Bab 14
Mika sudah berada di dalam pesawat.
Keinginan besarnya dalam menggapai cita - cita ada didepan mata.
"Semoga aku tidak salah mengambil keputusan" ucap Mika sebelum pesawat yang di tumpanginya take off
Ditempat yang berbeda, Devon mencoba berulang kali menghubungi No HP Mika, tetapi No HP nya masih tidak aktif.
Devon sudah diperjalanan ke RSUD Garut.
Sesampainya di sana Devon bertanya pada bagian Informasi RSUD Garut.
"Mohon maaf pak, dr.Mika sudah tidak praktek lagi di sini, 2 hari yang lalu hari terakhir beliau praktek" penjelas sang petugas RSUD Garut
Devon merasa lemas dengan penjelas petugas tersebut.
Di cek memo pada HP nya, ternyata benar 2 hari yang lalu adalah hari terakhir Mika praktek di RSUD Garut.
Devon langsung melanjutkan pencarian ke panti asuhan Bunda Kasih.
Melihat Bu Leni sedang menyapu di halaman Devon langsung bertanya keberadaan Mika.
" Bu, apakah Mika ada?" tanya Devon
"Mika?, memangnya Mika tidak bilang sama nak Devon kalau Mika mau ke Jerman?" tanya bu Leni
"Tidak" jawab Devon dengan rasa sedihnya
Ketika Devon ingin pergi bu Leni mencegahnya.
"Tunggu nak Devon, ada titipan dari Mika" ucap bu Leni
Bu Leni menyerahkan sebuah kotak pada Devon.
Setelah itu Devon pamit dan melanjutkan pencarian ke Kampus.
Sesampainya di kampus Devon ke bagian adminitrasi Mahasiswa, Devon menanyakan tentang beasiswa diluar negri Mika.
Devon menanyakan nama kampus dan tempat tinggal Mika selama di Jerman.
Setelah mendapat informasi, Devon kembali ke mobilnya.
Didalam mobil Devon membuka kotak yang di beri bu Leni tadi.
Devon terkejut, ternyata Mika mengembalikan HP pemberiannya dan terdapat secarik kertas dalam kotak itu.
Devon membuka dan membacanya:
Dear Mas Devon,
Maaf kepergianku tidak pamit padamu.
Terimakasih atas kebahagian yang kau beri untukku.
Semoga kau bahagia selalu.
Jangan lupa jaga kesehatan.
Salam kangen,
Mika Puteri
Setelah membaca surat itu, Devon semakin merasa bersalah.
Devon langsung memesan tiket ke Berlin, Jerman melalui aplikasi penjualan tiket online.
Tiket penerbangan : CGK,Indonesia - Berlin, Jerman
Name : Tn. Devon Dirgantara
*** : Male
Tetapi Devon baru bisa terbang ke Jerman seminggu lagi karena Visa nya baru di urus orang kepercayaan papa nya.
Hari yang di tunggu pun tiba, semua dokumen telah lengkap.
Devon di antar oleh supir pribadinya.
Devon telah masuk gate Imigrasi untuk cek dokumen, setelah selalui pemeriksaan dokumen kini Devon sudah ada di pesawat.
Pesawat Devon telah take off yang akan membawa terbang selama 16 jam 45 baru sampai di Berlin, Jerman.
Kini Devon telah sampai di Berlin pukul 14:00, pesawat delayed 1 jam 5 menit.
Penerbangan yang membuat Devon lelah.
Devon menunggu jemputan sepupu bule nya.
Selama di Berlin, Devon akan tinggal dengan adik mama nya yang nikah dengan bule Jerman.
Setelah Istirahat sebentar, Devon minta diantar sepupu bule nya ke Medical Faculty di Universitas Heidelberg.
Setelah sampai dikampus itu dengan bantuan sepupu bule nya mereka mencari tau data mahasiswa asal Indonesia yang mengikuti program S2 disana.
Tidak ada nama Mika Puteri.
Mereka melanjutkan pencarian Mika ke rumah singgahnya.
Ternyata Mika disana tidak ada juga.
Selama 3 hari Devon mencari keberadaan Mika di Berlin, tetapi tidak menemukan titik terang apa pun.
Devon merasa sedih, perjalanan jauhnya sia - sia.
"Mika maafkan aku, ku Mohon jangan tinggalkan aku" teriak Devon yang putus asa
Kini Devon telah sampai di Indonesia kembali.
Nita merasa kangen berat dengan Devon.
Sudah 1 minggu ini, Devon tidak pernah menghubunginya.
Bahkan WA dan telepon Nita pernah di respon Devon.
Nita yang khawatir, mencari Devon ke kampus tempatnya mengajar.
"Hai Dev?" sapa Nita saat melihat Devon
Devon tidak merespon nya dan pergi berlalu.
Nita berlari mengejar Devon.
"Dev tunggu aku" ucap Nita
Devon terus berjalan tanpa peduli.
"Dev, kenapa sih kamu?" bentak Nita dengan suara keras
Medengar teriakan Nita membuat devon menghentikan langkahnya
"Turunkan suara mu, aku bukan budak mu"
"Berhenti mengikutiku, kamu hanya masa lalu, dan masa depanku bukan dengan mu"
Mendengar ucapan Devon, membuat Nita sedih dan terluka.
"Kau kejam Devon, dimana Devon yang aku kenal?" tanya Nita
"Aku telah mencintai wanita lain, sayang ku pada mu hanya sebatas teman tidak lebih" ucap Devon
"Bagaimana dengan perasaanku Dev, bukan kah kita saling cinta? " tanya Nita
" Kau salah Nita, Hati dan perasaanku sudah ada yang memiliki, dulu iya aku menyayangimu, tetapi sekarang tidak, ku mohon jangan ganggu hidupku" penjelasan Devon untuk Nita
"Baik lah" ucap Nita
Nita pun pergi meninggalkan Devon dengan hati yang terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments