"Didalam mobil itu...... selain tuan Willy ternyata ada teman wanitanya......." Lanjut Hanaria lagi. Keempat wanita yang tengah pokus mendengar cerita Hanaria langsung ternganga dengan mata membola.
"Apa tu pacarnya??" Berisik keempatnya, wajah mereka seketika berubah merana membuat Hanaria heran.
"Entahlah.......yang pasti wajahnya sangat cantik...... mirip miss Indonesia Princess Mikhaela Audrey Megonondo, hanya saja rambutnya tidak panjang, sebahu saja." Ucap Hanaria menjelaskan.
"Sepertinya mereka memiliki status sosial yang sama. Dari keluarga kaya dan terhormat." Lanjut Hanaria. Lagi - lagi keempat temannya itu melengos mendengar ucapan Hanaria yang seolah sengaja menghancurkan angan - angan tinggi keempat temannya itu.
"Apa yang kalian lakukan disini, berdiri menumpuk seperti itu?" Terdengar suara berat seorang pria didekat mereka. Keempat wanita itu menoleh kearah datangnya suara termasuk Hanaria.
"Hmmm..... tidak ada tuan, kami hanya menanyakan beberapa item pekerjaan yang kurang kami pahami saja. Permisi tuan......" Ucap Linda mewakili ketiga temannya, ia lalu berlalu pergi diikuti ketiga teman wanitanya meninggalkan Hanaria dimejanya.
Tuan Doffy menatap keempat wanita muda itu sekilas lalu beralih pada Hanaria.
"Bagaimana pertemuanmu dengan tuan Moranno dan tuan Wiily Hana ?" Tanya tuan Doffy setelah keempat teman Hanaria kembali bekerja dimejanya masing - masing.
"Mereka meminta saya untuk menjelaskan pekerjaan proyek secara detail yang sedang kita tangani tuan. Tadi tuan Moranno meminta saya meninggalkan semua berkas - berkas dari keenam proyek itu untuk dipelajari tuan Willy." Jelas Hanaria.
" Tuan Moranno sepenuhnya akan menyerahkan tanggung jawab perusahaan ini pada tuan Willy. Jadi kita harus banyak membantu tuan Willy dengan menyajikan semua data secara akurat yang dia perlukan setiap hari. Hal itu tentu saja membuat kita akan sering berhubungan dengannya, dan kau Hana, aku mengandalkanmu untuk itu, diantara semua pegawai didivisi kita, hanya kau yang menguasai seluk beluk pekerjaan ini selain diriku." Ucap tuan Doffy dengan nada serius.
"Siap tuan....." Jawab Hanaria sigap.
"Bagus......" Tuan Doffy tersenyum melihat kesanggupan bawahannya itu.
"Bagaimana desain villa yang dipesan tuan Moranno, apa sudah selesai?" Tanya tuan Doffy lagi.
"Belum tuan..... saya usahakan hari ini sudah selesai tuan....." Hanaria menunjukkan gambar desainnya pada laptop didepannya, tuan Doffy memperhatikannya sejenak sambil mengangguk - anggukkan kepalanya.
"Selesaikanlah...... tuan Moranno sudah menanyakannya padaku tadi pagi, saat aku meminta ijin mengantarkan isteriku kerumah sakit."
"Baik tuan...... Bagaimana keadaan isteri anda tuan?" Tanya Hanaria pada atasannya itu.
"Sudah lebih baik..... kami hanya dianjurkan untuk berobat jalan saja oleh dokter."
"Syukurlah tuan...... Semoga nyonya cepat sembuh dan cepat pulih."
"Terima kasih."
"Sekarang, lanjutkan pekerjaanmu Hana, aku akan keruanganku."
"Baik tuan...." Hanaria kembali melanjutkan pekerjaannya setelah tuan Doffy meninggalkan mejanya.
Hanaria kembali menatap layar laptopnya, tanganya mulai mengutak - atik keyboard laptopnya. Beberapa kali ia harus mengganti model garis lurus, melengkung, zig - zag untuk menyelesaikan lansekapnya.
Ponsel Hanaria bergetar, Hanaria menatap ponselnya dan segera meraihnya.
"Iya ayah......." Ucap Hanaria sesaat setelah menerima panggilan telepon. Rona wajahnya terlihat bahagia saat mendengar suara sang ayah.
Beberapa detik berikutnya, wajah Hanaria berubah murung. Sesekali ia mengusap wajahnya, menghapus titik - titik bening disudut matanya menggunakan tissue dari atas mejanya.
Hanaria menaruh kembali ponselnya disamping laptopnya. Ia sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi pada desain didepannya setelah menerima panggilan telepon dari ayahnya tadi.
"Hana....." Panggil Linda menyembulkan kepalanya dari sekat pembatas meja didepannya.
"Hmm....." Hana melihat kearah wajah Linda didepannya.
"Makan siang yuk, laper......" Ajak Linda. Hanaria berpikir sejenak.
"Tunggu sebentar....." Hanaria membereskan mejanya, lalu mematikan laptop dan menutupnya dengan rapi.
Keduanya lalu keluar ruangan. Mereka masuk ke lift pegawai menuju kantin yang ada dilantai dua.
"Hana...... Linda...... siniiii......!!" Teriak Laras dari sudut ruangan kantin dekat jendela kaca. Linda menarik tangan Hana menuju meja dimana sudah ada Laras, Shasie, dan Norsa.
"Udah pesan.....?" Tanya Linda pada ketiga teman mereka yang sudah duduk menanti pesanan.
"Udah..... tinggal kalian berdua......" Sahut Laras lagi, sementara Shasie dan Norsa sibuk dengan ponselnya masing - masing.
"Mba..... mbaa......" Panggil Linda pada seorang pramusaji.
"Saya..... lalapan, ayam bakar...... minumnya lemon tea." Ucap Linda sambil melihat buku menu saji. Pramusaji lalu mencatat pesanan Linda dengan cepat.
"Kalau kakak pesan apa?" Tanya pramusaji beralih pada Hanaria.
"Ikan air tawar yang masih ada apa saja mba?"
"Bawal, gurami..... yang lain sudah habis kak....."
"Bawal aja.... dipindang ya.....minumnya teh hangat saja." Pramusaji lalu mencatat pesanan Hanaria.
"Ditunggu ya kak....." Ucap sang pramusaji sopan lalu bergegas menuju dapur.
Hanaria menatap sekitarnya, melihat para pegawai lainnya yang lalu - lalang mencari meja kosong. Sedangkan yang lainnya lagi sedang menikmati makan siangnya, ada juga yang masih menunggu sambil memainkan ponselnya.
Kantin yang layaknya resto itu begitu luas, mampu memuat hingga seribu dua ratus orang itu begitu ramai setiap jam makan siang, karena hampir semua pegawai perusahaan itu makan dikantin tersebut.
Tatapan mata Hanaria tak sengaja bertabrakan dengan mata seorang pria yang baru beberapa jam yang lalu bertemu dengannya. Hanaria segera menatap kearah lain, pura - pura tidak tidak melihat.
"Kak.... pesanannya sudah datang....." Dua pramusaji datang membawa dua nàmpan besar, berisi pesanan Hanaria dan empat orang temannya.
Linda yang terlihat sangat lapar menyantap makanannya dengan sangat lahap, begitu juga dengan Laras dan Norsa. Hanya Shasie yang nampak selalu menjaga image setiap makan ditengah orang banyak.
Linda hampir saja tersedak, karena buru - buru meminum lemon tea nya akibat sambelnya yang kepedesan.
"Lin.... pelan - pelan makannya, 'tar keluar dari hidung lho..... " Ucap Shasie kalem.
"Namanya juga laper Sha.....rasanya pengen nelan - nelan aja biar cepet kenyang...." Sahut Linda acuh.
"Iya Shasie..... ngapain coba, jaim - jaim segala.... lambat kenyangnya......" Cerocos Laras, didukung anggukan oleh Norsa.
"Ho-oh...... bener tuh, apa adanya aja Shasie, gak usah dibuat - buat...." Ucap Norsa sambil menyuap menggunakan jari tangannya kedalam mulutnya.
"Aku yakin..... bila aku mengatakan sesuatu, kalian pasti akan meniru cara makan Shasie." Ucap Hanaria menyela pembicaraan keempat temannya itu.
"Memangnya sesuatu itu apaan, sampai - sampai kita harus meniru gaya Shasie, hmm??" Ucap Norsa menatap wajah Hanaria dengan mulut penuhnya.
Hanaria tersenyum sambil mengunyah pindang bawalnya.
"Iya Hana..... senyum jahatmu bikin penasaran aja....." Kata Linda mulai curiga.
"Lihat barisan kesebelas dari barisan meja kita ini, dengan siapa tuan Doffy makan siang yang wajahnya menghadap kearah kita." Kata Hanaria pada keempat temannya, sementara dirinya pura - pura tidak melihat dan pokus pada makanan dipiringnya.
Linda yang duduk disebelah Hanaria menatap kearah yang disebutkan, sementara Norsa, Laras, dan Shasie yang duduk dihadapan Hanaria dan Linda terpaksa membalalikkan sedikit tubuh mereka melihat kebelakang.
Keempat pasang mata wanita itu melihat kearah yang dimaksud Hanaria, tidak menunggu lama, akhirnya mereka menemukan tuan Doffy, terlihat punggung dan rambut kepalanya dengan jelas dari belakang. Selanjutnya mereka menatap lekat pria yang duduk berhadapan dengan tuan Doffy.
"Oh my God....!!" Pekik keempat wanita itu tertahan, membuat Hanaria tidak bisa menahan gelaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Ucy (ig. ucynovel)
🌹🌹.semangat kak
2024-02-18
1
Ucy (ig. ucynovel)
air mata rindukah?
2024-02-18
1
Ucy (ig. ucynovel)
ketangkap basah lg ngegosip 😁
2024-02-18
1