Ch.3 Mendengar

Di dalam kamarnya, Oma Neni tak henti-hentinya gelisah. Sesekali ia memijit pelipisnya yang mendadak pening. Tak menemukan solusi, Oma Neni berdiri lalu mondar-mandir dengan pikiran berkecamuk.

"Kenapa perempuan itu bisa bekerja di sini? Pasti tujuannya ingin mendekati Hendrik. Ya, pasti itu. Apalagi coba? " gumam Oma Neni teringat pertemuannya dengan Siti beberapa saat yang lalu. "Sial! Jangan sampai Ryza tentang perempuan sialan itu!" imbuh Oma Neni lagi dengan raut wajah khawatir.

"Aku harus menemuinya. Ya, harus. Aku harus bisa membuatnya pergi dari sini secepatnya sebelum rahasia masa lalu Hendrik ketahuan. Siapa sudi memiliki menantu seorang pembantu seperti dia? Cih ... walaupun dia telah melahirkan anak Hendrik, aku tetap takkan sudi menerimanya. Mereka tak pantas menjadi bagian dari keluarga Wicaksana," tukasnya lagi.

Ya, Siti merupakan anak mantan pembantu keluarga Oma Neni dahulu. Tidak seperti Oryza Sativa, walaupun ia hanya tamatan SMA, tapi Oryza berasal dari keluarga yang cukup memiliki nama. Ayahnya seorang dosen, sedangkan sang ibu mantan wanita karir. Walaupun kini keluarganya telah tercerai berai karena perselingkuhan sang mama, yang mengakibatkan sang ayah meninggal karena jantungan tapi tetap saja ia bukanlah keturunan seorang pembantu seperti Siti. Oma Neni tak sudi memiliki menantu juga cucu dari seorang pembantu.

Melirik jam dinding, ia sangat hafal jam seperti ini merupakan waktunya Oryza tidur siang. Ia pun diam-diam menemui Siti. Ia harus segera bertindak. Ia takut kalau menantunya tahu perbuatan busuk sang putra di masa lalu. Bagaimana pun ia sudah terlanjur menyayangi Oryza seperti putri kandungnya sendiri. Bagaimana kalau Oryza marah dan meninggalkan Hendrik, ia takut hal itu sampai terjadi jadi ia pun harus bertindak cepat, pikirnya.

...***...

"Apa tujuanmu datang kemari?" tanya Oma Neni dengan sorot mata tajam. Siti menunduk sambil meremas kedua tangannya.

"Sa-saya hanya ingin bekerja nyonya," ucap Siti gugup. Bagaimana tak gugup, ia sangat tahu bagaimana sikap sang nyonya besar keluarga Wicaksana. Bukan hanya sombong, tapi ia juga bisa berbuat di luar dugaan.

"Kerja? Nggak usah bohong kamu. Pasti kau memiliki rencana busuk. Apa kau ingin menghancurkan rumah tangga putraku, hah?" bentak Oma Neni. Oma Neni mengajak Siti bicara di taman belakang. Ia yakin, takkan ada yang mendengarnya sebab baik Oryza maupun cucu-cucunya sedang tidur siang saat ini.

"Benar nyonya, saya tidak bohong. Saya hanya ingin bekerja. Saya juga awalnya nggak tahu ini rumah tuan Hendrik. Saya tahu seminggu setelahnya saat tuan Hendrik pulang dari luar kota," tutur Siti.

"Hahaha ... kau pikir aku percaya dengan rubah betina seperti dirimu yang bisa melakukan apa saja demi mencapai tujuan."

"Saya berkata jujur nyonya."

"Cih masih saja ingin berbohong. Kecuali matamu buta sampai tidak bisa melihat foto pernikahan Hendrik sebesar itu di depan sana," desis Oma Neni yang tak percaya dengan perkataan Siti. "Aku ingin kau segera pergi dari sini. Tinggalkan rumah ini. Aku tak mau sampai menantuku tahu siapa kau sebenarnya khususnya anak harammu itu. Cih, tak sudi aku menganggapnya cucuku," desis Oma Neni penuh kebencian.

Deg ...

Oryza yang baru saja menginjakkan kakinya menuju taman belakang karena hendak mencari keberadaan Siti sontak terkejut mendengar kata-kata yang baru saja dilontarkan ibu mertuanya itu.

Kaki Oryza mendadak lemas bagai tidak bertulang. Jantungnya pun sudah berdegup kencang dengan nafas memburu. Matanya memanas lalu tanpa terasa bulir-bulir bening mulai membasahi pipinya.

Dengan gontai, Oryza segera berlalu dari tempatnya berdiri sebelum ibu mertuanya memergoki dirinya yang telah mencuri dengar pembicaraan mereka berdua.

"Nggak, aku pasti salah dengar. Mana mungkin Dodi anak mas Hendrik. Tapi ... tapi kata-kata mama tadi ... " Oryza lantas mengingat kata-kata yang sempat ia dengar saat baru saja menginjakkan kaki menuju taman belakang,

'Aku ingin kau segera pergi dari sini. Tinggalkan rumah ini. Aku tak mau sampai menantuku tahu siapa kau sebenarnya khususnya anak harammu itu. Cih, tak sudi aku menganggapnya cucuku.'

"Usia Dodi 6 tahun, sedangkan Raja 5 tahun. Selisih satu tahun artinya ... Mengapa mas Hendrik nggak jujur. Kenapa mama juga menutupi hal ini bahkan ia tidak mau mengakui Dodi cucunya. Artinya saat malam pertama waktu itu mas Hendrik telah berbohong mengatakan itu yang pertama untuknya.," gumam Oryza dengan nafas tercekat.

Tubuh Oryza merosot ke lantai tepat setelah pintu ditutup. Air mata sudah tumpah ruah membasahi pipi. Matanya menerawang, mengingat kembali hubungannya dengan Hendrik di masa lalu. Apalagi setelah mengetahui fakta usia Dodi, bukankah sebelum menikah mereka telah menjalin kasih selama 2 tahun, artinya Hendrik melakukan hal tersebut saat masih menjalin hubungan dengan dirinya. Tapi bagaimana bisa? Mengapa mereka bisa sampai melakukan hal terlarang tersebut? Apakah keduanya memang memiliki hubungan di masa lalu atau ada hal lainnya?

Oryza membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya. Ia terisak pilu. Sekelebat pikiran buruk menggelayuti benaknya. Mereka kini tinggal satu atap dengan Hendrik. Bagaimana kalau mereka dahulu memang menjalin hubungan di belakangnya? Bagaimana kalau mereka kembali menjalin hubungan atau bahkan melakukan hal terlarang itu kembali?

Hati Oryza bingung. Ia harus apa? Ia harus bagaimana? Ia harus melakukan sesuatu, tetapi apa?

"Aku harus menyelidiki hubungan keduanya. Ya, harus. Sudah cukup aku merasa dibodohi oleh mereka semua. Awas saja kalau sampai mereka melakukan hal terlarang di belakangku! Aku pasti takkan pernah memaafkan mereka," lirih Oryza seraya menyeka air matanya kasar dengan punggung tangannya.

Mereka? Ya, mereka. Baik Hendrik, Siti, maupun ibu mertuanya. Ibu mertuanya tahu perihal masa lalu Hendrik, tapi masih mencoba menutupinya. Kalau saja tidak ada anak diantara mereka mungkin ia akan menganggap itu masa lalu yang biasa saja, tapi kini ada anak tak bersalah yang harus jadi korban keegoisan mereka. Dan yang membuatnya kian kecewa dengan ibu mertuanya adalah sikap ibu mertuanya yang tidak mau mengakui cucunya sendiri. Bagaimana pun di dalam darah Dodi mengalir darah anaknya sendiri. Darah dagingnya sendiri. Lalu dengan sombongnya Oma Neni tidak mau mengakui Dodi sebagai cucunya. Tidak dapat ia bayangkan bagaimana perasaan Dodi bila mendengar kata-kata itu. Secara lantang Oma Neni telah menolak cucunya sendiri. Sungguh sangat tidak berperikemanusiaan.

Entah bagaimana ia harus bersikap dengan Siti mulai sekarang setelah mengetahui fakta ini. Dan entah apa tujuan Siti sebenarnya bekerja di sini. Ia harap, itu murni karena ia ingin bekerja di rumahnya, bukan karena memiliki tujuan terselubung.

...***...

...Happy reading 🥰🙏🥰...

Terpopuler

Comments

Murniyati

Murniyati

keluarga nya pembohong semuaaa

2024-09-22

0

himmy pratama

himmy pratama

jgn mau di madu Riza
Hendrik kurang ajar gmn BS Siti tinggal satu atap dgn Riza..jgn lemah Riza

2024-09-14

0

Dyah Oktina

Dyah Oktina

iya...pasti punya tujuan.. lah memang ada anak.. pasti butuh pengakuan dari bapaknya

2024-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. I Oryza Sativa
2 Ch.2 Oma Neni
3 Ch.3 Mendengar
4 Ch.4 Perkara jodoh
5 Ch.5 Perasaan bersalah
6 Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7 Ch 7 Suara
8 Ch.8 Bertemu Tisya
9 Ch.9 Melihatnya
10 Ch.10 Ayesha in Action
11 Ch.11 Kecelakaan
12 Ch.12 Tekad
13 Ch.13 Pergi!!!
14 Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15 Ch.15 Tawaran pekerjaan
16 Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17 Ch.17 Mengalah dan Pergi
18 Ch.18 keputusan
19 Ch.19 Kepergian Oryza
20 Ch.20 Ayesha dan Tisya
21 Ch.21 Dia
22 Ch.22 Hari pertama bekerja
23 Ch.23 Siti
24 Ch.24
25 Ch.25 Makan siang
26 Ch.26 Surprise
27 Ch.27 Mengikuti jejak
28 Ch.28 Bertemu Hendrik
29 Ch.29 Titik terendah
30 Ch.30 Saran
31 Ch.31 Postingan
32 Ch.32 Cemburu?
33 Ch.33 Perkara kena tikung
34 Ch.34 Keceplosan lagi
35 Ch.35 Resmi jadi mantan
36 Ch.36
37 Ch.37 Salah paham?
38 Ch.38
39 Ch.39 Protes Damar
40 Ch.40 First Mission
41 Ch.41 Hukuman?
42 Ch.42 Sekretaris pribadi
43 Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44 Ch.44 Jiwa yang rapuh
45 Ch.44 Niat Hendrik
46 Ch.45 Bos somplak
47 Ch.46 Bos gila
48 Ch.47
49 Ch.49 Pengusiran
50 Ch.50 Oryza and her son
51 Ch.51
52 Ch.52
53 Ch.53 Di cafe
54 Ch.54 Nasib jongos
55 Ch.55 Maafkan aku
56 Ch.56 Bos Narsis
57 Ch.57 3 Pria
58 Ch.58 Hendrik kepo
59 Ch. 59 Makan malam
60 Ch.60 Sebuah Rasa
61 Ch.61 Lelah
62 Ch.62
63 Ch.63 Perasaan yang tercabik
64 Ch.64
65 Ch.65 Hai, calon istri!
66 Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67 Ch.67 Listen to me, please!
68 Ch.68 Bimbang
69 Ch.69 Usaha Damar
70 Ch.70 Pertengkaran
71 CH.71 Saturnus and Siti
72 Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73 Ch.73 Bersedia
74 Ch.74 Jadi ayah
75 Ch.75 Syakira
76 Ch.76 Undangan makan malam
77 Ch.77 Kian terpesona
78 Ch.78 kekasih satu hari?
79 Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80 Ch.80 Kacau
81 Ch.81
82 Ch.82 Membangunkan macan tidur
83 Ch.83 Bertindak
84 Ch.84 Bertindak II
85 Ch.85
86 Ch.86 Klarifikasi
87 Ch.87 Dendam
88 Ch.88 Anak yang malang
89 Ch.89 Otw ...
90 Ch.90 Officially
91 Ch.91
92 Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93 Ch.93
94 Ch.94
95 Ch.95 I love you with every beat of my heart
96 Ch.96
97 Ch.97 Perdebatan
98 Ch.98 Double S story
99 Ch.99 Skidipopo
100 Ch.100 Keusilan Siti
101 Ch.101 Bagaimana cara ...
102 Ch.102 Ingin merasakan lebih
103 Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104 Ch.104
105 Ch.105 Penyesalan
106 Ch.106
107 Ch.107
108 Ch.108
109 Ch.109 Go to Bali
110 Ch.110
111 Ch.111 Surprise wedding
112 Ch.112
113 Ch.113 Tisya vs Kiandra
114 Ch.114
115 Ch.115
116 Ch.116
117 Ch.117
118 Ch.118 Menikmati kebersamaan
119 Ch.119 Panic attack
120 Ch.120 Cinta sampai mati
121 Ch.121
122 Ch.122
123 Ch.123
124 Ch.124 Kisah masa lalu
125 Ch.125 Salam Perpisahan
126 Ch.126 menuju end
127 Ch.127 End of happiness
128 Promo dan mohon dukungannya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Ch. I Oryza Sativa
2
Ch.2 Oma Neni
3
Ch.3 Mendengar
4
Ch.4 Perkara jodoh
5
Ch.5 Perasaan bersalah
6
Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7
Ch 7 Suara
8
Ch.8 Bertemu Tisya
9
Ch.9 Melihatnya
10
Ch.10 Ayesha in Action
11
Ch.11 Kecelakaan
12
Ch.12 Tekad
13
Ch.13 Pergi!!!
14
Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15
Ch.15 Tawaran pekerjaan
16
Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17
Ch.17 Mengalah dan Pergi
18
Ch.18 keputusan
19
Ch.19 Kepergian Oryza
20
Ch.20 Ayesha dan Tisya
21
Ch.21 Dia
22
Ch.22 Hari pertama bekerja
23
Ch.23 Siti
24
Ch.24
25
Ch.25 Makan siang
26
Ch.26 Surprise
27
Ch.27 Mengikuti jejak
28
Ch.28 Bertemu Hendrik
29
Ch.29 Titik terendah
30
Ch.30 Saran
31
Ch.31 Postingan
32
Ch.32 Cemburu?
33
Ch.33 Perkara kena tikung
34
Ch.34 Keceplosan lagi
35
Ch.35 Resmi jadi mantan
36
Ch.36
37
Ch.37 Salah paham?
38
Ch.38
39
Ch.39 Protes Damar
40
Ch.40 First Mission
41
Ch.41 Hukuman?
42
Ch.42 Sekretaris pribadi
43
Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44
Ch.44 Jiwa yang rapuh
45
Ch.44 Niat Hendrik
46
Ch.45 Bos somplak
47
Ch.46 Bos gila
48
Ch.47
49
Ch.49 Pengusiran
50
Ch.50 Oryza and her son
51
Ch.51
52
Ch.52
53
Ch.53 Di cafe
54
Ch.54 Nasib jongos
55
Ch.55 Maafkan aku
56
Ch.56 Bos Narsis
57
Ch.57 3 Pria
58
Ch.58 Hendrik kepo
59
Ch. 59 Makan malam
60
Ch.60 Sebuah Rasa
61
Ch.61 Lelah
62
Ch.62
63
Ch.63 Perasaan yang tercabik
64
Ch.64
65
Ch.65 Hai, calon istri!
66
Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67
Ch.67 Listen to me, please!
68
Ch.68 Bimbang
69
Ch.69 Usaha Damar
70
Ch.70 Pertengkaran
71
CH.71 Saturnus and Siti
72
Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73
Ch.73 Bersedia
74
Ch.74 Jadi ayah
75
Ch.75 Syakira
76
Ch.76 Undangan makan malam
77
Ch.77 Kian terpesona
78
Ch.78 kekasih satu hari?
79
Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80
Ch.80 Kacau
81
Ch.81
82
Ch.82 Membangunkan macan tidur
83
Ch.83 Bertindak
84
Ch.84 Bertindak II
85
Ch.85
86
Ch.86 Klarifikasi
87
Ch.87 Dendam
88
Ch.88 Anak yang malang
89
Ch.89 Otw ...
90
Ch.90 Officially
91
Ch.91
92
Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93
Ch.93
94
Ch.94
95
Ch.95 I love you with every beat of my heart
96
Ch.96
97
Ch.97 Perdebatan
98
Ch.98 Double S story
99
Ch.99 Skidipopo
100
Ch.100 Keusilan Siti
101
Ch.101 Bagaimana cara ...
102
Ch.102 Ingin merasakan lebih
103
Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104
Ch.104
105
Ch.105 Penyesalan
106
Ch.106
107
Ch.107
108
Ch.108
109
Ch.109 Go to Bali
110
Ch.110
111
Ch.111 Surprise wedding
112
Ch.112
113
Ch.113 Tisya vs Kiandra
114
Ch.114
115
Ch.115
116
Ch.116
117
Ch.117
118
Ch.118 Menikmati kebersamaan
119
Ch.119 Panic attack
120
Ch.120 Cinta sampai mati
121
Ch.121
122
Ch.122
123
Ch.123
124
Ch.124 Kisah masa lalu
125
Ch.125 Salam Perpisahan
126
Ch.126 menuju end
127
Ch.127 End of happiness
128
Promo dan mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!