Ch.19 Kepergian Oryza

"Sudahlah ma kalau dia mau pergi, biarin aja. Mau jadi apa juga dia di luar sana. Kita beri dia waktu. Paling juga dia balik lagi ke sini. Dia pikir enak apa hidup di luar, tempat tinggal tidak punya, pekerjaan tidak punya, semua serba terbatas, tak ada yang nanggung," potong Hendrik sinis dengan kedua lengan berada di dalam saku celananya. Oma Neni bingung harus apa dan bagaimana. Ia hanya bisa terisak melihat kehancuran menantu kesayangannya itu.

"Silahkan kalau kau mau pergi, tapi jangan pernah ajak anak-anak. Mau kau kasi makan apa mereka? Bisa-bisa kau suruh mereka mengemis di pinggir jalan karena sudah terlalu terbiasa hidup berkecukupan ... "

"Tutup mulut kotormu itu! Aku tidak sekejam itu ingin menyusahkan anak-anakku," bentak Oryza murka dengan mata merah menyala emosi.

"Tapi itu faktanya. Mau kau kasih makan apa mereka sedangkan pekerjaan saja kau tak punya? Mau kau beri tempat tinggal dimana juga mereka? Apa kau punya rumah lain? Di bawah kolong jembatan? Pokoknya aku tak mau tahu menahu, jangan pernah bawa anak-anak," tegas Hendrik dengan suara meninggi membuat Oryza terhenyak.

Ya, Oryza memang tidak memiliki pekerjaan, tidak juga tempat tinggal. Rumah yang ditempati ayahnya dulu sudah terjual untuk membiayai pengobatan mendiang ayahnya yang jatuh sakit akibat pengkhianatan sang ibu, jadi ia harus pergi kemana? Tak memiliki pekerjaan. Tak memiliki tempat tinggal. Mencari kontrakan juga belum. Mobilnya juga selepas kecelakaan entah berada dimana. Bagaimana mungkin ia tega membuat anak-anaknya kesusahan.

Diliriknya kedua putra dan putrinya yang bersembunyi di balik tubuhnya. Keduanya sedang ketakutan. Bagaimana dia bisa lupa kalau anak-anaknya masih berada disini dan menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya. Sesuatu yang tak seharusnya dilihat anak-anak kini justru mereka lakukan di hadapan keduanya.

"Raja mau ikut bunda."

"Latu juga. Latu mau syama bunda."

Raja dan Ratu menangis histeris saat Hendrik melarang Oryza membawa mereka.

"Raja, Ratu, masuk!" tegas Hendrik dengan sorot mata tajam dan suara meninggi membuat keduanya makin ketakutan.

"Nggak mau, Raja maunya sama bunda. Raja nggak mau sama ayah. Ayah jahat. Kamu nggak mau mama baru."

"Latu juga ndak mau syama ayah. Ayah jahat malah syelingkuh syama Tante ulat bulu. Latu ndak mau panggil Tante ulet bulu mama. Mama Latu cuma bunda," pekik Ratu dengan berurai air mata.

"Jangan keras kepala kalian! Kalian mau makan apa kalau ikut bunda kalian itu. Rumah aja nggak punya," bentak Hendrik.

"Jangan bentak anak-anakku!" balas Oryza juga membentak.

"Ini semua pasti perbuatanmu kan! Kau yang meracuni otak Raja dan Ratu kan agar tidak menerima Githa sebagai mama mereka. Kalau kau mau pergi, pergi saja. Tidak usah bawa Raja dan Ratu," teriak Hendrik tak kalah nyaring.

Lalu Hendrik maju dan menarik lengan Raja dan Ratu. Raja dan Ratu berusaha berontak tapi tak bisa melepaskan diri. Oryza turut berusaha melepaskan cengkraman tangan Hendrik dari lengan Raja dan Ratu, tapi Hendrik malah menyentak lengan Oryza hingga ia tersungkur di lantai.

"Hendrik! Apa-apaan kamu!" pekik Oma Neni terkejut saat melihat Oryza tersungkur di lantai.

Oma Neni pun segera bergerak membantu Oryza. Dari balik pintu, Siti dan Dodi terisak melihat majikannya yang baik hati diperlakukan tidak adil. Dulu, ia sempat iri melihat kebahagiaan Oryza dan anak-anaknya yang serba berkecukupan dan mendapatkan status juga perhatian baik dari Hendrik maupun Oma Neni, sedangkan dirinya dan Dodi harus menerima kenyataan menjadi orang yang tak dianggap sama sekali oleh keluarga itu. Hanya Oryza yang memperlakukannya dengan baik. Bahkan Oryza mendaftarkan anaknya ke sekolah.

Siti tak pernah menyangka, kalau majikannya itu telah mengetahui perihal status Dodi. Sebab selama ini, Oryza tetap memperlakukan mereka dengan baik seperti tidak terjadi sesuatu apapun. Betapa mulia hati majikannya itu. Dan betapa bodohnya lelaki yang pernah menanamkan bibitnya ke dalam rahimnya itu karena telah menyia-nyiakan wanita sebaik dan semulia Oryza. Sungguh sangat keterlaluan pikirnya. Ingin rasanya ia memberikan pelajaran pada lelaki lucknut itu. Tapi sayangnya ia tidak bisa apalagi ia memiliki Dodi yang harus ia pikirkan masa depannya.

Lalu bagaimana kelanjutan masa depan putranya kelak sebab hanya Oryza yang mempedulikannya, sedangkan pria yang berstatus sebagai ayah kandungnya dan neneknya saja tidak pernah mempedulikannya sama sekali.

Oma Neni tergugu melihat Oryza yang terus menangis. Melihat anaknya yang diseret paksa masuk ke dalam kamar, Oryza pun segera mengejarnya. Oryza menggedor-gedor pintu kamar buah hatinya yang dikunci Hendrik dari luar.

"Bunda ... bunda, ayah bukain pintunya kami mau ikut bunda."

"Bunda, Latu mau ikut bunda. Ayah bukain pintunya ayah."

Teriak keduanya dari dalam kamar tapi Hendrik tak menggubrisnya. Ia justru memasukkan kunci kamar ke dalam saku celananya. sambil menyeringai.

"Kalau kau masih mau pergi, pergi saja. Jangan harap aku akan membiarkan kau membawa Raja dan Ratu. Kalau kau mau menggugat ku, silahkan lakukan saja. Kita lihat, sebatas mana kesombonganmu itu," sinis Hendrik yang langsung membalikkan badannya hendak masuk ke kamar lainnya tempat Githa beristirahat.

"Baiklah, aku pergi. Tapi aku pasti akan kembali untuk mengambil anak-anakku. Silahkan kalian bersenang-senang saat ini. Tapi perlu kau ingat, tak selamanya roda berada di atas dan aku pastikan, kalian pasti akan menyesal karena telah melakukan perbuatan dzalim kepadaku," tukas Oryza dengan api kebencian membara di pelupuk matanya. Hendrik hanya mengedikkan bahunya acuh dan menganggap perkataan Oryza bagai angin lalu.

Lalu Oryza kembali menghadap pintu kamar anak-anaknya. Masih terdengar suara anak-anaknya yang berteriak meminta dibukakan pintu.

"Raja, Ratu, maafin bunda ya, bunda terpaksa pergi. Tapi bunda janji, bunda akan kembali untuk menjemput kalian. Kalian jaga diri baik-baik ya! Bunda sayang Raja dan Ratu," ucap Oryza lirih dengan suara agak keras agar anak-anaknya mendengar perkataannya.

"Bunda ... jangan pergi, jangan tinggalin kami."

Oryza hanya bisa menguatkan hatinya, terus berdoa semoga ia dapat mengambil hak asuh atas anak-anaknya. Dirinya tak rela bila anak-anaknya dibesarkan wanita lain. Ia juga tak yakin, Hendrik dan perempuan itu dapat bersikap adil bila mereka telah memiliki buah hati nantinya. Ia tak mau anaknya menderita karena sikap ayah dan ibu tirinya kelak.

"Maafin bunda, nak. Bunda terpaksa meninggalkan kalian. Bunda janji, bunda pasti akan kembali untuk kalian," lirih Oryza dengan berurai air mata.

"Za," panggil Oma Neni yang juga terisak. "Mama janji, mama akan jaga Raja dan Ratu dengan baik. Mama harap, kamu pergi hanya untuk menenangkan diri dan kembali walaupun itu sepertinya tak mungkin lagi."

Oryza pun akhirnya meninggalkan rumah penuh kenangan itu dengan perasaan yang hancur. Di dalam taksi, ia tak henti-hentinya menangisi perjalanan rumah tangganya yang harus kandas karena orang ketiga. Ah, lebih tepatnya, bukan orang ketiga, tapi keserakahan suaminya atau calon mantan suaminya.

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

himmy pratama

himmy pratama

hancur sehancur nya
GK BS mbayangno hdp tanpa anak yg selama ini disayangi nya..tunggu Hendrik bntr jg karma akan berlaku

2024-09-15

0

Puji Rahayu

Puji Rahayu

tkt e kl mksa pergi saat itu jg yo iku..
ank2 pst di tahan.
org mah..mnt bala bantuan dulu kek..
po nnt pergi diem2...gituhhh

2024-07-27

0

Nia Nara

Nia Nara

Kayak maia dulu ya

2024-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. I Oryza Sativa
2 Ch.2 Oma Neni
3 Ch.3 Mendengar
4 Ch.4 Perkara jodoh
5 Ch.5 Perasaan bersalah
6 Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7 Ch 7 Suara
8 Ch.8 Bertemu Tisya
9 Ch.9 Melihatnya
10 Ch.10 Ayesha in Action
11 Ch.11 Kecelakaan
12 Ch.12 Tekad
13 Ch.13 Pergi!!!
14 Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15 Ch.15 Tawaran pekerjaan
16 Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17 Ch.17 Mengalah dan Pergi
18 Ch.18 keputusan
19 Ch.19 Kepergian Oryza
20 Ch.20 Ayesha dan Tisya
21 Ch.21 Dia
22 Ch.22 Hari pertama bekerja
23 Ch.23 Siti
24 Ch.24
25 Ch.25 Makan siang
26 Ch.26 Surprise
27 Ch.27 Mengikuti jejak
28 Ch.28 Bertemu Hendrik
29 Ch.29 Titik terendah
30 Ch.30 Saran
31 Ch.31 Postingan
32 Ch.32 Cemburu?
33 Ch.33 Perkara kena tikung
34 Ch.34 Keceplosan lagi
35 Ch.35 Resmi jadi mantan
36 Ch.36
37 Ch.37 Salah paham?
38 Ch.38
39 Ch.39 Protes Damar
40 Ch.40 First Mission
41 Ch.41 Hukuman?
42 Ch.42 Sekretaris pribadi
43 Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44 Ch.44 Jiwa yang rapuh
45 Ch.44 Niat Hendrik
46 Ch.45 Bos somplak
47 Ch.46 Bos gila
48 Ch.47
49 Ch.49 Pengusiran
50 Ch.50 Oryza and her son
51 Ch.51
52 Ch.52
53 Ch.53 Di cafe
54 Ch.54 Nasib jongos
55 Ch.55 Maafkan aku
56 Ch.56 Bos Narsis
57 Ch.57 3 Pria
58 Ch.58 Hendrik kepo
59 Ch. 59 Makan malam
60 Ch.60 Sebuah Rasa
61 Ch.61 Lelah
62 Ch.62
63 Ch.63 Perasaan yang tercabik
64 Ch.64
65 Ch.65 Hai, calon istri!
66 Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67 Ch.67 Listen to me, please!
68 Ch.68 Bimbang
69 Ch.69 Usaha Damar
70 Ch.70 Pertengkaran
71 CH.71 Saturnus and Siti
72 Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73 Ch.73 Bersedia
74 Ch.74 Jadi ayah
75 Ch.75 Syakira
76 Ch.76 Undangan makan malam
77 Ch.77 Kian terpesona
78 Ch.78 kekasih satu hari?
79 Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80 Ch.80 Kacau
81 Ch.81
82 Ch.82 Membangunkan macan tidur
83 Ch.83 Bertindak
84 Ch.84 Bertindak II
85 Ch.85
86 Ch.86 Klarifikasi
87 Ch.87 Dendam
88 Ch.88 Anak yang malang
89 Ch.89 Otw ...
90 Ch.90 Officially
91 Ch.91
92 Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93 Ch.93
94 Ch.94
95 Ch.95 I love you with every beat of my heart
96 Ch.96
97 Ch.97 Perdebatan
98 Ch.98 Double S story
99 Ch.99 Skidipopo
100 Ch.100 Keusilan Siti
101 Ch.101 Bagaimana cara ...
102 Ch.102 Ingin merasakan lebih
103 Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104 Ch.104
105 Ch.105 Penyesalan
106 Ch.106
107 Ch.107
108 Ch.108
109 Ch.109 Go to Bali
110 Ch.110
111 Ch.111 Surprise wedding
112 Ch.112
113 Ch.113 Tisya vs Kiandra
114 Ch.114
115 Ch.115
116 Ch.116
117 Ch.117
118 Ch.118 Menikmati kebersamaan
119 Ch.119 Panic attack
120 Ch.120 Cinta sampai mati
121 Ch.121
122 Ch.122
123 Ch.123
124 Ch.124 Kisah masa lalu
125 Ch.125 Salam Perpisahan
126 Ch.126 menuju end
127 Ch.127 End of happiness
128 Promo dan mohon dukungannya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Ch. I Oryza Sativa
2
Ch.2 Oma Neni
3
Ch.3 Mendengar
4
Ch.4 Perkara jodoh
5
Ch.5 Perasaan bersalah
6
Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7
Ch 7 Suara
8
Ch.8 Bertemu Tisya
9
Ch.9 Melihatnya
10
Ch.10 Ayesha in Action
11
Ch.11 Kecelakaan
12
Ch.12 Tekad
13
Ch.13 Pergi!!!
14
Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15
Ch.15 Tawaran pekerjaan
16
Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17
Ch.17 Mengalah dan Pergi
18
Ch.18 keputusan
19
Ch.19 Kepergian Oryza
20
Ch.20 Ayesha dan Tisya
21
Ch.21 Dia
22
Ch.22 Hari pertama bekerja
23
Ch.23 Siti
24
Ch.24
25
Ch.25 Makan siang
26
Ch.26 Surprise
27
Ch.27 Mengikuti jejak
28
Ch.28 Bertemu Hendrik
29
Ch.29 Titik terendah
30
Ch.30 Saran
31
Ch.31 Postingan
32
Ch.32 Cemburu?
33
Ch.33 Perkara kena tikung
34
Ch.34 Keceplosan lagi
35
Ch.35 Resmi jadi mantan
36
Ch.36
37
Ch.37 Salah paham?
38
Ch.38
39
Ch.39 Protes Damar
40
Ch.40 First Mission
41
Ch.41 Hukuman?
42
Ch.42 Sekretaris pribadi
43
Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44
Ch.44 Jiwa yang rapuh
45
Ch.44 Niat Hendrik
46
Ch.45 Bos somplak
47
Ch.46 Bos gila
48
Ch.47
49
Ch.49 Pengusiran
50
Ch.50 Oryza and her son
51
Ch.51
52
Ch.52
53
Ch.53 Di cafe
54
Ch.54 Nasib jongos
55
Ch.55 Maafkan aku
56
Ch.56 Bos Narsis
57
Ch.57 3 Pria
58
Ch.58 Hendrik kepo
59
Ch. 59 Makan malam
60
Ch.60 Sebuah Rasa
61
Ch.61 Lelah
62
Ch.62
63
Ch.63 Perasaan yang tercabik
64
Ch.64
65
Ch.65 Hai, calon istri!
66
Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67
Ch.67 Listen to me, please!
68
Ch.68 Bimbang
69
Ch.69 Usaha Damar
70
Ch.70 Pertengkaran
71
CH.71 Saturnus and Siti
72
Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73
Ch.73 Bersedia
74
Ch.74 Jadi ayah
75
Ch.75 Syakira
76
Ch.76 Undangan makan malam
77
Ch.77 Kian terpesona
78
Ch.78 kekasih satu hari?
79
Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80
Ch.80 Kacau
81
Ch.81
82
Ch.82 Membangunkan macan tidur
83
Ch.83 Bertindak
84
Ch.84 Bertindak II
85
Ch.85
86
Ch.86 Klarifikasi
87
Ch.87 Dendam
88
Ch.88 Anak yang malang
89
Ch.89 Otw ...
90
Ch.90 Officially
91
Ch.91
92
Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93
Ch.93
94
Ch.94
95
Ch.95 I love you with every beat of my heart
96
Ch.96
97
Ch.97 Perdebatan
98
Ch.98 Double S story
99
Ch.99 Skidipopo
100
Ch.100 Keusilan Siti
101
Ch.101 Bagaimana cara ...
102
Ch.102 Ingin merasakan lebih
103
Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104
Ch.104
105
Ch.105 Penyesalan
106
Ch.106
107
Ch.107
108
Ch.108
109
Ch.109 Go to Bali
110
Ch.110
111
Ch.111 Surprise wedding
112
Ch.112
113
Ch.113 Tisya vs Kiandra
114
Ch.114
115
Ch.115
116
Ch.116
117
Ch.117
118
Ch.118 Menikmati kebersamaan
119
Ch.119 Panic attack
120
Ch.120 Cinta sampai mati
121
Ch.121
122
Ch.122
123
Ch.123
124
Ch.124 Kisah masa lalu
125
Ch.125 Salam Perpisahan
126
Ch.126 menuju end
127
Ch.127 End of happiness
128
Promo dan mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!