Ch.17 Mengalah dan Pergi

Dengan wajah acuh tak acuh, Oryza berusaha mengabaikan kedua manusia tak berhati itu dan berjalan menuju kamar anak-anaknya. Tapi baru satu langkah ia berjalan, Hendrik memanggilnya membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya.

"Za, aku ingin memperkenalkan dia padamu. Ayo!" ajaknya seperti tak punya hati sama sekali. Tak tahukah dia apa yang ia lakukan dapat menorehkan luka yang sangat dalam padanya.

Lantas Oryza membalikkan badannya menatap kedua manusia tak berhati itu. Hendrik hendak menarik lengan Oryza agar menghampiri istri barunya, tapi baru saja tangan Hendrik hendak menyentuh lengan Oryza, Oryza langsung menepis tangan itu dengan ekspresi jijik membuat Hendrik menghela nafas panjang.

"Za, aku masih suamimu kalau kamu lupa jadi jangan sok tak mau aku sentuh!" tegasnya dengan sorot mata tajam.

"Iya masih, tapi itu takkan lama lagi berlaku," ketus Oryza dengan sorot mata tak kalah tajam.

"Apa maksudmu, hah?" hardik Hendrik.

"Apa maksudnya, Za? Kamu nggak berniat ingin bercerai kan?" tanya Oma Neni was-was. Bahkan Oma Neni sampai menelan ludahnya sendiri karena tegang.

Lalu Oryza menoleh ke arah perempuan yang tampak begitu santai melihat drama rumah tangga Oryza dan Hendrik.

"Oh ya, kamu istri baru suamiku ya! Selamat ya untuk pernikahan kalian. Dan emmm ... terima kasih sudah mengambil laki-laki breng-sek ini. Aku tak membutuhkannya lagi. Permisi," ucap Oryza acuh membuat Hendrik dan Oma Neni tercengang.

"Kamu serius mau lepasin Hendrik? Wah, baguslah kalau begitu jadi aku nggak perlu susah-susah meminta dia menceraikan kamu," sahut perempuan bernama Githa itu.

"Hendrik!" seru Oma Neni dengan mata melotot. "Mama nggak mau tahu, mama hanya menginginkan Oryza jadi menantu mama. Mama nggak mau sampai kalian bercerai. Kian segera bicarakan ini baik-baik, jangan egois satu sama lain. Ingat, kalian sudah punya anak. Pikirkan juga perasaan anak-anak kalian!" imbuh Oma Neni.

Mendengar Oma Neni mengatakan hal tersebut, membuat Githa mengerucutkan bibirnya.

"Za, apa sih susahnya menerima keberadaan Githa. Dia itu baik Za, kaya juga. Yang pasti masa depan kita dan anak-anak akan terjamin kelak apalagi kalau aku sudah dijadikan pemimpin usaha milik ayahnya," bujuk Hendrik yang saat ini telah menyusul langkah Oryza. Mereka lantas berdiri di depan kamar Raja dan Ratu.

"Apa susahnya? Pernahkah kau memikirkan bagaimana perasaanku mas saat tahu kau memiliki wanita lain? Baru saja aku mendapatkan fakta tak terduga tentang masa lalu kamu, lalu ditambah ini, kau pikir aku nggak punya hati apa?" sinis Oryza berusaha menahan gejolak emosi di dadanya.

"Tak usah berbicara tentang perasaan. Bukankah di dunia ini yang lebih penting itu uang? Dengan adanya uang kita bisa bebas melakukan apa saja," ujar Hendrik mengeluarkan pikiran dangkalnya. "Fakta apa, hah? Kau seharusnya bersyukur aku mau menikahi perempuan biasa seperti dirimu. Ku akui aku memang mencintaimu karena kecantikanmu, tapi apa itu sebenarnya dengan diriku saat ini. Aku sekarang menjabat sebagai manajer area. Pendidikanku bagus. Karirku bagus. Reputasi keluargaku juga bagus, lalu kau ... Ck ... hanya seorang gadis tamatan SMA, keluarga pun kacau balau, pengalaman kerja tidak punya, bukannya bersyukur dinikahi pria seperti ku malah sok ingin bercerai. Yakin kau mampu menghidupi dirimu sendiri? Kau pikir setelah bercerai kau bisa tetap hidup enak? Kau pikir kau itu begitu hebat sehingga selepas bercerai kau bisa menemukan seseorang yang jauh lebih baik dari aku? Sudahlah Za, lebih baik kau menerima Githa jadi kau bisa tetap menjadi istri ku dengan aman tanpa masalah dan beban. Aku akan adil pada kalian jadi lebih baik menurut lah. Githa memang menginginkan kita bercerai, tapi dia juga tak masalah bila aku tetap mempertahankanmu."

Tanpa perasaan, Hendrik melontarkan kata-kata yang begitu menghujam hati dan perasaannya. Hendrik mengatakannya tanpa rasa bersalah sama sekali. Tanpa perasaan, Hendrik sama saja mencemoohnya, merendahkannya, dan menganggapnya remeh.

"Udah deh mbak, nurut aja jadi istri nggak ada salahnya juga. Mbak tahu nggak, sebenarnya kita ini levelnya berbeda jauh. Aku ini lulusan universitas ternama, punya perusahaan sendiri, punya pekerjaan, punya kekayaan, terus mbak apa? Mbak nggak ada apa-apanya. Tapi aku dengan ikhlas mau jadi yang kedua seharusnya mbak bangga dong aku mau aja ngalah dari perempuan biasa aja kayak mbak itu. itupun karena permintaan Hendrik kalau bukan karena menghargainya, aku juga ogah jadi istri keduanya. Maunya sih, satu-satunya," timpal Githa yang ternyata menyusul mereka berdua.

Oryza mengepalkan tangannya erat. Sudah cukup ia merasa direndahkan. Apa mereka merasa diri mereka begitu hebat sehingga bisa merendahkan orang seperti itu?

"Jangan jumawa kalian! Kalian boleh merasa di atas angin saat ini. Tapi ingat, hukum karma itu ada. Hidup di dunia ini hanya sementara termasuk apa yang kalian bangga-banggakan saat ini. Jangan menangis saat Allah mencabut semua nikmatnya dari kalian karena bila saat itu terjadi, maka aku akan jadi manusia pertama yang tersenyum bahagia. Camkan itu!" desis Oryza dengan emosi yang meletup-letup di dalam dadanya.

Lalu tanpa permisi, Oryza masuk ke dalam kamar kedua buah hatinya dan menguncinya dari dalam. Tangisnya pecah sesaat masuk ke dalam sana. Kekecewaannya kini kian menumpuk pada lelaki yang pernah memiliki hatinya itu. Betapa teganya lelaki itu merendahkannya padahal dia tahu sendiri alasan dirinya tidak melanjutkan pendidikannya apalagi merasakan pengalaman bekerja. Setelah semua pengorbanan, lalu kini dia seenaknya merendahkan dirinya. Sungguh sangat keterlaluan..

Lalu Oryza mengangkat wajahnya memperhatikan kamar anaknya. Di dalam sana tampak Ratu yang tengah tertidur sambil memeluk boneka kelinci, sedangkan Raja sedang asik membaca buku. Melihat ibunya masuk ke dalam kamar dengan air mata bercucuran, Raja lantas segera meletakkan bukunya dan berlarian memeluk Oryza. Hati Raja sakit saat melihat ibunya menangis sebab baru kali ini Oryza berani menunjukkan kesedihannya di hadapannya.

"Bunda jangan nangis!" ujar Raja lirih seraya menghapus bulir-bulir bening yang terus membanjiri pipi Oryza.

"Maaf, sayang. Maafin bunda. Oke, bunda berhenti nangisnya," ucap Oryza seraya berusaha menghentikan tangisannya.

"Bunda, Raja nggak suka sama Tante di bawah. Tadi ayah bilang itu mama Raja dan Ratu, kami nggak mau mama baru. Kami cuma mau bunda," adu Raja membuat nafas Oryza tercekat sempurna.

"Bunda, Latu juga nggak suka dia. Dia bukan mama Latu. Latu cuma mau bunda jadi mama kami. Kami nggak suka Tante itu bunda," timpal Ratu yang baru saja bangun membuat Oryza cukup terkejut.

"Sayang, kalau Bunda ajak kalian pergi dari sini terus tinggal sama bunda aja gimana? Cuma kita bertiga?"

Tanpa ragu, Ratu dan Raja mengangguk cepat. Melihat itu, Oryza Kun bergegas mengumpulkan barang-barangnya juga anaknya. Suaminya kini sudah terang-terangan membawa gundiknya ke dalam rumah mereka, lebih baik ia mengalah dan pergi, bukan hanya untuk kesehatan mental dirinya tapi juga anak-anaknya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Murniyati

Murniyati

bagus nga pake menye2 cuss cereii

2024-09-23

0

Helen Nirawan

Helen Nirawan

laki kurang ajar , kyk gt bs jd org kaya , heran gw , mulut ny bau sampah , issshh , amit2

2024-07-18

0

Rayna_dewi

Rayna_dewi

cangkem nya,,rung tau di sampluk pesawat

2024-07-08

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. I Oryza Sativa
2 Ch.2 Oma Neni
3 Ch.3 Mendengar
4 Ch.4 Perkara jodoh
5 Ch.5 Perasaan bersalah
6 Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7 Ch 7 Suara
8 Ch.8 Bertemu Tisya
9 Ch.9 Melihatnya
10 Ch.10 Ayesha in Action
11 Ch.11 Kecelakaan
12 Ch.12 Tekad
13 Ch.13 Pergi!!!
14 Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15 Ch.15 Tawaran pekerjaan
16 Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17 Ch.17 Mengalah dan Pergi
18 Ch.18 keputusan
19 Ch.19 Kepergian Oryza
20 Ch.20 Ayesha dan Tisya
21 Ch.21 Dia
22 Ch.22 Hari pertama bekerja
23 Ch.23 Siti
24 Ch.24
25 Ch.25 Makan siang
26 Ch.26 Surprise
27 Ch.27 Mengikuti jejak
28 Ch.28 Bertemu Hendrik
29 Ch.29 Titik terendah
30 Ch.30 Saran
31 Ch.31 Postingan
32 Ch.32 Cemburu?
33 Ch.33 Perkara kena tikung
34 Ch.34 Keceplosan lagi
35 Ch.35 Resmi jadi mantan
36 Ch.36
37 Ch.37 Salah paham?
38 Ch.38
39 Ch.39 Protes Damar
40 Ch.40 First Mission
41 Ch.41 Hukuman?
42 Ch.42 Sekretaris pribadi
43 Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44 Ch.44 Jiwa yang rapuh
45 Ch.44 Niat Hendrik
46 Ch.45 Bos somplak
47 Ch.46 Bos gila
48 Ch.47
49 Ch.49 Pengusiran
50 Ch.50 Oryza and her son
51 Ch.51
52 Ch.52
53 Ch.53 Di cafe
54 Ch.54 Nasib jongos
55 Ch.55 Maafkan aku
56 Ch.56 Bos Narsis
57 Ch.57 3 Pria
58 Ch.58 Hendrik kepo
59 Ch. 59 Makan malam
60 Ch.60 Sebuah Rasa
61 Ch.61 Lelah
62 Ch.62
63 Ch.63 Perasaan yang tercabik
64 Ch.64
65 Ch.65 Hai, calon istri!
66 Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67 Ch.67 Listen to me, please!
68 Ch.68 Bimbang
69 Ch.69 Usaha Damar
70 Ch.70 Pertengkaran
71 CH.71 Saturnus and Siti
72 Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73 Ch.73 Bersedia
74 Ch.74 Jadi ayah
75 Ch.75 Syakira
76 Ch.76 Undangan makan malam
77 Ch.77 Kian terpesona
78 Ch.78 kekasih satu hari?
79 Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80 Ch.80 Kacau
81 Ch.81
82 Ch.82 Membangunkan macan tidur
83 Ch.83 Bertindak
84 Ch.84 Bertindak II
85 Ch.85
86 Ch.86 Klarifikasi
87 Ch.87 Dendam
88 Ch.88 Anak yang malang
89 Ch.89 Otw ...
90 Ch.90 Officially
91 Ch.91
92 Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93 Ch.93
94 Ch.94
95 Ch.95 I love you with every beat of my heart
96 Ch.96
97 Ch.97 Perdebatan
98 Ch.98 Double S story
99 Ch.99 Skidipopo
100 Ch.100 Keusilan Siti
101 Ch.101 Bagaimana cara ...
102 Ch.102 Ingin merasakan lebih
103 Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104 Ch.104
105 Ch.105 Penyesalan
106 Ch.106
107 Ch.107
108 Ch.108
109 Ch.109 Go to Bali
110 Ch.110
111 Ch.111 Surprise wedding
112 Ch.112
113 Ch.113 Tisya vs Kiandra
114 Ch.114
115 Ch.115
116 Ch.116
117 Ch.117
118 Ch.118 Menikmati kebersamaan
119 Ch.119 Panic attack
120 Ch.120 Cinta sampai mati
121 Ch.121
122 Ch.122
123 Ch.123
124 Ch.124 Kisah masa lalu
125 Ch.125 Salam Perpisahan
126 Ch.126 menuju end
127 Ch.127 End of happiness
128 Promo dan mohon dukungannya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Ch. I Oryza Sativa
2
Ch.2 Oma Neni
3
Ch.3 Mendengar
4
Ch.4 Perkara jodoh
5
Ch.5 Perasaan bersalah
6
Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7
Ch 7 Suara
8
Ch.8 Bertemu Tisya
9
Ch.9 Melihatnya
10
Ch.10 Ayesha in Action
11
Ch.11 Kecelakaan
12
Ch.12 Tekad
13
Ch.13 Pergi!!!
14
Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15
Ch.15 Tawaran pekerjaan
16
Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17
Ch.17 Mengalah dan Pergi
18
Ch.18 keputusan
19
Ch.19 Kepergian Oryza
20
Ch.20 Ayesha dan Tisya
21
Ch.21 Dia
22
Ch.22 Hari pertama bekerja
23
Ch.23 Siti
24
Ch.24
25
Ch.25 Makan siang
26
Ch.26 Surprise
27
Ch.27 Mengikuti jejak
28
Ch.28 Bertemu Hendrik
29
Ch.29 Titik terendah
30
Ch.30 Saran
31
Ch.31 Postingan
32
Ch.32 Cemburu?
33
Ch.33 Perkara kena tikung
34
Ch.34 Keceplosan lagi
35
Ch.35 Resmi jadi mantan
36
Ch.36
37
Ch.37 Salah paham?
38
Ch.38
39
Ch.39 Protes Damar
40
Ch.40 First Mission
41
Ch.41 Hukuman?
42
Ch.42 Sekretaris pribadi
43
Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44
Ch.44 Jiwa yang rapuh
45
Ch.44 Niat Hendrik
46
Ch.45 Bos somplak
47
Ch.46 Bos gila
48
Ch.47
49
Ch.49 Pengusiran
50
Ch.50 Oryza and her son
51
Ch.51
52
Ch.52
53
Ch.53 Di cafe
54
Ch.54 Nasib jongos
55
Ch.55 Maafkan aku
56
Ch.56 Bos Narsis
57
Ch.57 3 Pria
58
Ch.58 Hendrik kepo
59
Ch. 59 Makan malam
60
Ch.60 Sebuah Rasa
61
Ch.61 Lelah
62
Ch.62
63
Ch.63 Perasaan yang tercabik
64
Ch.64
65
Ch.65 Hai, calon istri!
66
Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67
Ch.67 Listen to me, please!
68
Ch.68 Bimbang
69
Ch.69 Usaha Damar
70
Ch.70 Pertengkaran
71
CH.71 Saturnus and Siti
72
Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73
Ch.73 Bersedia
74
Ch.74 Jadi ayah
75
Ch.75 Syakira
76
Ch.76 Undangan makan malam
77
Ch.77 Kian terpesona
78
Ch.78 kekasih satu hari?
79
Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80
Ch.80 Kacau
81
Ch.81
82
Ch.82 Membangunkan macan tidur
83
Ch.83 Bertindak
84
Ch.84 Bertindak II
85
Ch.85
86
Ch.86 Klarifikasi
87
Ch.87 Dendam
88
Ch.88 Anak yang malang
89
Ch.89 Otw ...
90
Ch.90 Officially
91
Ch.91
92
Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93
Ch.93
94
Ch.94
95
Ch.95 I love you with every beat of my heart
96
Ch.96
97
Ch.97 Perdebatan
98
Ch.98 Double S story
99
Ch.99 Skidipopo
100
Ch.100 Keusilan Siti
101
Ch.101 Bagaimana cara ...
102
Ch.102 Ingin merasakan lebih
103
Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104
Ch.104
105
Ch.105 Penyesalan
106
Ch.106
107
Ch.107
108
Ch.108
109
Ch.109 Go to Bali
110
Ch.110
111
Ch.111 Surprise wedding
112
Ch.112
113
Ch.113 Tisya vs Kiandra
114
Ch.114
115
Ch.115
116
Ch.116
117
Ch.117
118
Ch.118 Menikmati kebersamaan
119
Ch.119 Panic attack
120
Ch.120 Cinta sampai mati
121
Ch.121
122
Ch.122
123
Ch.123
124
Ch.124 Kisah masa lalu
125
Ch.125 Salam Perpisahan
126
Ch.126 menuju end
127
Ch.127 End of happiness
128
Promo dan mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!