Malam harinya, lebih tepatnya di kantor KT. Group.
Setelah melalui hari yang cukup panjang dan melelahkan, Ansell lebih memilih menghabiskan malamnya diruangannya dibanding pulang ke kediamannya. Ia terduduk di kursi kerjanya dengan pandangan kosong yang mengarah ke layar komputer besar miliknya.
Perlahan tangannya mulai menjalar mendekati mouse yang berada disamping keyboard, tak sampai hitungan menit beberapa foto pun bermunculan dari layar komputer hingga membuat hatinya kembali terasa sakit.
Ia mungkin sudah menghapus semua foto Ilona dari gallery ponselnya sehari setelah mereka berdua mengakhiri hubungannya.
Namun tidak dipenyimpanan komputer kerjanya, semua foto kebersamaan mereka berdua dari awal menjalin hubungan hingga sampai pertemuan terakhirnya, tak ada 1 pun yang berkurang, jumlahnya masih tetap sama seperti pada awal ia memasukan foto-foto tersebut ke dalam penyimpanan komputernya.
****
Flashback 5 tahun yang lalu ketika awal Ansell bertemu dengan Ilona gantari di sebuah pesta pernikahan teman terdekat mereka berdua.
Saat itu Ilona tengah asyik mengobrol dengan beberapa temannya sembari menikmati segelas minuman segar yang berada dalam genggamannya.
“ahh iya, kau jadi ikut melamar di KT. Group juga? Kudengar test dan interviewnya sangat sulit, 1 bulan sekali memang mereka selalu membuka lowongan, tapi yang diterima hanya 1 orang saja bahkan jika tidak ada yang memenuhi kriteria tak ada 1 pun yang akan diterima.
Bisa kau bayangkan berapa banyak pelamar yang mereka tolak setiap bulannya, hufft..” celoteh salah satu temannya yang bernama Elish.
“ya karena mereka hanya menampung orang-orang jenius saja, bahkan Ilona yang nilainya selalu bagus saja sudah 3 kali melamar tapi tak kunjung diterima hahaa.” Sahut temannya yang lain yang bernama Rene.
“kau menyindirku ya, ciih!” Ilona mendengus seraya memutar bola matanya.
“hahaha..
Sudahlah menyerah saja, lagipula masih banyak kok perusahaan lain yang ga kalah bagusnya dengan KT. Group.” Timpal Rene.
“aku hanya masih penasaran saja.” Respon Ilona yang kemudian meneguk minuman yang berada dalam genggamannya.
“tapi ada yang bilang juga kalau CEO nya sangat tampan loh, apa kau sudah pernah melihatnya?” tanya Elish seraya menatap ke arah Ilona.
“tidaklah, mana mungkin seorang CEO ikut andil dalam perekrutan.” Sahut Ilona.
“maksudku kau kan sering bulak-balik ke perusahaan itu, masa tak pernah sekalipun berpas-pasan dengannya?”
“tidak kurasa, lagipula wajahnya saja aku tak tahu, heehe.”
“waaahhh luar biasaaa!!” seru Elish seraya membulatkan kedua matanya lengkap denagn mulutnya yang menganga lebar.
“oooh my god sepertinya hari ini adalah hari keberuntunganku!!” disusul dengan Rene yang memiliki reaksi yang sama seperti Elish yang berdiri disampingnya.
Merasa penasaran Ilona pun membalikan tubuhnya dan mencoba mencari apa yang tengah dilihat oleh kedua temannya tersebut.
Benar saja, ternyata bukan hanya kedua temannya yang menunjukan reaksi seperti itu, para tamu wanita lainnya pun dibuat takjub oleh kedatangan salah satu tamu lelaki yang mengenakan setelan jas berwarna hitam lengkap dengan model rambut masa kini yang dibentuk seperti jambul ayam, membuat kening nya jelas terpampang nyata.
“hey.. hey sepertinya dia berjalan ke arah sini, persiapkan dirimu persiapkan dirimu hihi.” Gugup Elish yang langsung salah tingkah.
“kau lihat aku dong, make up ku tidak luntur kan?!” bisik Rene seraya menyenggol pelan siku Elish.
“aku tak perduli.” Balas Elish yang lebih memilih untuk bersikap sok manis sebab hanya tersisa beberapa langkah lagi lelaki tampan itu melewati mereka bertiga.
Byuurrr..
Gelas yang berisikan minuman segar yang tengah digenggam oleh Ilona tumpah mengenai bajunya kala seorang wanita yang nekad mengejar lelaki tersebut dan tak sengaja menyenggol lengan Ilona, alhasil gaun putihnya pun dipenuhi dengan noda merah yang berasal dari minumannya.
Semua pengunjung terkejut menyaksikan hal tersebut, begitu juga dengan kedua temannya, hingga akhirnya lelaki yang sudah melewati dirinya beberapa langkah, membalikan tubuhnya dan menatap ke arah Ilona untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan perjalanannya.
“astaga, tampan sekali, tadinya ku kira akan seperti adegan yang di drama-drama.” Celetuknya seraya masih memperhatikan punggung lelaki tersebut.
“huuuh bukannya minta maaf malah nyelonong gitu aja!” pekik Elish yang mencoba membantu Ilona untuk mengelap gaunnya dengan sapu tangan miliknya.
“sudah tak apa, sepertinya tak bisa hilang hanya dengan di lap, aku ke toilet dulu ya.” Pamit Ilona kemudian menyerahkan gelas miliknya pada Rene.
“mau ku temani tidak?” tanya Rene basa-basi, sebeb sebenarnya ia lebih ingin tetap memandangi lelaki tampan tersebut ketimbang menemani Ilona ke toilet.
“tidak perlu, kau pandangi saja lelaki itu sampai matamu keluar!” ketus Ilona yang kemudian pergi berlalu.
“hehehe..” Rene hanya bisa nyengir.
“seperti di drama bagaimana maksudmu?” tanya Elish yang kembali membahas perkataan Rene sebelumnya.
“ya ku kira, lelaki tadi akan membuka jas nya dan memakaikannya ke tubuh Ilona, meski memang itu bukan murni kesalahannya tapi tetap saja perempuan tadi berlarian seperti itu kan karena mengejarnya, setidaknya dia juga ikut andil dalam insiden yang terjadi pada Ilona.” Paparnya.
“ciihh, mana mungkin lelaki berdarah dingin sepertinya melakukan hal seperti itu, apa kau tahu dia siapa.” Ucapnya.
“tidak, memangnya siapa?” timpalnya.
“dia CEO KT Group yang tadi ku ceritakan, Ansell dirgantara.” Katanya.
“APA?!” kaget Rene.
“yak!! Dia menghilang, kau sih ah ngajak ngobrol mulu, dia kemana ya.” Ucapnya seraya terus mengedarkan pandangannya ke sekitar.
***
15 menit berlalu, dan akhirnya Ilona pun keluar dari toilet masih dengan men tap-tap pelan gaun putihnya dengan selembar tisu, meski noda itu tidak sepenuhnya hilang namun setidaknya tidak tampak sepekat sebelumnya.
“astaga..” kaget Ilona kala ia mendapati lelaki yang digandrungi para wanita-wanita tadi, kini tengah berdiri seraya menyandarkan tubuhnya didinding disamping pintu kamar mandi wanita.
Tanpa berkata apapun lelaki tersebut yang tak lain adalah Ansell dirgantara, langsung melepas jas yang tengah dipakainya lalu memakaikannya pada tubuh Ilona. Seperti yang dibayangkan Rene ternyata hal itu menjadi kenyataan saat ini.
“tapi sebaiknya kau pulang, jika para gadis itu tau kalau keau memakain jasku, kau akan diserang merek kembali, bahkan lebih dari tumpahan minuman seperti tadi.” Sarannya seraya memakaikan jas miliknya pada Ilona lengkap dengan tatapan yang membuat hati Ilona langsung tersipu malu.
“ah begtiu ya, tapi kedua temanku masih didalam.” Sahutnya seraya menundukan pandangannya sebab malu sepertinya kedua pipinya mulai memerah .
“bukankah kau bisa menelfon atau mengirim pesan pada mereka?”
“ah iya yaa hehehe..” ucapnya yang lagi lagi tampak salting di hadapan Ansell.
“hahaha!! Kau tahu, konon katanya jika orang sedang jatuh cinta dia bisa berubah menjadi bodoh!” goda Ansell seraya mengusap bagian atas kepala Ilona lengkap dengan senyuman maut yang mematikan membuat kedua kaki Ilona hampir saja meleyot.
***
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments