Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?

Menduduki kursi jabatan tertinggi pemilik mall terbesar dan terbanyak di Indonesia tak lantas membuat seorang Damar Prayoga bahagia. Damar memang memiliki keluarga besar yang begitu bahagia dan menyayangi dirinya. Ayah kandungnya pun masih kerap memerhatikan dan menyambangi dirinya di saat-saat tertentu. Tapi ada sesuatu yang kosong dalam hatinya.

Tempo hari memang ia sempat akan menikahi seorang perempuan. Sebenarnya bukan benar-benar menikah, melainkan hanya sandiwara. Sandiwara yang bertujuan untuk menguak niat busuk rekan bisnisnya yang menjebak dirinya sehingga harus berakhir menikahi perempuan bayaran itu. Menjadi seorang petinggi di sebuah perusahaan besar memang kerap mendapati pertentangan dan niat buruk dari lawan bisnis. Dan itu pula yang sempat Damar hadapi sehingga harus berpura menerima tuntutan seorang perempuan untuk menikahinya karena mereka terpergok dalam sebuah kamar hotel. Demi mengungkapkan siapa dalang dari penjebakan itu ia sampai harus berpura menyiapkan pernikahannya di luar kota. Hanya Diwangga dan Aglian yang tahu skenario itu. Selebihnya mengira ia benar-benar akan menikah dan tepat di hari pernikahannya, ia membongkar segala kebusukan rekan bisnisnya kemudian menjebloskan semua yang terlibat ke dalam penjara.

Damar menghela nafas panjang, sang adik kembar sudah memiliki target pendampingnya, tapi dirinya justru belum juga menemukan seseorang yang mampu menggerakkan hatinya hingga tiba-tiba saja ia teringat pada sosok perempuan yang tengah menjemput anaknya di sekolah yang beberapa saat lalu ia sambangi.

"Astagfirullah," gumamnya seraya mengusap wajahnya kasar. "Gila, ngapain coba mikirin bini orang kayak nggak ada cewek lain aja," gumamnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan otaknya itu yang tiba-tiba teringat dengan seorang perempuan beranak dua yang sempat bersitatap dengannya di sekolah yang disambanginya tadi.

"Bini orang? Siapa bang?" celetuk Kevin yang entah kapan masuk ke ruangan Damar.

"Astagaaaa! Loe ngagetin Abang aja Vin," tukas Damar sambil merebahkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya.

"Abang naksir bini orang?" celetuk Kevin lagi dengan mata memicing masih dalam mode kekepoan tingkat tinggi.

"Siapa? Mana ada," kilah Damar dengan tatapan yang sudah beralih ke layar laptopnya. Lalu tangannya mulai mengetik sesuatu di dalam sana.

"Ck ... nggak usah bohong deh bang. Kuping gue masih normal. Jadi ayo, buruan ngaku deh, kakak naksir bini orang," lanjut Kevin tak mau menyerah.

"Haish, sudah dibilang nggak ada. Ngapain naksir bini orang coba kalau yang gadis pada antri pingin jadi pasangan Abang. Jangan-jangan kamu lagi yang naksir bini orang atau kuping kamu sedang bermasalah." Damar tetap saja berkilah. Mau ditaruh dimana wajahnya kalau sampai ada yang tahu dia naksir bini orang.

Naksir bini orang?

'Haish, gara-gara Kevin ini!'

"Jangan sesumbar bang, entar ketulah lho!" cibir Kevin yang kini sudah duduk di sofa ruang kerja Damar.

"Beneran Damar, abang nggak ada naksir bini orang. Oke, oke, Abang cerita nih ya, tadi di sekolah yang Abang sama Karin sambangi, Abang liat ibu-ibu anak dua. Emang sih masih keliatan cantik banget terus tiba-tiba aja Abang ingat dia barusan, bukannya naksir. Paham!" jelas Damar akhirnya yang mau tak mau menceritakannya agar Kevin tak melanjutkan kekepoannya itu.

Puk puk puk ...

"Paham, paham banget malah. Wah, pasti calon kakak iparku itu cantik banget sampai seorang Damar Prayoga, CEO Angkasa Mall terbayang-bayang. Jadi penasaran, secantik apa kakak iparku itu," goda Kevin seraya terbahak.

"What's? Kamu mau kakakmu ini jadi pebinor, hah? Jangan gila deh kamu, Vin! Awas aja kalau sampai bilang macam-macam ke mama, Abang mutasi ke daerah luar pulau Jawa, baru tau rasa loe!" desis Damar sekaligus mengancam membuat Kevin membungkam mulutnya seketika.

"Abang bercandanya nggak asik. Mending gue nemuin bocil kesayangan dulu lah! Bocil, i'm coming," teriaknya sambil melambaikan tangan lalu keluar dari ruangan Damar.

Namun sebelum ia benar-benar pergi, Kevin membalikkan badannya menghadap Damar, "Gue doain dia beneran jodoh Abang," ucapnya lalu segera kabur seraya terbahak meninggalkan Damar yang justru mengumpati kelakuan adiknya itu.

...***...

Hari sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam, tapi tak ada tanda-tanda Hendrik akan pulang. Entah sudah berapa kali Oryza coba menghubungi, tapi tak ada satu panggilan pun yang diangkat. Oryza mendesah kasar lalu kembali mengompres dahi Ratu yang sore ini tiba-tiba saja demam.

"Bunda, ayah mana kok belum pulang juga?" tanya Ratu lirih. Setitik air mata jatuh dari sudut matanya. Hati Oryza mendadak pilu melihatnya.

"Sabar ya sayang, mungkin ayah sedang kena macet di jalan," ujar Oryza mencoba memberi pengertian.

"Emang jalanan malam masih suka macet juga ya Bun?"

"Iya sayang kak ada yang pulang kerjanya malam jadi macet," dusta Oryza. Terpaksa ia berdusta sebab ia bingung harus memberikan penjelasan apa lagi. Sudah terlampau sering Ratu menanyakan ayahnya, tapi ayahnya seolah lupa kalau ia memiliki seorang putri juga seorang putra yang membutuhkan kasih sayang dan perhatiannya.

Tak lama kemudian, ponsel Oryza berdering. Dengan cepat, Oryza mengangkat panggilan yang ternyata dari suaminya itu.

"Halo, mas," ucap Oryza.

"Sayang, maaf, malam kini aku nggak pulang. Aku masih di luar kota. Mau pulang tapi udah kemalaman jadi besok pagi aku baru bisa pulang. Udah dulu ya, aku masih di jalan. Mau cari hotel."

Tut Tut Tut ...

Panggilan tiba-tiba saja ditutup sepihak tanpa mendengarkan jawaban Oryza lagi. Tiba-tiba, air mata menyeruak membasahi pipi putih Oryza.

"Mas, apa pekerjaanmu lebih penting dari kami, anak dan istrimu?" lirih Oryza seraya menatap nanar ke arah ponselnya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

itu pasti lg di atas perut lawan jenis. hendrik gitu loh org kerja aja di lahap🤭

2024-10-17

0

himmy pratama

himmy pratama

tanda2 suami selingkuh

2024-09-15

0

Silvi Vicka Carolina

Silvi Vicka Carolina

kak cerita dwiwangga di novel aoa kk

2024-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. I Oryza Sativa
2 Ch.2 Oma Neni
3 Ch.3 Mendengar
4 Ch.4 Perkara jodoh
5 Ch.5 Perasaan bersalah
6 Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7 Ch 7 Suara
8 Ch.8 Bertemu Tisya
9 Ch.9 Melihatnya
10 Ch.10 Ayesha in Action
11 Ch.11 Kecelakaan
12 Ch.12 Tekad
13 Ch.13 Pergi!!!
14 Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15 Ch.15 Tawaran pekerjaan
16 Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17 Ch.17 Mengalah dan Pergi
18 Ch.18 keputusan
19 Ch.19 Kepergian Oryza
20 Ch.20 Ayesha dan Tisya
21 Ch.21 Dia
22 Ch.22 Hari pertama bekerja
23 Ch.23 Siti
24 Ch.24
25 Ch.25 Makan siang
26 Ch.26 Surprise
27 Ch.27 Mengikuti jejak
28 Ch.28 Bertemu Hendrik
29 Ch.29 Titik terendah
30 Ch.30 Saran
31 Ch.31 Postingan
32 Ch.32 Cemburu?
33 Ch.33 Perkara kena tikung
34 Ch.34 Keceplosan lagi
35 Ch.35 Resmi jadi mantan
36 Ch.36
37 Ch.37 Salah paham?
38 Ch.38
39 Ch.39 Protes Damar
40 Ch.40 First Mission
41 Ch.41 Hukuman?
42 Ch.42 Sekretaris pribadi
43 Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44 Ch.44 Jiwa yang rapuh
45 Ch.44 Niat Hendrik
46 Ch.45 Bos somplak
47 Ch.46 Bos gila
48 Ch.47
49 Ch.49 Pengusiran
50 Ch.50 Oryza and her son
51 Ch.51
52 Ch.52
53 Ch.53 Di cafe
54 Ch.54 Nasib jongos
55 Ch.55 Maafkan aku
56 Ch.56 Bos Narsis
57 Ch.57 3 Pria
58 Ch.58 Hendrik kepo
59 Ch. 59 Makan malam
60 Ch.60 Sebuah Rasa
61 Ch.61 Lelah
62 Ch.62
63 Ch.63 Perasaan yang tercabik
64 Ch.64
65 Ch.65 Hai, calon istri!
66 Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67 Ch.67 Listen to me, please!
68 Ch.68 Bimbang
69 Ch.69 Usaha Damar
70 Ch.70 Pertengkaran
71 CH.71 Saturnus and Siti
72 Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73 Ch.73 Bersedia
74 Ch.74 Jadi ayah
75 Ch.75 Syakira
76 Ch.76 Undangan makan malam
77 Ch.77 Kian terpesona
78 Ch.78 kekasih satu hari?
79 Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80 Ch.80 Kacau
81 Ch.81
82 Ch.82 Membangunkan macan tidur
83 Ch.83 Bertindak
84 Ch.84 Bertindak II
85 Ch.85
86 Ch.86 Klarifikasi
87 Ch.87 Dendam
88 Ch.88 Anak yang malang
89 Ch.89 Otw ...
90 Ch.90 Officially
91 Ch.91
92 Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93 Ch.93
94 Ch.94
95 Ch.95 I love you with every beat of my heart
96 Ch.96
97 Ch.97 Perdebatan
98 Ch.98 Double S story
99 Ch.99 Skidipopo
100 Ch.100 Keusilan Siti
101 Ch.101 Bagaimana cara ...
102 Ch.102 Ingin merasakan lebih
103 Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104 Ch.104
105 Ch.105 Penyesalan
106 Ch.106
107 Ch.107
108 Ch.108
109 Ch.109 Go to Bali
110 Ch.110
111 Ch.111 Surprise wedding
112 Ch.112
113 Ch.113 Tisya vs Kiandra
114 Ch.114
115 Ch.115
116 Ch.116
117 Ch.117
118 Ch.118 Menikmati kebersamaan
119 Ch.119 Panic attack
120 Ch.120 Cinta sampai mati
121 Ch.121
122 Ch.122
123 Ch.123
124 Ch.124 Kisah masa lalu
125 Ch.125 Salam Perpisahan
126 Ch.126 menuju end
127 Ch.127 End of happiness
128 Promo dan mohon dukungannya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Ch. I Oryza Sativa
2
Ch.2 Oma Neni
3
Ch.3 Mendengar
4
Ch.4 Perkara jodoh
5
Ch.5 Perasaan bersalah
6
Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7
Ch 7 Suara
8
Ch.8 Bertemu Tisya
9
Ch.9 Melihatnya
10
Ch.10 Ayesha in Action
11
Ch.11 Kecelakaan
12
Ch.12 Tekad
13
Ch.13 Pergi!!!
14
Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15
Ch.15 Tawaran pekerjaan
16
Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17
Ch.17 Mengalah dan Pergi
18
Ch.18 keputusan
19
Ch.19 Kepergian Oryza
20
Ch.20 Ayesha dan Tisya
21
Ch.21 Dia
22
Ch.22 Hari pertama bekerja
23
Ch.23 Siti
24
Ch.24
25
Ch.25 Makan siang
26
Ch.26 Surprise
27
Ch.27 Mengikuti jejak
28
Ch.28 Bertemu Hendrik
29
Ch.29 Titik terendah
30
Ch.30 Saran
31
Ch.31 Postingan
32
Ch.32 Cemburu?
33
Ch.33 Perkara kena tikung
34
Ch.34 Keceplosan lagi
35
Ch.35 Resmi jadi mantan
36
Ch.36
37
Ch.37 Salah paham?
38
Ch.38
39
Ch.39 Protes Damar
40
Ch.40 First Mission
41
Ch.41 Hukuman?
42
Ch.42 Sekretaris pribadi
43
Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44
Ch.44 Jiwa yang rapuh
45
Ch.44 Niat Hendrik
46
Ch.45 Bos somplak
47
Ch.46 Bos gila
48
Ch.47
49
Ch.49 Pengusiran
50
Ch.50 Oryza and her son
51
Ch.51
52
Ch.52
53
Ch.53 Di cafe
54
Ch.54 Nasib jongos
55
Ch.55 Maafkan aku
56
Ch.56 Bos Narsis
57
Ch.57 3 Pria
58
Ch.58 Hendrik kepo
59
Ch. 59 Makan malam
60
Ch.60 Sebuah Rasa
61
Ch.61 Lelah
62
Ch.62
63
Ch.63 Perasaan yang tercabik
64
Ch.64
65
Ch.65 Hai, calon istri!
66
Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67
Ch.67 Listen to me, please!
68
Ch.68 Bimbang
69
Ch.69 Usaha Damar
70
Ch.70 Pertengkaran
71
CH.71 Saturnus and Siti
72
Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73
Ch.73 Bersedia
74
Ch.74 Jadi ayah
75
Ch.75 Syakira
76
Ch.76 Undangan makan malam
77
Ch.77 Kian terpesona
78
Ch.78 kekasih satu hari?
79
Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80
Ch.80 Kacau
81
Ch.81
82
Ch.82 Membangunkan macan tidur
83
Ch.83 Bertindak
84
Ch.84 Bertindak II
85
Ch.85
86
Ch.86 Klarifikasi
87
Ch.87 Dendam
88
Ch.88 Anak yang malang
89
Ch.89 Otw ...
90
Ch.90 Officially
91
Ch.91
92
Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93
Ch.93
94
Ch.94
95
Ch.95 I love you with every beat of my heart
96
Ch.96
97
Ch.97 Perdebatan
98
Ch.98 Double S story
99
Ch.99 Skidipopo
100
Ch.100 Keusilan Siti
101
Ch.101 Bagaimana cara ...
102
Ch.102 Ingin merasakan lebih
103
Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104
Ch.104
105
Ch.105 Penyesalan
106
Ch.106
107
Ch.107
108
Ch.108
109
Ch.109 Go to Bali
110
Ch.110
111
Ch.111 Surprise wedding
112
Ch.112
113
Ch.113 Tisya vs Kiandra
114
Ch.114
115
Ch.115
116
Ch.116
117
Ch.117
118
Ch.118 Menikmati kebersamaan
119
Ch.119 Panic attack
120
Ch.120 Cinta sampai mati
121
Ch.121
122
Ch.122
123
Ch.123
124
Ch.124 Kisah masa lalu
125
Ch.125 Salam Perpisahan
126
Ch.126 menuju end
127
Ch.127 End of happiness
128
Promo dan mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!