1 minggu berlalu.
Di kediaman keluarga Andrew Dirgantara, tampak keluarga kecil Seno yang beranggotakan sang istri Enzy dan juga putrinya Ahreum tengah berkumpul didepan pintu utama kediaman keluarga Andrew, mencoba menunggu siapapun yang akan membukakan pintunya setelah beberapa kali Seno memencet bel.
Kurang lebih 5 menit menunggu, pintu pun akhirnya terbuka lebar oleh kedua asisten yang masing-masing berdiri dikedua sisi pintu megah kediaman Andrew dirgantara. Lengkap dengan senyuman ramah juga sedikit menundukan kepalanya para asisten mempersilahkan keluarga kecil Seno untuk masuk.
“terimakasih.” Ucap Seno lengkap dengan balasan senyum ramahnya untuk kedua asisten rumah tangga tersebut secara bergantian, begitupun Enzy dan Ahreum.
“pak Seno bisa menunggu di ruang keluarga terlebih dahulu mari saya antarkan.” Ucap seorang wanita yang baru saja bergabung menghampiri keluarga Seno, yang kemudian langsung menunjukan jalan pada keluarga Seno.
“baik..” sahut Seno seraya berjalan menyusul langkah wanita tersebut yang diduga adalah seorang kepala pelayan di kediaman Andrew dirgantara, terlihat dari pakaian yang dikenakannya berbeda dari asisten rumah tangga lainnya.
***
15 menit kemudian.
“ingat ya pah, jangan terbawa emosi, kedatangan kita kesini untuk membicarakan hal ini secara baik-baik, oke.” Ucap Enzy yang duduk disebelahnya seraya memegangi tangan sang suami untuk sedikit meredakan amarahnya, sebab sudah seminggu ini tidak ada kabar apapun mengenai keberadaan Ansell.
“jika seperti ini, papa ragu mah untuk mempercayakan Ahreum pada lelaki yang tidak bertanggung jawab itu!" Timpal Seno dengan sedikit rasa kesal dalam hatinya.
“tapi pah..” belum sempat melanjutkan kalimatnya, Enzy lebih dulu menyadari kehadiran teman baiknya telah tiba diruangan bersama sang suami Andrew dirgantara.
“lihat sendiri kan, Ansell lagi-lagi tidak muncul, apa keluarga Andrew tengah mempermainkan kita?!” sinis Seno pada Carrisa dan Andrew yang baru saja hadir kemudian duduk disofa yang berada didepannya.
Sementara Ahreum yang duduk di single sofa hanya bisa menyimak perdebatan yang akan terjadi dihadapannya saat ini.
“maaf yaa Enzy, mas Seno, semuanya jadi seperti ini, tapi ku pastikan pernikahan antara Ansell dan Ahreum akan tetap berlangsung dihari yang sudah ditentukan, aku janji.” Ucap Carrisa yang membuka pembicaraan lengkap dengan tatapan penuh harapnya pada Seno yang tengah dipenuhi amarah.
“tidak bisa begitu, maaf tapi saya tidak mau mengambil resiko, bagaimana jika sampai hari H, Ansell masih juga tidak muncul, kalian mau mempermalukan putri saya!” kecamnya yang sudah hampir mencapai batas kesabarannya.
“tenang dulu mas, saya juga sedang berusaha mencari keberadaan Ansell, beri saya waktu 3.. tidak, hanya 1 hari saja lagi, saya janji akan menemukan Ansell dengan cara apapun. Percayalah mas, kami tidak ada niat untuk mempermalukan keluarga mas apalagi menyakiti gadis sebaik Ahreum.
Hanya saja Ansell saat ini sedang mengalami suatu hal yang cukup berat hingga membuat dirinya perlu waktu untuk mengatur fikirannya kembali mas, jadi mohon untuk pengertiannya.” papar Andrew.
“oke, jika besok Ansell masih belum muncul, pernikahan ini batal!” tegas Seno masih dengan amarahnya yang berapi-api hingga Enzy pun ragu-ragu untuk ikut bersuara.
“tidak bisa begitu dong mas, persiapan kita kan sudah 80% gedung, cathering, wedding, dan bahkan undangan pun sudah mulai disebar dari kemarin.
Aku percaya sekali putraku tidak akan lari dari tanggung jawabnya, Ansell pasti menepati janjinya mas, jadi ku mohon untuk bersabar sedikit lebih lama ya.” Pinta Enzy yang masih terus mencoba membujuk Seno.
“sa..”
“ayah..” tiba-tiba saja Ahreum memberanikan diri untuk membuka mulutnya ditengah perdebatan orang dewasa tersebut, membuat kedua pasutri itu mengarahkan pandangannya pada gadis yang tengah terduduk disudut seorang diri.
“aku percaya Ansell akan menepati janjinya, jadi jangan batalkan pernikahan ini meski Ansell besok masih belum muncul, masih ada cukup waktu untuknya kembali.” Lanjut Ahreum.
Sebuah kalimat yang cukup mencengangkan, hingga membuat kedua pasutri tersebut terdiam sejenak.
“apa yang membuatmu yakin, nak, kau baru mengenal lelaki itu beberapa hari. Ayah hanya tidak ingin kau terluka sayang, tidak, ayah tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi pada putri ayah.” Ucap Seno yang kemudian bangkit dari tempat duduknya untuk mendekati putrinya tersebut.
“hanya firasatku saja hehe..” respon Ahreum lengkap dengan tawa renyahnya diakhir.
“kau ini.” Timpal Seno seraya mengelus bagian atas kepala putrinya.
“aku baik-baik aja ayah, ayah percaya Ahreum kan.” Ucap Ahreum yang kemudian bangkit dari tempat duduknya dan memeluk ayahnya erat membuat hati Seno perlahan luluh.
Sementara ketiga lainnya, yang berada dibelakang, seperti Andrew, Carrisa dan Enzy akhirnya bisa bernafas lega sebab amarah Seno kini bisa diredam oleh kalimat penenang dari putrinya sendiri yang bersedia untuk menunggu lebih lama akan kehadiran Ansell yang menghilang entah kemana.
***
Di lain tempat, sebuah panti asuhan yang berada di Jakarta selatan yang bernama panti Cameron, tempat dimana Abighail dibesarkan sebelum keluarga Ansell akhirnya memutuskan untuk mengadopsi dirinya sebagai adik dari putranya yang bernama Ansell.
Terlihat Abi tengah terduduk dipinggiran sungai yang terbentang luas dihadapannya dengan air yang cukup jernih juga dangkal, sesekali ia menghela nafas dan kembali menyeruput kopi yang dibuatnya beberapa menit lalu dari dalam panti.
“sampai kapan kalian akan terus bersembunyi dari tuan Andrew dan nyonya Carrisa? Bukankah sudah cukup bermain-mainnya Abi.” Ucap seseorang dari belakang yang langsung bergabung dan terduduk disebelah Abi.
“hehe bunda..” Abi hanya bisa nyengir.
“sampai bunda diajarkan berbohong oleh kalian berdua, sudah 3 kali loh nyonya Carrisa menghubungi bunda, bertanya apa kalian berdua ada datang kemari. Sebenarnya ada apa, kau tak mau menceritakannya pada bunda?” tanya bunda Anna seraya memegang tangan Abi dan menatapnya lekat.
“ammm..
Tidak apa-apa kok bunda.” Dusta Abi seraya menyunggingkan senyum tipisnya ke arah bunda Anna untuk sesaat.
“hmm, kau masih sama aja seperti dulu, selalu berada dipihak Ansell. Benar nih tidak mau cerita?
Tapi jika sekali lagi nyonya Carrisa menghubungi bunda, maaf bunda sudah tidak bisa melindungi kalian lagi, bunda akan katakan yang sebenarnya keberadaan kalian, oke.” Tegas sang bunda sembari menepuk-nepuk pelan punggung Abi.
“iya bunda, terimakasih ya.” timpal Abi.
“oke, bunda masuk dulu ya, mau menyiapkan makan siang.” Ujarnya seraya bangkit dari tempat duduknya.
“iya.” Sahut Abi yang memutar setengah tubuhnya untuk melihat kepergian bunda Anna.
“kamu juga jangan lama-lama disini, ayo makan siang bareng, minta Ansell datang kemari.” Katanya lagi dengan nada suara yang semakin meninggi seiring dengan langkah kakinya yang mulai menjauh dari Abi yang masih memperhatikannya dari kejauhan.
"apa eyang Diana dan tante Enzy benar-benar bisa sejahat itu pada Ilona." gumam Abi yang kembali menatap lurus ke arah sungai jernih yang berada dihadapannya.
***
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments