16 - Lets not Fall in Love

"Apa kamu selalu melakukan hal seperti barusan?!"

"Nih!"

Tanpa ragu, Nina melepas cincin pemberian Hanssel dan menjejalkannya ke tangan pria itu dengan tatapan penuh amarah.

"Siapa yang nyuruh kamu lepasin?!" bentak Hanssel, matanya membara.

"Kalau aku mau kasih, ya aku kasih! Ngapain kamu sewot?!" balas Nina dengan suara bergetar, tapi tajam.

Hanssel mengepalkan tangannya. "Bukannya... cewek tuh biasanya suka hal-hal romantis kayak gitu?!"

Wajahnya berubah seketika, dari kecewa jadi kesal. Nina memang seperti pawang cuaca dalam hidupnya. Baru saja hangat, sekarang sudah mendung, dan dalam hitungan detik bisa meledak jadi badai petir!

"Cewek kamu mungkin suka, tapi GUE kagak!!" bentak Nina, matanya berair tapi tetap menantang.

"Kita ini cuma kontrak satu bulan, Hanssel! Satu bulan! Ngapain juga kamu sok-sok pengorbanan segala?!"

Cekiiit...

Suara ban menggesek aspal tajam memecah malam. Mobil berhenti mendadak di tengah jalan, membuat tubuh mereka terguncang.

"KAU GILA? GUE MASIH MAU HIDUP!!" pekik Nina histeris.

Hanssel berbalik, wajahnya memerah karena amarah. "SUMPAH, lu bawel banget! Kayak nenek lampir kesurupan!"

Dengan tatapan membunuh, Hanssel meraih tangan Nina dan menjejalkan kembali cincin itu ke jari manisnya.

"PAKE LAGI! SEKARANG JUGA!!"

Nina terdiam. Matanya membulat, jantungnya berdegup kencang. Tanpa berkata apa-apa, ia kembali memakai cincin yang indah itu. Simple tapi memikat, dengan satu berlian kecil di tengah.

Perlahan, ia memainkannya dengan jemarinya. Seandainya ini nyata... seandainya semuanya bukan cuma sandiwara. Tapi kenyataannya? Semua cuma tipuan.

Satu bulan bersamanya… rasanya akan seperti satu tahun dalam neraka.

Nina membuang muka, menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Hatinya sudah porak-poranda. Di belakang, suara klakson bertubi-tubi memekakkan telinga.

Hanssel mengumpat lalu kembali memacu mobilnya. Diam. Hanya suara mesin yang menemani kekacauan batin mereka.

Sesampainya di Hilton Hotel, Hanssel keluar lebih dulu, langsung mengambil kunci kamar yang sudah ia pesan. Dengan kasar, ia menggenggam pergelangan tangan Nina dan menariknya masuk ke dalam lift. Malam sudah sangat larut, dan hotel nyaris sepi.

"Hans—Mmm...!"

Kata-katanya terputus.

Hanssel menatapnya dengan amarah membara. Tak tahan lagi dengan sikap Nina yang menurutnya sok kuat, sok kebal, sok arogan. Dalam detik berikutnya, bibirnya sudah membungkam mulut wanita itu dengan ciuman yang keras dan penuh emosi.

Ciuman yang bukan lagi tentang rasa, tapi pelampiasan luka—antara cinta, benci, dan semua emosi yang tidak pernah diucapkan.

"Aaahhh!! HANSSEL!!"

Triing!

Pintu lift terbuka. Tanpa basa-basi, Hanssel segera mengangkat tubuh Nina dalam gendongannya.

"HANSS—TURUNKAN AKU!!" teriak Nina terkejut.

"Diamlah... atau kau senang mengundang perhatian orang?" bisik Hanssel tajam.

Dengan wajah memerah karena malu, Nina membenamkan wajahnya ke dada bidang Hanssel. Pria itu tersenyum miring, seolah menikmatinya.

"Turunkan aku..." lirih Nina ketika mereka tiba di depan kamar.

"Tidak perlu."

Setelah menempelkan kartu akses, Hanssel mendorong pintu menggunakan bahunya. Mereka pun masuk ke dalam suite hotel yang luas dan mewah.

Tanpa berkata apa pun, Hanssel meletakkan Nina di atas ranjang empuk. Jantung Nina berdetak tidak karuan. Hanssel melonggarkan dasinya dan melemparkan jasnya ke sofa.

"Hanssel... please... aku mohon..."

"Tenang, aku ingin kita melakukan perjanjian sebelum benar-benar pacaran."

Nina buru-buru menyusun strategi di otaknya. Harus ada cara untuk menghindari skenario tak diinginkan malam ini.

"Oh ya? Kamu ingin apa?" tanya Hanssel santai sambil mulai membuka kancing kemejanya satu per satu.

Nina terus mundur hingga hampir jatuh dari tepi ranjang. Matanya membesar menatap dada bidang pria itu "tatanan roti sobek" nan menggoda terpampang jelas.

Jangan ngiler, Nina! Jangan!

Hanssel tersenyum, menangkap sorot mata Nina yang tak sengaja memperlihatkan kekagumannya.

"Aku minta... kamu tidak menyentuhku lebih dari sekadar ciuman!" pinta Nina dengan nada tegas.

Hanssel memicingkan matanya, lalu terkekeh pelan. "Serius?"

"Ayo lah Nina... kita ini dewasa. Kamu pikir hubungan dua insan itu cuma tukar pikiran? Itu omong kosong!"

Ia mendekat. "Anak-anak SMA aja udah bisa check-in sendiri. Kamu pikir mereka main kartu remi?!"

"Mana kutahu..." gumam Nina lirih, menunduk. "Aku... belum siap."

Ia menyilangkan tangan, mencoba melindungi bagian tubuhnya yang mulai terasa gugup.

Hanssel terdiam. Tatapannya berubah, tak lagi liar atau mengintimidasi. Ada secercah pengertian, bahkan kebingungan.

Bersama Nina, semuanya terasa berbeda. Tidak seperti wanita-wanita sebelumnya yang hanya ia temui ketika ingin bersenang-senang. Tidak ada satu pun dari mereka yang tahu siapa Hanssel sebenarnya.

"Baiklah," katanya akhirnya, beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. "Aku juga bukan pria yang tak tahu diri."

"What?!" Nina menatap punggung Hanssel, heran. "Dia... melepas aku? Begitu saja?"

Tiba-tiba, senyum licik muncul di bibirnya. "Kalau begitu... aku akan berpura-pura menyedihkan sepanjang malam."

Ia membuka tasnya dan mulai mengeluarkan perlengkapan makeup. Ia juga berganti pakaian, menanggalkan baju kerjanya dan bersiap dengan baju tidur yang baru dibelinya.

Namun ekspresinya berubah drastis saat melihat apa yang ada di dalam tas.

"HANSSEL SIALAN!! DIA TUKAR BAJU TIDURKU DENGAN LINGERIE?!" makinya lirih dengan nada frustasi.

Dengan terpaksa, Nina mengenakan lingerie tipis itu, menutupinya sebisa mungkin dengan kimono. Walau tetap terlihat seksi, setidaknya dia tidak telanjang bulat.

Nina pun meraih ponselnya dan menghubungi Rangga.

"Halo..." sahut Rangga cepat.

"Maaf aku tidak sempat mengangkat telepon... Aku baru selesai meeting!" sambung Nina dengan napas berdebar.

"Meeting apa sampai jam 10 malam?! Kamu diperbudak atau gimana?!"

Nada Rangga terdengar impulsif, sarat dengan posesif yang tak terselubung. Ia mulai mengambil alih peran sebagai penjaga diam-diam, meski Nina terus menyangkal.

"Aku memilih ini, Ga... Semua ini keinginanku sendiri. Aku nggak dipaksa," ucap Nina tenang, meski jelas lelah tergurat di suaranya.

Keduanya terdiam sejenak, membahas kondisi putra mereka, lalu hening mengambang di antara jarak dan waktu.

"Aku akan mulai menyerang Erick..." lirih Nina, matanya menerawang nanar ke arah jendela.

Helaan napas berat terdengar dari ujung sana. "Nina... jangan gegabah."

"Ini kesempatan emas, aku sudah hitung semua risikonya!" jawab Nina cepat, ada bara tekad dalam suaranya.

"Kamu lupa, kamu sedang dalam proses sidang hak asuh Jimmy... Kalau kamu gerak sekarang, dan Suho jatuh, mereka bisa pakai itu buat jatuhin kamu juga."

Deg!

Ucapan Rangga menohok. Nina menggenggam ujung bajunya, dadanya sesak. Arahnya sudah ia duga, tapi tetap saja nyeri saat dihadapkan kenyataan.

"Kita baru dapat kelonggaran dari pihak mereka. Jangan rusak semua karena terburu-buru. Fokus satu hal dulu, Na... demi Jimmy."

Nina mengangguk pelan, meski tahu lawan bicaranya tak bisa melihat. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Di antara semua badai yang menimpa, suara Rangga adalah jangkar tenang yang mengikatnya.

"Thanks, Ga..." bisiknya penuh ketulusan.

"Anything for you."

Sebuah pelukan mengejutkan menghapus aura sendu itu. Nina tersentak dan buru-buru menutup sambungan telepon. "Hanssel?"

Pria itu melonggarkan pelukan, dia tengah bertelanjang dada, hanya mengenakan handuk dengan senyumnya yang menawan dan mematikan.

"Kamu nelpon siapa?"

"T-temanku... yang jagain Jimmy."

"Oh..." sahut Hanssel ringan. Tak ada curiga. Tak ada interogasi. Hanya sebuah senyum malas dan sorot mata yang terlalu nyaman.

Nina menelan ludah. Jantungnya berpacu tak karuan. Bukan karena takut... tapi karena terlalu dekat. Terlalu nyata.

"Kamu cocok banget pakai baju ini..." Hanssel mencium bibir Nina sekilas lalu mengangkat tubuhnya ringan menuju ranjang. "Bajumu tipis banget. Bisa masuk angin!"

"Daripada dimasukin... kamu!" Rutuk Nina spontan.

"Hahaha!" tawa Hanssel meledak. Ia meletakkan Nina perlahan dan memeluk tubuh mungil itu dari belakang.

"Tenang... malam ini aku nggak akan ngapa-ngapain."

"Bagus. Aku juga capek. Kamu bikin aku nggak bisa tidur semalaman!"

Hening. Hanya detak jantung dan napas yang saling menyatu.

"Hans..."

"Hmm?"

"Mari kita sepakat. Jangan jatuh cinta. Kita nggak ditakdirkan bersama. Kita nggak saling kenal. Ini... cuma keuntungan semata."

Hanssel membuka matanya pelan, lalu terkekeh. "Hah... Kamu emang tahu banget kapan waktunya bikin drama."

"Oke. Tapi kamu juga tahu, pacarku biasanya cuma tahan sebulan."

Deg!

Ucapan itu menggores luka yang sama dalamnya di hati Nina. Keduanya tersenyum... sambil diam-diam saling menyakiti.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Toko john 125

Toko john 125

hmmmm, ini toh kenapa dikasih judul "Lets Not Fall ln Love" 🤔🤔 mungkin tadinya cuma komitment aja, tapi pasti endingnya Fall ln Love beneran kan 😍😍😍

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 01 - Sekretaris Angkuh
2 02 - Pertengkaran
3 03 - Sekali Pakai
4 04 - Jebakan Manis
5 05 - Tarik Ulur
6 06 - Kecurigaan
7 07 - Mulai Terbongkar
8 08 - Rencana Mengejar Cinta
9 09 - Wanita yang Sama
10 10 - Merusuh
11 11 - Luka yang Dirindukan
12 12 - Kesuksesan Besar
13 13 - Hasrat Terpendam
14 14 - I'm Obsessed
15 15 - Maukah jadi Pacarku?
16 16 - Lets not Fall in Love
17 17 - Sosok Pengintai
18 18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19 19 - Benih Kecemburuan
20 20 - Keputusasaan
21 21 - Kamu, Rumahku...
22 22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23 23 - Kembali Merajut Asa
24 24 - Secercah Harapan
25 25 - Menikah Kilat
26 26 - Kalah Telak
27 27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28 28 - Bermain Petak Umpet
29 29 - Terluka Lebih Dalam
30 30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31 31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32 32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33 33 - Penculikan atau—
34 34 - Antara Cinta & Ambisi
35 35 - Cemburu
36 36 - Bisikan Racun di Kantor
37 37 - Cinta yang Terasa Semu
38 38 - Penuh Emosional
39 Bab 39 - Tuduhan
40 Bab 40 - Pukulan Telak
41 Bab 41 - Prasangka
42 Bab 42 - Let's not Fall in Love
43 Bab 43 - Playing Victim
44 Bab 44 - LOSER!
45 Bab 45 - Identitas
46 Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47 Bab 47 - Blue
48 Bab 48 - Risalah Hati
49 Bab 49 - Fear
50 Bab 50 - Resurrecting Queen
51 Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52 Bab 52 - Epic Comeback
53 Bab 53 - That XX!
54 Bab 54 - Stupid Liar
55 Bab 55 - Only Look @ Me
56 Bab 56 - Skandal
57 Bab 57 - Lies
58 Bab 58 - Melawan Restu
59 Bab 59 - Bad News
60 Bab 60 - FxxK it!
61 Bab 61 - Wedding Dress
62 Bab 62 - I'm a Good Girl!
63 Bab 63 - Number #1
64 Bab 64 - GARA GARA Go!
65 Bab 65 - Let's talk about Love
66 Bab 66 - Bukan Cinderella
67 Bab 67 - Bad boy
68 Bab 68 - Black
69 Bab 69 - Surprise!
70 Bab 70 - Serendipity
71 Bab 71 - Quality Time
72 Bab 72 - Cafe
73 Bab 73 - Happy but not Ending
74 Bab 74 - VIP
75 Bab 75 - Time to Love
76 Bab 76 - Mr and Mrs
77 Bab 77 - Jaringan Hitam
78 Bab 78 - Stay Tonight
79 Bab 79 - Monster
80 Bab 80 - Snapping
81 Bab 81 - Gotta Go
82 Bab 82 - Untitled
83 Bab 83 - 1, 2, 3!
84 Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85 Bab 85 - Baby Good Night!
86 Bab 86 - Tanda Cinta
87 Bab 87 - Cemburu Ph.3
88 Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89 Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90 Bab 90 - Garis Dua
91 Bab 91 - No Going Back!
92 Bab 92 - Croocked
93 Bab 93 - Last Farewell
94 Bab 94 - Knock Out
95 Bab 95 - Sober
96 Bab 96 - Coffee
97 Bab 97 - Bullsh*t
98 Bab 98 - Kesempatan Kedua
99 Bab 99 - Girlfriends
100 Bab 100 - Weakness
101 Bab 101 - May be I Missing You
102 Bab 102 - You're Mine!
103 Bab 103 - Takut
104 Bab 104 - Peri Cintaku
105 Bab 105 - Mrs. Keenan
106 Bab 106 - Still life
107 Bab 107 - Sweet
108 Bab 108 - Mantra Cinta
109 Bab 109 - Mimpi Buruk!
110 Bab 110 - Praduga
111 Bab 111 - Cuek
112 Bab 112 - At my Worst
113 Bab 113 - Janji Setia
114 Bab 114 - Let your inner out!
115 Bab 115 - Terbongkar!
116 Bab 116 - Kejam kah?!
117 Bab 117 - Zoom
118 Bab 118 - Drugs!
119 Bab 119 - Puzzle
120 Bab 120 - Di belakang ku...
121 Bab 121 - Breath of Life
122 Bab 122 - Cahaya Cinta
123 Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124 Bab 124 - Salah Sangka!!
125 Bab 125 - Piony
126 Bab 126 - Day by Day
127 Bab 127 - Feeling Guilty
128 Bab 128 - Calon Mantu
129 Bab 129 - I Know
130 Bab 130 - The Ring!
131 Bab 131 - Fall in Love
132 Bab 132 - Stop it !!
133 Bab 133 - Lil-Psych
134 Bab 134 - Preparation!
135 Bab 135 - Battle (1)
136 Bab 136 - Battle (2)
137 Bab 137 - Battle (3)
138 Bab 138 - Pengorbanan
139 Bab 139 - Caught!
140 Bab 140 - Hopeless
141 Bab 141 - Someone You Loved!
142 Bab 142 - Dirty Trash
143 Bab 143 - Loving you is a losing game!
144 Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145 Bab 145 - Good Vibes
146 Bab 146 - Love is so Mean...
147 Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148 Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149 PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150 PROMOSI : SAVAGE LOVE
151 CS FARAH & KEENAN
Episodes

Updated 151 Episodes

1
01 - Sekretaris Angkuh
2
02 - Pertengkaran
3
03 - Sekali Pakai
4
04 - Jebakan Manis
5
05 - Tarik Ulur
6
06 - Kecurigaan
7
07 - Mulai Terbongkar
8
08 - Rencana Mengejar Cinta
9
09 - Wanita yang Sama
10
10 - Merusuh
11
11 - Luka yang Dirindukan
12
12 - Kesuksesan Besar
13
13 - Hasrat Terpendam
14
14 - I'm Obsessed
15
15 - Maukah jadi Pacarku?
16
16 - Lets not Fall in Love
17
17 - Sosok Pengintai
18
18 - Babak Awal Kesepakatan Kita
19
19 - Benih Kecemburuan
20
20 - Keputusasaan
21
21 - Kamu, Rumahku...
22
22 - Hancurnya Sebuah Rasa
23
23 - Kembali Merajut Asa
24
24 - Secercah Harapan
25
25 - Menikah Kilat
26
26 - Kalah Telak
27
27 - Kebahagian Singkat dari Sebuah Pernikahan Kilat
28
28 - Bermain Petak Umpet
29
29 - Terluka Lebih Dalam
30
30 - Sedikit Lagi, kenyataannya...
31
31 - Pertikaian dari Berbagai Arah
32
32 - Pertemuan Tidak Terduga.
33
33 - Penculikan atau—
34
34 - Antara Cinta & Ambisi
35
35 - Cemburu
36
36 - Bisikan Racun di Kantor
37
37 - Cinta yang Terasa Semu
38
38 - Penuh Emosional
39
Bab 39 - Tuduhan
40
Bab 40 - Pukulan Telak
41
Bab 41 - Prasangka
42
Bab 42 - Let's not Fall in Love
43
Bab 43 - Playing Victim
44
Bab 44 - LOSER!
45
Bab 45 - Identitas
46
Bab 46 - I'm Sorry but I Love U
47
Bab 47 - Blue
48
Bab 48 - Risalah Hati
49
Bab 49 - Fear
50
Bab 50 - Resurrecting Queen
51
Bab 51 - Karma di bayar kontan!
52
Bab 52 - Epic Comeback
53
Bab 53 - That XX!
54
Bab 54 - Stupid Liar
55
Bab 55 - Only Look @ Me
56
Bab 56 - Skandal
57
Bab 57 - Lies
58
Bab 58 - Melawan Restu
59
Bab 59 - Bad News
60
Bab 60 - FxxK it!
61
Bab 61 - Wedding Dress
62
Bab 62 - I'm a Good Girl!
63
Bab 63 - Number #1
64
Bab 64 - GARA GARA Go!
65
Bab 65 - Let's talk about Love
66
Bab 66 - Bukan Cinderella
67
Bab 67 - Bad boy
68
Bab 68 - Black
69
Bab 69 - Surprise!
70
Bab 70 - Serendipity
71
Bab 71 - Quality Time
72
Bab 72 - Cafe
73
Bab 73 - Happy but not Ending
74
Bab 74 - VIP
75
Bab 75 - Time to Love
76
Bab 76 - Mr and Mrs
77
Bab 77 - Jaringan Hitam
78
Bab 78 - Stay Tonight
79
Bab 79 - Monster
80
Bab 80 - Snapping
81
Bab 81 - Gotta Go
82
Bab 82 - Untitled
83
Bab 83 - 1, 2, 3!
84
Bab 84 - but Tonight I'm fuckin U!
85
Bab 85 - Baby Good Night!
86
Bab 86 - Tanda Cinta
87
Bab 87 - Cemburu Ph.3
88
Bab 88 - Seperti yang Kau minta.
89
Bab 89 - Terluka tapi tak berdarah!
90
Bab 90 - Garis Dua
91
Bab 91 - No Going Back!
92
Bab 92 - Croocked
93
Bab 93 - Last Farewell
94
Bab 94 - Knock Out
95
Bab 95 - Sober
96
Bab 96 - Coffee
97
Bab 97 - Bullsh*t
98
Bab 98 - Kesempatan Kedua
99
Bab 99 - Girlfriends
100
Bab 100 - Weakness
101
Bab 101 - May be I Missing You
102
Bab 102 - You're Mine!
103
Bab 103 - Takut
104
Bab 104 - Peri Cintaku
105
Bab 105 - Mrs. Keenan
106
Bab 106 - Still life
107
Bab 107 - Sweet
108
Bab 108 - Mantra Cinta
109
Bab 109 - Mimpi Buruk!
110
Bab 110 - Praduga
111
Bab 111 - Cuek
112
Bab 112 - At my Worst
113
Bab 113 - Janji Setia
114
Bab 114 - Let your inner out!
115
Bab 115 - Terbongkar!
116
Bab 116 - Kejam kah?!
117
Bab 117 - Zoom
118
Bab 118 - Drugs!
119
Bab 119 - Puzzle
120
Bab 120 - Di belakang ku...
121
Bab 121 - Breath of Life
122
Bab 122 - Cahaya Cinta
123
Bab 123 - Menutupi Kenyataan
124
Bab 124 - Salah Sangka!!
125
Bab 125 - Piony
126
Bab 126 - Day by Day
127
Bab 127 - Feeling Guilty
128
Bab 128 - Calon Mantu
129
Bab 129 - I Know
130
Bab 130 - The Ring!
131
Bab 131 - Fall in Love
132
Bab 132 - Stop it !!
133
Bab 133 - Lil-Psych
134
Bab 134 - Preparation!
135
Bab 135 - Battle (1)
136
Bab 136 - Battle (2)
137
Bab 137 - Battle (3)
138
Bab 138 - Pengorbanan
139
Bab 139 - Caught!
140
Bab 140 - Hopeless
141
Bab 141 - Someone You Loved!
142
Bab 142 - Dirty Trash
143
Bab 143 - Loving you is a losing game!
144
Bab 144 - Tell Me Goodbye!
145
Bab 145 - Good Vibes
146
Bab 146 - Love is so Mean...
147
Bab 147 - Kamu untuk Selamanya.
148
Bab 148 - Bonus Chapther_Sending Message!
149
PROMOSI : Naluna-Dua Cinta Satu Hati
150
PROMOSI : SAVAGE LOVE
151
CS FARAH & KEENAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!