Bab 3
Mika tumbuh menjadi gadis yang terbiasa dengan masalah yang hampir tiap hari harus dihadapinya.
Bully an teman di kampus dan di tempat kerja sudah biasa, namun kali ini kemalangan Mika berlanjut, saat rekan kerjanya memperolok - oloknya.
Mika yang tidak mau terjadi konflik dengan rekan kerjanya.
Mika memilih diam dan tidak menanggapinya.
Namun diamnya Mika bukan mereda perlakuan mereka tetapi menjadi petaka bagi dirinya.
Mereka semakin geram dengan sikap tidak respon Mika.
Mereka sengaja memancing amarah Mika.
Kebencian mereka karena Pak Edi, pemilik cafe sangat baik dan perhatian pada Mika di banding karyawannya yang lain.
Puncaknya ketika Mika hendak mau mengganti pakaiannya dengan seragam cafe.
"Hei Mika sini kamu, punya jam tidak?" tanya salah satu dari mereka
"Iya, ada apa Mbak" jawab Mika
"Enak ya masuk kerja seenaknya, jangan karena pak Edi memspecialkan kamu, jadi songong ya!" bentak karyawan senior Mika
Mika tidak menjawab lagi ucapan mereka.
Mika takut menambah kemarahan mereka.
Lalu melanjutkan langkahnya ke toilet untuk mengganti seragamnya.
Namun pemikiran Mika bertolak belakang dengan mereka.
Dengan sengaja mereka bertiga menghadang Mika, salah satu dari mereka mendorong badan Mika sekuat-kuatnya kebelakang.
Sehingga Mika terpelanting dan pelipis kirinya membentur pinggiran meja dapur.
Mika merasakan sakit dan perih, ketika tangannya mengusap bagian pelipis yang perih itu, darah segar menetes.
Takut mendapatkan kekerasan lagi, Mika langsung bangkit berdiri untuk menghindari penganiayaan lainnya.
Mika lanjutkan tujuannya, dia masuk toilet dan mengganti dengan seragam cafe.
Mika mencuci muka dengan sabun muka agar tampak lebih segar.
Saat bercermin terlihat mata bengkaknya yang menjadi saksi tangisan Mika tadi pagi dikampus dan kejadian sore ini.
Setelah selesai mengganti seragam, Mika mulai menjalankan tugasnya sebagai pelayan.
Tiba - tiba salah satu dari mereka berbisik ke Mika.
"Hei Mika, awas kamu kalau sampe mengadukan kami ke Pak Edi atau bu manager" ancam mereka
"Iya mbak" jawab Mika
Mika melupakan begitu saja kejadian yang menimpahnya tadi.
Mika dengan cekatan mulai mendatangi meja pengunjung yang ingin memesan makan dan minum atau sekedar minuman saja.
Bercak merah di leher dan tangannya diabaikannya, walaupun banyak pengunjung yang melihat ke arahnya dengan tatapan jijik.
“Mika...Mika....kesini!” perintah bu manager cafe padanya.
“Ya bu, Mika langsung mendatanginya dengan cepat."
“Tolong kamu antarkan pesanan minuman 3 gelas es koktail ini ke meja No 7.” perintah bu Manager
“Mika langsung melaksanakan perintah bu Manager.”
Mika dengan hati - hati membawa nampan yang berisi 3 gelas es koktail itu.
" Permisi Kak, ini pesanannya" ucap Mika dengan senyum
tidak ada jawaban dari ucapan Mika, hanya lirikan dari mereka.
" ih... jijik, koq pelayan kulit kurap bisa diterima" cibir dari mereka, sambil melirik kearah Mika
Kondisi Mika yang sedang dilanda penyakit anehnya, bercak merah di leher dan tangannya membuat Mika mendapatkan bully an dari mereka.
Mika lagi - lagi tidak merespon dan tetap tersenyum kepada pengunjung cafe itu.
Mika mulai menata es koktail di atas meja tersebut.
Ketika tangan Mika sibuk menata tiba- tiba salah seorang gadis di meja No 7 itu berteriak yang memekakkan telinga.
“Hei...apa yang kau lakukan, kau menumpahkan celanaku dengan es koktail ini!!!” ucap sombong sang gadis itu
Mika yang tak merasa melakukan kesalahan hanya terbengong.
Karena memang tidak ada yang tumpah diatas meja No 7.
Cacian dan makian terucap dari mulut gadis itu dan kedua temannya.
Kegaduhan yang terjadi membuat pengunjung lainya terganggu.
Ada dari mereka yang kasihan dengan Mika, tetapi banyak pula yang ikut mencibir Mika.
Melihat keributan itu, bu manager cafe mendatangi kami.
Mika yang terdiam dan syok atas fitnah yang diucapkan pengunjung cafe itu.
Mika sedih atas tuduhan itu, karena dirinya memang tidak melakukannya.
“Mika, ada apa ini?” tanya bu manager
“Iii..tuu bu.” ucap Mika sambil gemetar.
Belum sempat Mika melanjutkan kata-katanya, gadis itu langsung berkata, bahwa Mika menumpahkan es koktail ke celananya.
“Mendengar hal ini, bu manager langsung meminta maaf atas ketidak nyaman yang pengunjung dapatkan.”
Bu manager juga menyuruh Mika untuk meminta maaf pada gadis pembohong itu.
Awalnya Mika enggan mengucapkan permintaan maaf, namun gadis itu mengancam akan memviralkan pelayanan buruk di cafe ini.
Hal ini membuat Mika dengan terpaksa meminta maaf agar tidak semakin luas masalah ini.
" Maafkan atas ketidak sengajaan saya Kak" ucap Mika kepada 3 gadis pembohong itu.
Bu manager juga menggratiskan semua pesanan minuman di meja No 7 , sebagai permohonan maaf dan meminta agar mereka tidak memviralkan berita ini.
Setelah kesepakatan telah disepakati, maka masalah ini di anggap selesai.
Namun tidak dengan Mika.
Bu manager memanggil Mika untuk ke ruangannya.
Kini Mika sudah ada di dalam ruangan bu manager.
"Mika ini untuk mu" ucap bu manager, sambil memberikan amplop putih
"Apa ini Bu? " tanya Mika
" Buka dan bacalah sendiri" perintah bu manager
Dengan perasan cemas dan takut, Mika membuka amplop putih itu dan membacanya.
"Apa, saya mendapatkan Surat peringatan (SP 1) bu?" tanya Mika
"Ya, perbaiki kinerja mu kalau tidak mau mendapat SP selanjutnya!" ucap bu manager dengan tegas
"Baik bu" jawab Mika
Lalu bu manager menyuruh Mika membayar minuman yang di minum pengunjung tersebut.
Harga 1 gelas es koktail 45 ribu.
Mereka memesan 3 gelas, maka Mika harus membayar 135 ribu.
Mika menego sang manager agar penggantian hari ini untuk potong gaji saja.
Namun keinginan Mika ditolak bu manager dengan alasan transaksi per hari harus di closing di hari yang sama.
Mika hanya bisa menelan ludahnya.
Dengan berat hati Mika membayarnya.
Sungguh Mika ingin sekali teriak sekeras - kerasnya untuk meluapkan beban dalam dadanya.
“Mengapa mereka tega membully ku?”
“Mengapa melakukan kekerasan fisik padaku?”
“Mengapa mereka memfitnahku?”
Pertanyaan ini berputar - putar dalam pikirannya.
Mika bekerja tidak fokus seperti biasanya, senyuman yang biasa terbit di bibirnya bagai tenggelam.
Jam telah menunjukkan jam 11 malam.
Jam kerja Mika hari telah berakhir.
Mika yang lelah tertindas memutuskan untuk merubah diri dan sikapnya.
Sepulang kerja dia tidak langsung pulang ke mess karyawan.
Mika pergi ke salah satu butik yang buka 24 jam, disana dirinya membeli beberapa helai pakaian.
Dirinya mengubah cara berpakaian cupunya menjadi lebih modis.
Mika memilih pakaian yang sedang trend dikalangan anak muda zaman now.
Setelah puas berbelanja niat hatinya ingin pulang ke mess, tetapi ditengah jalan ia melihat ada salon yang masih buka walaupun sudah tengah malam.
Dirinya yang ragu, akhirnya memberanikan diri memasuki salon tersebut.
Mika meminta rambut panjangnya ini di potong segi layer pada hair stylist salon itu.
Setelah puas dengan perubahan dirinya Mika pulang ke Mess.
Dirinya bertekat, mulai esok dan seterusnya dirinya tidak ingin dianggap lemah.
Mika yang sekarang adalah Mika cantik, dengan karakter tegas bukan Mika cupu yang lemah.
“Selamat tinggal masa lalukan”, ucap Mika sebelum tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Fina Ina
blom bnyak yang baca yah Thor ,tetap 💪💪💪💪 kedepanya semoga lebih bnyak yang baca .
2022-08-01
0