Mobil yang dikendarai Oryza telah membelah jalanan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tak lama kemudian, Oryza menepikan mobilnya di sebuah pelataran minimarket dan membuka berkas-berkas milik Dodi.
"Dodi W? Apakah W maksudnya disini adalah Wicaksana? Sudah pasti iya. Tapi untuk membuktikan segalanya aku tetap harus melakukan test DNA," gumamnya seraya menatap dua bungkusan kecil yang ia letakkan di dashboard mobil. Kedua bungkusan plastik kecil itu berisi rambut Dodi dan Hendrik. Ia ingin mencari kebenaran tentang siapa ayah biologis Dodi sebenarnya, apakah benar Dodi merupakan putra suaminya dengan Siti. Bila itu benar, tinggal ia mencari tahu bagaimana semua itu terjadi dan mengapa Dodi sampai diperlakukan seperti anak yatim.
Lalu Oryza memeriksa berkas itu kembali untuk melihat nama orang tua dari Dodi. Alisnya tiba-tiba mengerut saat membaca nama orang tua yang tertera di akta kelahiran serta kartu keluarga milik Dodi.
"Sukirman dan Hamidah. Mengapa nama orang tuanya Sukirman dan Hamidah? Bukannya Siti. Jadi Dodi ini sebenarnya anak siapa? Apakah benar-benar anak Siti atau anak Sukirman dan Hamidah ini? Kalau anak Sukirman dan Hamidah, mengapa ia ikut dengan Siti dan memanggil Siti ibu? Aaakh .. sangat memusingkan. Penuh teka-teki. Ingin bertanya secara langsung pastinya mustahil ia menjawab dengan jujur. Hanya dengan melakukan test DNA ini saja aku bisa menarik kesimpulan," gumam Oryza dengan mata menerawang.
Lalu Oryza kembali memutar kunci mobil dan menekan tuas kemudian memutar stir untuk keluar dari pelataran minimarket tersebut. Tujuannya sekarang adalah rumah sakit. Setelah itu barulah ia mendaftarkan Dodi di sekolah yang bersebelahan dengan taman kanak-kanak tempat putra-putrinya bersekolah.
"Bunda," seru Raja dan Ratu saat melihat sang ibu menjemput mereka pulang sekolah.
Setelah selesai mendaftarkan Dodi, Oryza gegas menjemput kedua buah hatinya. Oryza yang berdiri di depan pagar lantas merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sang buah hati yang sangat ia sayangi.
"Bunda ... bunda, tadi di dalam ada om-om ganteng lho,"adu Ratu dengan tingkah lucunya. "Ada dokter cantik juga." imbuhnya.
"Oh ya?" ujar Oryza seraya mensejajarkan tubuhnya dengan sang putri dan juga putranya yang berdiri di sebelah Ratu.
"Iya bunda. Tadi doktel cantik peliksa Latu dan temen-temen. Om ganteng juga bagi-bagi bingkisan ini," adu Ratu lagi sambil mengangkat sebuah paper bag ke hadapannya.
"Iya bunda. Tadi Raja dengar dia punya mall bund, hebat banget ya bund. Raja juga pingin jadi kayak om itu biar bisa bagi-bagi bingkisan ke temen-temen," timpal Raja yang tak kalah antusias.
"Wah, anak bunda emang pintar-pintar! Makanya mulai sekarang Raja dan Ratu harus belajar yang rajin biar bisa jadi orang sukses kayak om itu," sahut Oryza memberi apresiasi setiap apapun yang diceritakan anak-anaknya. Sebagai seorang orang tua, sudah sepatutnya kita menjadi pendengar yang baik bagi setiap cerita anak-anak kita. Dengan begitu, anak-anak akan merasa dihargai sehingga sewaktu-waktu bila mereka mengalami sesuatu yang tak mengenakkan, mereka takkan sungkan untuk bercerita.
Setelah sedikit bercengkrama dengan buah hatinya, Oryza lantas berdiri. Dilihatnya dari ada kerumunan yang berjalan ke arahnya. Sepertinya mereka akan menuju area parkiran tempat dimana beberapa mobil mewah berjajar rapi.
"Terima kasih tuan atas kunjungannya. Kami nggak menyangka, biasanya Bu Anggi yang turun sendiri menyambangi sekolah kami, tapi kali ini putra-putrinya lah yang datang dan memberikan bantuan kepada pihak sekolah juga anak-anak yang kurang mampu. Kami sebagai tenaga pengajar Taman Kanak-kanak Bunda Ceria mengucapkan terima kasih," ujar seseorang yang dikenali Oryza sebagai kepala sekolah di sekolah itu.
"Tidak perlu sungkan, Bu. Kami senang melakukan ini. Mama kebetulan sedang tidak enak badan jadi tidak bisa kemari. Karena itulah kami yang menggantikan beliau untuk melakukan kegiatan rutin beliau menyambangi beberapa sekolah di setiap bulannya," sahut seseorang dengan suara tegas tapi terdengar merdu dan menenangkan.
Mata Oryza tak luput dari memperhatikan interaksi guru-guru mereka dengan seseorang pria yang menurut Oryza sangat tampan dan gagah. Di sebelahnya terdapat seorang gadis yang sangat cantik dan beberapa pria bersetelan hitam-hitam dengan muka datar berdiri di belakang mereka.
"Sudah sepatutnya kami berterima kasih, tuan. Padahal kami yakin, tuan pasti sangat sibuk tapi tuan masih menyempatkan diri mendatangi sekolah kami. Sekali lagi terima kasih," sahut guru lain yang berdiri di samping kepala sekolah.
Setelah mereka berbincang-bincang, pria itu lantas membalikkan badannya mungkin sudah hendak pulang hingga tiba-tiba mata mereka tak sengaja saling bersirobok. Mereka saling terpaku satu sama lain. Sadar ia telah memandangi pria lain, Oryza segera mengalihkan pandangannya.
"Astagfirullah," ucap Oryza dalam hati merasa bersalah karena memandangi dan mengagumi pria lain padahal ia telah bersuami.
Lalu Oryza pun segera meminta anak-anaknya masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana dengan perasaan yang .... entahlah.
...***...
Dari semalam mau up, tapi mata nggak bisa dikondisikan. Ngantuk berat. 😁
...Happy reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Novano Asih
Damar y ???selama aku baca karyanya author D'wie dari mulai Ariana,Ayleen trs Anggi jodohnya dptnya janda😃😃
2025-03-23
0
Dewa Rana
wah ketemu calon jodoh
2024-11-12
0
Murniyati
damar berjodoh ama jendess
2024-09-22
0