05 - Tarik Ulur

“Apa yang kamu dapatkan?!” tanya Hanssel tajam, matanya menatap tajam ke arah Farell, asisten khususnya.

“Anda bisa melihatnya sendiri, Tuan.” Suara Farell datar, namun jelas menyiratkan sesuatu yang serius. Ia menyerahkan beberapa berkas, disusun rapi, bertuliskan nama yang sangat familiar: Karennina Kaviandra.

Hanssel membuka lembar demi lembar dengan cepat, wajahnya semakin tegang setiap kali matanya menangkap kalimat penting di dalam dokumen itu. Lalu, berkas itu ditutup keras.Ia bangkit berdiri. Langkahnya tergesa keluar dari ruangan.

Di depan ruangannya, matanya langsung tertuju pada sosok wanita yang sedang membereskan meja—sekretarisnya, Nina.

“Apa kamu puas sekarang setelah menjarahku tadi?!” suara Hanssel tajam, membuat Nina menoleh dengan alis terangkat.

“Kepuasan itu datang dan pergi, Tuan,” jawab Nina, suaranya tenang dan tak goyah. “Tapi saya bersyukur... kali ini keuntungannya lebih besar.”

 Ia tak menatap Hanssel, tetap fokus merapikan map dan tasnya.

Hanssel mengusap wajahnya. Nafasnya berat. Ada begitu banyak hal ingin dia tanyakan. “Nina... ayo ngobrol sebentar. Aku traktir.”

“Maaf, saya ada janji dengan seseorang yang jauh lebih penting dari Anda, Tuan.”

 Ia berhenti sejenak, menoleh dengan pandangan datar. “Lagi pula, bukankah sore ini Anda seharusnya menjemput Tuan Rangga?”

“Apa?!” Hanssel melotot. Tangannya refleks menepuk keningnya. “Astaga! Aku lupa total!”

Nina menghela napas singkat, lalu mengeluarkan sebuah paper bag kecil dari lacinya. “Sudah saya siapkan.”

Hanssel memandang benda itu, lalu Nina. Wajahnya melunak. “Kau selalu bisa diandalkan, Nina...”

“Tentu. Dan semua tagihannya sudah saya bayar pakai black card Anda.”

 Senyum tipis sekilas muncul di wajahnya, entah mengejek atau tulus sungguh sulit ditebak.

“Kalau begitu saya pamit.” Ia berjalan melewati Hanssel tanpa memberi waktu untuk menahan atau sekadar bertukar tatap.

Hanssel menatap punggung wanita itu. “Dasar... nenek lampir. Dingin banget. Mana ada yang tahan sama cewek kayak dia?”

Tapi mulutnya tak bisa menyembunyikan senyum kecil yang terbit perlahan. Lalu ia berbalik, menyusul keluar dari kantornya.

***

08.00 PM - Hotel Emperor

"Apa Anda sudah lama menunggu?" tanya Nina sambil menata nafasnya yang masih tersisa akibat tergesa.

"Tidak masalah, Nina. Saya juga baru sampai," jawab Tuan Ron dengan senyum ramah.

Keduanya bertemu di luar jam kerja untuk sebuah pertemuan pribadi. Mereka mengambil tempat di sudut restoran hotel yang cukup tenang.

"Ngomong-ngomong, kita tidak perlu terlalu formal malam ini. Santai saja, oke?"

Nina tersenyum sedikit lega. Tuan Ron lalu memanggil pelayan untuk memesan makan malam mereka.

"Aku sempat kecewa, kupikir kamu benar-benar sudah melupakan saya," ucap Tuan Ron pelan.

Nina mengerutkan dahi, bingung.

"Kamu mengingatkanku pada seseorang... seorang teman lama. Putri dari Kaviandra."

Nina menunduk. Tatapannya berubah sendu. "Tuan Ron... Anda mengenal ayah saya?"

"Tentu saja," jawabnya lirih.

Hening sejenak. Lalu Tuan Ron berkata, "Aku mendengar kabar tentang masa lalumu. Aku turut prihatin."

Air mata perlahan mengalir di pipi Nina. Ia mengangguk pelan.

"Aku bodoh. Aku mempercayai Erick Shin dan mengabaikan keluarga yang mencintaiku. Aku mengecewakan semuanya..."

Tuan Ron hanya diam, membiarkan Nina meluapkan luka yang selama ini ia sembunyikan di balik sikap tegas dan dinginnya.

"Aku menjadi seperti ini agar bisa menghadapi keluarga Shin. Aku ingin membawa Jimmy pulang. Mengambil kembali apa yang seharusnya milikku."

"Suho Enterprise sedang berada di ujung tanduk, Nina. Perusahaan itu tidak akan mampu bertahan di pasar global tahun ini," ujar Tuan Ron hati-hati.

Nina mengepalkan tangan. "Erick dan keluarganya hanya bisa menghabiskan uangku! Mereka menyia-nyiakan semuanya!"

"Aku dengar Keenan, kakakmu, sudah kembali dari Inggris. Dia akan mengembangkan perusahaan startup-nya di sini. Mengapa kamu tidak meminta bantuannya?"

Nina menggeleng, senyumnya getir. "Aku sudah menghancurkan kepercayaan mereka. Aku terlalu malu untuk kembali meminta bantuan. Dan... aku sudah berjanji, aku akan berdiri sendiri. Aku akan merebut segalanya kembali... dan membuat mereka merasakan apa yang dulu aku rasakan."

Tuan Ron memandang Nina dengan iba. Manik mata indah itu kini penuh dengan luka dan kebencian.

"Saya doakan kamu selalu dimudahkan jalannya, Nina. Jika kamu butuh sesuatu, jangan ragu menghubungi saya."

"Terima kasih, Tuan Ron..."

Tiba-tiba, suaranya bergetar saat pria itu kembali berbicara.

"Satu hal lagi... Ayahmu sedang sakit. Dia merindukanmu."

Deg.

Nina kembali terisak. "Saya belum siap... Saya belum bisa menemuinya tanpa membawa keberhasilan yang bisa saya banggakan. Saya masih harus menebus kesalahan saya."

Ia menatap Tuan Ron penuh harap. "Tolong... sampaikan pada Papa, saya baik-baik saja. Dan... tunggu saya. Saya akan kembali. Dengan kemenangan di tangan saya. Saya janji."

Tuan Ron mengangguk pelan. Di matanya, Nina sudah seperti anak sendiri.

Mereka lalu larut dalam obrolan hangat lainnya. Hingga malam semakin larut dan keduanya berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing.

***

Bar and Lounge Emperor

"Gue nggak nyangka elu tahu persis apa yang gue pengen!" seru Rangga sambil menepuk bahu Hanssel dengan semangat, matanya berbinar melihat bingkisan hadiah dari sahabatnya.

Malam itu, Hanssel dan beberapa teman lama mereka berkumpul untuk merayakan kepulangan Rangga—teman akrab yang baru saja menyelesaikan gelar Magisternya di bidang Hukum. Suasana penuh gelak tawa dan obrolan hangat, namun Hanssel terlihat tidak sepenuhnya larut.

Pikirannya terus melayang.

Aku selalu penasaran... dari mana Nina tahu persis apa yang disukai seseorang, bahkan dalam waktu sesingkat itu?

Wajah wanita yang mengaku tidak tertarik padanya itu terus terlintas di benaknya.

"Ko lu sekarang nggak bawa cewek baru lagi, Sel?" celetuk salah satu teman mereka sambil tertawa.

"Belum pengen," jawab Hanssel datar.

"Tumben amat!"

Hanssel hanya tersenyum kecut, lalu bangkit dari kursinya. Ia meninggalkan keramaian dan berjalan menuju balkon lounge, menatap gemerlap lampu kota dari ketinggian. Pikirannya terus berkecamuk.

Padahal dia bukan tipe wanita kencanku. Lalu kenapa aku terus kepikiran dia? Kenapa aku merasa Nina istimewa?

Tak lama, Rangga menyusulnya. "Lu kenapa, Sel? Kelihatan banget lu lagi bad mood."

Hanssel tidak langsung menjawab. Pandangannya tiba-tiba menangkap sosok wanita familiar yang keluar dari pintu lobi hotel, bersama seorang pria yang juga ia kenali.

"Nina..." gumamnya nyaris tak terdengar.

"Apa? Lu ngomong apa barusan?" tanya Rangga heran.

Hanssel buru-buru berbalik, wajahnya berubah serius. "Gue cabut duluan ya. Next time gue traktir, janji!"

Tanpa menunggu jawaban, Hanssel beranjak pergi, meninggalkan Rangga yang hanya mengangkat alis dan melambaikan tangan.

Rangga menarik napas panjang, lalu mengambil ponselnya dari saku celana. Jemarinya menekan sebuah nama yang sudah lama tersimpan.

"Halo, Karen... Aku sudah pulang ke ibu kota. Bisa kita ketemu? Aku kangen kamu..."

***

Tap... Tap... Tap...

Langkah kaki Hanssel memburu waktu. Meski dia sudah berlari secepat yang dia bisa, bayangan Nina dan Tuan Ron tak lagi terlihat di pelataran Hotel Emperor.

"Sialaan!!!!" pekiknya penuh geram, pikiran buruk mulai menguasai benaknya.

"Jangan-jangan... Nina simpanan Tuan Ron?!"

Amarah yang semula membara kini berubah menjadi kobaran tak terkendali. Hanssel segera mengeluarkan ponselnya, menghubungi nomor Nina dengan tangan gemetar oleh emosi.

"SIALAAAN!!"

Operator menyuarakan kalimat klise yang tak ingin ia dengar: "Nomor yang Anda tuju sedang sibuk."

Hanssel nyaris melempar ponselnya. Rasa frustasi menelannya bulat-bulat. Tanpa pikir panjang, dia tancap gas menuju bar dan pub lainnya, mencoba melampiaskan kekesalan yang menggumpal di dadanya.

Masih di lokasi yang sama, Nina menuruni anak tangga lounge Hotel Emperor. Tatapannya terhenti saat menemukan sosok pria yang sangat dikenalnya.

"Karenninaa!!"

Rangga berlari kecil menghampirinya, memeluk wanita yang telah bertahun-tahun mengisi ruang hatinya, meski tak pernah membalas cintanya.

"Kamu tidak berubah sedikit pun!" ujar Nina menepuk lembut bahu pria yang kini telah menyelesaikan studi magisternya itu.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Rangga, mempersilahkannya duduk.

"Seperti yang kamu lihat... Bertahan di atas luka," jawab Nina dengan senyum yang lebih mirip kepedihan.

"Aku sudah dengar semua kabar tentangmu..."

"Bisa kita... tidak membahasnya?" pintanya pelan. Pandangannya menatap kosong ke arah gelas kosong di hadapannya.

"Aku memperingatkanmu dulu, Nina. Tapi kamu lebih memilih Erick daripada aku!"

"RANGGA!!" suara Nina meninggi, tetapi matanya tetap berkaca.

"Jika kamu ingin mengungkit semuanya, tunggu lain waktu. Aku lelah... sangat lelah malam ini."

Ia bangkit dari duduknya, hendak pergi.

"Maafkan aku, Karen... Aku bicara seperti itu karena aku peduli. Aku—aku tidak pernah berhenti peduli."

Nina berhenti sejenak. Tarikan nafasnya berat.

"Terima kasih..."

"Aku bisa membantumu, Nina. Aku bisa menjebloskan Erick ke penjara tergelap di Singapura kalau kau mau."

Nina menggigit bibirnya. "Belum waktunya... Jimmy masih bersamanya..."

"Kalau begitu, izinkan aku menjadi kuasa hukum mu. Aku akan bantu kamu mendapatkan hak asuh penuh atas Jimmy Shin."

Nina menatap lurus ke matanya. Suaranya tegas, namun lembut. "Dia bukan bagian dari keluarga Shin saat bersamaku. Dia Jimmy Kaviandra."

Senyum pahit muncul di bibir Rangga. Wanita yang dicintainya selama tiga tahun telah memilih pria yang salah, dan kini membawa luka dalam. Namun, meski Nina memiliki anak dari pria lain, Rangga tetap mencintainya tanpa syarat. Bahkan, dia bersedia menerima anak itu seperti darah dagingnya sendiri.

Drrrttt... Drrrttt... Drrrttt...

Ponsel Nina bergetar. Nama di layar membuat bahunya mengendur. Dengan berat hati, dia mengangkat.

"Halo..."

"NINA!! JEMPUT AKU DI MO SEKARANG JUGA!!"

Nina menghela napas, emosinya sudah di ujung tanduk. "Kenapa kamu tidak minta Farell saja?"

"AKU MAU KAMU!! MAKA KAMU YANG HARUS DATANG!!"

Suara di seberang itu tajam, otoriter. "Ingat, kamu SEKRETARISKU. Aku sudah membayar kamu sangat mahal, Karennina Kaviandra!!"

Nina menatap layar ponsel dengan getir. Dinding dingin yang ia bangun mulai retak sedikit demi sedikit. Tapi ia tahu, selama misinya belum selesai, dia harus tetap berdiri. Bahkan saat harga dirinya diinjak orang yang diam-diam mulai mengisi ruang hatinya.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Ar mer

Ar mer

next kak!!
Semangattt

2022-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 01 - Sekretaris Angkuh
2 02 - Pertengkaran
3 03 - Sekali Pakai
4 04 - Jebakan Manis
5 05 - Tarik Ulur
6 06 - Kecurigaan
7 07 - Mulai Terbongkar
8 08 - Rencana Mengejar Cinta
9 09 - Wanita yang Sama
10 10 - Merusuh
11 11 - Luka yang Dirindukan
12 12 - Kesuksesan Besar
13 13 - Hasrat Terpendam
14 14 - I'm Obsessed
15 15 - Maukah jadi Pacarku?
16 16 - Lets not Fall in Love
17 17 - Sosok Pengintai
18 18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19 19 - Benih Kecemburuan
20 20 - Keputusasaan
21 21 - Kamu, Rumahku...
22 22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23 23 - Kembali Merajut Asa
24 24 - Secercah Harapan
25 25 - Menikah Kilat
26 26 - Kalah Telak
27 27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28 28 - Bermain Petak Umpet
29 29 - Terluka Lebih Dalam
30 30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31 31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32 32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33 33 - Penculikan atau—
34 34 - Antara Cinta & Ambisi
35 35 - Cemburu
36 36 - Bisikan Racun di Kantor
37 37 - Cinta yang Terasa Semu
38 38 - Penuh Emosional
39 Bab 39 - Tuduhan
40 Bab 40 - Pukulan Telak
41 Bab 41 - Prasangka
42 Bab 42 - Let's not Fall in Love
43 Bab 43 - Playing Victim
44 Bab 44 - LOSER!
45 Bab 45 - Identitas
46 Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47 Bab 47 - Blue
48 Bab 48 - Risalah Hati
49 Bab 49 - Fear
50 Bab 50 - Resurrecting Queen
51 Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52 Bab 52 - Epic Comeback
53 Bab 53 - That XX!
54 Bab 54 - Stupid Liar
55 Bab 55 - Only Look @ Me
56 Bab 56 - Skandal
57 Bab 57 - Lies
58 Bab 58 - Melawan Restu
59 Bab 59 - Bad News
60 Bab 60 - FxxK it!
61 Bab 61 - Wedding Dress
62 Bab 62 - I'm a Good Girl!
63 Bab 63 - Number #1
64 Bab 64 - GARA GARA Go!
65 Bab 65 - Let's talk about Love
66 Bab 66 - Bukan Cinderella
67 Bab 67 - Bad boy
68 Bab 68 - Black
69 Bab 69 - Surprise!
70 Bab 70 - Serendipity
71 Bab 71 - Quality Time
72 Bab 72 - Cafe
73 Bab 73 - Happy but not Ending
74 Bab 74 - VIP
75 Bab 75 - Time to Love
76 Bab 76 - Mr and Mrs
77 Bab 77 - Jaringan Hitam
78 Bab 78 - Stay Tonight
79 Bab 79 - Monster
80 Bab 80 - Snapping
81 Bab 81 - Gotta Go
82 Bab 82 - Untitled
83 Bab 83 - 1, 2, 3!
84 Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85 Bab 85 - Baby Good Night!
86 Bab 86 - Tanda Cinta
87 Bab 87 - Cemburu Ph.3
88 Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89 Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90 Bab 90 - Garis Dua
91 Bab 91 - No Going Back!
92 Bab 92 - Croocked
93 Bab 93 - Last Farewell
94 Bab 94 - Knock Out
95 Bab 95 - Sober
96 Bab 96 - Coffee
97 Bab 97 - Bullsh*t
98 Bab 98 - Kesempatan Kedua
99 Bab 99 - Girlfriends
100 Bab 100 - Weakness
101 Bab 101 - May be I Missing You
102 Bab 102 - You're Mine!
103 Bab 103 - Takut
104 Bab 104 - Peri Cintaku
105 Bab 105 - Mrs. Keenan
106 Bab 106 - Still life
107 Bab 107 - Sweet
108 Bab 108 - Mantra Cinta
109 Bab 109 - Mimpi Buruk!
110 Bab 110 - Praduga
111 Bab 111 - Cuek
112 Bab 112 - At my Worst
113 Bab 113 - Janji Setia
114 Bab 114 - Let your inner out!
115 Bab 115 - Terbongkar!
116 Bab 116 - Kejam kah?!
117 Bab 117 - Zoom
118 Bab 118 - Drugs!
119 Bab 119 - Puzzle
120 Bab 120 - Di belakang ku...
121 Bab 121 - Breath of Life
122 Bab 122 - Cahaya Cinta
123 Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124 Bab 124 - Salah Sangka!!
125 Bab 125 - Piony
126 Bab 126 - Day by Day
127 Bab 127 - Feeling Guilty
128 Bab 128 - Calon Mantu
129 Bab 129 - I Know
130 Bab 130 - The Ring!
131 Bab 131 - Fall in Love
132 Bab 132 - Stop it !!
133 Bab 133 - Lil-Psych
134 Bab 134 - Preparation!
135 Bab 135 - Battle (1)
136 Bab 136 - Battle (2)
137 Bab 137 - Battle (3)
138 Bab 138 - Pengorbanan
139 Bab 139 - Caught!
140 Bab 140 - Hopeless
141 Bab 141 - Someone You Loved!
142 Bab 142 - Dirty Trash
143 Bab 143 - Loving you is a losing game!
144 Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145 Bab 145 - Good Vibes
146 Bab 146 - Love is so Mean...
147 Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148 Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149 PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150 PROMOSI : SAVAGE LOVE
151 CS FARAH & KEENAN
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01 - Sekretaris Angkuh
2
02 - Pertengkaran
3
03 - Sekali Pakai
4
04 - Jebakan Manis
5
05 - Tarik Ulur
6
06 - Kecurigaan
7
07 - Mulai Terbongkar
8
08 - Rencana Mengejar Cinta
9
09 - Wanita yang Sama
10
10 - Merusuh
11
11 - Luka yang Dirindukan
12
12 - Kesuksesan Besar
13
13 - Hasrat Terpendam
14
14 - I'm Obsessed
15
15 - Maukah jadi Pacarku?
16
16 - Lets not Fall in Love
17
17 - Sosok Pengintai
18
18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19
19 - Benih Kecemburuan
20
20 - Keputusasaan
21
21 - Kamu, Rumahku...
22
22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23
23 - Kembali Merajut Asa
24
24 - Secercah Harapan
25
25 - Menikah Kilat
26
26 - Kalah Telak
27
27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28
28 - Bermain Petak Umpet
29
29 - Terluka Lebih Dalam
30
30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31
31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32
32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33
33 - Penculikan atau—
34
34 - Antara Cinta & Ambisi
35
35 - Cemburu
36
36 - Bisikan Racun di Kantor
37
37 - Cinta yang Terasa Semu
38
38 - Penuh Emosional
39
Bab 39 - Tuduhan
40
Bab 40 - Pukulan Telak
41
Bab 41 - Prasangka
42
Bab 42 - Let's not Fall in Love
43
Bab 43 - Playing Victim
44
Bab 44 - LOSER!
45
Bab 45 - Identitas
46
Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47
Bab 47 - Blue
48
Bab 48 - Risalah Hati
49
Bab 49 - Fear
50
Bab 50 - Resurrecting Queen
51
Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52
Bab 52 - Epic Comeback
53
Bab 53 - That XX!
54
Bab 54 - Stupid Liar
55
Bab 55 - Only Look @ Me
56
Bab 56 - Skandal
57
Bab 57 - Lies
58
Bab 58 - Melawan Restu
59
Bab 59 - Bad News
60
Bab 60 - FxxK it!
61
Bab 61 - Wedding Dress
62
Bab 62 - I'm a Good Girl!
63
Bab 63 - Number #1
64
Bab 64 - GARA GARA Go!
65
Bab 65 - Let's talk about Love
66
Bab 66 - Bukan Cinderella
67
Bab 67 - Bad boy
68
Bab 68 - Black
69
Bab 69 - Surprise!
70
Bab 70 - Serendipity
71
Bab 71 - Quality Time
72
Bab 72 - Cafe
73
Bab 73 - Happy but not Ending
74
Bab 74 - VIP
75
Bab 75 - Time to Love
76
Bab 76 - Mr and Mrs
77
Bab 77 - Jaringan Hitam
78
Bab 78 - Stay Tonight
79
Bab 79 - Monster
80
Bab 80 - Snapping
81
Bab 81 - Gotta Go
82
Bab 82 - Untitled
83
Bab 83 - 1, 2, 3!
84
Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85
Bab 85 - Baby Good Night!
86
Bab 86 - Tanda Cinta
87
Bab 87 - Cemburu Ph.3
88
Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89
Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90
Bab 90 - Garis Dua
91
Bab 91 - No Going Back!
92
Bab 92 - Croocked
93
Bab 93 - Last Farewell
94
Bab 94 - Knock Out
95
Bab 95 - Sober
96
Bab 96 - Coffee
97
Bab 97 - Bullsh*t
98
Bab 98 - Kesempatan Kedua
99
Bab 99 - Girlfriends
100
Bab 100 - Weakness
101
Bab 101 - May be I Missing You
102
Bab 102 - You're Mine!
103
Bab 103 - Takut
104
Bab 104 - Peri Cintaku
105
Bab 105 - Mrs. Keenan
106
Bab 106 - Still life
107
Bab 107 - Sweet
108
Bab 108 - Mantra Cinta
109
Bab 109 - Mimpi Buruk!
110
Bab 110 - Praduga
111
Bab 111 - Cuek
112
Bab 112 - At my Worst
113
Bab 113 - Janji Setia
114
Bab 114 - Let your inner out!
115
Bab 115 - Terbongkar!
116
Bab 116 - Kejam kah?!
117
Bab 117 - Zoom
118
Bab 118 - Drugs!
119
Bab 119 - Puzzle
120
Bab 120 - Di belakang ku...
121
Bab 121 - Breath of Life
122
Bab 122 - Cahaya Cinta
123
Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124
Bab 124 - Salah Sangka!!
125
Bab 125 - Piony
126
Bab 126 - Day by Day
127
Bab 127 - Feeling Guilty
128
Bab 128 - Calon Mantu
129
Bab 129 - I Know
130
Bab 130 - The Ring!
131
Bab 131 - Fall in Love
132
Bab 132 - Stop it !!
133
Bab 133 - Lil-Psych
134
Bab 134 - Preparation!
135
Bab 135 - Battle (1)
136
Bab 136 - Battle (2)
137
Bab 137 - Battle (3)
138
Bab 138 - Pengorbanan
139
Bab 139 - Caught!
140
Bab 140 - Hopeless
141
Bab 141 - Someone You Loved!
142
Bab 142 - Dirty Trash
143
Bab 143 - Loving you is a losing game!
144
Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145
Bab 145 - Good Vibes
146
Bab 146 - Love is so Mean...
147
Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148
Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149
PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150
PROMOSI : SAVAGE LOVE
151
CS FARAH & KEENAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!