Ch 7 Suara

Sepercik rasa kecewa kini kian menggunung-gunung, itulah yang tengah dirasakan Oryza pada sang suami. Semenjak kenaikan jabatannya, sikap suaminya kian jauh dan berbeda. Ia seakan tak memiliki waktu untuk keluarganya sendiri. Pertemuan nyaris sangat singkat membuat hati Oryza kian nelangsa dan kosong. Mungkin dirinya masih sanggup bertahan, tapi bagaimana dengan anak-anaknya, mereka merindukan sosok ayahnya tapi sang ayah seolah tak peduli dengan perasaan buah hatinya sendiri.

Seandainya bisa, ingin Oryza kembali ke masa lalu saat sang suami masih berstatus pegawai biasa di kantornya. Saat itu, Hendrik setidaknya masih memiliki waktu untuk bermain dan memanjakan anak-anaknya. Nyaris hampir setiap Minggu pula mereka habiskan keliling wahana permainan ataupun tempat-tempat wisata demi membahagiakan putra-putrinya. Tapi kini, semua berbeda. Hendrik bukan hanya tak memiliki waktu untuk dirinya dan anaknya, ia juga mulai abai. Bahkan menelpon putra-putrinya untuk melepaskan rindu pun tidak.

Bukannya Oryza tidak bersyukur dengan kenaikan jabatan suaminya. Secara ekonomi memang semua kebutuhan dirinya maupun anak-anaknya terpenuhi, tapi ... mereka bukan hanya membutuhkan uang ataupun harta melimpah. Namun mereka membutuhkan kehadiran sosok Hendrik baik sebagai seorang suami, ayah, dan juga kepala keluarga. Sesuatu yang sudah cukup lama tak mereka rasakan.

"Bunda, adek masih sakit?" Si sulung yang pendiam akhirnya bersuara saat melihat adiknya terbaring lesu di atas kasur dengan mata memerah.

Oryza menghela nafas panjang dengan mata yang juga memerah. Sekuat tenaga ia menahan tangis itu menyeruak. Ia tak boleh terlihat lemah di hadapan anak-anaknya. Begitulah seorang ibu, padahal mereka makhluk paling lemah dan rapuh, namun selalu dipaksa kuat dan tangguh demi keluarga khususnya anak-anak. Karena itu tak jarang ada seorang ibu yang tertekan batin hingga mentalnya terganggu karena tak sanggup menahan tekanan demi tekanan dalam hidupnya.

"Adek masih demam, sayang," jawab Oryza sendu.

"Ayah nggak pulang lagi?" tanya si sulung lagi yang usianya terpaut 1,5 tahun dari Ratu, si bungsu.

Oryza mengangguk lalu mengusap kepala Raja penuh sayang. Oryza tahu, si pendiam ini pasti tengah memendam kekecewaan yang begitu besar pada sang ayah. Tapi Oryza bisa apalagi sebab semua merupakan kesalahan sang suami. Ia tahu, suaminya itu sibuk, tapi tak bisa kah menyempatkan sedikit saja waktu untuk anak-anaknya yang merindukannya. Bahkan menghubungi melalui sambungan telepon pun tidak. Bagaimana anak-anaknya tidak kecewa? Mereka merindukan ayah mereka, tapi ayah mereka seolah tak peduli dengan perasaan mereka.

Lalu Raja duduk di samping Ratu dengan wajah muram.

"Dek, adek nggak sekolah ya?" tanya Raja yang dijawab Ratu dengan gelengan.

"Latu mau ayah. Latu Ndak mau syekolah kalau Ndak ada ayah," jawab Ratu dengan bibir mencebik.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 6.35. Raja telah siap dengan seragam sekolahnya, tapi Ratu tak bergeming dari tempat tidurnya. Badannya juga masih agak hangat walau tidak sepanas malam tadi.

"Kamu ngapain di depan kamar cucu saya?" delik Oma Neni tak suka saat melihat Situ yang tengah memperhatikan interaksi anak dan majikan perempuannya.

"Ah, itu ... tidak, Nya. Saya-saya hanya lihat keadaan non Ratu aja sudah sehat atau belum," jawab Siti terbata.

"Ratu sakit?" beo Oma Neni yang tidak tahu kalau cucunya itu sakit sebab sepulang dari bertemu teman -temannya kemarin, Oma Neni tidak keluar sama sekali. Ia hanya sibuk rebahan di dalam kamar. Bahkan makan malam pun diantarkan ke kamar.

"Cucu Oma yang cantik kenapa?" tanya Oma Neni yang kini sudah duduk di samping Ratu. "Kok kamu ngga ngomong ke mama kalau Ratu sakit, Za?" tanyanya saat memegang dahi Ratu agak panas.

"Aku nggak enak ganggu istirahat mama," sahut Oryza sambil mengganti kompresan di dahi Ratu dengan yang baru.

"Ayah anak-anak mana?" tanya Oma Neni dengan mata mengedar ke sekeliling tampak mencari keberadaan Hendrik.

"Ayah jahat Oma, ayah ndak pulang lagi. Ayah ndak sayang sama Latu. Latu malah syama ayah," ucap Ratu dengan bibir bergetar dan mata memerah.

Lagi-lagi, tangis Ratu pecah karena ayahnya yang seperti telah mengabaikannya.

"Benar itu, Za? Hendrik nggak pulang?" tanya Oma Neni dengan mata membulat.

"Iya, ma," jawab Oryza yang kini ikut terisak melihat kesedihan sang anak karena

"Anak itu ... " geram Oma Neni. "Sabar ya sayang, nanti Oma marahin ayah kamu. Kalau perlu Oma jewer biar tahu rasa bikin cucu Oma yang cantik jadi nangis. Ayo, jangan nangis lagi cup cup cup ... nanti cantiknya hilang lho," bujuk Oma Neni sambil menyeka air mata Ratu.

Oryza lantas berdiri memberi ruang untuk ibu mertua dan anaknya. Lalu ia mengambil ponselnya, menghubungi Hendrik. Panggilan ke satu tak dijawab, panggilan kedua pun sama, hingga panggilan ke 5 barulah terdengar panggilan di angkat.

"Halo, sayang," sambut Hendrik.

"Mas kemana sih aku telepon berkali-kali nggak diangkat," protes Oryza menahan kesal.

"Maaf, mas baru selesai mandi. Oh ya, mas nggak langsung pulang ke rumah ya. Mas masih ada urusan di kantor jadi langsung balik ke kantor, kamu nggak papa kan?"

"Pentingkah jawabanku mas?" dengus Oryza kesal.

"Sayang, kamu ngambek? Nanti mas usahain pulang cepat deh."

"Mas, kamu tahu nggak, Ratu itu sakit. Nanyain kamu melulu, tapi kamu malah lebih sibuk sama pekerjaan kamu kayak nggak peduli sama kami di sini.," ucap Oryza sedikit meninggi karena kadung kesal, marah, kecewa pada suaminya.

"Sayang, bukan begitu mak ... "

'Siapa yang telepon sayang?'

Sayup-sayup terdengar suara seseorang perempuan dari balik telepon memotong ucapan Hendrik membuat dada Oryza sesak seketika. Tak terasa, air mata Oryza luruh dari sudut matanya.

"Mas, kamu ... "

"Ada apa sayang?" tanya Hendrik takut-takut istrinya mendengar suara perempuan yang baru saja berjalan ke arahnya.

"Suara tadi ... "

"Suara apa?" tanya Hendrik lagi pura-pura tidak tahu.

"Mas, kamu nggak lagi sama perempuan lain kan?"

"Perempuan lain? Hahaha ... kamu ini ada-ada saja sayang. Mana ada perempuan lain di kamar ini. Oh mungkin yang kamu dengar tadi suara sepasang kekasih yang baru lewat di depan pintu soalnya mas lagi buka pintu. Ada layanan kamar mau nganterin pakaian ganti mas," dusta Hendrik membuat Oryza mengepalkan tangannya kecewa.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

layanan luar dalam

2024-10-17

0

Murniyati

Murniyati

selingkuh itu penyakit

2024-09-22

0

himmy pratama

himmy pratama

baca dr awal Uda ketahuan klo klo Hendrik bukan laki2 dan suami yg baik
sebaiknya kau selidiki za..apa yg di lakukan suamimu diluar..

2024-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. I Oryza Sativa
2 Ch.2 Oma Neni
3 Ch.3 Mendengar
4 Ch.4 Perkara jodoh
5 Ch.5 Perasaan bersalah
6 Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7 Ch 7 Suara
8 Ch.8 Bertemu Tisya
9 Ch.9 Melihatnya
10 Ch.10 Ayesha in Action
11 Ch.11 Kecelakaan
12 Ch.12 Tekad
13 Ch.13 Pergi!!!
14 Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15 Ch.15 Tawaran pekerjaan
16 Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17 Ch.17 Mengalah dan Pergi
18 Ch.18 keputusan
19 Ch.19 Kepergian Oryza
20 Ch.20 Ayesha dan Tisya
21 Ch.21 Dia
22 Ch.22 Hari pertama bekerja
23 Ch.23 Siti
24 Ch.24
25 Ch.25 Makan siang
26 Ch.26 Surprise
27 Ch.27 Mengikuti jejak
28 Ch.28 Bertemu Hendrik
29 Ch.29 Titik terendah
30 Ch.30 Saran
31 Ch.31 Postingan
32 Ch.32 Cemburu?
33 Ch.33 Perkara kena tikung
34 Ch.34 Keceplosan lagi
35 Ch.35 Resmi jadi mantan
36 Ch.36
37 Ch.37 Salah paham?
38 Ch.38
39 Ch.39 Protes Damar
40 Ch.40 First Mission
41 Ch.41 Hukuman?
42 Ch.42 Sekretaris pribadi
43 Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44 Ch.44 Jiwa yang rapuh
45 Ch.44 Niat Hendrik
46 Ch.45 Bos somplak
47 Ch.46 Bos gila
48 Ch.47
49 Ch.49 Pengusiran
50 Ch.50 Oryza and her son
51 Ch.51
52 Ch.52
53 Ch.53 Di cafe
54 Ch.54 Nasib jongos
55 Ch.55 Maafkan aku
56 Ch.56 Bos Narsis
57 Ch.57 3 Pria
58 Ch.58 Hendrik kepo
59 Ch. 59 Makan malam
60 Ch.60 Sebuah Rasa
61 Ch.61 Lelah
62 Ch.62
63 Ch.63 Perasaan yang tercabik
64 Ch.64
65 Ch.65 Hai, calon istri!
66 Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67 Ch.67 Listen to me, please!
68 Ch.68 Bimbang
69 Ch.69 Usaha Damar
70 Ch.70 Pertengkaran
71 CH.71 Saturnus and Siti
72 Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73 Ch.73 Bersedia
74 Ch.74 Jadi ayah
75 Ch.75 Syakira
76 Ch.76 Undangan makan malam
77 Ch.77 Kian terpesona
78 Ch.78 kekasih satu hari?
79 Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80 Ch.80 Kacau
81 Ch.81
82 Ch.82 Membangunkan macan tidur
83 Ch.83 Bertindak
84 Ch.84 Bertindak II
85 Ch.85
86 Ch.86 Klarifikasi
87 Ch.87 Dendam
88 Ch.88 Anak yang malang
89 Ch.89 Otw ...
90 Ch.90 Officially
91 Ch.91
92 Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93 Ch.93
94 Ch.94
95 Ch.95 I love you with every beat of my heart
96 Ch.96
97 Ch.97 Perdebatan
98 Ch.98 Double S story
99 Ch.99 Skidipopo
100 Ch.100 Keusilan Siti
101 Ch.101 Bagaimana cara ...
102 Ch.102 Ingin merasakan lebih
103 Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104 Ch.104
105 Ch.105 Penyesalan
106 Ch.106
107 Ch.107
108 Ch.108
109 Ch.109 Go to Bali
110 Ch.110
111 Ch.111 Surprise wedding
112 Ch.112
113 Ch.113 Tisya vs Kiandra
114 Ch.114
115 Ch.115
116 Ch.116
117 Ch.117
118 Ch.118 Menikmati kebersamaan
119 Ch.119 Panic attack
120 Ch.120 Cinta sampai mati
121 Ch.121
122 Ch.122
123 Ch.123
124 Ch.124 Kisah masa lalu
125 Ch.125 Salam Perpisahan
126 Ch.126 menuju end
127 Ch.127 End of happiness
128 Promo dan mohon dukungannya
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Ch. I Oryza Sativa
2
Ch.2 Oma Neni
3
Ch.3 Mendengar
4
Ch.4 Perkara jodoh
5
Ch.5 Perasaan bersalah
6
Ch.6 Apa pekerjaanmu lebih penting ?
7
Ch 7 Suara
8
Ch.8 Bertemu Tisya
9
Ch.9 Melihatnya
10
Ch.10 Ayesha in Action
11
Ch.11 Kecelakaan
12
Ch.12 Tekad
13
Ch.13 Pergi!!!
14
Ch.14 Kisah cinta yang terulang juga
15
Ch.15 Tawaran pekerjaan
16
Ch.16 Kejutan sepulang dari rumah sakit
17
Ch.17 Mengalah dan Pergi
18
Ch.18 keputusan
19
Ch.19 Kepergian Oryza
20
Ch.20 Ayesha dan Tisya
21
Ch.21 Dia
22
Ch.22 Hari pertama bekerja
23
Ch.23 Siti
24
Ch.24
25
Ch.25 Makan siang
26
Ch.26 Surprise
27
Ch.27 Mengikuti jejak
28
Ch.28 Bertemu Hendrik
29
Ch.29 Titik terendah
30
Ch.30 Saran
31
Ch.31 Postingan
32
Ch.32 Cemburu?
33
Ch.33 Perkara kena tikung
34
Ch.34 Keceplosan lagi
35
Ch.35 Resmi jadi mantan
36
Ch.36
37
Ch.37 Salah paham?
38
Ch.38
39
Ch.39 Protes Damar
40
Ch.40 First Mission
41
Ch.41 Hukuman?
42
Ch.42 Sekretaris pribadi
43
Ch.43 Calon istri idaman eh ?
44
Ch.44 Jiwa yang rapuh
45
Ch.44 Niat Hendrik
46
Ch.45 Bos somplak
47
Ch.46 Bos gila
48
Ch.47
49
Ch.49 Pengusiran
50
Ch.50 Oryza and her son
51
Ch.51
52
Ch.52
53
Ch.53 Di cafe
54
Ch.54 Nasib jongos
55
Ch.55 Maafkan aku
56
Ch.56 Bos Narsis
57
Ch.57 3 Pria
58
Ch.58 Hendrik kepo
59
Ch. 59 Makan malam
60
Ch.60 Sebuah Rasa
61
Ch.61 Lelah
62
Ch.62
63
Ch.63 Perasaan yang tercabik
64
Ch.64
65
Ch.65 Hai, calon istri!
66
Ch.66 Jangan bercanda, tuan!
67
Ch.67 Listen to me, please!
68
Ch.68 Bimbang
69
Ch.69 Usaha Damar
70
Ch.70 Pertengkaran
71
CH.71 Saturnus and Siti
72
Ch.72 Bertemu keluarga Damar
73
Ch.73 Bersedia
74
Ch.74 Jadi ayah
75
Ch.75 Syakira
76
Ch.76 Undangan makan malam
77
Ch.77 Kian terpesona
78
Ch.78 kekasih satu hari?
79
Ch.79 Rencana Damar untuk Saturnus
80
Ch.80 Kacau
81
Ch.81
82
Ch.82 Membangunkan macan tidur
83
Ch.83 Bertindak
84
Ch.84 Bertindak II
85
Ch.85
86
Ch.86 Klarifikasi
87
Ch.87 Dendam
88
Ch.88 Anak yang malang
89
Ch.89 Otw ...
90
Ch.90 Officially
91
Ch.91
92
Ch.92 Gadis Kecil Kesayangan
93
Ch.93
94
Ch.94
95
Ch.95 I love you with every beat of my heart
96
Ch.96
97
Ch.97 Perdebatan
98
Ch.98 Double S story
99
Ch.99 Skidipopo
100
Ch.100 Keusilan Siti
101
Ch.101 Bagaimana cara ...
102
Ch.102 Ingin merasakan lebih
103
Ch.103 Kasih judul sendiri hahaha ...
104
Ch.104
105
Ch.105 Penyesalan
106
Ch.106
107
Ch.107
108
Ch.108
109
Ch.109 Go to Bali
110
Ch.110
111
Ch.111 Surprise wedding
112
Ch.112
113
Ch.113 Tisya vs Kiandra
114
Ch.114
115
Ch.115
116
Ch.116
117
Ch.117
118
Ch.118 Menikmati kebersamaan
119
Ch.119 Panic attack
120
Ch.120 Cinta sampai mati
121
Ch.121
122
Ch.122
123
Ch.123
124
Ch.124 Kisah masa lalu
125
Ch.125 Salam Perpisahan
126
Ch.126 menuju end
127
Ch.127 End of happiness
128
Promo dan mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!