Begitu kedua orang tua Ahreum meninggalkan ruangan, Abi pun langsung berjalan menghampiri Ahreum dan berdiri disamping ranjangnya. “nona Ahreum sudah lebih baik..?” Tanya Abi.
“tidak juga sih, hehe, masih terasa ngilu dan sepertinya tubuhku masih mengingat rasa sakit tusukan pisau itu, benar-benar menyakitkan.” Paparnya seraya mencoba bangun dari tidurnya, dengan sigap Abi pun membantu Ahreum untuk memposisikan bantal di belakang punggung Ahreum agar bisa bersandar dengan nyaman.
“terimakasih kak Abi.” Imbuh Ahreum seraya tersenyum ramah seperti biasa.
“iya sama-sama nona Ahreum,
Kedatangan saya kesini adalah untuk meminta maaf pada nona Ahreum, karena sudah melibatkan nona Ahreum pada masalah pribadi pak Ansel.” Ucapnya seraya sedikit menundukan kepalanya pada Ahreum.
“masalah pribadi..?
Ahh iya, bagaimana keadaan orang yang menusukku, Ansell tak melakukan apapun padanya kan..?” Tanya Ahreum , menyinggung soal pelaku yang menusuknya tadi malam membuatnya teringat kembali akan nasib lelaki tersebut.
“sepertinya ini bukan waktunya untuk nona Ahreum mengkhawatirkan orang lain, terlebih lagi dia adalah orang yang membuat nona berada di rumah sakit.” Respon Abi yang merasa tidak mengerti dengan jalan fikiran gadis yang berada dihadapannya tersebut.
Ahreum hanya bisa nyengir mendengar perkataan Abi seperti itu.
“hmm.. lelaki itu beruntung karena setibanya diluar sudah ada beberapa polisi yang mengincarnya, dia pun dibawa ke kantor polisi. Apa nona Ahreum yang melaporkannya..?” Tanya Abi memastikan, jika keberadaan polisi itu adalah laporan dari Ahreum.
“iya, aku sudah curiga karena dia terus saja memperhatikanku, untuk berjaga-jaga aku menelfon temanku yang seorang polisi, tapi aku tak menyangka dia akan menyerangku secepat itu, hingga aku tak memiliki waktu lagi untuk menunggu temanku.
Jadi aku memutuskan untuk berlari keluar meminta bantuan, sampai akhirnya kak Abi tiba-tiba datang. Terimakasih ya, karena sudah menyelamatkanku.” katanya panjang lebar.
“ahh iya, tadi kak Abi bilang masalah pribadi, bagamaina maksudnya..?” lanjut Ahreum yang kembali membahas apa yang dikatakan Abi sebelumnya.
“lelaki itu hanya disuruh oleh seseorang, dan yang menyuruhnya adalah nona Ilona mantan kekasih pak Ansell.” Jelasnya.
“mantan kekasih..?
Ahh.. jadi aku orang ketiga di antara mereka berdua ya.” Gumamnya seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.
“tidak,
Pak Ansell sudah memutus hubungan sebelum bertemu dengan nona Ahreum, jadi nona Ahreum bukan penyebab hubungan pak Ansell dan nona Ilona berakhir.” Abi mencoba menjelaskan agar Ahreum tidak merasa bersalah, karena memang pada kenyataannya Ahreum bukanlah orang ketiga yang seperti difikirkan olehnya.
“begitu yaa.. amm, kak Abi..” ucapnya.
“iya nona Ahreum..” sahut Abi.
“apa Ansell selalu seperti itu..?” Tanya Ahreum seraya menatap wajah Abi yang masih berdiri disamping ranjangnya.
“sebenarnya ini pertama kali saya melihat pak Ansell seperti itu karena perempuan, nona. Meski pak Ansell memang selalu dipenuhi amarah dan tak jarang juga menghancurkan barang-barang, namun kemarahan itu untuk dirinya sendiri bukan untuk orang lain apalagi seorang perempuan.
Bahkan ia sampai mengabaikan pekerjaannya hanya untuk mengikuti nona ke kampus, itu cukup membuat saya terkejut. Karena pak Ansell tak pernah sekalipun melakukan hal itu untuk nona Ilona.” Paparnya.
“eyyy.. pasti kak Abi ingin melebih-lebihkan yaa supaya aku tersentuh..” respon Ahreum yang tak percaya dengan perkataan Abi seraya tersenyum jahil.
“tidak, nona, saya serius..”
“hahaha..
Beneran nih..?! sebaiknya jangan mengada-ngada ya, karena aku tahu saat seseorang tengah berbohong hehe..” godanya lagi.
BRRUGHHH..!! suara bantingan pintu ruangan membuat Ahreum juga Abi sangat terkejut, dan sontak mengarahkan pandangannya ke arah pintu secara bersamaan. Dilihatnya pintu ruangan itu sedikit miring akibat dorongan yang cukup keras oleh perbuatan Ansell, hingga membuat salah satu dari engsel pintu tersebut rusak parah.
“pak Ansell..” kaget Abi yang tak menyangka jika Ansell akan muncul tiba-tiba seperti itu.
“apa kau tidak diajarkan untuk mengetuk pintu terlebih dulu sebelum masuk ke ruangan orang lain.” Ujar Ahreum seraya memandangi Ansell yang berjalan menghampiri sisi ranjangnya yang lain.
“orang lain..?!
Rumah sakit ini milik ibu ku, jadi semua ruangan yang ada dirumah sakit ini adalah milikku juga..!! jadi, aku tak perlu mengetuk pintu kan untuk masuk ke ruangan mana pun..?!” respon Ansell dengan menaikan nada suaranya seraya memasukan 1 lengannya ke dalam saku celananya.
“huft..” Ahreum pun menghela nafas lalu mencoba mengatur posisi bantal nya seperti semula agar bisa ia tiduri kembali.
“kau mau apa..?!” Tanya Ansell yang melihat Ahreum tampaknya tengah mengatur posisi untuk membaringkan tubuhnya.
“aku mau istirahat tidur, bisakah kau keluar..” pinta Ahreum seraya menaikan selimutnya sampai ke dada.
“baru beberapa detik yang lalu aku mendengarmu tertawa, dan saat aku datang kau ingin tidur..!!” pekik Ansell kesal karena merasa diabaikan oleh Ahreum.
“oke, baik.. (sahut Ahreum seraya mencoba duduk kembali)
Kau mau aku bagaimana..? aaw..” ringisnya seraya memegangi pinggulnya yang terasa ngilu sebab ia terlalu banyak bergerak.
Reflex Ansell pun langsung mendekati Ahreum seraya melihat bagian pinggul yang ditutupi oleh tangan Ahreum.
“saya pamit pak Ansell..” Seolah mengerti dengan situasinya, Abi pun memutuskan untuk meninggalkan Ansell dengan Ahreum. “nona Ahreum, semoga lekas sembuh ya.” Imbuhnya kemudian berlalu pergi setelah dibalas sebuah anggukan oleh Ahreum.
Sedangkan Ansell tetap fokus memandangi Ahreum dan mengabaikan Abi yang berpamitan untuk pergi.
“perutmu sakit..?
mau ku panggilkan dokter..?” panik Ansell yang kemudian duduk di pinggir ranjang Ahreum seraya menggenggam satu lengan Ahreum.
“Ansell..” ucap Ahreum lembut.
“iya..” respon Ansell seraya memandangi wajah Ahreum lekat.
“hanya perih sedikit..” ucap Ahreum lengkap dengan isyarat pada kedua jemarinya.
“kenapa juga kau harus melakukan hal itu..!
Apa kau tak tahu jika itu sangat berbahaya, bagaimana jika tusukan itu lebih dalam lagi, dan juga seorang wanita tidak boleh memiliki bekas luka..!” Ansell tak hentinya mengoceh.
“aku tak ingin ada orang yang terluka karena menggantikan aku lagi.” Ucapnya seraya memandangi wajah Ansell.
Membuat Ansell pun terdiam seketika.
“ibuku juga meninggal karena aku, jika bukan karena kecerobohanku ibuku tidak akan terluka dan sampai koma dirumah sakit selama beberapa bulan, dan pada akhirnya ibuku meninggal. Aku hanya, tak ingin mengulangi hal itu lagi.” Ceritanya.
“aku tak akan mati hanya karena ditusuk pisau kecil seperti itu, Ahreum. Pokoknya aku tak ingin kau menyelamatkan aku lagi seperti itu..! dan 1 lagi, aku sudah merubah jadwal dosenmu itu, jadi tidak ada kelas malam mulai sekarang.”
“apa..?! bagaimana mungkin.”
“tak ada yang tak mungkin untukku..!” katanya penuh percaya diri lengkap dengan senyum smirknya.
“tapi Ansell, itu akan berpengaruh pada mahasiswa lainnya juga.” Keluhnya yang tidak setuju dengan keputusan yang dibuat ansell.
“kalau begitu, ganti saja dosennya.” Ansell mencoba memberikan pilihan pada Ahreum seraya melipat kedua tangan diatas dadanya.
“tidak bisa, Ansell.
Hanya kurang lebih 1 setengah tahun lagi, oke. Biarkan tetap seperti ini.” Bujuk Ahreum.
“tidak..!!”
-----
Diluar ruangan Ahreum.
“loh.. kenapa tante dan om ngga masuk..?” Tanya Nayeon saat melihat kedua orang tua Ahreum tengah mengintip dari jendela kecil yang berada di tengah-tengah pintu.
“ehh, nay, kau sudah datang..
Dimana Jeno, biasanya kalian berdua selalu menempel..?” Tanya Enzy yang mengakhiri aktivitas mengintipnya dan beralih memandangi Nayeon yang baru saja hadir diantara mereka berdua.
“iyaa nih, kalian sedang slek ya..?” tebak Seno yang ikut-ikutan menggoda Nayeon kala itu.
“engga kok, Jeno masih ada kelas, jadi aku sendirian kesini, nanti juga dia nyusul, ohh iya, tante dan om ga akan masuk..?” Tanya Nayeon yang hendak mendorong handle pintu ruangan karibnya dirawat.
Belum sempat tangan Nayeon menyentuh handle pintu, Enzy keburu merangkul Nayeon lalu membawanya pergi dari area depan ruangan Ahreum. “Nay, apa kau sudah makan..? Bagaimana kalau kita makan dulu yuk ke kantin.”
Meski sedikit kebingungan dengan sikap ibunya Ahreum, namun Nayeon tak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Enzy, diikuti oleh Seno yang berjalan dibelakang mereka berdua. Membuat dirinya tidak bisa melarikan diri untuk menemui karibnya.
“sepertinya aku melihat ada seseorang didalam ruangan Ahreum, tante, siapa itu..?” Tanya Nayeon yang sekilas melihat perawakan seorang lelaki yang tengah duduk dipinggir ranjang Ahreum.
“ahh kau salah lihat kali, Ahreum sedang tidur kok, hehehe..” dusta Enzy, bukan niat ingin menutupinya dari Nayeon, hanya saja saat ini Enzy tak ingin Nayeon mengganggu Ahreum yang tengah berduaan dengan Ansell di dalam.
“tante bohong yaa..” seru Nayeon seraya mencoba kabur untuk kembali keruangan Ahreum, namun tentu saja sudah ada Seno yang menghadangnya dibelakang, membuatnya kembali diseret paksa oleh Enzy menuju kantin, Nayeon hanya bisa pasrah dan memanyunkan bibir nya sebab kedua orang tua karibnya itu seolah tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Kembali ke dalam ruangan Ahreum.
"Ansell, kau boleh saja melarangku untuk hal lain, tapi tidak dengan pendidikanku..!" tegas Ahreum yang masih tetap dengan keputusannya.
"kenapa kau keras kepala sekali, aku hanya merubah jadwal kelas mu, agar tidak ada lagi kelas malam, tidak seperti aku memintamu untuk berhenti kuliah bukan..!!" bentak Ansell yang tak kalah tajamnya.
"selama ini aku baik-baik saja, sampai saat mantan kekasihmu menyuruh orang untuk melukaiku."
"jadi kau menyalahkan aku karena kejadian semalam..!!" pekik Ansell seraya bangkit dari ranjang Ahreum dan beralih berdiri seraya berkacak pinggang.
"bukan seperti itu Ansell, aku hanya.." tak mampu untuk melanjutkan perdebtannya lagi, hingga akhirnya kedua mata Ahreum berkaca-kaca sebab tak tahu lagi harus bagaimana meluluhkan hati Ansell agar menuruti kemauannya.
🥺🥺🥺
Melihat air mata itu perlahan mulai menetes, tiba-tiba saja Ansell merasa tidak berdaya dibuatnya hingga mmpu meruntuhkn egonya seketika.
"oke..oke baiklah, aku akan menarik kembali perintahku." ucap Ansell yang akhirnya menyerah sebab tak tega melihat Ahreum mulai menangis akibt keegoisannya.
"Benarkah..? Janji yaa." sahut Ahreum mencoba memastikan kebenarannya.
"iya, aku janji."
"bisakah kau melakukannya sekarang..?" tanya Ahreum, sebab takut jika nanti Ansell akan berubah fikiran.
Ansell pun menghela nafasnya sejenk seraya merogoh ponsel dari dalam saku jas nya, hendak menelfon seseorang.
"batalkan perintahku, biarkan dosen itu tetap mengajar malam..!" perintah nya dalam telfon singkat padat dan jelas.
Begitulah akhirnya Ahreum yang memenangkan perdebatan tersebut.
"sudahkan, Puas..?!" kata Ansell seraya menatap wajah Ahreum.
Usai kemauannya dituruti oleh Ansell, seolah tengah berakting Ahreum pun langsung mengganti raut wajahnya seraya menyeka air mata palsunya.
"okey, thanks ya.." ucap Ahreum yang kemudian berniat untuk mengatur posisi bantalnya agar bisa ditiduri.
"kau..!!
Beraninya kau membodohiku, Ahreum." pekik Ansell seraya memegang dagu Ahreum lalu mengarahkan wajah Ahreum pada pandangannya.
"kau tak boleh ingkar janji, jika kau memang pria sejati." ucap Ahreum lengkap dengan senyum smirk nya.
😏
"oke..!
Sebagai gantinya, aku akan mengikuti kelas malam mu." Katanya seraya membalas senyum smirk Ahreum lengkap dengan kedua mata yang mengintimidasi.
Membuat Ahreum seketika membeku seolah tak menduga akan menjadi seperti ini akhirnya, siapa sangka niat hati ingin menjahili Ansell malah dirinya sendiri yang terjebak.
😳
“YAAK..!!
Apa yang kau lakukan..!” teriak Nayeon kala ia melihat adegan yang memperlihatkan Ansell tengah memegang dagu Ahreum.
Hingga fikiran negative nya pun menjalar dalam otaknya seketika, membuat Nayeon berlari kecil untuk menyerang Ansell dengan bermodalkan tas kecilnya ia mencoba untuk memukul Ansell seperti yang sudah pernah ia lakukan sebelumnya di depan Café kemarin.
“tidak.. Nayeon, tidak.. aww..” nyaris saja tas kecil Nayeon hampir mendarat di kening Ansell, namun karena mendengar ringisan Ahreum membuat Nayeon mengurungkan niatnya dan beralih untuk memastikan keadaan karibnya tersebut.
“kau baik-baik saja..?” tanya Nayeon seraya duduk dipinggir ranjang Ahreum lengkap dengan raut wajah khawatirnya.
“aku baik-baik saja, asalkan kau tidak bertengkar lagi dengan Ansell..” ucap Ahreum seraya menggenggam tangan karibnya itu.
“kau pura-pura ya..!” geram Nayeon.
“berani sekali kau padaku, memangnya kau siapa..!!
Dasar gadis bar-bar.”
“kau..!” bentak Nayeon seraya hendal bangkit dari ranjang namun lengan Ahreum keburu menahannya.
“hentikan, kalian berdua kenapa sih..?
Bukankah yang kemarin itu hanya salah paham aja, Ansell juga sudah minta maaf pada Jeno kan..?” ucap Ahreum lembut seraya menatap lekat Nayeon yang masih dipenuhi amarah.
“minta maaf dengkulmu, aku bahkan tak melihat ketulusannya saat ia mengatakan maaf pada Jeno.” Keluhnya seraya menatap sinis ke arah Ansell.
“ciihh..!!
Heh, kau fikir hanya aku yang salah disini..!!
Kau juga salah karena meninggalkan kekasihmu itu berduaan dengan Ahreum..!!” protes Ansell tak mau kalah.
“YAAK..!!” bentak Nayeon seraya bangkit dan berdiri dihadapan Ansell yang jauh lebih tinggi 15 cm dari nya, hingga membuatnya harus menengadahkan kepalanya agar bisa memelototi Ansell.
“Memangnya kenapa jika mereka berdua saja, toh sebelum aku bersama dengan Jeno pun, mereka berdua memang sudah berteman baik. Aku percaya pada Ahreum juga Jeno..!!
Kau saja yang berlebihan, padahal jelas sekali tak mungkin Jeno bersama dengan Ahreum, karena aku lebih cantik dari Ahreum..!” gerutu Nayeon lebih ngegas dari Ansell.
“augh sial..!!” umpat Ahreum pelan, meski sudah mencoba bersabar dengan kedua orang tersebut, namun sepertinya mereka berdua memang sangat sulit untuk didamaikan.
Sudah tak perduli lagi dengan kedua orang yang tengah beradu mulut tersebut, Ahreum pun lebih memilih untuk tidur saja dan membiarkan Ansell juga Nayeon membuat keributan di ruangannya. Sebab tak ada lagi yang bisa ia lakukan, tubuhnya terlalu lelah untuk menenangkan mereka berdua.
“apa dikehidupan sebelumnya mereka kakak beradik..?” fikir Ahreum sebelum menarik selimut dan memejamkan kedua matanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments