Tok.... tok....tok.....
Pintu terbuka, Firlita muncul dengan wajah bantalnya.
"Ada apa kak, pagi - pagi buta udah bangunin Firli...." Firlita mengucek - ngucek matanya sambil menguap, rasa kantuk masih menguasai dirinya.
"Kakak mau kekampung, ibu kakak sakit...." Ucap Hanaria dari depan pintu, ia nampak sudah siap, barang - barang bawaan sudah dipacking dengan rapi.
"Aku ikut kak.....?? Pengen sampai kampung kakak dan jenguk ibu kakak, boleh ya??"
"Jangan Fir, jauh banget.... delapan jam perjalanan. Apalagi sekarang kau sedang hamil, nanti kau kelelahan dijalan." Hanaria berjalan menuju meja makan diikuti Firlita.
"Kalau gitu.... salam aja dengan keluarga kak Hana dikampung...." Ucapnya dengan raut kecewa.
"Iya, pasti disampaikan....."
"Kakak sudah buat sarapan, nanti kau sarapan ya, jangan lupa." Sambil menunjuk hasil olahannya diatas meja yang ditutupi tudung saji.
"Dan dikulkas ini ada banyak bahan makanan, ada sayuran, daging, ikan, buah - buahan, cemilan juga ada. Tadi malam kakak belanja di supermarket untuk keperluanmu seminggu." Hanaria membuka kulkas, menunjuk satu persatu bahan makanan yang sudah ia bersihkan semalam dan dimasukan kedalam toples - toples. Firlita hanya melongo, melihat isi kulkas yang penuh.
"Oh, ya.... ini susu ibu hamil juga, kakak liat kau minum susu ini, jadi sekalian kakak belikan lima kotak yang 800 gram, kebetualan ada promo." Hanaria menunjukan satu packing susu ibu hamil yang ia taruh diatas kulkas.
Mata Firlita berkaca - kaca, ia mulai sesenggukkan, Hanaria langsung menghampirinya.
"Kau kenapa Fir? Sakit?" Hanaria menyentuh kening Firlita dengan punggung tangannya. Firlita menggeleng.
"Aku terharu......, kakak sangat baik padaku. Bagiku,..... diberi tumpangan saja, aku sudah sangat bersyukur kak, itu sudah lebih dari cukup. Tapi kakak malah menyediakan semuanya ini untukku." Firlita sesenggukkan dimeja makan, dengan kedua tangannya menopang dagu.
"Kakak pikir kau tadi sakit, bisa - bisa batal keberangkatan kakak hari ini......" Goda Hanaria sambil mengusap punggung Firlita.
"Kakak hanya melakukan apa yang bisa kakak lakukan Fir. Ini semua sengaja kakak lakukan supaya kau tidak repot - repot belanja dipasar, kau bisa langsung memasaknya saat pulang bekerja ataupun sebelum berangkat bekerja. Selebihnya kau punya banyak waktu untuk beristirahat. Ingat, bayi dalam kandunganmu ini harus punya nutrisi yang cukup dan istirahat yang cukup dari ibunya." Hanaria masih mengusap punggung Firlita dengan lembut.
"Terima kasih banyak kak, atas semua perhatian kakak padaku selama ini." Firlita menatap wajah Hanaria dengan air matanya yang masih membasahi pipinya. Hanaria menjawab ungkapan Firlita hanya dengan anggukan disertai senyuman.
Tin.... Tin..... Tin.....
Terdengar suara klakson dari halaman rumah.
"Titip rumah ya Fir, dan jaga dirimu baik - baik"
"Kakak berangkat dulu......?" Hanaria bergegas menarik kopernya.
"Kakak tidak bawa mobil sendiri?" Firlita mengikuti dari belakang sambil menghapus air matanya menggunakan tissue diatas meja makan dan ingin membantu mengangkat barang - barang.
"Kakak pake jasa travel saja, jadi bisa tiduran dijalan. Gak usah diangkat barang - barangnya Fir, biar mas nya saja yang angkat. " Firlita hanya menonton, saat driver turun untuk mengangkat barang - barang yang sudah dipacking.
Hanaria duduk didepan, disamping kemudi. Firlita menatapnya dari teras depan rumah.
"Kak Hana......!!" Panggil Firlita setengah berteriak. Hanaria menoleh kearahnya, dengan mimik bertanya.
"Firlita sayang kakak......." Teriak Firlita lagi.
Hanaria tersenyum......lalu melambaikan tangannya dan dibalas pula oleh Firlita.
Firlita menatap kepergian Hanaria dengan wajah sedihnya. Rumah itu semakin sepi, menyisakan dirinya seorang diri.
Hanaria, masih mengawasi dari kaca spion, terlihat Firlita masih berdiri diteras sambil menatap kearah mobil yang ia tumpangi hingga menghilang dibelokan blok komplek perumahan.
Hati Hanaria terasa begitu sakit saat mengingat kemalangan yang menimpa gadis muda itu.
Sayangnya, hingga kini Firlita belum mau buka suara mengenai siapa laki - laki yang menjadi ayah dari bayi yang ada dalam kandungannya.
Hanaria mengepalkan telapak tangannya, gigi - geliginya gemeretak menahan amarah. Pria bajingan itu harus bertanggung jawab pada apa yang telah ia perbuat, gumamnya didalam hati. Ia bertekad untuk mencari tahu dengan cara apapun.
"Mbak Hana..... apakah mbaknya baik - baik saja?"Tanya sang driver yang sedari tadi tidak sengaja memperhatikan roman wajah Hanaria.
"Saya..... baik - baik saja kok mas......" Sahut Hanaria yang tersadar dari lamunannya.
"Saya pikir tadi mbaknya lagi sedih mikirin adiknya yang ditinggal sendiri. Adiknya aja juga sudah besar kok mbak, tidak usah terlalu dikhawatirkan." Ucapnya menerka.
"Iya mas......" Hanaria menjawab seadanya, ia mengulas senyumnya meliriik sejenak sang driver yang tengah melajukan mobilnya dijalan raya. Hari masih gelap, Hanaria melirik arlojinya yang menunjukan jam 05.10 pagi.
"Ngomong - ngomong mbaknya kekampung kerumahnya siapa to?"
"Kerumah orang tua saya mas, ibu saya sedang sakit." Jelas Hanaria
"Sakit apa ibunya mbak?"
"Waktu dibawa ke puskesmas katanya asam lambung mas, sudah beberapa hari ini tidak mau makan."
"Ohh.....begitu....., isteri saya juga punya penyakit itu mbak, sering kumat, padahal makannya tertatur, saya jadi bingung. Saya pikir penyakit itu kumat kalau telat makan mbak....." Curhat sang driver, matanya tetap mengawasi jalan didepannya.
"Banyak faktor yang bisa membuat asam lambung kumat mas, salah satunya seperti yang mas bilang tadi, telat makan...."
"Walau makan teratur, tapi banyak pikiran negatif seperti khawatir, cemas, takut, atau iri hati.... itu juga bisa menjadi penyebabnya...."
"Pola pikir, pola makan, kudu harus dijaga semua mas, tidak mudah sih.....Tetap berusaha berpikir positif dalam menjalani hidup, dan berusaha selalu bahagia.... " Ucap Hanaria sambil menatap kedepan. Hari mulai terlihat terang, pertanda pagi mulai menjelang.
Hanaria dan sang driver terus terlibat obrolan tentang banyak hal untuk membuang kejenuhan dalam perjalanan.
Beberapa kali mobil yang ditumpangi Hanaria itu harus singgah hanya untuk buang air kecil dan istirahat makan siang.
Menjelang sore mereka memasuki jalan kampung menuju dusun Rimba, tempat kelahiran Hanaria.
Jalan kampung itu belum terjamah aspal, masih batu - batuan koral disepanjang jalan masuk, beberapa tempat tertentu jalan nampak berlubang seperti kubangan sapi.
Mobil berwarna hitam itu nampak berjalan lambat dan berguncang - guncang akibat jalan yang masih perlu banyak perbaikan.
Sama seperti namanya, kiri kanan jalan masih banyak terdapat hutan rimba yang ditumbuhi pohon - pohon besar hingga 90 diameter.
Memasuki perkampungan padat penduduk, Hanaria menurunkan kaca mobil disampingnya, sebagai kesopanan saat melintas rumah warga.
Rumah - rumah warga didusun Rimba itu, semuanya masih berbahan dasar kayu, dengan atap sirap yang terbuat dari kayu ulin, dan ada juga atap yang terbuat dari daun nipah.
Tampak para warga menyembulkan kepala mereka dari balik pintu dan jendela rumah mereka untuk melihat mobil yang sedang melintas. Ada yang berlari keluar untuk melihat lebih jelas.
Di dusun itu, mobil masih termasuk kendaraan yang sangat langka memasuki daerah mereka. Dan hanya kepala desa, kepala dusun dan seorang juragan ternak kambing yang memiliki barang mewah itu, dan itu pun menjadi tontonan seluruh warga.
Hanaria melemparkan senyuman pada beberapa warga yang melambaikan tangannya. Beberapa anak - anak berlarian mengejar mobil yang ditumpangi Hanaria sambil meneriakkan namanya.
Sang driver tak bisa menahan senyum gelinya menyaksikan semua pemandangan itu.
"Sepertinya..... saya akan selalu sehat bila ada didusun mbak Hana ini. Seperti kata mbak Hana tadi, hati yang bahagia membuat kita tidak mudah digerogoti penyakit, karena ada banyak hal yang bisa membuat saya bahagia dengan suasana didusun ini...." Ucapnya masih tersenyum.
Hanaria hanya ikut tersenyum mendengar ucapan sang driver, karena ia tahu apa maksud perkataan pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Teteh Lia
4 iklan 🌹🌹🌹 buat Hanaria 🥺
2024-02-21
1
Teteh Lia
Aku juga jadi terharu, Hanaria seperti Kaka perempuan yang perhatian bgt. aku jadi pengen punya Kaka 😭
2024-02-21
1
Ucy (ig. ucynovel)
🌹🌹 buat hana
2024-02-19
1