Malam harinya.
Di kediaman keluarga Dirgantara, karena pekerjaan dikantor hari ini lumayan menguras waktunya, juga ditambah dengan beberapa kali meeting dengan beberapa kolega bisnisnya, membuat Ansell kelelahan hingga sesampainya dirumah ia pun langsung membaringkan tubuhnya di sofa besar yang berada di tengah rumahnya.
Sampai..
“ANSELL..!” panggil ayahnya dengan nada yang cukup tinggi hingga membuat Ansell pun terbangun seketika.
“tenangkan dirimu pah..” ucap sang ibu yang mencoba menenangkan suaminya.
Dalam hitungan detik rasa kantuk Ansell pun menghilang, ia mencoba bangun dari tidurnya seraya memegangi kepalanya sejenak karena merasa sedikit pusing dibangunkan secara paksa seperti itu.
Kedua orang tuanya pun terduduk di sofa yang berbeda seraya masih menunggu putranya tengah mengumpulkan nyawanya, dan bisa mulai di ajak bicara.
“papa, mama, sudah pulang.. (gumamnya kemudian mengambil gelas yang berisi air mineral di atas meja, dan meneguknya beberapa kali sebelum kembali berbicara)
Bukannya ini masih jauh dari jadwal kepulangan.” Imbuhnya seraya menaruh kembali gelas yang sudah kosong ke tempat nya semula.
“bagaimana sekarang..?!
Apa kau masih mau membantah kedua orang tuamu, setelah apa yang dilakukan perempuan rendahan itu padamu, Ansell..!” tukas Andrew seraya menajamkan pandangannya ke arah Ansell.
“cih..
Cepat sekali berita itu sampai ke papa, apa selama ini papa menyuruh orang untuk mengawasi Ilona..?!” pekiknya tak kalah tajam dari sang papa.
“KAU..!!” bentak papanya seraya berusaha bangkit dari sofa namun Carrisa sang istri menahan lengan suaminya agar tetap tenang, hingga ia pun kembali duduk dan mengatur emosinya.
“Ansell, setidaknya sekali saja kau bertemu dengannya ya, mama mohon padamu.” Pinta sang ibu lembut lengkap dengan tatapan teduh yang membuat hati Ansell sedikit lebih tenang.
“oke begini saja, jika memang kau masih tak mau dengannya walau sudah bertemu, mama dan papa akan menyerah. Mama tak akan memaksamu lagi, bagaimana..?” Carrisa mencoba bernegosiasi dengan putranya yang keras kepala itu.
“tapi mah..!” timpal suaminya yang merasa tidak setuju dengan keputusan sang istri.
“oke, aku mau bertemu dengannya.” Ucap Ansell mantap.
“mama dan papa harus menepati janji, jika aku tak cocok dengannya, jangan paksa aku lagi untuk menikah dengannya.” Lanjut Ansell menekankan.
“oke, kita akan bertemu akhir pekan ini, ya. Di hotel Zeus ruangan VVIP, kau tak boleh terlambat setidaknya kau harus menunjukan sikap hormatmu, Ansell.” Kata sang mama masih dengan nada yang sama.
“ok.”responnya singkat kemudian bangkit dari sofa.
“tunggu..!
Apa kau tak ingin melihatnya dulu di foto..?” ucap papanya yang membuat Ansell kembali membalikan tubuhnya.
“tidak perlu,
Aku sudah pernah melihat foto masa kecilnya, dan itu cukup membuatku.. merinding..” sahutnya kemudian berlalu pergi.
“Astaga..!!
Anak ini benar-benar..!!” geram Andrew yang kemudian bangkit dari sofa, namun lagi-lagi Carrisa mencegahnya.
“biarkan saja pah, kau ini masih saja tidak mengerti karakter putramu, kekerasan tak akan berhasil apalagi jika kau terus menekannya seperti itu. Karena kalian memiliki sifat yang mirip.” Ucap Carrisa seraya menepuk pelan bahu sang suami untuk menenangkannya.
Andrew sang suami pun kembali mencoba meredakan amarahnya dan duduk di tempat semula bersamaan dengan Carrisa yang kembali duduk di sebelahnya.
“ahh iya, foto mana yang dilihat Ansell, mah..?” Tanya Andrew sedikit kebingungan.
“ohh itu, saat aku meminta foto Ahreum, Enzy bilang dia hanya dikirimi foto-foto saat Ahreum kecil oleh Seno, hehe.” Sahutnya diiringi dengan tawa renyahnya.
***
Beberapa hari kemudian.
Flower butik, toko butik langganan Enzy, bisa dibilang yang memiliki toko butik tersebut adalah teman kampusnya dahulu, itulah mengapa Enzy sering sekali berbelanja baju di toko butik tersebut.
Selain karena sang pemilik adalah sahabat karibnya, juga pakaiannya memang bagus-bagus dan selalu mengikuti trend masa kini. Hingga tak pernah sekalipun terlihat sepi karena banyaknya pengunjung yang selalu berdatangan untuk melihat model-model pakaian keluaran terbaru.
“kau sudah datang..” sapa Oliv, saat melihat karib nya itu membuka pintu butiknya disusul dengan putrinya yang berjalan di belakangnya.
“hey, Ahreum..
Sepertinya aku baru kali ini bertemu denganmu ya, kau cantik sekali.” Usai menyapa karibnya, ia pun langsung beralih pada Ahreum yang berdiri dibelakang Enzy masih dengan ransel besar di punggungnya.
“terimakasih tante.” Ahreum membalas sapaan Oliv dengan senyum tipisnya seraya menundukan sedikit kepalanya.
“ayoo masuk sayang, tante sudah siapkan beberapa gaun untukmu kau bisa mencoba semuanya.” Ajak Oliv seraya merangkul Ahreum dan berjalan masuk ke fitting room.
“tidak perlu yang terlalu terbuka Oliv, sebaliknya aku ingin menunjukan sisi imutnya.” Ucap Enzy dalam perjalanan menuju fitting room.
“iyaa.. iyaa aku tahu, kau fikir aku akan memilihkan gaun sesuai seleraku, huh..” sahutnya.
“kemarikan tas mu Ahreum..” ucap sang ibu sesampainya di fitting room.
Ahreum pun menurut, ia melepaskan ransel dipunggungnya, kemudian langsung menghampiri beberapa gaun yang sudah di persiapkan oleh Oliv.
Seperti pada umumnya seseorang yang tengah mencoba beberapa pakaian, Ahreum akan muncul dengan gaun yang berbeda dari balik ruangan kecil tempat untuk berganti pakaian. Lalu ditunjukan pada sang ibu dan Oliv.
Kegiatan berganti pakaiannya itu terus berulang-ulang sebab baik Enzy maupun Oliv masih belum menemukan gaun yang cocok dengan imagenya Ahreum yang imut.
Sampai pada gaun ke 5, akhirnya mereka berdua pun mengangguk setuju serta memberikan ke 4 jempolnya secara bersamaan. Membuat Ahreum menghembuskan nafas leganya, sebab kegiatan yang cukup melelahkan itu akhirnya selesai dengan gaun ke 5 nya.
Gaun pendek berwarna merah muda dengan renda brukat yang melingkari bagian bahunya yang cukup lebar. Belum cukup dengan gaun yang dipakainya, Enzy pun menyerahkan tugas make up dan penataan rambut putrinya pada asisten Oliv.
“apa ini tidak berlebihan, bu..?” Tanya Ahreum yang tengah duduk di depan cermin menunggu asisten Olive mempersiapkan segala sesuatunya.
“engga kok, kau ngga usah khawatir, ibu sudah bilang pada asisten Oliv untuk memberikan make up yang sederhana saja, dan rambutmu akan ditata supaya lebih rapih saja tidak di ikat sembarang seperti ini.
Gpp yaa sayang..?” jelas sang ibu seraya memegang bahu Ahreum dari belakang dan memandangi putrinya tersebut dari pantulan cermin yang berada dihadapannya.
“iya bu..” responnya.
***
Malam harinya.
Hotel Zeus, lebih tepatnya diruangan VVIP yang sudah ditentukan sebelumnya, keluarga Dirgantara sudah lebih dulu hadir dalam ruangan tersebut, lengkap dengan Ansell yang baru datang 1 menit yang lalu.
Ceklek.. suara pintu ruangan tersebut kembali terbuka, tampak seorang pelayan wanita tengah membukakan pintu untuk tamu ruangan tersebut. Keluarga Ahreum pun bermunculan 1 persatu dimulai dari Seno sang ayah lalu sang ibu dan Ahreum yang terakhir.
Mereka pun saling melempar senyum dan sapa secara bergantian, lain halnya dengan Ansell yang masih terdiam dibangkunya juga tatapan nya yang mengarah pada meja makan, seolah ia enggan untuk menyapa keluarga Baghaskara.
Sampai sang papa pun menyikut tubuhnya, mencoba memberi isyarat jika ia harus menunjukan hormatnya pada keluarga Baghaskara. Ansell pun bangkit dari tempat duduknya dengan malas ia pun menyapa keluarga Baghaskara seperti apa yang papanya inginkan.
“waaah kau tampak sangat tampan jika dilihat secara langsung ya.” Puji Seno ayah dari Ahreum.
Ansell hanya tersenyum palsu mendengarnya seraya menundukan rasa hormatnya, kemudian beralih menyapa enzy yang berada disamping Seno.
“Iya ya, beruntung sekali kau memiliki putra setampan Ansell, Carrisa, aku iri padamu, haha.” Timbrung Enzy seraya tertawa renyah, kemudian duduk secara bersamaan dengan yang lainnya.
“ah iya kenalkan ini Ahreum putri tante, Ansell, ini kali pertama kalian bertemu kan ya..?” lanjut Enzy seraya menunjukan Ahreum yang berada disampingnya.
Saat pandangannya sampai pada gadis tersebut, reflex kedua matanya pun membulat sebab ia teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu pada malam tragis saat dirinya memergoki Ilona berselingkuh.
Sementara gadis tersebut hanya tersenyum pada Ansell, seolah ia tak mengingat kejadian tersebut pada saat mereka pertama kali bertemu.
“kau sudah lapar Ahreum..?
Ayo lebih baik kita makan dulu saja..” ajak Carrisa.
Kemudian satu persatu dari mereka memulai mengambil makanannya dengan saling melempar senyum ramah. Sedangkan Ansell masih dengan wajah datarnya seakan ia ingin menunjukan pada semuanya jika dia benar-benar tidak nyaman saat ini.
“oh iya, om dengar kau masih kuliah ya Ahreum..?” Tanya Andrew sebelum menyantap makan malamnya.
“Iya om, aku masih semester 5 tahun ini.” Ahreum menjawab seadanya.
“bagaimana Ansell, Ahreum terlihat sangat cantik kan..?!” ucap sang papa seraya menekan sepatu Ansell dengan kakinya, layaknya seseorang tengah memberikan isyarat agar menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan tidak asal bicara.
“ahh.. i..iya begitulah..” respon Ansell yang sedikit kesakitan serta senyum palsu yang ia tunjukan untuk menambah bumbu sandiwaranya.
Ahreum yang mendengar pujian tersebut pun kembali tersenyum manis.
----
30 menit kemudian setelah banyak berbincang juga telah usai menyantap makan malamnya.
“oh iya, bagaimana jika kalian berdua berjalan-jalan sebentar, mungkin kalian juga butuh ruang untuk saling mengenal satu sama lain bukan..?” saran Carrisa, yang langsung di respon antusias oleh Enzy.
“Iya benar, aku setuju, mereka mungkin terlihat canggung saat ini karena ada kita iya kan, jika mereka hanya berdua mungkin mereka bisa mengobrol denagn bebas.” Serunya antusias.
Namun tampaknya Ansell sangat sangat tidak menyukai saran tersebut, hingga ia membuat penolakan secara tidak langsung dengan memelototi mamanya, berharap jika mamanya itu menarik kembali kata-katanya.
“maaf yaa Ahreum, anak om ini orang nya pemalu, makanya dia banyak diam, tapi sebenarnya om yakin sekali jika Ansell juka tertarik padamu. Iya kan, Ansell..!” Andrew menekankan pada bagian akhir kalimatnya serta kedua mata tajamnya yang membuat Ansell mengehembuskan nafas pasrahnya.
Ansell pun menyerah dan mengikuti kemauan kedua orang tuanya untuk mengajak Ahreum berjalan-jalan.
Keduanya pun beranjak dari kursinya secara bersamaan lalu berjalan meninggalkan ruangan tersebut setelah berpamitan dengan keluarga masing-masing.
“ekhem.. (Anseel berdehem sebelum mencoba mengajak bicara gadis yang tengah berjalan di sampingnya)
Aku hanya ingin kau tahu, aku tak menginginkan perjodohan ini. Jadi tolong katakan pada kedua orang tuamu untuk menyerah.” Perintah Ansell.
“jika itu maumu, kau saja yang membatalkannya.” Respon Ahreum seraya terus berjalan keluar dari Hotel tersebut.
“hahaha, sudah ku duga, kau pasti tak akan begitu saja melepaskanku, iya juga sih siapa yang mau menolak dijodohkan denganku.” Ocehnya seraya berjalan mengikuti kemana Ahreum melangkah tanpa sadar.
“aku tidak perduli siapa orangnya, bahkan jika itu bukan kau, aku akan menikahinya.” Ucapnya mantap seraya membuka pintu toserba disusul dengan Ansell yang masih mengikutinya dari belakang.
“ciih..!!
Kau fikir aku akan percaya omong kosongmu itu, yaa ku akui kau tidak terlalu buruklah tapi tetap saja kau bukan tipeku. Tunggu, ini dimana..?!” serunya saat tersadar jika ia sudah berada didalam sebuah toserba.
“ngapain kau mengajakku kesini..?!” pekik Ansell yang masih mengedarkan pandangannya ke sembarang arah.
Sedangkan Ahreum lebih memilih untuk tidak perduli dan melakukan hal yang sudah direncanakan sebelumnya, karena masih merasa lapar gadis manis tersebut memutuskan untuk menyeduh mie lengkap dengan es teh yang diambilnya dari show case toserba.
Setelah menambahkan air panas pada mie nya, ia pun langsung berjalan menuju tempat duduk di sudut ruangan.
“hey..!!
Kau tak mendengarkanku, ngapain kau mengajakku kesini..?!” serunya lagi seraya duduk dikursi disamping Ahreum yang tengah menunggu mie nya matang.
Tuk.. tuk.. tuk.. Ahreum mengetukan jemarinya diatas meja seraya mengarahkan pandangannya ke luar jendela.
“AHREUM..!” bentak Ansell kesal karena gadis tersebut terus saja mengabaikan dirinya.
“aku tidak perlu menjadi tipemu, karena pernikahan itu hanya sebuah syarat untuk sebuah janji konyol dimasa lalu. Jadi ku harap kau bisa bekerja sama untuk menjalani pernikahan tersebut, hanya untuk beberapa tahun, setelah itu kita bisa berpisah bukan..?” katanya panjang lebar mencoba untuk membujuk Ansell.
“jadi kau menganggap pernikahan itu hanya sebuah permainan..?!” pekik Ansell karena tak percaya jika Ahreum akan mengatakan itu padanya.
“kalau begitu kau sendiri yang putuskan untuk membatalkannya.” Respon Ahreum seraya mengaduk mie nya yang sudah siap untuk disantap.
“bukankah kau sudah makan tadi..?” Ansell malah mengalihkan pembicaraanya saat melihat Ahreum mulai menyantap mie yamg dibuatnya.
“meski disana banyak makanan enak, tapi aku tak bisa makan sepuas perutku. Itu akan memalukan.” katanya.
“ciihh..!
Kau memiliki 2 topeng rupanya, disana kau tampak seperti gadis anggun dan juga manis, tapi..”
“kau tak pernah mendengar ada sebuah pepatah yang bilang, jika manusia itu memiliki 3 topeng. Pertama topeng yang ditunjukan pada semua orang, kedua untuk teman dekat juga keluarga, dan yang ketiga..”
“ketiga apa..?!” Tanya nya penasaran sebab Ahreum menghentikan bicaranya.
“yang kau lihat saat ini..” ucapnya seraya melirik ke arah Ansell dengan kedua mata tajamnya.
Ansell terdiam seketika seolah seluruh tubuhnya membeku, bahkan untuk bernafas pun terasa sangat berat, hingga..
“AHHaahahaaa..!” tawa Ahreum pun pecah kala melihat Ansell yang tampak ketakutan setengah mati.
“kau penakut rupanya, hahaha, lucu sekali.” Imbuh Ahreum, membuat Ansell bisa kembali bernafas dengan normal mengetahui Ahreum hanya mengisenginya.
“itu tidak lucu sama sekali tau..!!” ketus Ansell kesal seraya melipat kedua tangan diatasnya dan memalingkan wajahnya yang masih tampak gugup.
“ikuti saja apa kemauan kedua orang tua kita, aku janji tidak akan mengganggumu dan kau tak perlu terbebani dengan hadirnya diriku,
maksudku.. jika kau menolak perjodohan ini karena kau memiliki seseorang, kau tak perlu khawatir karena aku tak akan melarangmu untuk berhubungan dengan siapapun.
Anggap saja kita hanya 2 orang yang kebetulan tinggal bersama.” Jelasnya lagi lengkap dengan senyum manisnya diakhir membuat hati Ansell terasa terusik.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
dark sistem
apakah hotel itu di penuhi petir sehingga di beri nama hotel zeus🤣🤣
2025-02-22
0
Yeonso
yuuhuuuuuu.. !!
Fightingggg
2022-05-16
0