Pagi hari Cyra bangun seperti biasa, lebih pagi dari pada Naqi. Cyra menatap Naqi untuk sekejap, meskipun di hatinya belum ada perasaan cinta atau suka terhadap Naqi, tetapi tidak memungkiri untuk perasaan nyaman dan merasa dilindungi pasti ada, itu semu Karena kebaikan Naqi.
"Aku harus membatasi hatiku mulai saat ini, aku harus tahu bahwa kamu bukanlah untuk aku. Kamu milik orang lain, yang Alloh memberi kesempatan sejenak kamu berada disisiku." gumam Cyra di dalam hati sembari menatap Naqi yang tengah terlelap dalam tidurnya.
Cyra bangun dari tidurnya dengan pelan agar tidak mengganggu Naqi yang masih tidur. Ia lalu membersihkan dirinya dan dilanjutkan dengan melakukan kewajibanya sebagai seorang muslim. Cyra memang anak yang cukup taat beribadah, meskipun dia dibesarkan dari keluarga yang kurang taat dalam beribadah, tetapi dari para maid cira banyak mengetahui ajaran agama yang keluarganya tidak pernah ajarkan. Bahkan untuk mengaji dan sebagainya Cyra banyak belajar dari para maid yang kebetulan bisa mengaji. Tanpa rasa malu Cyra meminta maid tersebut mengajarinya mengaji dan mencari tahu kewajiban seorang muslim dan lain sebagainya.
Setelah menjalankan sholat subuh, Cyra bergegas kedapur, ia akan menyiapkan sarapan buat Naqi, kini hari-harinya lebih berwarna, dan lebih bersemangat.
Naqi terbangun ketika ia mencium harum dari masakan yang Cyra olah. Dia terbangun pukul enam pagi, melihat kesamping ketempat Cyra tidur, seperti biasa ia sudah tidak lagi melihat Cyra ditempatnya tidur.
"Sebenarnya dia bangun jam berapa? Kenapa jam sepagi ini udah tercium wangi masakan?" batin Naqi.
Naqi bangun dan menuju kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu ia turun menuju dapur ia lihat Cyra tengah asik memasak, tangan-tanganya dengan lincah memotong setiap sayur yang akan ia olah.
"Kamu bangun jam berapa?" tanya Naqi pada Cyra yang tengah asik memotong sayur.
"Ya Alloh, kenapa Mas Naqi udah bangun?" tanya balik Cyra sembari mengelus dadanya yang kaget karena kedatangan Naqi.
"Ditanya ko tanya balik." ledek Naqi sembari tersenyum manis terhadap Cyra.
"Oh iya, sampe lupa belum jawab, hehhee..... sebenarnya aku bangun tadi jam empat, karena suntuk nggak ada kegiatan jadi aku masak buat sarapan ajah." jawab Cyra, tak lupa Cyra menunjukan senyum terbaiknya.
"Sepagi itu, kenapa nggak lebih siangan ajah, nanti malah kamu kecapean, jangan merasa aku adalah majikan yang harus kamu layani, sehingga kamu akan bangun lebih pagi buat meyiapkan segala keperluan majikanmu." papar Naqi yang tidak suka ketika Cyra selalu menganggapnya sebagai majikan dan dia sebagai pembantu di rumah ini.
"Apaan sih Mas, aku terbiasa bangun pagi bukan karena semata-mata untuk menyiapkan sarapan dan pekerjaan lainya. Aku bangun pagi jam empat, karena sudah biasa buat sholat subuh, dan ketika sudah selesai dengan kewajiban utamaku, maka aku lebih memilih untuk menyiapkan sarapan, karena kalo mau tidur lagi juga udah nggak bisa. Lagian kalo kita banyak kerja dipagi hari badan kita kan jadi lebih sehat." jelas Cyra sembari menunjukan otot-ototnya bak binaragawan yang tengah memamerkan ototnya.
Naqi merasa tergerak hatinya, ketika Cyra menyinggung kewajiban seorang muslim. Ia memang seorang muslim dan kakeknya memiliki darah timur tengah, bahkan ia pernah sekolah islam, tetapi ia sering lalai dalam menjalankan kewajibanya. " Bahkan aku malah hampir lupa kapan aku melakukan kewajiban sebagai seorang muslim." bantin Naqi, ia merasa iri terhadap Cyra yang terbiasa bangun pagi untuk melaksanakan kewajibanya. Sedangkan dia dijam segitu masih terlelap dalam tidurnya.
"Kalo gitu ada yang bisa aku bantu?" tanya Naqi sembari mendekat kearah Cyra.
Pertanyaan Naqi mampu membuat Cyra terkejut dan langsung menoleh kearah Naqi di sampingnya. " Mas Naqi serius bisa bantu Cyra, ini pisonya tajem loh nanti kena tangan malah berdarah lagi." ucap Cyra memperingatkan Naqi.
"Ya kalo belum coba, mana tau bisa atau tidak bisanya untuk membantu kamu melakukan kerjaan itu," jawab Naqi sembari menunjuk kesayur yang akan Cyra potong.
"Sebaiknya Mas Naqi tunggu disana ajah deh, aku takut nanti Mas bakal terluka karena membantuku." balas Cyra yang mencemaskan Naqi dan menyarankan untuk duduk menunggunya di,tempat duduk, di mini bar yang ada disamping dapur.
"Wah kamu secara tidak langsung meremehkan aku." sungut Naqi, sembari menatap dalam kearah Cyra.
"Bukan meremehkan gitu, hanya aku takut sajah. Ya udah deh kalo Mas Naqi mau coba bantu, ini Mas bisa bantu memotong sayur ini, bentuknya seperti yang aku contohin. Biar aku siapkan bumbu buat tumis cap caynya." ujar Cyra sembari dengan telaten menunjukan cara untuk memotong sayur.
"Sini biar aku buktikan, masa seorang Abqari Naqi Ralf, tidak bisa memotong sayur." ucap Naqi dengan menyombongkan diri.
Cyra pun memberika sayur yang belum selesai ia memotongnya. Sementara dia melanjutkan untuk membuat bumbu, untuk tumis cap cay. Sebelumnya ia sudah memasak menu ikan gurame saus asam manis.
Naqi dengan sangat pelan dan berhati-hati mengupas wortel dan memotongnya, Cyra yang melihatnya pun sempat tersenyum geli, tetapi Cyra akui Naqi memang pantang menyerah, buktinya ia bisa membuktikan bahwa dia bisa memotong sayur-sayur itu dengan ukuran yang Cyra ajarkan. Namun, ketika sayur tinggal memerapa lagi akan selesai, karena Naqi yang merasa sudah semakin jago untuk memotongnya semakin cepat meniru Cyra yang apa bila memotong sayur sudah bak chef profesional.
"Aduh...... huhuhu.... tanganku luka kenap piso." pekik Naqi kaget, ketika tanganya teriris piso, ketika ia tengah asik melakukan aksi memotong sayur bak chef handal.
Cyra yang tengah menyiapkan peralatan untuk memasak, mengira awalnya Naqi hanya meledeknya, karena sebelumnya Naqi semepet berkata hal serupa dan ketika Cyra mendekat hendak membantu dan mengobatinya, ternyata Naqi justru tertawa terbahak-bahak, karena sudah berhasil mengerjai Cyra. Maka ketika Naqi melakukan hal serupa Cyra tetap cuek dan masih melanjutkan kegiatanya.
"Cyra coba kamu carikan aku kotak P3K di laci." titah Naqi sembari memegangi tangan yang luka dan darah sudah menetes ke lantai. Naqi yang memang pobia sama darah ketika melihat hal itu pun, badanya sudah terkulai lemas.
"Astagah Mas Naqi kenapa?" tanya Cyra mulai panik ketika melihat kearah Naqi dan ia tengah meringis menahan sakitnya.
Tanpa pikir panjang Cyra menarik Naqi kearah wastafel dan mencuci tangan yang berdarah. Naqi hanya bisa memejamkan matanya, karena lemas melihat darah. Setelah luka Cyra cuci, lalu Cyra memasukan tangan yang teriris kedalam mulutnya, Cyra menghisap darah dari luka Naqi agar tidak keluar lagi.
"Kamu kenapa melakukan itu Cyra? Apa kamu tidak jijih?" tanya Naqi kaget ketika Cyra melakukan hal yang menjijihkan buatnya.
#Buat teman-teman bantu share yuk, biar ceritanya makin banyak yang baca...🙏🙏🙏
...****************...
#Terimakasih buat yang udah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak yah.❤
# Mampir juga kekarya Othor yang satunya yah "Beauty Cloads" ceritanya nggak kalah seru loh...❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
RATNA RACHMAN
🤣🤣🤣 Naqi lebay...
2022-11-15
0
Bunda Surya
Pasti nanti blang u 1 poin lgi kebaikan cyra
2022-10-12
1
Indri_Iin
Naqi liat darah ajah takut kena piso dikit ajah langsung nyerah....hahahaha...
2022-06-29
2