Bab 18
Seminggu sudah Mika di Bandung.
Rasa rindu dengan bu Leni dan adik - adiknya yang selama ini dipendamnya sedikit - sedikit terbayar.
Tingkah laku adik - adiknya membuat hiburan tersendiri bagi mika.
Namun tiap kali melintasi tempat - tempat saat bersama Devon membuat air matanya jatuh.
"Apakah Devon sudah hidup bahagia dengan wanita itu?" ucap Mika dalam hatinya
Malam ini Mika sedang mempersiapkan makalah yang akan di presentasikan dalam Symposium besok.
Ini adalah pengalaman pertama Mika sebagai speaker symposium diIndonesia.
Jam terbang Mika sebagai pakar kesehatan di luar negeri tidak membuatnya sombong.
Mika mempelajari kembali makalah yang akan di sampaikan besok.
Walaupun pihak panitia meminta Mika untuk mengisi materi disesi ke 2, sekitar jam10 pagi.
Tapi Mika akan berangkat sehabis subuh, agar tidak terjebak macet dijalan.
Saat ini Mika sudah di dalam taksi menujuh Hotel B di jalarta, tempat Symposium berlangsung.
Suasana symposium ini sangat ramai.
Menandakan antusias mereka dalam meng update ilmu sangat baik.
Dari sekian banyak kolega dokter yang hadir, Mika hanya mengenal beberapa orang saja dari mereka.
Jantung Mika dag... dig ...dug ...saat akan memulai presentasinya.
Dalam mempresentasikan makalahnya, Mika membawakan dengan tenang dan sejelas - jelasnya.
Mika presentasi dengan bahasa yang mudah dipahami, untuk mengghindari misunderstanding.
Antusias dari audience yang sangat baik, membuat Mika senang sekali.
Pengalaman pertamanya sebagai speaker di negri sendiri disambut dengan baik, menjadi kebanggaan sendiri dalam diri Mika.
Pada saat sesi Q and A, banyak sekali pertanyaan yang masuk.
Mereka sangat antusias dalam meminta saran dari beberapa kasus yang sulit mereka tangani saat Praktek.
Mika menjawab berdasarkan guidence dan sharing pengalaman pribadi.
Mika mendapatkan standing applause dari audience yang hadir.
Setelah sesi nya selesai, Mika kembali ke tempat duduknya.
Aldo yang melihat Devon di ruang yang sama dengan dirinya dan Mika, ada niat di dalam hatinya untuk menyakiti hati Devon.
Aldo sengaja duduk mendekati Mika.
Mika yang melihat kearah Aldo.
Niat hati ingin pergi tetapi situasi tidak memungkinkan Mika.
Mika terdiam dan tetap waspada pada Aldo.
Aldo terus saja berusaha mengajak ngrobrol Mika dengan sederet pertanyaan basa - basi.
"Apa Kabar Dr.Mika?" sapa Aldo
"Bagaimana kabarnya?" tanya Aldo
"Kapan tiba di Indonesia?" tanya Aldo
Mika yang tidak di untungkan dalam situasi ini mau gak mau harus menjawab pertanyaan Aldo.
Mika takut kolega dokter lain yang melihat situasi ini, mempunyai pandangan negatif kalau Mika sombong.
Aldo merasa di untungkan dengan situasi ini.
Di kursi belakang terdapat pria yang bersyukur pada Tuhan yang sudah mendengar doa nya.
Hampir 5 tahun nama Mika selalu terucap dalam doa nya.
Pria itu adalah Devon.
Devon senang sekali Tuhan masih memberi kesempatan pada nya untuk melihat kembali Mika.
"Aku senang kau baik - baik saja sayang" ucap Devon dengan pelan
Melihat kedekan Mika yang sedang mengobrol dengan laki - laki, membuat Devon sedih.
Tetapi Devon tidak mau egois.
"Aku akan mengikhlaskanmu Mika, bila dirimu bahagia dengan laki - laki itu" ucap Devon
Devon ingin sekali memeluk Mika untuk melepas kangennya, namun itu di urungkan Devon setelah melihat Mika sangat akrab dengan laki - laki lain.
Devon berpikir bahwa laki - laki itu adalah kekasih Mika.
Waktu kopi break tiba.
Kesempatan baik Mika menghindari Aldo.
Secepat kilat Mika berlalu dari ruangan itu.
Sementara itu, Devon yang melihat Aldo adalah laki - laki yang tadi didekat Mika, membuat emosi Devon tersulut.
Devon langsung menghampiri Aldo.
Dicengkramnya kerah kemeja Aldo oleh Devon.
"Hei laki-laki pecundang, masih berani memperlihatkan dirimu?" ucap Devon
Aldo menanggapi dengan kalem.
"Kenapa loe diam?, Ha... ?" tanya Devon sambil membentak
"Harusnya loe pake rok, laki - laki banci yang hanya memanfaatkan orang lain sebagai umpan kejahatan loe" ucap Devon menyindir Aldo dalam kasus Shila
Akhirnya Aldo terpancing juga.
Sifat urakan dan kasarnya ditunjukan juga oleh nya.
"Ha... Ha... Ha.., ternyata loe tau juga, tapi gw hebatkan bisa lepas dari tuduhan" ejek Aldo sama Devon
"Jadi laki - laki tuh harus pinter, jangan pake hati loe, pake otak loe buat mendapatkan mangsa loe" ucap Aldo yang teriak - teriak seperti kerasukuan
"Dasar kurang aja" ucap Devon sambil memberikan bogem mentah ke wajah Aldo
Aldo yang tidak terima atas pukulan Devon, membalasnya.
Bug... Bug... Bug... Terdengar baku hantam mereka berdua.
Duel mereka menjadi tontonan gratis buat audience yang ada di ruang sympo tersebut.
Mika yang telah melihat dan mendengar perdebatan mereka, sampai baku hantam yang di lakukan mereka saat ini.
"Sudah cukup, apa kalian tidak punya malu?" teriak Mika dengan derai airmata.
Teriakkan Mika membuat mereka berdua menghentikan baku hantam itu.
Devon yang melihat Mika menangis dan berlari, berusaha mengejarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments