Bab 2
Masa lalu Mika sayang sering mendapat bully an dari teman - teman di sekolahnya membuat Mika menjadi pendiam dan tertutup.
Sikap Minder Mika membuat dirinya sulit sekali untuk bergaul dengan teman kampusnya.
Hanya Shila seorang yang mau menawarkan pertemanan dengan Mika.
Shila adalah teman pertama yang dia punya, karena selama ini dari SD hingga sekarang tidak ada yang mau berteman dengannya.
Hanya Shila lah yang mau mendekat dengannya.
Latar belakang anak panti menjadi alasan teman - teman sekolahnya menjauh.
Shila adalah gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Awalnya Mika ragu menerima pertemanannya, karena status sosial Shila.
Tutur kata Shila yang halus dan manis membuat Mika percaya padanya.
Sikap Shila yang baiknya berbeda dengan teman temannya yang lain membuatnya menerima pertemanan itu.
Awalnya perteman mereka biasa saja, tetapi makin kemari Shila banyak memanfaatkan kebaikan Mika.
Dia selalu membebankan tugas kuliah kepada Mika.
Mika selalu membantunya, namun lama - kelamaan Mika kewalahan sendiri dalam mengerjakannya.
Karena waktu istirahat yang Mika miliki sangat sedikit.
Sikap Shila yang selalu lembut membuat Mika tidak bisa menolaknya.
Shila selalu membayarkan makan Mika di kantin kampus, Shila juga sering memberikan oleh - oleh ketika pulang liburan.
Shila juga sering memberikan Mika pakaian, tas dan sepatu bekasnya, walaupun bekas tapi kondisinya masih seperti baru.
Sikap perhatian Shila inilah yang membuat Mika sulit menolak keinginan Shila.
Pagi ini Mika ada kuliah Pelajaran Anatomi. Mata kuliah yang sangat disenanginya.
“Hai Mika, kamu tidak lupa tugasku kan?” tanya Shila
“Tentu saja, ini tugasmu” ucap Mika sambil menyerahkan tugas Shila
“Terimakasih Mika, kau adalah benar - benar sahabat terbaikku dan ini untukmu, ucap Shila sambil memberikan sebuah bingkisan ke Mika.”
“Apa ini Shila?” tanya Mika
"Oleh - oleh dari Paris, special untuk mu" jawab Shila
“Kau tidak perlu memberikan ini Shila, jangan membuatku banyak berhutang budi padamu, ucap Mika dengan wajah tertunduk malu.”
“Shila hanya tersenyum menanggapi tolakan Mika.”
Mata Kuliah Anatomi kini telah berlangsung.
Mika sangat serius dalam memperhatikan apa yang di jelaskan dosen yang diam - diam di kaguminya.
Setelah dosen itu selesai menjelaskan, dosen tersebut memberikan tugas kelompok pada mahasiswanya, diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan tugas tersebut.
Lagi - lagi Mika tidak mendapatkan kelompok.
Shila dengan tutur kata manisnya mengajak masuk kekelompoknya.
Sungguh Mika terenyuh dengan kebaikan Shila.
Mika yang telah menjadi bagian kelompok Shila ternyata hanya dimanfaatkan saja.
Semua tugas hanya Mika seorang yang mengerjakan.
Shila dan teman - temannya hanya sibuk bermain Gadget mereka masing - masing.
Waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas itu berakhir, Mika telah menyelesaikannya.
“Apakah sudah selesai tugasnya Mik?” tanya Shila ke Mika
“Tentu saja, siapa yang akan maju untuk mempresentasikan ya?” tanya Mika
“Kamu lah”, jawab serempak Shila dan teman - temannya
Dengan besar hati Mika menjalankan kemauan teman - teman kelompoknya.
Kecerdasan yang Mika miliki membuatnya mudah dalam menjawab pertanyaan dosen yang dikaguminya itu.
Nilai kelompok Shila mendapat Nilai tertinggi dari kelompok lain.
Berkat Mika mereka mendapat nilai sempurna dari dosen Anatomi.
Mata kuliah Anatomi berakhir dan berganti dengan mata kuliah Genetika.
Dosen Genetika sudah masuk ruangan, beliau menjelaskan lalu memberikan tugas ke mahasiswanya.
Mika dengan mudah mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
setelah selesai mengerjakan, Mika ijin ke toilet.
Perutnya yang mulas membuat Mika menghabiskan waktu cukup lama di toilet.
Kini Mika sudah lega, setelah menyelesaikan hajatnya.
Mika telah kembali ke ruangannya.
"Waktu mengerjakan tugas habis" ucap dosen Genetika
"Tolong kumpulkan ke meja saya, tugas anda!" perintah dosen Genetika
seluruh mahasiswa berbondong - bondong mengumpulkan tugasnya.
Mika yang hendak mengumpulkan kebingungan mencari tugas yang dibuatnya itu hilang dari atas mejanya.
“Shil, Apakah kamu melihat tugasku?” tanya Mika kepada Shila
“Aku tidak tau, mungkin kau lupa meletakkannya!” jawab Shila
“Aku tadi menaruhnya di meja ini sebelum aku ijin ke toilet.” penjelasan Mika
“Tapi sungguh aku tidak melihatnya Mik.” jawab Shila pada Mika
Mika tidak menyadari bahwa Shila lah yang telah mengambil lembar tugas miliknya, karena Shila tahu kalau Mika selalu mengerjakan dengan baik.
Dosen tersebut menghitung jumlah lembar tugas dan menyesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang hadir.
“Siapa yang belum mengumpulkan?” tanya dosen
“Semua terdiam, Mika pun diam, karena merasa sudah mengerjakan, tapi kenapa lembar jawabannya hilang.”
“Sekali lagi ,siapa yang belum mengumpulkan?” tanya dosen sekali lagi
“Semua terdiam.”
“Baiklah, kalau tidak ada yang mengaku, bagi yang tidak mengerjakan tugas ini saya kasih nilai E" ucap dosen tersebut
Mika semakin panik, ancaman nilai E membuatnya cemas.
Dengan suara terbata-bata Mika memberanikan diri untuk mengakui bahwa dia belum mengumpulkan.
“Maaaf Bu” ucap Mika sambil gemetar
“Tugas saya hilang, sungguh saya sudah membuatnya, sewaktu sebelum saya ijin ketoilet saya sudah menyelesaikan dan meletakan di atas meja saya, tetapi setelah kembali lembar jawaban tugas saya sudah tidak ada” ucap Mika dengan air mata yang tertahan
“Huuuuuuu....suara riuh teriakan menyorakkan Mika."
“Diam...diam... tolong anda semua diam” ucap sang dosen
“Kenapa anda diam saja, saat saya menanyakannya beberapa kali?” ucap sang dosen
“Maaf, saya sedang berusaha mencarinya” jawab jujur Mika
“Alasan saja, saya tidak mau excuse apapun” ucap sang dosen
“Tolong beri saya kesempatan bu, berikan saya waktu, besok pagi saya akan menyerahkan tugas saya bu, Mika memohon pada sang dosen.”
“Tidak bisa” ucap dosen dengan lantang sambil meninggalkan ruangan
Mika hanya bisa terdiam, airmata yang ditahan perlahan menetes di pipi mulusnya.
Teman - teman mahasiswa lainnya mulai mencibirnya, banyak kata - kata yang membuat hatinya terluka.
Shila datang mendekati Mika bagaikan Dewi penolong.
“Sudahlah Mika jangan menangis lagi” ucap Shila dengan lembut
“Tapi Shil, sungguh aku sudah membuatnya” ucap Mika dengan linangan airmata
Masalah ini membuat Mika tertekan, ancaman nilai E membuat Mika semakin cemas.
Penyakit aneh Mika yang dideritanya selama ini kambuh.
Leher dan tangan Mika telah dipenuhi bercak merah, rasa gatal dan panas telah dirasakan Mika.
Mika yang tak tahan dengan gatal melandanya, membuat Mika menggaruk dengan keras dibagikan tubuh gatalnya.
Sekarang bukan lagi rasa gatal dan panas yang di rasakan Mika, rasa perihpun dirasakannya.
Kuku tajamnya telah membuat goresan di bagian leher dan tangannya.
“Mika,Apakah kau baik- baik saja?” tanya Shila dengan lembut
“Mika hanya menggelengkan kepalanya tanda dia sedang tidak baik.”
“Mika, kita ke kantin yuk!” ajak Shila
“Maaf Shil, aku tidak bisa.” tolak halus Mika.
Mika kembali melanjutkan aktifitas lainnya. Mika menunggu angkot didepan kampusnya.
Angkot yang biasa mengantarkan dirinya ke cafe tempat dirinya bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Fina Ina
author aku mohon maaf stiker ular itu kepencet tidk senganja.🙏🏼🙏🏼🙏🏼, ❤️
2022-08-01
0
Fina Ina
kasihn mika,,💪💪🐍thor
2022-08-01
1