manis
5 05 - Tarik Ulur
6 06 - Kecurigaan
7 07 - Mulai Terbongkar
8 08 - Rencana Mengejar Cinta
9 09 - Wanita yang Sama
10 10 - Merusuh
11 11 - Luka yang Dirindukan
12 12 - Kesuksesan Besar
13 13 - Hasrat Terpendam
14 14 - I'm Obsessed
15 15 - Maukah jadi Pacarku?
16 16 - Lets not Fall in Love
17 17 - Sosok Pengintai
18 18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19 19 - Benih Kecemburuan
20 20 - Keputusasaan
21 21 - Kamu, Rumahku...
22 22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23 23 - Kembali Merajut Asa
24 24 - Secercah Harapan
25 25 - Menikah Kilat
26 26 - Kalah Telak
27 27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28 28 - Bermain Petak Umpet
29 29 - Terluka Lebih Dalam
30 30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31 31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32 32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33 33 - Penculikan atau—
34 34 - Antara Cinta & Ambisi
35 35 - Cemburu
36 36 - Bisikan Racun di Kantor
37 37 - Cinta yang Terasa Semu
38 38 - Penuh Emosional
39 Bab 39 - Tuduhan
40 Bab 40 - Pukulan Telak
41 Bab 41 - Prasangka
42 Bab 42 - Let's not Fall in Love
43 Bab 43 - Playing Victim
44 Bab 44 - LOSER!
45 Bab 45 - Identitas
46 Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47 Bab 47 - Blue
48 Bab 48 - Risalah Hati
49 Bab 49 - Fear
50 Bab 50 - Resurrecting Queen
51 Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52 Bab 52 - Epic Comeback
53 Bab 53 - That XX!
54 Bab 54 - Stupid Liar
55 Bab 55 - Only Look @ Me
56 Bab 56 - Skandal
57 Bab 57 - Lies
58 Bab 58 - Melawan Restu
59 Bab 59 - Bad News
60 Bab 60 - FxxK it!
61 Bab 61 - Wedding Dress
62 Bab 62 - I'm a Good Girl!
63 Bab 63 - Number #1
64 Bab 64 - GARA GARA Go!
65 Bab 65 - Let's talk about Love
66 Bab 66 - Bukan Cinderella
67 Bab 67 - Bad boy
68 Bab 68 - Black
69 Bab 69 - Surprise!
70 Bab 70 - Serendipity
71 Bab 71 - Quality Time
72 Bab 72 - Cafe
73 Bab 73 - Happy but not Ending
74 Bab 74 - VIP
75 Bab 75 - Time to Love
76 Bab 76 - Mr and Mrs
77 Bab 77 - Jaringan Hitam
78 Bab 78 - Stay Tonight
79 Bab 79 - Monster
80 Bab 80 - Snapping
81 Bab 81 - Gotta Go
82 Bab 82 - Untitled
83 Bab 83 - 1, 2, 3!
84 Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85 Bab 85 - Baby Good Night!
86 Bab 86 - Tanda Cinta
87 Bab 87 - Cemburu Ph.3
88 Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89 Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90 Bab 90 - Garis Dua
91 Bab 91 - No Going Back!
92 Bab 92 - Croocked
93 Bab 93 - Last Farewell
94 Bab 94 - Knock Out
95 Bab 95 - Sober
96 Bab 96 - Coffee
97 Bab 97 - Bullsh*t
98 Bab 98 - Kesempatan Kedua
99 Bab 99 - Girlfriends
100 Bab 100 - Weakness
101 Bab 101 - May be I Missing You
102 Bab 102 - You're Mine!
103 Bab 103 - Takut
104 Bab 104 - Peri Cintaku
105 Bab 105 - Mrs. Keenan
106 Bab 106 - Still life
107 Bab 107 - Sweet
108 Bab 108 - Mantra Cinta
109 Bab 109 - Mimpi Buruk!
110 Bab 110 - Praduga
111 Bab 111 - Cuek
112 Bab 112 - At my Worst
113 Bab 113 - Janji Setia
114 Bab 114 - Let your inner out!
115 Bab 115 - Terbongkar!
116 Bab 116 - Kejam kah?!
117 Bab 117 - Zoom
118 Bab 118 - Drugs!
119 Bab 119 - Puzzle
120 Bab 120 - Di belakang ku...
121 Bab 121 - Breath of Life
122 Bab 122 - Cahaya Cinta
123 Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124 Bab 124 - Salah Sangka!!
125 Bab 125 - Piony
126 Bab 126 - Day by Day
127 Bab 127 - Feeling Guilty
128 Bab 128 - Calon Mantu
129 Bab 129 - I Know
130 Bab 130 - The Ring!
131 Bab 131 - Fall in Love
132 Bab 132 - Stop it !!
133 Bab 133 - Lil-Psych
134 Bab 134 - Preparation!
135 Bab 135 - Battle (1)
136 Bab 136 - Battle (2)
137 Bab 137 - Battle (3)
138 Bab 138 - Pengorbanan
139 Bab 139 - Caught!
140 Bab 140 - Hopeless
141 Bab 141 - Someone You Loved!
142 Bab 142 - Dirty Trash
143 Bab 143 - Loving you is a losing game!
144 Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145 Bab 145 - Good Vibes
146 Bab 146 - Love is so Mean...
147 Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148 Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149 PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150 PROMOSI : SAVAGE LOVE
151 CS FARAH & KEENAN
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01 - Sekretaris Angkuh
2
02 - Pertengkaran
3
03 - Sekali Pakai
4
04 - Jebakan Manis
5
05 - Tarik Ulur
6
06 - Kecurigaan
7
07 - Mulai Terbongkar
8
08 - Rencana Mengejar Cinta
9
09 - Wanita yang Sama
10
10 - Merusuh
11
11 - Luka yang Dirindukan
12
12 - Kesuksesan Besar
13
13 - Hasrat Terpendam
14
14 - I'm Obsessed
15
15 - Maukah jadi Pacarku?
16
16 - Lets not Fall in Love
17
17 - Sosok Pengintai
18
18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19
19 - Benih Kecemburuan
20
20 - Keputusasaan
21
21 - Kamu, Rumahku...
22
22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23
23 - Kembali Merajut Asa
24
24 - Secercah Harapan
25
25 - Menikah Kilat
26
26 - Kalah Telak
27
27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28
28 - Bermain Petak Umpet
29
29 - Terluka Lebih Dalam
30
30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31
31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32
32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33
33 - Penculikan atau—
34
34 - Antara Cinta & Ambisi
35
35 - Cemburu
36
36 - Bisikan Racun di Kantor
37
37 - Cinta yang Terasa Semu
38
38 - Penuh Emosional
39
Bab 39 - Tuduhan
40
Bab 40 - Pukulan Telak
41
Bab 41 - Prasangka
42
Bab 42 - Let's not Fall in Love
43
Bab 43 - Playing Victim
44
Bab 44 - LOSER!
45
Bab 45 - Identitas
46
Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47
Bab 47 - Blue
48
Bab 48 - Risalah Hati
49
Bab 49 - Fear
50
Bab 50 - Resurrecting Queen
51
Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52
Bab 52 - Epic Comeback
53
Bab 53 - That XX!
54
Bab 54 - Stupid Liar
55
Bab 55 - Only Look @ Me
56
Bab 56 - Skandal
57
Bab 57 - Lies
58
Bab 58 - Melawan Restu
59
Bab 59 - Bad News
60
Bab 60 - FxxK it!
61
Bab 61 - Wedding Dress
62
Bab 62 - I'm a Good Girl!
63
Bab 63 - Number #1
64
Bab 64 - GARA GARA Go!
65
Bab 65 - Let's talk about Love
66
Bab 66 - Bukan Cinderella
67
Bab 67 - Bad boy
68
Bab 68 - Black
69
Bab 69 - Surprise!
70
Bab 70 - Serendipity
71
Bab 71 - Quality Time
72
Bab 72 - Cafe
73
Bab 73 - Happy but not Ending
74
Bab 74 - VIP
75
Bab 75 - Time to Love
76
Bab 76 - Mr and Mrs
77
Bab 77 - Jaringan Hitam
78
Bab 78 - Stay Tonight
79
Bab 79 - Monster
80
Bab 80 - Snapping
81
Bab 81 - Gotta Go
82
Bab 82 - Untitled
83
Bab 83 - 1, 2, 3!
84
Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85
Bab 85 - Baby Good Night!
86
Bab 86 - Tanda Cinta
87
Bab 87 - Cemburu Ph.3
88
Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89
Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90
Bab 90 - Garis Dua
91
Bab 91 - No Going Back!
92
Bab 92 - Croocked
93
Bab 93 - Last Farewell
94
Bab 94 - Knock Out
95
Bab 95 - Sober
96
Bab 96 - Coffee
97
Bab 97 - Bullsh*t
98
Bab 98 - Kesempatan Kedua
99
Bab 99 - Girlfriends
100
Bab 100 - Weakness
101
Bab 101 - May be I Missing You
102
Bab 102 - You're Mine!
103
Bab 103 - Takut
104
Bab 104 - Peri Cintaku
105
Bab 105 - Mrs. Keenan
106
Bab 106 - Still life
107
Bab 107 - Sweet
108
Bab 108 - Mantra Cinta
109
Bab 109 - Mimpi Buruk!
110
Bab 110 - Praduga
111
Bab 111 - Cuek
112
Bab 112 - At my Worst
113
Bab 113 - Janji Setia
114
Bab 114 - Let your inner out!
115
Bab 115 - Terbongkar!
116
Bab 116 - Kejam kah?!
117
Bab 117 - Zoom
118
Bab 118 - Drugs!
119
Bab 119 - Puzzle
120
Bab 120 - Di belakang ku...
121
Bab 121 - Breath of Life
122
Bab 122 - Cahaya Cinta
123
Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124
Bab 124 - Salah Sangka!!
125
Bab 125 - Piony
126
Bab 126 - Day by Day
127
Bab 127 - Feeling Guilty
128
Bab 128 - Calon Mantu
129
Bab 129 - I Know
130
Bab 130 - The Ring!
131
Bab 131 - Fall in Love
132
Bab 132 - Stop it !!
133
Bab 133 - Lil-Psych
134
Bab 134 - Preparation!
135
Bab 135 - Battle (1)
136
Bab 136 - Battle (2)
137
Bab 137 - Battle (3)
138
Bab 138 - Pengorbanan
139
Bab 139 - Caught!
140
Bab 140 - Hopeless
141
Bab 141 - Someone You Loved!
142
Bab 142 - Dirty Trash
143
Bab 143 - Loving you is a losing game!
144
Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145
Bab 145 - Good Vibes
146
Bab 146 - Love is so Mean...
147
Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148
Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149
PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150
PROMOSI : SAVAGE LOVE
151
CS FARAH & KEENAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!