Siang harinya.
Di Flower butik, dikarenakan Enzy mengalami kram perut yang tak dapat tertahankan, begitu percakapan diantara kedua keluarga tersebut selesai, Seno pun langsung membawa sang istri ke rumah sakit untuk memeriksa lebih lanjut keadaan sang istri dan juga bayinya.
Sementara Ahreum yang sudah terlanjur membuat janji temu dengan Oliv yang rencananya akan berkunjung dengan kedua orang tuanya, kini mau tak mau ia harus pergi sendiri ke Flower butik untuk mengecek bagaimana progress beberapa gaunnya sampai hari ini, dan akan berlanjut ke gedung yang sudah keluarga Ansell sewa untuk hari pernikahan dirinya dan Ansell.
Dan terakhir mungkin ia juga harus pergi ke tempat cathering untuk memastikan sekali lagi pilihan makanan yang akan disajikan pada saat pernikahannya nanti.
Namun saat Ahreum hendak mendorong handle pintu kaca Flower butik, terdengar suara yang tak asing memanggilnya dari belakang, membuat langkahnya terhenti kemudian menoleh ke asal suara tersebut.
“THANIIIAAAA!!” panggilnya seraya berlari kecil menghampiri Ahreum yang menyambutnya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya yang imut.
Iya suara itu berasal dari karibnya yang bernama Nayeon, gadis ceria itu datang bersama kekasihnya Jeno yang baru saja turun dari mobilnya kemudian berjalan dengan langkah cool nya menyusul Nayeon yang lebih dulu meninggalkannya.
Lengkap dengan senyuman lebarnya Jeno melambaikan tangannya pada Ahreum yang menatap ke arahnya, untuk sesaat Ahreum merasakan ada yang aneh dengan detak jantungnya, begitupun dengan tatapannya yang tak bisa lepas dari wajah Jeno yang semakin mendekatinya sampai mengabaikan Naeyon yang ternyata sudah berada dihadapannya.
“hey!.. kau melamun thania?” ujar Nayeon seraya mengibas-ngibaskan telapak tangannya tepat dihadapan wajah Ahreum, membuat gadis yang tengah terpaku itu pun akhirnya tersadar.
“ahh iya, kau disini.”
“kenapa kau tak menghubungiku?
Biasanya juga kau selalu memintaku untuk menemanimu.” Lanjut Nayeon yang kemudian menautkan tangannya ke tangan karibnya tersebut sebelum menarik langkah nya masuk ke dalam butik.
“aku hanya tak ingin mengganggu waktu kalian berdua, ini kan akhir pekan, bukannya kau selalu mendaki bersama Jeno.” Ungkap Ahreum sembari terus berjalan bersama Nayeon menuju meja receptionist.
“ahh itu, sebenarnya..” karena tak ingin Jeno mendengar apa yang akan ia katakan pada Ahreum, ia pun mencoba membisikannya ke telinga Ahreum.
“aku bersyukur om Seno memintaku untuk menemanimu, jadi aku tak perlu cape-cape menemani Jeno mendaki gunung, hihihi.” Bisik Nayeon dengan diakhiri tawa renyahnya membuat Jeno yang berdiri beberapa langkah dibelakangnya mengerutkan kening sebab penasaran dengan apa yang tengah mereka berdua bicarakan.
“kau ngomongin aku ya?!” tebak Jeno yang mengambil langkah panjang untuk mendekati kekasih dan juga karibnya tersebut.
“apa sih PD banget dah ah hahaha..” timpal Nayeon kemudian menjulurkan lidahnya ke arah Jeno lengkap denagn raut wajahnya yang tengah meledek dirinya.
“apa sih, apa yang Nayeon bisikan?” Jeno semakin penasaran dengan kedua mata yang menyorot pada Ahreum, tanda ia ingin meminta jawaban dari karibnya tersebut.
“Nayeon bilang malas mendaki bersamamu.” Celetuk Ahreum yang membuat Jeno seketika membulatkan kedua matanya pada Nayeon.
“kauuu!!” geram Jeno.
“kenapa kau katakan pada Jeno, isshh.” gerutu Nayeon yang langsung bersembunyi dibalik tubuh Ahreum.
“iya ada yang bisa dibantu mba?” tanya salah satu staff yang berdiri dari balik meja receptionist tersebut kala Ahreum telah sampai di depan mejanya.
“saya sudah membuat janji temu dengan bu Oliv untuk fitting gaun pengantin.” Respon Ahreum lengkap dengan senyuman ramahnya.
“atas nama siapa mba?” tanya sang receptionist yang kembali duduk dikursinya, seraya menempatkan jemarinya di atas keyboard, selagi menunggu gadis yang dihadapannya tersebut menyebutkan namanya.
“Ahreum nathania.” Ucap Ahreum, yang kemudian langsung dituangkan ke dalam ketikan pada laptop sang receptionist.
“baik, mba Ahreum bisa keruangan nomor 1 ya, ibu Oliv sudah menunggu kedatangan mba Ahreum diruangan, silahkan.” Ucap sang receptionist tersebut seraya bangkit dari tempat duduknya dan menunjukan jalan dengan kedua lengannya.
“ah iya baik, terimakasih mba.” Sahut Ahreum sebelum pergi melangkah menuju ruangan yang ditunjukan oleh receptionist tersebut.
Disusul Jeno dan Nayeon yang berjalan selangkah dibelakang Ahreum.
“halo Ahreum,
Kau sudah datang, waaah sepertinya kali ini kau datang dengan calon suamimu ya?” sapa Oliv saat Ahreum mulai muncul dari balik pintu, bersamaan dengan Nayeon dan Jeno tepat dibelakang tubuhnya.
Namun karena Nayeon lebih pendek dari Ahreum hingga membuatnya tak terlihat, berbeda dengan Jeno yang menjulang tinggi tampak jelas terlihat meski ada Ahreum yang menghalanginya.
Mendengar perkataan tersebut Nayeon yang berdiri dibalik tubuh Ahreum langsung memunculkan kehadirannya lengkap dengan senyum lebarnya, ia mencoba memperkenalkan dirinya pada Oliv juga beberapa staf yang berada disamping Oliv.
“halo tante, aku Nayeon, dan lelaki tampan ini kekasihku hehe.” Celotehnya seraya mengaitkan lengannya pada lengan kekar Jeno.
Membuat Oliv dan kedua staff nya tersebut tertawa kecil, “ooh iya, maaf ya, tante tidak melihatmu tadi, tante kira Ahreum datang dengan calon pengantin prianya, hehe.” Sahut Oliv yang kembali tersenyum renyah ke arah Jeno dan Naeyon.
“iya nih, calon pengantin prianya sibuk sekali tante sampai tidak bisa menemani Ahreum, kesana sini hehe, jadi sebagai gantinya kita berdua yang menemaninya saat ini.” Ujar Nayeon yang berjalan menghampiri keberadaan Oliv dengan lengannya yang masih ditautkan ke lengan kekasihnya.
“oh jadi kalian berdua ini teman dekatnya Ahreum ya?
Kalian sudah menikah atau akan segera menyusul nih?” goda Oliv sembari memegang bahu Naeyon dan tersenyum nakal ke arahnya.
“akan segera menyusul dong tante, nanti ya saat Ahreum melempar bunga, aku yang akan menangkapnya haha.” Balas Nayeon yang kemudian perlahan melepas tautan tangannya.
“hahaha, oke oke kalau begitu kau harus membujuk Ahreum untuk melemparnya tepat ke arahmu.” Pungkas Oliv yang mengakhiri percakapan singkat antara keduanya, kemudian kembali beralih pada tujuan awalnya, yaitu membantu Ahreum untuk mengenakan gaun pengantin yang masih dalam proses pengerjaan akhir.
“oke, Ahreum ayo ganti bajumu dulu.” Ajak Oliv pada Ahreum.
“sini kemarikan tas mu.” Ucap Nayeon yang meminta tas Ahreum dititipkan padanya selagi dirinya mencoba gaun pengantinnya, dan dengan senang hati Ahreum pun melepas tas selempang yang dipakainya kemudian memberikannya pada Nayeon.
10 menit kemudian, Oliv pun keluar dari fitting room dan meninggalkan sisa pekerjaannya pada kedua staffnya yang masih bersama dengan Ahreum.
“ahh iya, ngomong-ngomong Ahreum masih belum melakukan sesi foto prewed ya?
Sudah hampir mendekati hari H loh, kok belum ada kabar juga ya mengenai foto prewed nya.” Ucap Oliv yang kembali melakukan percakapan dengan kedua teman Ahreum.
“jika tidak ada foto prewed rasanya kurang lengkap, bukankah biasanya yang menghiasi bagian depan sebuah pesta pernikahan adalah foto-foto prewed sang pengantin.” Tambahnya lagi.
“amm, bagaimana jika prewednya dilakukan oleh orang lain?” celetuk Nayeon yang mencoba untuk memberikan solusi.
“maksudnya..?” tanya Jeno juga Oliv serempak.
“maksudnya difoto tak perlu tampilkan wajah lelakinya, hanya tampak bagian belakang, atau bagian samping sedikit itu juga bisa disamar-samarkan gitu, karena Jeno dan Ansell jika dilihat dari belakang tidak beda jauh tante.”
“ohh.. jadi kau bersedia untuk meminjamkan tubuh kekasihmu ini?
boleh juga idemu itu, daripada tidak ada foto sama sekali ya.” Gumam Oliv seraya mengangguk-anggukan kepalanya.
“bagaimana menurutmu, Jen?” tanya Nayeon pada kekasihnya tersebut yang tampak masih terdiam tidak merespon apapun.
“kalau begitu kau bisa mulai mencoba jas pengantin prianya, kita bisa melakukan sesi foto singkat saja, dan kebetulan dibelakang butik ini juga ada taman bunga kecil jadi kita bisa melakukannya disana sekarang, bagaimana?” tambah Oliv seraya menatap ke arah Jeno dan Nayeon secara bergantian.
***
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments