"Tapi tidak ada yang tahu oma......hanya oma, papah - mamah, daddy Moranno dan mommy Yurina. Lagi pula kami berdua tidak pernah pacaran, semuanya tahu kami bersahabat sejak kecil...... please oma.... pleasee papah - mamah...... pleasee daddy Moranno yang ganteng....... pleasseee mommy Yurinaaa yang cantikkk..... Rosa belum mau menikah..... pleaseee....." Ucap Rosalia sambil menangkup kepada kedua tangannya didada kepada semua para orang tua itu.
Willy tidak mau tinggal diam, dengan gaya memelasnya, ia mengcoppy faste apa yang oleh dilakukan Rosalia untuk mendapat simpati dari para orang tua itu.
Yurina dan dokter Rosalie, merasa kasihan pada dua muda -.mudi itu, namun mereka tidak bisa berbuat apa - apa, karena masih ada Moranno dan tuan Hartawan, ayah dari Willy dan Rosalia yang harus mengambil keputusan atas masalah itu.
"Tuan Hartawan.... dan kau Moranno, apa tanggapan kalian pada apa yang telah kusampaikan tadi?" Tanya nyonya Agatsa kepada kedua ayah itu yang masih terdiam memikirkan apa keputusan yang mereka harus ambil pada masalah kedua anak mereka itu.
"Saya pribadi memohon maaf pada tuan Hartawan dan juga doktet Rosalie, atas perilaku Willy putra kami. Apa yang dia lakukan itu memang tidak pantas walaupun mereka tidak bertindak jauh, namun sudah tidur dengan seorang anak gadis orang itu tidak baik, jadi bila keluarga tuan Hartawan keberatan akan tindakan Willy putra saya, saya akan menyuruhnya bertanggung jawab untuk menikahi putri anda Rosalia." Ucap Moranno mantap.
Semua yang hadir menjadi tegang mendengar ucapan Moranno, tidak terkecuali Rosalia dan Willy yang menjadi objek pembahasan pagi itu.
"Sekarang tinggal keputusan dari anda tuan Hartawan, saya pribadi sudah siap menikahkan putra saya Willy dengan putri anda Rosalia. Mengenai pekerjaan..... mereka masih bisa bekerja saat sudah menikah, saya rasa tidak ada masalah." Tambah Moranno lagi meyakinkan.
Rosalia dan Willy yang membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan mereka di dadanya masing - masing dihadapan para orang tua mereka menjadi bertambah tegang saat mendengarkan apa yang disampaikan Moranno.
Keduanya tidak berani bergerak apalagi sampai mengeluarkan suara.
Semua yang duduk diruang tamu itu tinggal menanti keputusan tuan Hartawan.
Rosalia dan Willy nampak begitu berdebar, rasa takut menghinggapi keduanya.
Tuan Hartawan, yang adalah seorang anggota Kapolri di negeri ini membuat dua muda - mudi itu sangat mengenal sepak terjangnya selama ini dimasyarakat.
"Rosalia...... adalah putri semata wayang keluarga kami..... tentu saja saya akan melindungi dan menjaga putri saya supaya dia mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya." Tuan Hartawan mulai berbicara dengan suara basnya. Semua orang memasang telinganya dengan baik supaya tidak ada yang terlewatkan dari apa yang mereka dengar.
"Setelah saya mendengarkan duduk permasalahan ini, saya tidak mengijinkan Rosalia dan Willy menikah. Pertama, nyonya Agatsa telah menyelidiki permasalahan ini dari awal dan tidak terjadi hubungan badan antara Rosalia dan Willy."
"Kedua, Mereka bukan berpacaran seperti pengakuan Rosalia, mereka memang bersahabat mulai kecil, dan kita semua pasti mengetahuinya. Mungkin itu sebabnya mereka berdua terlalu akrab sehingga mengira tidur bersama antara dua lawan jenis berbeda tidak masalah, padahal hal seperti itu sangat tidak diperbolehkan bila bukan suami - isteri."
"Ketiga, mereka berdua sama - sama baru pulang dari luar negeri membawa gelar S2nya. Pengalaman didunia kerja masih sangat minim, biarkan mereka bebas berkarya dengan ilmu yang mereka dapatkan didunia pendidikan mereka selama ini. Seperti halnya juga Willy yang hari ini akan menggantikan tuan Moranno sebagai CEO di salah satu perusahaan keluarga Agatsa, Rosalia juga pada hari ini..... ini hari pertamanya ia berkerja sebagai seorang dokter kandungan di rumah sakit pemerintah, dia harus banyak belajar dulu dari oara seniornya dan rekan - rekan seprofesinya juga dari pengalaman yang akan ia hadapi nantinya dalam masyarakat, tentu saja ia harus pokus pada pekerjaannya."
"Terima kasih papah, papah memang bijaksana, Rosalia sayaaaangggg papah." Potong Rosalia amat girang langsung memeluk tuan Hartawan dan mencium wajah ayahnya itu bertubi - tubi.
"Rosa..... papah belum selesai....." Ucap tuan Hartawan membuat Rosalia undur dari ayahnya itu.
"Saya sangat berterima kasih pada nyonya besar..... tuan Moranno dan juga nyonya Yurina, karena sudah berusaha menjaga nama baik putri saya sehingga meminta Willy untuk menikahinya."
"Dan untukmu Willy......papah Hartawan tidak akan segan - segan memintamu untuk bertanggung jawab menikahi Rosalia apabila ini terjadi lagi untuk kedua kalinya. Anggap ini suatu peringatan buatmu. Walau kami semua tahu kalian berdua bersahabat dekat, tapi kalian berdua harus saling menjaga sikap satu sama lain." Ucap tuan Hartawan tegas dan mengakhiri ucapanya.
"Saya rasa hanya itu yang bisa saya sampaikan, saya harus buru - buru kekantor, karena ada hal yang mendesak yang harus saya selesaikan." Ucap tuan Hartawan kemudian.
"Baiklah.... kita semua sudah mendengar keputusan dari tuan Hartawan dan juga putra saya Moranno. Seperti kata tuan Hartawan, untuk Willy dan juga Rosalia, kalian berdua harus menjaga diri dengan baik, bila terjadi untuk kedua kalinya, kalian harus menikah, mengerti?" Tegas nyonya Agatsa pada dua muda - mudi itu.
"Mengerti Oma.....!"Jawab keduanya serentak dengan penuh semangat karena tidak jadi dinikahkan.
Mereka pun saling berpamitan satu sama lain, karena waktu sudah menunjukan jam tujuh empat puluh menit, mereka terlihat terburu - buru meninggalkan apartemen milik Willy untuk menuju tempat kerjanya masing - masing.
***
"Hana..... Hana...." Panggil Linda dari seberang meja kerjanya.
"Apaan Lin, berisik amat..... Lagi sibuk nih....." Sahut Hanaria agak kesal sambil menatap laptop didepannya.
"Sini.... Ayo cepetan..... Semua pegawai disuruh berdiri berbaris, CEO baru akan lewat sini." Panggil Linda lagi dengan penuh semangat.
Hanaria lalu bergegas, ia ikut berbaris pada barisan divisinya disepanjang koridor lantai enam .
Tak lama, lift khusus CEO dan owner terbuka. Semua membungkuk hormat termasuk Hanaria saat rombongan pemilik Agatsa Grup itu melintas di hadapan semua pegawai.
Beberapa pegawai wanita saling berbisik satu sama lain.
Hanaria segera kembali kemejanya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang telah tertunda setelah rombongan kehormatan perusahaan tempat ia berkerja lewat.
"Hana...... CEO baru kita sangat tampaaannn......"Ucap Linda saat menghampiri meja kerja Hanaria, sambil mengembangkan kedua tangannya di diwajah cantiknya yang begitu imut.
"Benarkah?" Tanya Yurina datar sambil menatap laptopnya.
"Hana..... Apakah kau tadi tidak melihatnya?" Linda balik bertanya.
"Tidak....." Sahut Hana singkat masih dengan nada datar.
"Ya ampun Hana, pantas saja kau tidak tahu. Bagaimana mungkin kau bisa menyia - nyiakan pemandangan langka pagi ini, CEO baru kita itu sangat mirip dengan ayahnya. Sangat tampan......." Ucap Linda lagi dengan pandangan menerawang.
"Linda..... bukankah peraturan di perusahaan ini, kita harus membungkuk hormat bila pemilik perusahaan atau keluarga melintas dihadapan kita. Jadi mana bisa aku melihatnya. Kalau tuan Moranno..... iyaaaa, ku akui memang tampan, diusianya sekarang saja masih terlihat berkarisma." Ucap Hanaria apa adanya.
"Huhhh, dasar Hana....kau suka daun tua..... tapi benar sih apa katamu, tuan Moranno memang tampan walau sudah diusia tidak muda lagi."
"Sudahlah..... kok kita ngobrol yang bukan - bukan, yuk lanjut kerja....." Ucap Hanaria kembali pokus pada laptop didepannya.
Linda pun serta - merta kembali kemeja kerjanya yang berseberangan dengan meja kerja Hanaria.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Setia R
Ini baru bener! mantap!👍
2024-11-23
1
Setia R
dua iklan untuk kk
2024-11-23
1
Fitray Uni
lima mawar 🌹 tuk Kaka, semangat dan sehat selalu Kaka 🥰
2024-03-04
1